Anda di halaman 1dari 8

BAB I.

PEMAHAMAN DASAR
HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK

1. Pengertian Kebijakan Publik


1. Kebijakan adalah keputusan yang dibuat oleh suatu lembaga
pemerintahan atau organisasi dan bersifat mengikat para pihak yang
terkait dengan lembaga tersebut.
2. Publik adalah hal-ikhwal yang berkaitan dengan kepentingan orang
banyak atau masyarakat luas.
3. Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau
lembaga pemerintahan untuk mengatasi permasalahan tertentu, untuk
melakukan kegiatan tertentu atau untuk mencapai tujuan tertentu yang
berkenaan dengan kepentingan dan manfaat orang banyak.
(Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Per/04/M.PAN/4/2007 Tentang Pedoman Umum Formulasi,
Implementasi, Evaluasi Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik Di
Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah – selanjutnya disebut
Permenpan 2007).
2. Konsep kebijakan publik dalam Permenpan tersebut mengandung unsur:
1. Pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu.
2. Melakukan sesuatu itu adalah mengatasi permasalahan tertentu yang
berkenaan dengan kepentingan orang banyak.
Dalam kerangka pemikiran Thomas R. Dye, konsep kebijakan publik dalam
Permenpan tersebut termasuk dalam “apapun yang dipilih oleh pemerintah
untuk dilakukan”.
2 Menurut Thomas R. Dye, “kebijakan publik adalah apapun yang dipilih
oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan” (dalam Budi
Winarno 2002 dan Irfan Islamy, 1992).
3 Dalam kerangka pemikiran James Andersen tentang beberapa implikasi
dari konsep kebijakan publik, konsep kebijakan publik dalam
Permenpan tersebut tersebut termasuk dalam kebijakan publik yang
bersifat positif, yakni bentuk tindakan pemerintah untuk mempengaruhi
suatu masalah tertentu.
4 Menurut Andersen, konsep kebijakan publik memiliki beberapa
implikasi:
 Kebijakan publik berorientasi pada maksud dan tujuan.
 Kebijakan publik merupakan pola tindakan yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat pemerintah.
 Kebijakan publik adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh
pemerintah.
 Kebijakan publik dapat berbentuk positif atau negatif.
5 Secara positif, kebijakan publik mencakup bentuk tindakan pemerintah
untuk mempengaruhi suatu masalah tertentu.
6 Dalam bentuknya yang positif, kebijakan publik didasarkan pada
undang-undang dan bersifat otoritatif.
7 Secara negatif, kebijakan publik mencakup keputusan pejabat
pemerintah untuk tidak mengambil tindakan mengenai suatu persoalan
yang memerlukan keterlibatan pemerintah.
(Andersen dalam Budi Winarno 2002 dan Irfan Islamy, 1992)

