Meski bisa
dirasakan kapan pun, tetapi umumnya keluhan ini terjadi saat hamil tua. Tahu cara mengatasinya
dapat membantu mengusir ketidaknyamanan yang muncul.
Nyeri panggul ini dikenal sebagai symphysis pubis dysfunction (SPD) atau pelvic gridle pain (PGP).
Umumnya, nyeri panggul ini tidak membahayakan ibu hamil maupun janin. Namun, gejala ini dapat
menambah ketidaknyamanan kala beraktivitas.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan keluhan nyeri panggul saat hamil, mulai dari:
Kepala janin yang menekan area sekitarnya (kandung kemih, pinggang, atau panggul).
Produksi hormon relaksin semasa kehamilan yang membuat jaringan penyokong persendian
(ligamen) melunak.
Artikel lainnya: Mati Rasa dan Kesemutan Hal Biasa Saat Hamil?
Karakteristik nyeri panggul saat hamil adalah terasa seperti kram saat haid dan nyeri pada area
kemaluan, disertai nyeri punggung, serta juga dirasakan di area panggul dan anus. Hal ini juga dapat
menandakan mulut rahim yang mulai matang dan membuka, yang merupakan awal dari proses
persalinan.
Meski disebut sebagai nyeri panggul, tetapi keluhan ini dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Misalnya saja ke area kemaluan, punggung belakang, area antara anus dan vagina (perineum), paha,
hingga perut.
Kemudian, intensitas nyeri bisa bertambah bila melakukan gerakan-gerakan tertentu, seperti
berjalan, naik turun tangga, berpakaian (terutama saat memakai rok atau celana yang harus berdiri
pada satu kaki), berbalik posisi saat tidur, atau saat menggerakkan kaki secara terpisah (misalnya
saat keluar dari mobil).
Kondisi yang Membuat Ibu Hamil Lebih Rentan Mengalami Nyeri Panggul
Ada beberapa faktor risiko yang membuat seorang wanita lebih mungkin mengalami nyeri panggul,
seperti:
Nyeri yang dialami bisa sangat mengganggu aktivitas harian ibu hamil. Namun, jangan khawatir
karena keluhan ini bisa diatasi dengan langkah-langkah ini.
Tetap Aktif
Ibu hamil harus tetap aktif bergerak dan berolahraga, misalnya dengan yoga atau senam khusus
kehamilan.
Olahraga air seperti senam air atau berenang juga disarankan, begitu juga dengan senam Kegel yang
dilakukan setiap hari untuk melatih kekuatan otot dasar panggul.
Misalnya dengan sabuk untuk menyokong perut. Fungsinya adalah untuk mengurangi beban perut
yang membesar pada panggul.
Selain itu, gunakan alas kaki yang nyaman dan aman saat dipakai. Jenis yang dianjurkan adalah
sepatu beralas datar yang dapat menyokong kaki dengan baik.
Kenali keluhan Anda dan jangan memaksakan diri untuk beraktivitas, karena bisa jadi Anda malah
memperburuk kondisinya.
Bila mengalami nyeri, hentikan aktivitas untuk sementara waktu dan istirahatlah. Jika nyeri panggul
frekuensinya cukup sering, maka pertimbangkan untuk membatasi aktivitas. Minta bantuan atau
delegasikan tugas kepada orang lain jika mungkin.
Saat beraktivitas, cari posisi yang paling nyaman. Misalnya, berbaring miring saat tidur, duduk saat
berpakaian, naik tangga satu demi satu secara perlahan, mendekatkan kedua lutut saat akan keluar
mobil, dan sebagainya.
Lakukan Pemijatan
Ibu hamil juga bisa melakukan pemijatan kehamilan untuk mengurangi keluhan nyeri otot. Carilah
terapis profesional yang memang spesifik menangani wanita hamil.
Mandi dengan air hangat atau kompres dingin pada area yang terasa nyeri juga dapat membantu
mengatasinya. Kompres hangat juga bisa diselipkan di punggung, bokong, atau kaki untuk
membantu meringankan rasa sakit.
Terapi Akupunktur
Akupunktur dapat membantu meringankan nyeri panggul tanpa konsumsi obat-obatan. Sebuah
penelitian di “The American Journal of Obstetrics & Gynecology” melaporkan bahwa terapi alternatif
ini dapat meredakan nyeri punggung dan nyeri panggul pada ibu hamil.
Sering kali, nyeri panggul tak bisa benar-benar hilang hingga persalinan nanti. Namun, tujuh cara di
atas bisa membantu mengatasi nyeri panggul yang mendera. Perhatikan, bila nyeri disertai demam,
terus-terusan, tidak hilang walau sudah istirahat, disertai sensasi terbakar saat berkemih, pusing dan
mual, terjadi perdarahan atau keluarnya cairan berwarna kehijauan dari vagina, segera temui dokter.
Ibu bisa saja mengalami nyeri panggul saat hamil terutama memasuki trimester tiga. Nyeri panggul
adalah salah satu keluhan yang umum, selain kaki bengkak, kaki kram, dan morning sickness. Nyeri
panggul pada ibu hamil tentunya dapat membuat Anda tidak nyaman. Yuk, cari tahu selengkapnya
tentang gejala dan cara mengatasinya melalui artikel berikut!
Nyeri panggul pada ibu hamil sangatlah wajar terjadi. Ini biasanya Anda alami seiring membesarnya
ukuran perut, terutama pada trimester ketiga kehamilan.
Mengutip dari Cleveland Clinic, sekitar 8 dari 10 ibu hamil mengalami nyeri panggul saat hamil tua.
Namun, kondisi ini tidak perlu perawatan khusus dan hanya perlu istirahat cukup. Jadi, ini adalah
kondisi normal yang terjadi pada ibu hamil.
Mengutip dari NHS, sakit panggul memang menjadi keluhan ibu hamil. Namun, kondisi ini tidak
mengganggu perkembangan janin.
Menurut National Clinical Trial, nyeri panggul terdiri dari beberapa jenis yaitu:
pelvic girdle pain (PGP) yaitu nyeri yang meliputi seluruh area panggul dan pinggang, dan
Rasa nyeri ini bisa terjadi kapan saja mulai dari awal kehamilan sampai setelah melahirkan.
Beberapa wanita hamil merasakan keluhan nyeri yang lebih sering saat memasuki usia kehamilan 30
minggu.
Beberapa tanda dan gejala nyeri panggul pada ibu hamil adalah merasakan sakit pada beberapa
bagian tubuh, seperti:
bagian atas tulang kemaluan sejajar pinggul,
terkadang ibu merasa atau mendengar bunyi ‘klik’ pada area panggul.
Pada beberapa kondisi, rasa sakit pada panggul akan semakin parah ketika ibu melakukan beberapa
aktivitas, misalnya:berjalan,naik turun tanggaberdiri dengan satu kaki seperti saat akan memakai
celana, dan membalikkan badan di tempat tidur.
Mungkin ibu hamil khawatir tidak bisa melahirkan secara normal melalui vagina karena kondisi nyeri
panggul. Namun, pada kenyataannya, sejumlah ibu yang mengalami sakit panggul selama masa
kehamilan masih bisa melahirkan dengan cara tersebut.
Melansir studi pada jurnal BMJ Open, pada kasus nyeri panggul yang parah, Anda mungkin akan sulit
untuk bangun dari kursi bahkan kesulitan berjalan.
Ibu hamil juga sulit melakukan pekerjaan rumah tangga karena rasa nyeri yang datang secara tiba-
tiba saat bergerak.
Ini karena kondisi tersebut bisa saja diakibatkan oleh berbagai faktor, baik pada saat hamil maupun
sebelum hamil.
Beberapa hal yang dicurigai sebagai penyebab nyeri panggul pada wanita antara lain berikut.
Kondisi-kondisi di atas dapat dialami oleh siapapun. Mungkin saja Anda sudah mengalaminya
sebelum hamil sehingga menyebabkan nyeri yang semakin parah pada saat hamil.
Namun, bisa pula penyebab nyeri panggul baru terjadi pada saat Anda hamil. Kondisi ini bisa saja
disebabkan oleh hal-hal berikut.
Seiring usia kehamilan yang semakin tua, ibu akan semakin sering mengalami nyeri panggul.
Ini karena ukuran perut yang membesar mengubah postur tubuh Anda dan terjadi pergeseran pusat
gravitasi tubuh.
Kondisi ini juga mengganggu keseimbangan saat hamil dan memberikan tekanan yang lebih besar
pada otot panggul.
2. Pengaruh hormonal
Pada saat hamil, tubuh melepaskan sejumlah hormon yang berperan untuk mempersiapkan Anda
menuju persalinan.
Beberapa hormon seperti progesteron dan relaksin dapat menyebabkan ligamen Anda melunak.
Tujuannya agar tulang panggul Anda dapat membuka pada proses persalinan normal sehingga bayi
bisa dikeluarkan.
Proses pelunakan ligamen ini sering kali mengakibatkan rasa nyeri pada area panggul saat hamil.
Faktor saja yang meningkatkan risiko Anda mengalami nyeri panggul saat hamil?
Meski kondisi ini cukup umum, ada beberapa faktor yang membuat ibu hamil memiliki risiko
mengalami sakit panggul saat hamil, seperti:
Nyeri panggul berfokus pada area selangkangan, bawah perut dekat pusar, tulang kemaluan, sampai
area dekat vagina.
Bila merasakan nyeri panggul, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan observasi gejala yang ibu
alami.
Mengutip dari Australian Journal of General Practice (AJGP) dokter akan mendiagnosis berdasarkan
lokasi nyeri dengan melakukan beberapa gerakan.
Dokter akan meminta ibu berbaring lalu menggerakan kaki untuk menemukan titik nyeri pada
panggul.
Lewat gerakan ini, dokter akan melakukan observasi pada titik nyeri panggul ibu. Berikut gerakan
pemeriksaannya:
Bila ibu merasa sangat sakit saat melakukan gerakan ini, kemungkinan mengalami nyeri panggul.
Segera konsultasikan ke dokter bila mengalami salah satu atau beberapa gejala yang sudah
disebutkan sebelumnya.
Ini penting agar ibu bisa mengurangi rasa sakit dan menghindari rasa tidak nyaman dalam waktu
yang lama.
Meskipun kondisi ini merupakan hal yang wajar dan tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan
aktivitas Anda terganggu.
Jika hal ini terjadi sebaiknya konsultasikan ke dokter agar diberi penanganan yang tepat.
Bila perlu, dokter akan merujuk Anda ke fisioterapis untuk menjalani terapi fisik (fisioterapi).
Terapi tersebut dapat membantu meringankan rasa nyeri, menguatkan otot, dan menjaga
keseimbangan sendi.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba cara-cara berikut untuk mengatasi nyeri panggul saat hamil.
1. Tetap bergerak
Meski gerakan bisa memicu nyeri, bukan berarti harus berbaring sepanjang hari. Ibu bisa tetap
bergerak dengan hal-hal yang ringan dan mudah.
Ambil contoh, saat bangun tidur tidak langsung duduk, tetapi miringkan tubuh ke kanan atau ke kiri
terlebih dahulu.
Kemudian gunakan tangan sebagai tumpuan agar bisa mendorong tubuh ke posisi duduk.
Tidak perlu aktif yang berlebihan, tetap lakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya saja, kurangi
melakukan gerakan secara tiba-tiba yang bisa memicu sakit panggul saat hamil.
Melansir Mayo Clinic, akupuntur dapat Anda lakukan untuk meredakan nyeri panggul saat hamil.
Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait efektivitas dan keamanan cara ini.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda berhati-hati.
Sebagai alternatif, Anda juga bisa mencoba pijatan untuk melemaskan otot yang kaku akibat nyeri
panggul saat hamil.
Selain pijatan, Anda bisa mencoba semacam sabuk atau korset khusus untuk ibu hamil guna
memberikan efek tekan pada area panggul yang sakit.
Saat ibu merasa nyeri pada area panggul, coba mengompresnya dengan air hangat.
Mengutip dari University of Rochester Medical Center, air hangat bisa membuat aliran darah lebih
lancar dan mengurangi kekakuan sendi.
Suhu air hangat bisa membuat pembuluh darah lebih lebar. Ini membuat aliran darah dan oksigen
lebih mudah mencapai area yang sakit.
Jika memungkinkan, cobalah untuk merendam tubuh dalam air hangat di bathtub. Selain membantu
mengatasi nyeri panggul saat hamil, cara ini juga dapat membuat Anda lebih rileks.
Selain memanfaatkan air hangat, Anda juga bisa mencoba kompres air dingin untuk meredakan nyeri
panggul saat hamil.
Mengutip The Royal Women’s Hospital, Anda bisa menaruh sebongkah es batu pada area yang sakit,
kemudian diamkan sekitar 20 sampai 30 menit.
Lakukan kegiatan ini setiap 2 sampai 3 jam. Gunakan selembar kain atau plastik es untuk mengalasi
kulit agar tidak bersentuhan langsung dengan es.
Studi dari Kosin Medical Journal menyatakan bahwa konsumsi suplemen antioksidan dapat
membantu meringankan nyeri pada panggul.
Selain itu, jika rasa sakit yang Anda alami sangat menyulitkan, Anda bisa minum obat anti nyeri yang
aman untuk ibu hamil seperti parasetamol.
Namun, sebaiknya berkonsultasilah lebih dulu ke dokter bila Anda ingin mengonsumsi suplemen
atau obat apapun.
Setelah melakukan pemeriksaan, kemungkinan dokter akan merujuk ibu ke fisioterapis dengan
spesialis sendi panggul kebidanan.
Tujuannya untuk mengurangi nyeri panggul saat hamil. Berikut perawatan yang akan ibu lakukan
dengan fisioterapis.
Latihan untuk memperkuat otot dasar panggul, perut, punggung, dan pinggul.
Melakukan gerakan untuk posisi persalinan dan berhubungan seks yang nyaman.
Masalah dan nyeri pada panggul cenderung tidak akan langsung membaik setelah bayi lahir.
Namun, perawatan dari fisioterapis bisa memperbaiki dan mengurangi rasa nyeri selama kehamilan.
Melansir National Clinical Trial, untuk mencegah agar rasa nyeri panggul tidak semakin parah saat
hamil, cobalah tips-tips berikut.
Lakukan aktivitas yang membuat Anda nyaman dan hindari gerakan yang memperparah rasa nyeri.
Hindari berdiri dengan satu kaki, usahakan duduk saat memakai rok atau celana.
Saat menaiki tangga, dahulukan kaki pada sisi tubuh yang tidak sakit.
Hindari aktivitas yang hanya menggunakan satu sisi tubuh seperti meraih benda, duduk menyilang
kaki, dan memanggul tas di sebelah badan.
Saat berhubungan seks selama hamil, lakukan dalam posisi tubuh menyamping atau berlutut.
Sistem muskuloskeletal adalah sistem biologis yang terdiri dari kerangka tubuh (rangka) dan otot-
otot yang menunjang pergerakan tubuh. Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang terdiri dari otot,
jaringan ikat, saraf, serta tulang dan sendi. Sistem ini berperan penting dalam gerakan tubuh. Oleh
karena itu, bila sistem muskuloskeletal terganggu, kemampuan dalam bergerak dan melakukan
aktivitas pun bisa terganggu.
Dengan adanya sistem muskuloskeletal, tubuh dapat bergerak dan menjalani berbagai aktivitas,
seperti berjalan, berlari, berenang, hingga sesederhana mengambil suatu benda.
Sistem muskuloskeletal juga berperan dalam membentuk postur dan bentuk tubuh serta melindungi
berbagai organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati.
Sistem muskuloskeletal tersusun dari berbagai bagian dan jaringan tubuh, yaitu:
1. Tulang
Tulang merupakan salah satu bagian utama dalam sistem muskuloskeletal yang berfungsi untuk
menopang dan memberi bentuk tubuh, menunjang gerakan tubuh, melindungi organ-organ tubuh,
serta menyimpan mineral kalsium dan fosfor. Orang dewasa umumnya memiliki sekitar 206 tulang.
Tulang terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar tulang memiliki tekstur keras dan terbuat dari
protein, kolagen, serta berbagai macam mineral, termasuk kalsium.
Sementara itu, bagian dalam tulang memiliki tekstur yang lebih lembut dan berisi sumsum tulang,
yaitu tempat diproduksinya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah.
2. Sendi
Sendi merupakan sambungan antara kedua tulang. Sendi ada yang bisa digerakkan, tetapi ada juga
yang tidak.
Sendi yang tidak bisa digerakkan contohnya adalah sendi yang terdapat di lempengan tengkorak.
Sedangkan, sendi yang bisa digerakkan meliputi sendi jari tangan dan kaki, siku, pergelangan tangan,
bahu, rahang, panggul, lutut, dan pergelangan kaki.
3. Otot
Ada tiga jenis otot yang merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal, yaitu otot rangka, otot
jantung, dan otot polos.
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan sendi. Otot ini bisa meregang dan
berkontraksi saat tubuh bergerak, seperti saat berjalan, menggenggam benda, atau saat mengubah
posisi tubuh, misalnya menekuk dan meluruskan lengan atau kaki.
Sementara itu, otot polos adalah jenis otot yang terdapat pada organ-organ tubuh, misalnya saluran
cerna dan pembuluh darah. Aktivitas otot polos diatur oleh saraf otonom, sehingga mereka dapat
bekerja secara otomatis.
Sama seperti otot polos, otot jantung juga bekerja secara otomatis dalam memompa darah ke
seluruh tubuh, tetapi struktur jaringan otot ini mirip dengan otot rangka.
Di saluran pencernaan, otot polos bertugas untuk menggerakkan usus agar makanan dan minuman
bisa dicerna, kemudian dibuang sebagai kotoran. Pada pembuluh darah, otot polos bertugas untuk
mengatur aliran darah dengan cara melebarkan atau menyempitkan pembuluh darah.
4. Tulang rawan
Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang menutup sendi. Selain berada di antara sambungan
tulang, tulang rawan juga ada di hidung, telinga, dan paru-paru.
Tulang rawan memiliki struktur yang kokoh, tetapi lebih kenyal dan lentur, tidak seperti tulang
rangka. Tulang rawan bertugas untuk mencegah tulang dan sendi saling bergesekan serta menjadi
peredam fisik saat tubuh mengalami cedera.
5. Ligamen
Ligamen adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dan sendi. Ligamen terdiri atas serat
elastis yang tersusun dari protein. Jaringan ikat ini berfungsi untuk menopang sendi, seperti lutut,
pergelangan kaki, siku, dan bahu, serta memungkinkan pergerakan tubuh.
6. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat tebal dan berserat yang berfungsi untuk menghubungkan otot ke tulang.
Tendon terdapat di seluruh tubuh, mulai dari kepala, leher, hingga kaki.
Ada banyak jenis tendon dan salah satunya adalah tendon Achilles, tendon terbesar di tubuh.
Tendon ini menempelkan otot betis ke tulang tumit dan memungkinkan kaki serta tungkai untuk
bergerak. Sementara itu, tendon rotator cuff di bahu berfungsi untuk menunjang gerakan bahu dan
lengan.
Ketika Anda hendak menggerakkan tubuh, otak akan mengirimkan sinyal melalui sistem saraf untuk
mengaktifkan otot rangka.
Setelah menerima impuls atau rangsangan dari otak, otot akan berkontraksi. Kontraksi otot ini akan
menarik tendon dan tulang untuk membuat tubuh bergerak.
Sedangkan untuk mengendurkan otot, sistem saraf akan mengirimkan pesan ke otot agar
mengendur dan rileks. Otot yang rileks akan berhenti berkontraksi, sehingga gerakan tubuh akan
ikut terhenti.
Kelainan bentuk tulang, misalnya akibat cedera, osteoporosis, penyakit degeneratif, kelainan
genetik, dan tumor atau kanker
Gangguan persendian, seperti radang sendi, robekan ligamen, bursitis, dislokasi sendi, nursemaid
elbow, dan nyeri sendi
Gangguan pada sendi lutut, meliputi cedera meniskus dan robekan pada ligamen lutut
Masalah pada otot, misalnya otot robek, atrofi otot, cedera hamstring, dan sarcopenia atau
berkurangnya massa otot akibat penuaan
Penyakit autoimun, misalnya rheumatoid arthtiris, vaskulitis, ankylosing spondylitis, dan lupus
Agar sistem muskuloskeletal bisa tetap berfungsi dengan baik, Anda perlu menjaga kesehatan sistem
ini dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Caranya adalah sebagai berikut:
Lakukan olahraga secara rutin, misalnya dengan berjalan santai, berenang, latihan beban, yoga, atau
pilates.
Perbaiki postur tubuh, yaitu dengan membiasakan diri untuk duduk dan berdiri tegap.
Jaga berat badan tetap ideal untuk mengurangi tekanan berlebih pada tulang dan sendi.
Konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama makanan yang mengandung kalsium, protein, dan
vitamin D, untuk menjaga tulang tetap kuat.
Selain itu, Anda juga perlu rutin menjalani pemeriksaan kesehatan (check-up) ke dokter untuk
memantau kondisi sistem muskuloskeletal. Pemeriksaan ini penting dilakukan, terutama pada orang
yang sudah berusia lanjut karena lebih berisiko mengalami masalah tulang, seperti osteoporosis.
Sistem muskuloskeletal memiliki peran yang sangat besar dalam gerak tubuh dan kemampuan untuk
beraktivitas. Selain itu, terhambatnya gerakan dapat menyebabkan gangguan kesehatan tubuh
secara umum.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami keluhan yang berkaitan dengan sistem muskuloskeletal,
seperti nyeri saat bergerak atau otot terasa kaku, segera periksakan diri ke dokter.
Kehamilan merupakan kondisi fisiologis yang normal terjadi pada seorang wanita. Kehamilan
ditandai dengan adanya pertumbuhan janin. Perubahan biomekanik, fisiologis dan struktural dapat
menyediakan lingkungan yang sesuai untuk nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan ibu untuk proses kelahiran. Perubahan ini dimediasi oleh hormon progesteron,
relaxin, dan estrogen. Hormon-hormon ini dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dengan
mengubah struktur jaringan ikat dan meningkatkan mobilitas sendi kapsul, segmen tulang belakang
serta struktur sendi panggul. Pertambahan berat badan selama kehamilan mengubah kontur tubuh,
bagian depan perut menjadi menonjol bersama dengan lordosis lumbal yang berlebihan sehingga
mengubah cara berjalan wanita hamil dan menyebabkan peningkatan frekuensi jatuh dan nyeri
punggung bawah sebanyak 50% (A Hamdan, A Mohammed Saeed, & Allawi, 2014).
