Anda di halaman 1dari 5

Luvizea. https://luvizhea.

com/kaki-bengkak-setelah-melahirkan-edema-postpartum/

Kaki bengkak setelah melahirkan (Edema


Postpartum)
Salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu pasca melahirkan adalah pembengkakan
pada bagian betis hingga tungkai kaki, yang mungkin pembengkakan tersebut lanjutan dari
kondisi yang sudah ada sebelumnya (terutama ketika hamil tua), atau bisa jadi ibu baru
mengalaminya selepas masa persalinan, atau dalam istilah medis kondisi ini masuk dalam
kondisi Edema Postpartum.

Dalam kondisi Edema Postpartum, yang mengalami pembengkakan ini bukan hanya terjadi
pada daerah kaki saja, melainkan seluruh tubuh (terutama pada bagian wajah serta tangan)
juga bisa mengalami pembengkakan, atau orang jawa menyebutnya dengan istilah Sembab.

Apakah kondisi Edema Postpartum (Kaki bengkak)


berbahaya bagi ibu yang baru melahirkan?
Berbahaya atau tidaknya kondisi ini sebenarnya lebih ditentukan oleh penyebab yang
mendasarinya. Penyebab kaki bengkak setelah melahirkan bisa bermacam-macam. Hal ini
bisa merupakan kondisi yang normal terjadi maupun kondisi yang harus diwaspadai oleh ibu
karena berhubungan dengan masalah kesehatan.

Namun demikian sebagian besar kondisi ini adalah kondisi yang normal adanya, tidak perlu
dikhawatirkan, karena akan kembali pulih (mengecil) dengan sendirinya. Hanya saja kondisi
ini dapat merusak pengalaman pertama ibu dalam mengurus bayi yang baru saja dilahirkan.
Bagaimana tidak ukuran kaki yang tidak proporsional ini sering membuat ibu susah untuk
menggerakkan kaki karena beratnya yang juga ikut bertambah, sehingga mengganggu
kenyamanan dalam ibu mengurus dan berinteraksi dengan bayinya.

Penyebab terjadinya Edema Postpartum (Kaki Bengkak)


Pada dasarnya kaki bengkak disebabkan oleh adanya beberapa perubahan dalam tubuh karena
proses kehamilan dan kelahiran, atau bisa jadi kondisi tersebut akibat komplikasi dari riwayat
penyakit tertentu.

Produksi cairan yang berlebih dan faktor hormonal selama masa kehamilan

Saat hamil, tubuh ibu memproduksi lebih banyak cairan (termasuk sel darah merah), serta
produksi hormon Estrogen dan Progesteron juga akan semakin meningkat untuk mendukung
dan mempertahankan kehamilan yang sedang berlangsung.

Jumlah (volume) cairan ini bisa meningkat hingga 50 persen lebih banyak dibanding ketika
ibu sedang tidak hamil. Dan salah satu efek peningkatan hormon ini adalah mempertahankan
cairan tersebut agar tidak semakin berkurang, karena hormon ini dapat menyebabkan retensi
cairan dalam tubuh.

Namun yang menjadi masalah, tidak semua volume darah dan cairan yang banyak ini keluar
selama proses persalinan. Dan hormon yang meningkat tersebut juga tidak segera menurun
setelah proses persalinan selesai. Sehingga kombinasi antara volume cairan yang masih
banyak dalam tubuh disertai dengan retensi cairan akibat perubahan hormonal, bisa membuat
bagian tubuh tetap bengkak setelah melahirkan. Dan bagian tubuh paling bawah (kaki) akan
mengalami pembengkakan yang lebih parah akibat adanya gaya gravitasi.

