BLOCK BOOK :
HUKUM KEPARIWISATAAN.
d. SKS : 2 (dua).
e. Semester : VI (enam)
a. Metoda Perkuliahan.
Metoda perkuliahan: adalah “Problem Based Learning” (PBL), dimana pusat
pembelajaran ada pada mahasiswa. Metoda yang diterapkan adalah “belajar”
(Learning) bukan “mengajar” (Teaching).
Strategi Pembelajaran:
perkuliahan 50% (6 [enam] kali pertemuan perkuliahan);
tutorial 50% (6 [enam] kali pertemuan tutorial);
1 (satu) kali pertemuan untuk Test Tengah Semester (TTS);
1 (satu) kali pertemuan untuk Test Akhir Semester (TAS).
Total pertemuan: 14 (empat belas) kali.
c. Strategi Perkuliahan.
Perkuliahan tentang sub-sub pokok bahasan dipaparkan dengan alat bantu
media, seperti whiteboard, power point slide, dan sebagainya, serta penyiapan
bahan-bahan bacaan yang dipandang sulit untuk diperoleh atau di akses oleh
mahasiswa.
Sebelum mengikuti perkuliahan, mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self
study) mencari bahan materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang
akan dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance) dalam Block Book.
Tekhnik perkuliahan: pemaparan materi, tanya jawab dan diskusi (proses
pembelajaran dua arah).
d. Strategi Tutorial.
o Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas (discussion task, study task, dan
problem task) sebaai bagian dari self study (20 jam perminggu), kemudian
berdiskusi di kelas tutorial, presentasi power point
o Dalam 6 (enam) kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan:
menyetorkan karya tulis berupa paper sesuai dengan topik tutorial;
mempresentasikan tugas tutorial.
a. Ujian.
Ujian dilaksanakan 2 (dua) kali dalam bentuk tertulis, yaitu: Ujian Tengah
Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS)
b. Penilaian.
Penilaian akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan “Rumus Nilai
Akhir” sesuai dengan Buku Pedoman Fakultas Hukum Universitas Udayana,
Tahun 2009, yaitu:
5
(UTS + TT) + (2 X UAS)
2
NA =
3
NA : Nilai Akhir
UTS : Ujian Tengah Semester
UAS : Ujian Akhir Semester
TT : Tugas-Tugas
PENGANTAR.
I. DASAR-DASAR KEPARIWISATAAN.
A. Kepariwisataan dan Pariwisata.
B. Wisatawan, Klasifikasi dan Motivasinya.
C. Kepariwisataan Sebagai Disiplin Ilmiah.
D. Kepariwisataan Sebagai Suatu Industri.
E. Organisasi Kepariwisataan.
II. HUKUM KEPARIWISATAAN.
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Kepariwisataan.
B. Arti Penting Pengaturan Hukum Kepariwisataan.
C. Perangkat Hukum Kepariwisataan:
C.1. Kepariwisataan Dalam Hukum Nasional.
C.2. Kepariwisataan Dalam Hukum Internasional.
III. PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL.
6
7. Bahan Bacaan.
Oka A. Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung. Hal, 3,6,106-
107, 110,112-116,118, 132, 141-143,151,153,164,169,304.
Soekadijo, 1997, Anatomi Pariwisata – Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic
Linkage”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal, 21-24, 37.
Spelt, NM, dan Ten Berge,JBJM, 1993,Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh
Philipus M.Hadjon, Yuridika, Surabaya.Hal, 2,4-5.
Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia; Pustaka Tinta Mas,
Surabaya; 1994.Hal, 187.
Konvensi internasional tentang “Tourism Bill of Rights and Tourist Code”, 1985.
Bahan Bacaan:
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007.
Gamal Suwantoro, Dasar-Dasar Pariwisata, Andi, Yogyakarta, hal. 63-67.
Geriya, 1998, Pandangan Sikap Dan Prilaku Masyarakat Terhadap Kepariwisataan,
Makalah Pada Seminar Aspek-Aspek Hukum Kepariwisataan, Diselenggarakan
Dalam Rangka Perayaan HUT Fakultas Hukum XXXIV Dan Dies Natalis
Universtas Udayana XXXVI, Denpasar, 26 September 1998. Hal.1.
Oka A. Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung. Hal,107,
110,112-118,132,141-143, 98-108,151,153,164,169,304.
Pitana dan Gayatri, 2005, Sosiologi Pariwisata, ANDI, Yogyakarta.Hal, 188.
Salah Wahab, 2003, Manajemen Kepariwisataan, diindonesiakan oleh Frans
Gromang, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Hal,188.
Soekadijo, 1997, Anatomi Pariwisata – Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic
Linkage”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal,37.
10
PERTEMUAN 2 : TUTORIAL 1.
4. kemitraan.
Petunjuk: masing-masing kelompok membahas 1 (satu) aspek.
Bahan Bacaan:
Perundang-undangan:
Undang-Undang Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah.
Undang-Undang Koperasi.