3. Bentuk Kebijakan Publik


1. Kebijakan publik yang terkodifikasi adalah segenap peraturan
perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah.
2. Pernyataan pejabat publik adalah pernyataan-pernyataan dari pejabat
publik di depan publik, baik dalam bentuk pidato tertulis, pidato lisan,
termasuk pernyataan kepada media massa.
Catatan:
 Pejabat publik adalah setiap aparatur Negara yang mempunyai
kewenangan membuat kebijakan publik di lingkungan lembaga
pemerintah pusat dan daerah.
 Lembaga Pemerintah Pusat adalah Lembaga Kepresidenan, Kementrian
Koordinator, Kementrian yang memimpin Departemen, Kementrian
Negara, dan Lembaga Pemerintah Non-Departemen.
 Lembaga Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten, dan Pemerintah Kota.
(Permenpan 2007)
4. Bentuk Kebijakan publik yang terkodifikasi (yang berupa peraturan
perundang-undangan) sebagaimana dimaksud dalam Permenpan tersebut
merupakan bentuk kebijakan publik yang positif atau dalam kategori
kebijakan publik menurut Andersen adalah keputusan-keputusan
kebijakan (policy decicions).
1. Bentuk Kebijakan publik berupa pernyataan pejabat publik
sebagaimana dimaksud dalam Permenpan tersebut dalam kategori
kebijakan publik menurut Andersen adalah sebagai pernyataan
kebijakan (policy statements).
2. Menurut James Andersen, sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan
dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci menjadi
beberapa kategori.
1. Tuntutan-tuntutan kebijakan (policy demands), berupa desakan agar
pemerintah mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan.
2. Keputusan kebijakan (policy decicions), keputusan-keputusan yang
dibuat oleh pemerintah yang mengesahkan atau memberi arah dan
substansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik, termasuk
dalam kegiatan ini adalah antara lain menetapkan undang-undang
dan mengumumkan peraturan-peraturan administratif.
3. Pernyataan kebijakan (policy statements), pernyataan-pernyataan
resmi yakni undang-undang, dekrit presiden, peraturan administratif,
maupun pidato-pidato pejabat pemerintah yang menunjukan maksud
dan tujuan pemerintah dan apa yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
4. Hasil-hasil kebijakan (policy outputs), manifestasi nyata kebijakan
ublik atau apa yang telah dilakukan oleh pemerintah.
5. Dampak kebijakan (outcomes), akibat-akibat kebijakan publik bagi
masyarakat, baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan yang
berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah.
(Andersen dalam Budi Winarno 2002)
5. Proses Kebijakan Publik
1. Formulasi kebijakan adalah suatu kegiatan yang bertujuan
merumuskan dan menetapkan suatu kebijakan publik tertentu.
2. Implementasi kebijakan adalah suatu kegiatan atau proses pelaksanaan
atau penerapan kebijakan publik yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi kinerja kebijakan adalah suatu kegiatan atau proses yang
mencakup penilaian suatu kebijakan publik yang telah berjalan dalam
kurun waktu tertentu, yang mencakup evaluasi pada kinerja formulasi
kebijakan, kinerja hasil atau manfaat yang dirasakan oleh publik,
dengan memperhatikan factor lingkungan kebijakan yang
bersangkutan.
4. Revisi kebijakan publik adalah suatu kegiatan atau proses perbaikan
suatu kebijakan publik tertentu, baik karena kebutuhan publik,
maupun antisipasi kondisi di masa depan.
(Permenpan 2007. Lihat juga Riant Nugroho 2008).
6. Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks
karena melibatkan banyak proses maupun variabel. Beberapa ahli politik
yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-
proses penyusunan kebijakan publik ke dalam beberapa tahap. Tujuan
pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan di dalam mengkaji
kebijakan publik (Charles Lindblom 1986).
Tahap-tahap kebijakan publik, sebagaimana dikemukakan William Dunn
(1998) meliputi:
Penyusunan agenda  Pejabat yang dipilih atau diangkat
menempatkan masalah pada agenda
publik
Formulasi kebijakan  Para pembuat kebijakan membahas
masalah dan merumuskan alternatif
pemecahannya.
Adopsi Kebijakan  Salah satu alternatif kebijakan diadopsi
atau disahkan dengan dukungan dari
mayoritas legislative, konsensus antara
direktur lembaga atau keputusan
pengadilan.
Implementasi  Kebijakan yang telah diambil
kebijakan dilaksanakan oleh unit-unit administrasi
yang memobilisasikan sumberdaya
financial dan manusia.
Penilaian kebijakan  Kebijakan yang telah dijalankan dinilai
atau dievaluasi untuk melihat sejauh
mana kebijakan yang dibuat telah
mampu memecahkan masalah.

Beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap kebijakan dengan urutan


yang berbeda. Seperti misalnya, tahap penilaian kebijakan bukan
merupakan tahap akhir dari proses kebijakan publik, sebab masih ada satu
tahap lagi, yakni tahap perubahan kebijakan dan terminasi atau
penghentian kebijakan (Budi Winarno).
Proses kebijakan publik sebagaimana tercantum dalam Permenpan 2007,
terdiri dari empat tahap, dan tahap yang terakhir adalah tahap revisi
kebijakan publik.
Pembagian atas tahap-tahap dalam proses kebijakan publik dapat
disederhanakan menjadi tiga tahap atau tiga bagian proses, yakni: (1)
formulasi kebijakan publik, (2) implementasi kebijakan publik, dan (3)
evaluasi kebijakan publik.