Tekanan akibat pembesaran rahim saat trimester akhir kehamilan

Saat memasuki trimester ketiga kehamilan, pembesaran rahim dapat menekan pembuluh vena
di kaki, sehingga aliran darah balik dari kaki ke jantung menjadi terhambat. Apalagi Ligamen
atau Jaringan ikat pada saat kehamilan menjadi lebih longgar untuk mempermudah proses
persalinan nantinya, hal ini menjadi alasan mengapa terjadi penumpukan cairan di bagian
tubuh bagian bawah (terutama pada bagian betis dan tungkai kaki) pada saat kehamilan,
bahkan bertahan atau semakin menjadi setelah melewati masa persalinan.

Akibat dari proses persalinan yang dilakukan

Selain akibat perubahan tubuh selama proses kehamilan, Edema Postpartum dapat juga
disebabkan oleh proses melahirkan secara normal. Hal ini terjadi karena saat proses
persalinan ibu diharuskan untuk mengejan. Sedangkan saat mengejan tersebut, akan terjadi
peningkatan tekanan ke berbagai area tubuh, sehingga bisa menyebabkan cairan tubuh
menumpuk pada bagian tubuh tertentu (seperti wajah, kelopak mata, lengan, dan kaki)
sehingga pada area tersebut akan tampak bengkak.

Namun demikian, walau ibu melahirkan dengan jalan Operasi Caesar, ibu masih dapat
mengalami Edema Postpartum ini. Hal ini karena saat persalinan, ibu akan mendapatkan
suplai cairan dari Infus selama proses Caesar berlangsung. Dengan begitu cairan dalam tubuh
juga akan semakin meningkat dan cenderung menumpuk dalam tubuh sehingga menyebabkan
Edema Lokal.

Komplikasi penyakit saat masa kehamilan dan persalinan

Pre-eklampsia adalah gangguan kehamilan yang sering terjadi, ditandai oleh tekanan darah
tinggi (Hipertensi) dan kandungan protein yang tinggi dalam urin membuat ginjal terganggu
atau tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga membuat cairan dapat
menumpuk di kaki dan mengakibatkan pembengkakan.

Selain itu, keluhan kaki bengkak bisa saja berhubungan dengan gangguan riwayat penyakit
diabetes, ginjal, jantung, Hipoalbuminemia (kekurangan protein dalam darah), gangguan
pembengkuan darah, dan lain sebagainya. Bila ibu memiliki riwayat penyakit tersebut,
bengkak kaki setelah melahirkan perlu di waspadai.

Cara Mengatasi Edema Postpartum (Kaki bengkak)


setelah melahirkan
Seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas, Edema Postpartum (termasuk: Kaki dan
tangan bengkak, wajah tembem) ini sebenarnya adalah hal yang normal dan umumnya akan
mereda dengan sendirinya, dalam waktu kurang lebih 10 hari sejak masa persalinan.

Dalam waktu beberapa hari, tubuh ibu akan kembali meregulasi kelebihan cairan selama
masa kehamilan tersebut dengan berbagai proses alami yang dilakukan oleh ginjal, baik itu
melalui urin maupun keringat. Ini yang membuat ibu terkadang lebih sering untuk Buang Air
Kecil atau berkeringat setelah melahirkan. Dan tentu saja proses ini tidak akan mengganggu
proses menyusui maupun kesehatan ibu secara keseluruhan.

Baca juga: Mengatasi payudara bengkak saat masa menyusui.

Untuk mempercepat proses ini dan agar Edema Postpartum tidak menjadi lebih parah berikut
beberapa tips cara mengatasi kaki bengkak pasca melahirkan.

Atur posisi kaki dengan benar

Pastikan kaki Ibu mendapat istirahat cukup dengan tidak berdiri sepanjang hari dan hindari
duduk dengan menyilangkan kaki karena berisiko menghambat peredaran darah. Selain itu,
hindari juga duduk dengan bagian kaki yang menggantung karena juga bisa menyebabkan
bengkak lebih parah pada bagian kaki tersebut.