Peraturan Pelaksanaan lainnya.
12
HUKUM KEPARIWISATAAN.
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Kepariwisataan.
B. Arti Penting Pengaturan Hukum Kepariwisataan
C. Perangkat Hukum Kepariwisataan
1. Kepariwisataan Dalam Hukum Nasional
2. Kepariwisataan Dalam Hukum Internasional
Bahan Bacaan.
Arya Utama,I Made, Hukum Lingkungan – Sistem Hukum Perizinan Berwawasan
Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pustaka Sutra, Bandung,
September 2007.Hal, 93.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
2007.Hal, 447.
PERTEMUAN 4 : TUTORIAL 2.
Daftar Bacaan:
Bahan Bacaan.
Ali Mufiz, Pengantar Administrasi Negara, UT Press, 2000. Hal, 50.
Jazim Hamidi; Penerapan Asas-Asas Umum Penyelenggaraan Pemerntahan Yang
Layak Di Lingkungan Peradilan Administrasi Indonesia, 1999. Hal, 42-43.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009;
LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).
16
PERTEMUAN 6 : TUTORIAL 3.
Discussion Task.
Daftar Bacaan:
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007.
Hal, 50.
USAHA PARIWISATA.
Bahan Bacaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009;
LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).
PERTEMUAN 8 : TUTORIAL 4.
Study Task.
Pertama: Dalam UU.No.10 Tahun 2009 menentukan, bahwa untuk dapat
menyelenggarakan usaha pariwisata, pengusaha pariwisata “wajib mendaftarkan
usahanya” terlebih dahulu kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Tata cara “pendaftaran” diatur dengan “Peraturan Menteri”. Pendaftaran tersebut
bersifat teknis dan administratif yang memenuhi prinsip dalam “penyelenggaraan
pelayanan publik yang transparan” meliputi, antara lain:
prosedur pelayanan yang sederhana,
persyaratan teknis dan administratif yang mudah,
waktu penyelesaian yang cepat,
lokasi pelayanan yang mudah dijangkau,
standar pelayanan yang jelas,
informasi pelayanan yang terbuka.
Sebagai perbandingan, UU.No.9 Tahun 1990 menentukan, bahwa badan usaha
dalam melakukan kegiatan usahanya “harus berdasarkan izin” yang diatur lebih
lanjut oleh Menteri.
Mahasiswa secara berkelompok maksimal 5 orang, mencari pengertian-
pengertian dari bentuk-bentuk: (a) daya tarik wisata, (b) jasa perjalanan wisata, (c)
jasa makanan dan minuman, (d) Penyediaan Akomodasi, (e) Penyelenggaraan
Kegiatan Hiburan dan Rekreasi (dikumpul dan dibahas bersama).
Kedua: membahas salah satu bentuk dari usaha pariwisata, apakah tata cara
(prosedur) daftar usaha (perizinan) yang ada sekarang telah memenuhi prinsip
“penyelenggaraan pelayanan publik yang transparan”.
Format Penulisan:
bentuk paper (individu)
I. Latar Belakang – II. Permasalahan – III. Pembahasan – IV. Penutup: Simpulan
dan Saran; Daftar Pustaka;
Fond 12; 1,5 spasi; A4;
Sampul: Kertas Buffalo warna merah (mencantumkan logo UNUD)
Dikumpul: 1 (satu) minggu sebelum Ujian Akhir Semester.
Bahan Bacaan:
19
DOKUMEN PERJALANAN.
Bahan Bacaan.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (31 Maret 1992).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009;
LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 (14 Oktober 1994) Sebagaimana Telah
Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 Tentang Visa, Izin
Masuk, Dan Izin Keimigrasian (4 Mei 2005).
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1994 Tentang Surat Perjalanan Republik
Indonesia (22 November 1994).
Keputusan/Peraturan Menteri Kehakiman.
21
PERTEMUAN 10 : TURORIAL 5.
Study Task.
Dari pemahaman mengenai dokumen perjalanan untuk lalu lintas orang asing
yang masuk atau keluar wilayah negara Republik Indonesia (RI), tidak semua
dokumen perjalanan itu harus dimiliki oleh seorang wisatawan asing.
Pertanyaannya: Apabila seorang “wisatawan asing” yang berkunjung ke
wilayah negara Indonesia dan kemudian bertolak dari wilayah negara Indonesia,
dokumen perjalanan apa saja yang diperlukannya.
Bahan Bacaan:
PARIWISATA BUDAYA.
Bahan Bacaan.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007.
Hal, 169-170, 215, 509.
Oka A. Yoeti, 2006, Pariwisata Budaya – Masalah Dan Solusinya, PT.Pradnya
Paramita, Jakarta. Hal, 66.
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 Tentang
Pariwisata Budaya (Ditetapkan pada tanggal 1 Pebruari 1991 dan Diundangkan
pada tanggal 10 Juli 1991).
23
PERTEMUAN 12 : TUTORIAL 6.
Bahan Bacaan: