Anda di halaman 1dari 4

PRESS RELEASE

“NGAJI UNTUK BANGSA”:


Kekuatan dalam Perbedaan

Islam adalah agama rahmat bagi alam semesta. Ajarannya mencakup ibadah, akhlak dan etika yang
membawa kebaikan dan kesejukan bagi seluruh manusia di bumi. Islam hadir menjadi petunjuk bagi
seluruh manusia, secara genetik dan ciri fisik tidak sama, namun dengan ini melahirkan ekses sebuah
keberkahan, yaitu perbedaan.

Perbedaan dalam perspektif Islam adalah sebuah keniscayaan. Apalagi setiap orang tumbuh dalam
ruang lingkup yang berbeda-beda. Pendidikan, pergaulan, kondisi sosial, dan budaya memiliki peran
penting dalam membentuk pikiran manusia. Karenanya, Islam menganjurkan untuk selalu menghargai
perbedaan pendapat, bahkan perbedaan agama sekalipun, harus dihargai.

Namun keberkahan akan perbedaan akan terjegal oleh kedangkalan pengetahuan terhadap ajaran Islam
itu sendiri. Apabila kita berkaca terhadap sejarah hukum Islam dan belajar darinya, dalam menentukan
satu hokum, Ulama satu dengan Ulama lain dimungkinkan berbeda pendapat, meskipun ayat dan hadits
yang digunakan sama. Maka kita melihat bagaimana berbagai macam madzhab fikih yang digunakan
ummat Islam di berbagai negara muslim.

Implikasi kedangkalan pengetahuan terhadap perbedaan adalah fanatisme dalam beragama. Sehingga
dapat dimungkinkan Tafsir terhadap Islam dimonopoli oleh kelompok tertentu, sehingga jika ada tafsir
yang berbeda, maka akan dianggap salah. Kemudian dalam tataran sosial, hal ini terverbalkan, lantaran
tidak terbiasa dengan perbedaan, muslim dengan muslim saling mengafirkan dan menganggap orang
yang beda pendapat dengannya murtad dan sesat.

Di Indonesia saat ini, NU dan Muhammadiyah bisa dijadikan dua contoh ormas yang cukup berhasil
dalam mengelola perbedaan pendapat. Dua Ormas terbesar di Indonesia pada mulanya juga tidak
terlepas dari konflik perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat antara kedua ormas, disikapi dengan
cara bijak dan saling menghargai. Keduanya, lebih mengutamakan kepentingan nasional, ketimbang
memperparah jurang perbedaan di antara masing-masing ormas.
Pengalaman NU dan Muhammadiyah dalam mengelola perbedaan menarik untuk didiskusikan,
meskipun punya paham yang beda, tapi hal itu tidak membatasi keduanya untuk saling bekerjasama
dalam membangun NKRI. Dengan belajar dari kedua ormas tersebut mengenai sikap saling menghargai
dan toleransi terhadap perbedaan, maka diharapkan ukhuwwah (persatuan) umat dapat diperkokoh
yang pada gilirannya akan memperkokoh dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.**

Bangsa sejahtera adalah bangsa berdaya secara ekonomi. Bangsa yang melahirkan wirausahawan
tangguh dan berdaya saing, mampu berkompetisi dalam kancah lokal, nasional maupun global.

Untuk dapat melahirkan wirausahawan yang tangguh tersebut maka wirausahawan-wirausahawan


Indonesia haruslah dibekali pengetahuan dan wawasan yang memadai untuk dapat berkompetisi di
dalam pasar yang ada. Pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen yang baik, atau mengenai
pengelolaan keuangan perusahaan yang baik, atau mengenai stategi pemasaran yang baik, atau
mengenai bagaimana memiliki akses terhadap perbankan dan lain-lain adalah contoh pengetahuan dan
wawasan yang harus dimiliki oleh wirausahawan kita.

Tidak terkecuali, bahwa hal yang harus dimiliki oleh wirausahawan kita adalah pengetahuan dan
wawasan mengenai pengalaman atau kisah sukses dari wirausahawan lain yang telah lebih dahulu
sukses. Pengalaman mengenai jatuh bangun dari bisnis yang telah sukses itu tentu akan menjadi
pengalaman yang sangat berarti bagi para wirausahawan tersebut. Hal ini akan menjadi inspirasi yang
sangat berarti bagi mereka dan akan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka dalam
berkompetisi.**

Di usia PUSDAI Jabar akan genap 22 tahun, tepat di tanggal 22 Desember 2019 nanti. Di usia ini
mungkin dipandang dewasa bagi seseorang, tapi bagi PUSDAI harusnya sudah sangat dewasa, karena
PUSDAI Jabar tidak pernah menjadi anak-anak. Sehingga Milad Pusdai Jabar menjadi sebuah
Momentum, dan kesempatan dalam mengevaluasi peran dan fungsinya sebagai Islamic Centre dalam
skala Jawa Barat.