Bila tiba-tiba kaki terasa begitu kencang baik saat sedang duduk maupun sedang tiduran.
Sebaiknya letakan ganjalan untuk menyangga kaki agar posisi telapak kaki menjadi lebih
tinggi daripada pinggul (ketika sedang duduk) atau lebih tinggi daripada jantung (ketika
sedang berbaring). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi
pembengkakan.

Lakukan pemijatan atau Akupuntur

Pemijatan bagian kaki juga bisa dilakukan bila ibu tidak mengalami kaki bengkak yang
terlalu parah. Selain itu, cara ini sebaiknya tidak dilakukan bila bengkak yang terjadi
tergolong parah atau terasa sakit saat disentuh. Mintalah suami ibu untuk memijat lembut
kaki yang bengkak, mulai dari bawah ke atas. Namun ingat, hindari pemijatan yang kuat
sehingga menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada area yang di pijat.

Ibu juga bisa melakukan terapi Akupuntur untuk mengurangi kaki bengkak setelah
melahirkan yang biasa dilakukan dalam pengobatan China. Berbeda dengan pemijatan yang
bisa meminta bantuan pada suami, terapi Akupuntur ini harus dilakukan oleh ahli yang sudah
berpengalaman. Dengan menggunakan jarum khusus Akupuntur, maka akan merangsang
titik-titik pada tubuh agar dapat membantu meningkatkan aliran darah dan fungsi ginjal
menjadi lebih baik.

Perhatikan pola makan baik saat hamil maupun pasca melahirkan

Dengan mengkonsumsi makanan sehat yang tepat, tentu hal ini dapat memberikan energi
yang dibutuhkan tubuh setelah proses persalinan yang melelahkan, selain itu dapat mensuplai
gizi untuk masa menyusui, serta dapat mencegah berkembangnya Edema Postpartum.
Sebenarnya dengan melakukan diet sehat (mengkonsumsi makanan sehat) sejak masa
kehamilan, risiko kaki bengkak setelah persalinan dapat di minimalisir. Diet sehat tersebut
meliputi:

1. Mengkonsumsi makanan mengandung karbohidrat kompleks.


2. Mengkonsumsi makananmengandung protein rendah lemak, seperti daging ayam,
telur, dan kacang.
3. Mengkonsumsi makanan kaya serat untuk menghindari sembelit, seperti buah-buahan
dan sayur-sayuran.
4. Mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang dapat membantu kerja ginjal, yaitu
makanan yang kaya akan vitamin C dan E, seperti jeruk, brokoli, kubis, tomat, dan
kacang almond.

Selain itu, sebaik ibu juga kurangi asupan garam pada makanan yang di konsumsi. Apalagi
bila kaki bengkak tersebut diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan terhadap
riwayat penyakit Hipertensi atau Pre-eklampsia yang mungkin ibu alami.

Kenapa demikian? Karena garam bisa membuat ginjal menahan cairan di dalam tubuh,
sehingga pembengkakan akan terus berlanjut bila hal ini tidak diperhatikan secara serius.
Selain itu konsumsi garam pada penderita Hipertensi juga akan berpengaruh pada jantung
untuk bekerja lebih cepat sehingga akan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Kandungan
garam yang banyak dalam darah juga dapat merusak pembuluh darah dan Arteri dalam
jantung sehingga bisa meningkatkan risiko Stroke dan penyakit jantung.

Dan pengurangan dari penggunaan garam yang dimaksud Luvizhea.com disini adalah untuk
semua jenis garam, jadi bukan hanya garam dapur yang biasa digunakan untuk memasak saja,
melainkan juga pembatasan kandungan pada jenis garam lain yang biasa digunakan pada
produk makanan olahan atau makanan kaleng seperti Natrium Klorida (NaCl) dan Sodium
karbonat, termasuk penyedap masakan yang sering ibu gunakan seperti MSG (Monosodium
Glutamat). Selengkapnya bisa dibaca pada: Pantangan makanan untuk penderita Hipertensi.

Minum air putih minimal 8 gelas sehari

Memang terdengar aneh, ingin mengatasi kaki bengkak setelah melahirkan (yang identiknya
disebabkan oleh penumpukan cairan) tapi malah disuruh banyak minum, apakah hal tersebut
tidak membuat kaki tambah bengkak, karena cairan dalam tubuh semakin bertambah?
Namun pada kenyataannya minum banyak air putih ini dapat membantu tubuh membuang
kelebihan cairan yang tersimpan dalam tubuh, karena hal ini mendukung ginjal untuk selalu
sehat dan melakukan fungsinya dengan baik. Selain itu dengan banyak minum air putih,
maka dapat membantu tubuh membersihkan (menetralkan) racun dalam tubuh yang dapat
memicu komplikasi setelah melahirkan, termasuk yang menyebabkan pembengkakan pada
kaki.

Merendam kaki dengan air hangat atau dengan air garam

Ibu juga bisa merendam kaki dengan air hangat yang sudah dicampur dengan minyak
esensial. Merendam kaki dengan air hangat dan minyak esensial juga bisa meningkatkan
sirkulasi darah, meredakan ketegangan otot kaki, mencegah varises, menghilangkan pegal-
pegal, serta bersifat menenangkan.
Bila dikonsumsi berlebih, garam dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh sehingga
memperparah kondisi Edema Postpartum. Namun bila penggunaanya untuk merendam kaki,
justru sebaliknya, dapat mengatasi kondisi Edema Postpartum. Hal ini disebabkan garam
memiliki kandungan mineral yang membantu mengurangi kelelahan dan mengurangi
pembengkakan yang terjadi.

Jangan menahan hasrat untuk Buang Air Kecil

Biasanya, kebanyakan ibu yang baru saja melahirkan, terutama mereka yang menempuh
persalinan normal, rela menahan hasrat untuk Buang Air Kecil (Pipis) dengan alasan takut
Jahitan Episitomi tidak kering-kering dan akan terasa perih.

Justru hal tersebut akan membuat kondisi Edema Postpartum akan semakin lama pulih,
karena proses metabolisme tubuh terhambat. Parahnya lagi dengan menahan untuk Buang Air
Kecil tersebut juga dapat menyebabkan Infeksi Saluran Kencing (ISK). Jadi jangan pernah
menunda untuk Buang Air Kecil.

Lakukan olahraga ringan

Olahraga ringan seperti yoga atau berjalan-jalan ringan di sekitar rumah dapat membantu
mengurangi bengkak pada kaki setelah melahirkan, karena dengan berolahraga mampu
meningkatkan sirkulasi darah.

Kapan kondisi Edema Postpartum (Kaki bengkak) harus


dibawa ke Dokter?
Meski Edema Postpartum (Kaki bengkak) merupakan hal yang normal dan umumnya tidak
berbahaya, namun sebaiknya Ibu memeriksakan diri ke Dokter bila mengalami:

 Pembengkakan kaki yang tidak kunjung mereda selama lebih dari satu minggu,
 Pembengkakan yang diiringi sakit kepala yang sangat parah dan nyeri pada kaki,
 Disertai juga gangguan penglihatan,
 ibu sering mual dan muntah,
 Volume urin menurun drastis,
 Ibu merasa sakit perut pada bagian perut atas,

Karena bisa jadi kondisi ini merupakan gejala Potspartum Pre-eklampsia akibat riwayat
Hipertensi yang ibu miliki.

Selain itu waspadai juga pembengkakan yang hanya terjadi pada salah satu kaki atau
pergelangan kaki dan disertai rasa nyeri yang tidak tertahankan. Hal ini dapat gejala dari
terbentuknya gumpalan darah yang menghambat aliran pembuluh darah vena, atau bisa jadi
gejala dari Deep Vein Thrombosis (DVT).

Anda mungkin juga menyukai