7. Jenis Kebijakan Publik.


Menurut Andersen terdapat beberapa kategorisasi kebijakan publik (dalam
Irfan Islamy 1992) yakni:
1. Substantive & procedural policies.
i. Kebijakan substantif adalah kebijakan tentang bidang tertentu,
seperti kebijakan luar negeri atau kebijakan pendidikan.
ii. Kebijakan prosedural adalah kebijakan tentang pihak-pihak yang
terlibat dalam perumusan kebijakan serta cara perumusan
kebijakan itu dilaksanakan. Contoh: prosedur pembuatan Perda
tentang Pajak Reklame.
2. Distributif & Regulatif.
i. Kebijakan distributif adalah kebijakan tentang pemberian pelayanan
atau keuntungan bagi sejumlah khusus penduduk. Contoh:
kebijakan pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi.
ii. Kebijakan regulatif adalah kebijakan tentang pengenaan pembatasan
atau larangan bagi seseorang atau sekelompok orang. Contoh:
kebijakan tentang pembatasan penjualan obat-obat jenis tertentu.
3. Redistributif & Self-regulatory.
i. Kebijakan redistributif adalah kebijakan untuk memindahkan
pengalokasian kekayaan, pendapatan, pemilikan, atau hak-hak dari
kelas atau kelompok penduduk. Contoh: kebijakan landreform.
ii. Kebijakan self-regulatory adalah kebijakan tentang pembatasan atau
pengawasan perbuatan pada masalah-masalah tertentu bagi
sekelompok orang. Kebijakan harga eceran BBM.
4. Material & Simbolik.
i. Kebijakan material adalah kebijakan tentang pengalokasian atau
penyediaan sumber-sumber material yang nyata atau kekuasaan
yang hakiki bagi para penerimanya atau mengenakan beban-beban
(kerugian-kerugian) bagi yang harus mengalokasikannya. Contoh:
kebijakan tentang kewajiban para majikan untuk membayar upah
minimum kepada para buruhnya.
ii. Kebijakan simbolik adalah kebijakan yang bersifat tidak memaksa,
karena kebijakan itu akan memberikan keutungan atau kerugian
yang dampaknya kecil bagi masyarakat. Contoh: kebijakan iuran
televisi.
5. Collective goods & private goods.
i. Kebijakan collective goods adalah kebijakan tentang penyediaan
barang-barang dan pelayanan-pelayanan keperluan orang banyak.
Contoh: Kebijakan tentang pengadaan sembilan barang kebutuhan
pokok manusia.
ii. Kebijakan private goods adalah kebijakan tentang penyediaan
barang-barang dan pelayanan-pelayanan hanya bagi kepentingan
perseorangan yang tersedia di pasaran bebas dan orang yang
memerlukannya harus membayar biaya tertentu. Contoh: kebijakan
tentang pembangunan hotel dan restoran.
6. Liberal & conservative.
i. Kebijakan liberal adalah kebijakan untuk mengadakan perubahan
sosial yang diarahkan untuk memperbesar hak-hak persamaan.
Contoh: kebijakan untuk meningkatkan program kesejahteraan
sosial.
ii. Kebijakan Konservatif adalah kebijakan untuk tidak mengadakan
perubahan sosial atau memperlambat perubahan sosial .

DOMAIN STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


8. Domain studi kebijakan publik meliputi:
1. Proses kebijakan publik.
2. Kebijakan substantif, seperti kebijakan pertanahan, kebijakan
pertahanan, kebijakan hukum, dan kebijakan pendidikan.
3. Dampak kebijakan publik.
Pelaku studi kebijakan publik (analisis kebijakan publik):
1. Mereka yang tidak terlibat dalam perumusan maupun pelaksanaan
kebijakan publik. Kelompok ini melihat analisis kebijakan publik
sebagai alat untuk menyeleksi kebijakan-kebijakan yang baik dan
bermanfaat bagi masyarakat.
2. Para perumus kebijakan publik. Analisis kebijakan publik dipandang
sebagai cara atau alat untuk menambah kemampuan untuk membuat
kebijakan publik yang baik.
3. Ilmuwan yang berminat dalam masalah kebijakan publik. Minat mereka
yang paling utama adalag adalah mengembangkan kebijakan publik
sebagai cabang ilmu walaupun mereka juga mengajukan saran-saran
bagi para perumus kebijakan publik.
Fokus analisis kebijakan publik:
a. Mengenai penjelasan kebijakan publik bukan mengenai anjuran
kebijakan publik yang pantas.
b. Sebab-sebab dan konsekuensi-konsekuensi dari kebijakan-kebijakan
publik diselidiki dengan teliti dengan menggunakan metode ilmiah.
c. Mengembangkan teori-teori umum tentang kebijakan publik dan
pembentukannya yang dapat diandalkan, sehingga dapat diterapkan
terhadap lembaga-lembaga dan bidang-bidang kebijakan publik yang
berbeda (Budi Winarno2002).

Anda mungkin juga menyukai