Kehamilan dapat menyebabkan perubahan seluruh sistem tubuh wanita akibat
meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta sehingga terjadi keseimbangan baru dan
adaptasi ibu. Perubahan yang paling besar terjadi pada sistem genetalia perempuan, karena
merupakan tempat tumbuh-kembangnya hasil konsepsi yang terus berlanjut sampai aterm di dalam
uterus.
Selama hamil, uterus berubah bentuk menjadi sebuah organ muskular berdinding relatif
lebih tipis dengan kapasitas yang mampu untuk menampung janin, plasenta dan cairan amnion.
Setelah konsepsi, ukuran payudara meningkat dan pigmentasi areolar semakin gelap. Kelenjar
sebacea pada permukaan areolar (tuberkel Montgomery) menjadi makin menonjol, yang
menghasilkan sekresi protektif yang melumasi puting susu dan areolar. Peningkatan distensi
abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura
spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Kurva lumbosakrum normal harus semakin
melengkung dan di daerah servikodorsal harus membentuk kurvatura (fleksi anterior kepala
berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan (Paryono, 2012). Selama kehamilan, ibu hamil
dapat mengalami beberapa keluhan ketidaknyamanan yang dapat disebabkan oleh perubahan
hormon dan perubahan fisik yang terkait dengan uterus yang membesar.
Keluhan meliputi kram kaki, mual muntah, nyeri dada, keputihan, konstipasi, nyeri kepala,
fatique, dispnea, hipertensi, nyeri punggung bawah dan lain-lain (Amasha, 2013). Nyeri punggung
bawah merupakan salah satu gejala dari Muskuloskeletal Disorders (MSDs). MSDs merupakan suatu
gangguan pada sistem muskuloskeletal yang mengakibatkan gejala seperti nyeri akibat kerusakan
pada nervus dan pembuluh darah pada berbagai lokasi tubuh seperti leher, bahu, pergelangan
tangan, pinggul, lutut, dan tumit (Mayasari et al., 2016). Kenaikan berat badan optimal tergantung
pada tahapan kehamilan. Pada trimester pertama dan kedua, kenaikan berat badan banyak
disebabkan oleh kenaikan organ pendukung kehamilan, sedangkan pada trimester ketiga yang
memengaruhi kenaikan berat badan adalah pertumbuhan janin. Pada trimester pertama, kenaikan
berat badan rata-rata adalah antara 1 sampai dengan 2 kg pada wanita. Untuk trimester kedua dan
ketiga pada wanita dengan berat badan normal kenaikannya diharapkan 0,4 kg per minggu.
Kenaikan berat badan selama kehamilan normal umumnya sekitar 10 sampai 13 kg, terdiri dari
sekitar 3 kg dari bayi, 1 kg untuk uterus, 0.5 kg untuk plasenta, 4 kg untuk suplai darah yang
meningkat dan sekitar 4 kg untuk jaringan yang meningkat serta cadangan lemak dalam antisipasi
untuk menyusui. Pertambahan berat badan pada ibu hamil cenderung mengakibatkan kelelahan fisik
yang berdampak terhadap MSDs (Paryono, 2012).
Adriaanz, G., & Hanafiah, T. (2009). Diagnosis Kehamilan. In Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo Edisi Ketiga (3rd ed.). Jakarta.
Delima, M., & Susanti, N. (2015). Pengaruh Senam Hamil Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri
Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester Ii Dan Iii Di Puskesmas Parit Rantang Payakumbuh Tahun
2015. 79–89.
Kesikburun, S., Güzelküçük, Ü., Fidan, U., Demir, Y., Ergün, A., & Tan, A. K. (2018).
Musculoskeletal pain and symptoms in pregnancy: a descriptive study. Therapeutic Advances in
Musculoskeletal Disease, 10(12), 229–234. https://doi.org/10.1177/1759720X18812449