Islamic Centre dapat dibayangkan seperti fungsi masjid pada zaman Rasulullah Saw. Untuk masa
sekarang, Islamic Centre dapat dikatakan sebagai penjabaran secara luas terhadap fungsi masjid atau
disebut dengan masjid “plus” (+, ++, +++ dan seterusnya). “Plus”-nya bergantung dari kemampuan
pengelola Islamic Centre dalam menjabarkan pemahaman agama ke dalam program kegiatan;
kesanggupan pengelola dalam mewadahi kebutuhan masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai Islam;
serta visi dan misi pengelola dalam memberdayakan Islamic Centre yang tentunya sejalan dengan Visi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, “Jabar Juara Lahir Batin”

s a t P e r a d a b a n I s la
P u t K e b u d a y a a n Is m
sa fo r m a s i Is la m
P u s a t In la m
P u t P e n g k a jia n Is
a d i d i k a n la
us t P en I
a t P e r ib a d a s m
Pu P

a
la
Pu s

m
s

ta n

Is la m ic C e n te r M A S J ID +1+2+3+4+5+6

Momentum saat ini menjadi kesempatan besar bagi Pengurus PUSDAI Jabar dalam memberikan
pemahaman yang benar secara kelembagaan terkemas dalam rangkaian kegiatan dakwah Islamiyah
yang terkemas di peringatan MILAD PUSDAI Jabar ke-22 Tahun, nanti. Insya Allah kegiatan telah dibuka
secara resmi di tanggal 2 Desember 2019 mengetengahkan tema kegiatan “Bersama Berdakwah
Membangun Ummat Juara Lahir Batin”, diawali dengan kegiatan Parade Dakwah, kemudian khitanan
Massal Tanggal 23 Desember 2019 dan “Muhasabah Akhir Tahun” bekerjasama dengan H.U. Republika
di tanggal 31 Desember 2019 lalu.

Puncak kegiatan berada di awal Bulan Januari 2020, tanggal 7 Januari 2020 besok di Gedung Serba Guna,
merupakan hasil kerjasama dengan Medco Foundation yang mensuport penuh kegiatan ini dengan
mengusung kegiatan “NGAJI UNTUK BANGSA”, Untuk itu Harapan besar kami adalah dengan kegiatan
ini menjadi salah satu Program Dakwah yang berkesinambungan dan memberikan alternatif solusi
permasalahan sosial saat ini. Kegiatan tersebut di antaranya adalah:

1. Lomba Shalawat 53 group Majelis Taklim se-Jawa Barat, yang dimulai pada pukul 07.00 wib
sampai 15.00 wib sebagai pembuka acara Puncak Milad PUSDAI Jabar ke-22.
2. Seminar Pemberdayaan Ekonomi Ummat dengan Tema: “Revitalisasi Peran Masjid dalam
Pemberdayaan Ekonomi Ummat. In syaa Allah akan dilaksanakan pukul 16.00-18.00 wib dengan
mengetengahkan Pemateri dari Pondok Pesantren Al Intifaq Kab. Bandung, Ustdaz Irawan.
3. Terakhir akan ditutup dengan kegiatan “Ngaji Untuk Bangsa” yang menghadirkan dua Tokoh
Islam Nasional dan Jawa Barat, yaitu Ketua Umum PB NU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA. dan
Ketua PP Muhammmadiyyah Prof. Dr. KH. Dadang Kahmad, M.Si. yang insyaa Allah akan dibuka
oleh Gubernur Jawa Barat, H. Moch. Ridwan Kamil. Dimeriahkan Pula dengan Penampilan Sajian
Hiburan Musik Religi dari Komunitas Musisi Mengaji dengan menampilkan penyanyi Kikan
Namara, Candil dan Panji Sakti.

Insya Allah seluruh rangkaian kegiatan peringatan tersebut adalah sebuah wujud dari tanda syukur atas
segala nikmat di usia PUSDAI Jabar ke-22 tahun. Dan menjadi wujud nyata sebagai penyeru kepada
kebaikan, pelayan ummat dalam beribadah, dan pemakmur rumah-rumah Allah. Sebagaimana Allah
berfirman dalam surat At Taubah ayat 18, “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah:18). Wallâhu A‘lam bish
Shawâb.[]

Anda mungkin juga menyukai