Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategi
Dosen Mila Badriyah, S.E., M.M
Disusun oleh,
1183070010
Segalapuji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah swt yang telah member
rahmat tanpa batas dari-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaplikasian
Pengambilan Keputusan Dalam Perusahaan"
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
1............................................................................................................................................PENDAHU
...........................................................................................................................................1
1.1. LatarBelakangMasalah...........................................................................................1
1.2. RumusanMasalah....................................................................................................1
1.3. TujuanPenelitian.....................................................................................................1
2. PEMBAHASAN.............................................................................................................2
2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan.......................................................................2
2.2. Proses Pengambilan Keputusan Strategik...............................................................2
2.3. Strategi Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan..............................................7
2.4. Cara Perumusan Pengambilan Keputusan .............................................................12
3. PENUTUP....................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LatarBelakangMasalah
Di dalam hidup kita, semua hal memerlukan sebuah proses. Semua
hal itu tidak bisa secara instan bisa kita dapatkan. Begitu pula
dalam membuat suatu keputusan. Keputusan tidak bisa secara tiba-
tiba datang begitu saja. Keputusan dalam hal
pembuatan/pengambilannya memerlukan beberapa proses ataupun
tahapan.
Proses itu bisa terjadi secara singkat maupun terjadi dalam kurun
waktu yang relatif lama dan memerlukan analisis panjang. Suatu
keputusan yang bersifat stratejik adalah keputusan yang dibuat
melalui suatu proses yang panjang, rumit, dan melibatkan banyak
pihak. Dengan demikian, suatu proses yang berisi langkah-langkah
potensial harus selalu dipertimbangkan dalam membuat
keputusan-keputusan strategik.
Dalam pembahasan kali ini akan dibahas sedikit mengenai proses
pengambilan keputusan strategik. Di dalam proses tersebut terdiri
dari beberapa fase, mulai dari fase pengidentifikasian hingga fase
yang terakhir yaitu fase implementasi.
1.2. RumusanMasalah
1. Apa Pengertian Pengambilan Keputusan ?
2. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan Strategis ?
3. Bagaimana Strategi Pengambilan Keputusan dalam
Perusahaan ?
4. Bagaimana rumusan pengambilan Keputusan ?
1.3. TujuanPenulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen strategi
2. Untuk mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan
3. Untuk mengetahui pengaplikasian pengambilan keputusan
dalam suatu perusahaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
I.2. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju
mundurnya suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu
organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan
sekarang. Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi.
2
selalu saja lahir berdasarkan dari proses yang memakan waktu,
tenaga, dan pikiran hingga akhirnya terjadinya suatu pengkristalan
dan lahirlah keputusan tersebut.
3
masalah.Sesudah penyebab masalah itu dideteksi, barulah proses
pengambilan keputusan diteruskan.
2. Fase pengembangan
Setelah masalah dirumuskan dengan baik dan diketahui faktor-
faktor penyebabnya, kita masuk pada fase pengembangan. Fase ini
merupakan fase yang paling banyak menguras sumber daya, baik
berupa tenaga, waktu, pikiran, dan dana. Dalam fase ini
manajemen eksekutif puncak melakukan peranan yang sangat
penting, yaitu menjelajah lingkungan (to scan the environment),
baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
Kemahiran para pengambil keputusan dalam menganalisis dan
mendeteksi faktor-faktor stratejik dilingkungan organisasi akan
menentukan bobot dari suatu keputusan stratejik.
4
mengintegrasikan semua faktor stratejik yang sempat dideteksi
dalam lingkungan internal dan lingkugan eksternal. Hal ini disebut
analisis SWOT.
3. Fase penyelesaian
Fase penyelesaian meliputi peninjauan ulang tujuan dan sasaran
jika dianggap perlu, perumusan alternatif-alternatif stratejik,
penetapan alternatif terpilih berdasar prioritas, dan pengesahan
atas alternatif terpilih. Alternatif terpilih ini sesudah disahkan,
5
menjadi keputusan stratejik, dan itulah strateji organisasi untuk
suatu aspek kehidupan atau aktivitas organisasi tertentu.
6
anggaran, waktu, serta sumber daya-sumber daya lain secara
efisien.
c. Kemampuann memonitor
Meliputi penggunaan informasi yang efisien untuk memperbaiki
atau menyelesaikan berbagai masalah yang timbul dalam proses
implementasi.
d. Kemampuan mengorganisasikan
Kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi informal
dalam rangka menyesuaikan diri dengan berbagai masalah yang
mungkin terjadi.
Setelah suatu strategi diimplementasikan, tahap berikutnya dalam
proses manajemen strategi adalah tahap pengendalian strategi.
Pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen.
Menurut Stoner dan Freeman, pengendalian adalah proses utuk
memastikan bahwa aktivitas keluarnya sesuai dengan aktivitas
yang direncanakan.
7
atlet terkenal untuk menarik minat konsumen. Selain itu untuk
menekan biaya yang besar, Nike membeli sepatu dari supplier
Asia. Para pekerja Asia yang terkenal murah bisa menekan harga
yang ditawarkan supplier sehingga Nike bisa membeli dengan
harga yang lebih murah.
8
kebutuhan mereka terutama kepada sektor informal, ataupun
perusahaan lainnya, sehingga mengefisienkan dan meminimalisir
ongkos produksi.
ANALISIS
Strategi Nike dalam membuat image yaitu dengan mensponsori
seorang atlet atau suatu klub olahraga sehingga akan timbul image
bahwa Nike dipakai oleh para atlet terkenal, hal ini tidak dilakukan
oleh saingannya seperti Reebok yang justru hanya mensponsori
suatu event olahraga saja. Disinilah pembuktian kekuatan merek
dagang. Banyaknya masalah ataupun konflik yang terpublikasi,
tidak akan membuat kosumen beralih ke merek lain. Hal ini karena
ikatan psikologis antara Nike dengan konsumen fanatiknya telah
terjadi, selebihnya, biarlah konsumen yang menilai.
Krisis yang dialami Nike pada tahun 1983 tak lepas dari proses
pertumbuhan organisasi. Menurut Lary Greiner ada 5 tahap
pertumbuhan organisasi, 1) kreativitas, 2) pengarahan, 3)
pendelegasian, 4) koordinasi, dan 5) kerja sama. Nike mengalami
krisis disaat tahap pendelegasian dimana Knight tidak melakukan
9
kontrol yang ketat sehingga keputusan bawahannya membawa
dampak bagi Nike. Knight kemudian melakukan terobosan kilat
untuk membentuk kembali brand image dari Nike. Menurut Agyris
“intervensi merupakan suatu aktivitas masuk ke dalam sistem
relationship yang berjalan, baik diantara individu, kelompok,
maupun organisasi, dengan tujuan membantu menuju suatu
perubahan yang sukses” Dalam intervensi, terkadang perlu
mendatangkan konsultan dari luar organisasi, tetapi intervensi
terbanyak dapat dilakukan oleh managemen internal. Apa yang
dilakukan oleh Knight merupakan intervensi dari manajemen
internal. Marketing differentiation strategy mencoba menciptakan
kesetiaan para pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan
tertentu secara khusus. Organisasi tersebut mencoba menciptakan
kesan yang menguntungkan bagi produk-produknya melalui iklan,
segmentasi pasar, dan harga yang bersaing. Hal tersebut salah satu
strategi yang dilakukan oleh Knight dengan menciptakan produk
baru sesuai kebutuhan konsumen yang tidak lepas dari image olah
raga.
10
kualitas yang sama tetapi berbeda harga. Dari sudut pandang
pekerja hal ini bisa menjadi sebuah ancaman tersendiri. Pekerja
akan dituntut untuk bekerja lebih giat demi untuk meningkatkan
jumlah produksi sehingga bisa terjadi para pekerja bekerja di luar
jam kerja yang semestinya. Dengan adanya kebijakan dari Nike
yang berhak memutuskan kerja sama bila supplier menaikkan harga
terlalu tinggi dapat mengakibatkan supplier menggunakan tenaga
kerja anak-anak agar biayanya lebih murah. Isu ini muncul di
Pakistan, bahwa Nike mengambil sepatu dari Pakistan yang dibuat
oleh anak-anak pekerja di bawah umur.
11
Bowerman jugalah yang memiliki ide untuk memberi karet pada
lintasan lari. Pada awalnya Bowerman beserta Knight menjual
sepatu yang dibuat oleh Bowerman menggunakan latex, leather,
glue dan waffle iron istrinya. Saat itu mereka memproduksi 330
pasang sepatu.
Cara Wirausaha
Cara Adaptif
12
agen pemerintah bahkan sejumlah perusahaan besar juga
menggunakan cara ini.
Cara Perencanaan
13
sebaiknyamempunyai ide yang layak dan jelas mengenai misi dan
tujuan perusahaan, tetapi dalam pengembangan strateginya,
memilih untuk menggunakan “proses interaktif dimana organisasi
melihat masa yang akan datang, melakukan eksperimen, dan
belajar dari sebagian (inkremental) komitmen daripada melalui
perumusan global dari keseluruhan strategi”. Pendekatan tersebut
akan menjadi lebih berguna ketika lingkungan berubah secara
cepat, dan sebelum melakukan strategi khusus untuk perusahaan
secara keseluruhan, perusahaan perlu membuat konsensus serta
mengembangkan sumber daya yang diperlukan.
14
PENUTUP
I.4. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwasanya dalam
hal penentuan sebuah keputusan harus benar-benar tepat, agar
sejalan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Selain
mempercepat sekaligus mempermudah proses pengambilan
keputusan, tepatnya penentuan sebuah keputusan juga dapat
menghemat sumber daya, baik itu tenaga, pikiran, maupun waktu.
15
DAFTAR PUSTAKA
16