Anda di halaman 1dari 4

Rekonsiliasi bank adalah suatu skedul informasi yang menjelaskan

setiap perbedaan antara catatan bank dan catatan kas nasabah, jika
perbedaan tersebut hanya berasal dari transaksi yang belum dicatat
oleh bank, maka catatan bank nasabah (pesusahaan penyetor)
dianggap benar. Tetapi jika beberapa bagian dari perbedaan itu
berasal dari pos – pos lain, maka catatan bank atau perusahaan harus
disesuaikan

Tujuan Rekonsiliasi Bank


Ada pula beberapa tujuan rekonsiliasi bank bagi perusahaan. Beberapa tujuan tersebut bisa
anda simak sebagai berikut :

 Untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan bank yang belum
tercatat oleh perusahaan.
 Untuk memeriksa apakah penggunaan dana sudah melewati batas yang ditentukan
atau tidak.
 Sebagai internal control atas pengelolaan dana kas apakah sudah optimal atau belum.

Rekonsiliasi Bank terdiri dari dua bagian yaitu:


- Saldo Rekening Koran

adalah laporan transaksi dan saldo rekening tabungan nasabah pada bank. Lebih
singkatnya rekening koran dapat di katakan sebagai aktivitas rekening anda baik itu
laporan tabungan, transfer uang, debit atau kredit atau seluruh aktivitas yang anda
lakukan di rekening tersebut.

1. Kegunaan rekening koran

 Rekening koran di perlukan bank sebagai bukti untuk menunjukkan bahwa anda benar
memiliki penghasilan atau memupunyai arus kas
 Sebagai contoh saat anda mengajukan KPR untuk membeli rumah, rekening koran
tersebut selalu di butuhkan dan menjadi salah satu parameter apakah permohonan
kredit anda di setujui atau tidak.

- Saldo Catatan Perusahaan (nasabah)

1. Penerimaan kas melalui bank (inkaso)


Bank melakukan penerimaan kas (misalnya dari piutang/wesel tagih) untuk
dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan,
2. Biaya administrasi bank
Biaya-biaya yang dibebankan oleh bank kepada perusahaan,
3. Pendapatan bunga atau jasa giro
Bunga yang diberikan bank kepada perusahaan atas saldo rekeningnya,
4. Cek kosong dari konsumen atau debitur (cek yang tidak cukup dananya)
Cek yang diterima perusahaan kemudian disetorkan bersama-sama dengan uang tunai
ke bank, akan tetapi dikembalikan bank karena tidak cukup dana (not sufficient fund).
5. Cek yang dikembalikan kepada penyetor dengan alasan lain
Cek yang dikembalikan dengan alasan-alasan :
(1). rekening penarik cek telah ditutup,
(2). cek telah daluarsa,
(3). tandatangan yang tercantum pada cek tidak sah,
(3). terdapat kesalahan dalam penulisan cek.
2.1 Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian Intern dapat disamakan dengan “Manajemen Control”, yaitu suatu


sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengawasi/mengendalikan perusahaan. Dalam pengertian Pengendalian Intern meliputi :
Struktur Organisasi, formulir-formulir dan prosedur pembukuan dan laporan (Administrasi),
budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya.

2.2 Tujuan Pengendalian Internal

            Tujuan pengendalian internal adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa :

1. Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis

Pengendalian internal dapat melindungi asset perusahaan dari pencurian, kecurangan,


penyalahgunaan, atau kesalah penempatan.

2. informasi bisnis akurat

Informasi yang akurat sangat penting untuk menjalankan perusahaan dengan sukses.
Perlindungan asset serta informasi yang akurat sering kali berjalan beriringan.

3. karyawan mematuhi hokum dan peraturan yang berlaku

Perusahan harus patuh pada hokum, peraturan, serta standar pelaporan keuangan yang
berlaku.

 Elemen-Elemen Dalam Pengendalian Internal

Manajemen bertanggung jawab merancang dan menerapkan lima elem pengendalian internal
untuk mencapai tujuan pengendalian internal. Elemen-elemen tersebut adalah :

1. Lingkungan Pengendalian
2. Pengendalian Internal
3. Prosedur Pengendalian
4. Pengawasan
5. Informasi dan Komunikasi

Kas Kecil (Petty Cash)

Dalam perusahaan, transaksi pengeluaran uang begitu banyak. Ada


pengeluaran uang yang jumlahnya relatife kecil dan ada pula pengeluaran
yang jumlahnya relatife besar. Uang tunai yang di sediakan untuk
pengeluaran yang jumlahnya relatife kecil di sebut Kas Kecil atau Petty
Cash. Contohnya membeli perlengkapan seperti alat tulis, materai dan
sebagainya.
Ada dua metode untuk membukukan kas kecil yaitu :

1. Metode Dana Tetap (Imprest Method)


2. Metode Fluktuasi (Fluktuation Method)

Anda mungkin juga menyukai