Pada kesempatan khutbah ini saya mengajak hadirin sekalian –pada umumnya– dan terutama
pada diri saya sendiri –khususnya– marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT dan
terus menerus berusaha meningkatkan ketakwaan itu dengan melaksanakan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta mensyukuri semua kenikmatan dan
karunia yang diberikan kepada kita semoga kita senantiasa mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hari ini kita tidak duduk diatatas kursi roda, hari ini kita sedang sehat wal ‘aafiat, tapi banyak
saudara-saudara kita diluar masjid sana yang dalam keadaan sehat wal aafiat lebih sehat dari
kita.
Kenapa tidak bisa bersama dengan kita hari ini..? karna mereka sedang musafir Allah
membolehkan mereka untuk jama’ ta’khir untuk sholat zuhur, karna mereka diluar sana
sedang sibuk, urusan yang tak mungkin ditinggalkan, merekapun dalam keadaan darurat.
Tapi ternyata ada yang tidak musafir, tidak sibuk, sehat wal aafiat, tapi kenapa mereka tidak
ada bersama kita..?Ada satu nikmat besar yang dicabut allah, nikmat istiqomah iman dan
islam.
Oleh sebab itu hari ini nikmat besar itu ada dalam diri kita, kita sehat wa aafiat, kita tidak
musafir, tidak sakit, kita pula dalam keadaan aqil dan baligh, sehat fisik sehat mental tapi
yang paling besar diantara nikmat itu adalah taakut meninggalkan sholat jum’at.
MAN TAROKAL JUM’ATA TSALASA MARROTIN TAHAWWUNAN , siapa yang
meninggalkan sholat juma’at 3 kali berturut-turut tidak ada uzur syar’i karna menyepelekan
printah Allah,
THOBA’ALLAHU ‘ALAA QOLBI, Allah mengunci pintu hatinya maka hidayah tidak lagi
masuk kedalam telinganya,
Inilah azab diatas azab, karna azab yang pertama kali itu didalam hati
KHATAMAALLAHU ‘ALAA QULUUBHIMIM hati terkunci,
setelah hati terkunci WA ‘ALAA SAM’IHIM telinga tersumbat.
setelah telinga tersumbat, WA ‘ALAA ABSHORI’IHIM GHISYAWAH mata tertutup,
kalau sudah telinga tersumbat nasehat tak lagi bermakna,
kalau sudah mata tertutup segala yang dilihat tak lagi menjadi i’tibar pelajaran,
itu semua berawal dari hati yang terkunci, salah satu yang menyebabkan hati terkunci
meninggalakan sholat jum’at tanpa uzur syar’i.
Nikmat besar diberikan Allah, hari ini kita bisa duduk bersama didalam rumah Allah,
IZA NUDIYALIS SHOLAATI MIN YAUMIL JUMU’AH, kalau kita dipanggil untuk
melaksanakan sholat jum’at,
FAS’AW ILAA ZIKRILLAH bersegeralah menyambut panggilan Allah
WAZARUL BAI’ tinggalkan jual beli.
Saudara kita yang terbaring dirumah sakit hari ini, sayaup-sayup suara azan dari masjid
rumah sakit masuk ketelinganya, dia menonton ditelevisi acara live sholat jum’at,
tapi saat itu dia hanya mampu terbujur kaku, ruhnya masih ada dalam jasad, anaknya tidak
bisa berada disampinya karna sekurity tidak mengizinkan keluarga berada didalam ruang
ICU,
dia terbaring didalam, suara terdengar, azan bersahutan hayya ‘alaassholah mari sholat,
hayya ‘alaalfalah mari menuju kemenagan.
Dia hanya meneteskan air mata, kenapa..?Kalau dulu waktu sehat sempat beribadah
penyesalannya tidak terlalu banyak, tapi disaat sehat wal aafiat tak sempat untuk
menempelkan kening kelantai, tak sempat melangkahkan kaki kerumah Allah, tak sempat
mendegarkan khutbah, maka tak ada duka diatas duka, air mata yang meleleh tak dapat
mengembalikan masa lalu,
LAN TARJI’AYYAMULLATI MADHOTS yang lalu tak dapat diulang kembali, air mata
darah mata menangis, yang sakit tak akan sembuh, yang mati tak akan hidup. Penyesalan
salalu datang diakhir perbuatan.
Hari ini orang boleh tertawa, hari ini orang boleh merasa dunia dia yang punya, tapi sampai
masanya. Yang hijau akan berobah menguning, yang kuning akan mati, yang mati akan
menjadi debu, yang debu ditiup angin hampa tak bermakna.
Lalu apa yang akan kita dibawa kepada Allah SWT..? yaitu Amal sholeh.
itulah yang akan menolong dihadapan Allah.
Adapun rumah besar, kebun yang luas, dan harta yang banyak semua akan menjadi tinggal
kenangan, mereka akan menjual, membagi-baginya, semua kepada ahli waris,
Lalu kita hanya membawa 3 helai kain tipis yang tidak berjahit dan semua harta yang di
banggakan menjadi milik orang.
Kalaulah dulu mereka kita didik dengan pendidikan yang baik, ditengah malam mereka
bangun menetes air matanya lalu ia berdo’a
RABIGHFIRLI WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMA KAMAA RABBAYANI
SOGHIRAA, seprti tetesan embun ditengah gurun sahara yang panas,
kalau sempatlah mereka berdo’a ALLAHUMMAGHFIRLAHU WARHAMHU
WA’AAFIHI WA’FU’ANHU maka mengalirlah air yang sejuk ketenggorokan yang kering.
Tapi kalau mereka hanya dididik dengan keduniawian, dididik dengan kemewahan,
disumbat mereka dengan materi, tak pernah diingatkan pada mati, ketika kita mati merakapun
juga akan mati prasaan ingatannya.
paling celaka lagi, mereka mengingat kita dengan mengantarkan bunga, mereka mengingat
kita dengan pakaian hitam, mereka mengingat kita dengan suara musik, mereka mengingat
kita dengan memajang foto kita besar-besar didalam rumah, dan itu hanya menjadi
penghalang rahmat Allah turun tidak berkesan sedikitpun. semua itu tidak membuat pengaruh
apapun kepada kita dialam barzah.
Maka sayang buatlah sayang yang mengingatkan sesudah mati, kalau rindu buatlah kerinduan
yang membuat ia akan tetap mengalir sebagai suatu amal sesudah kematian,
IZAA MAATAL INSAN kalau manusia mati
INGQATA’A dulu rajin membaca qur’an berhenti, dulu rajin sholat tahajjut berhenti, dulu
rajin mengahatamkan yang baik-baik berhenti
Tapi ada yang tetap mengalir diantara yang tetap mengalir itu adalah
SHADAQATUN JAARIAYAH sempat membelikan beberapa bungkus nasi, nampak orang
tua dipanti jompo, suapkanlah nasi itu, kita bukan sedang melihat orang tua, kita bukan
sedang melihat orang lain, saat itu kita sedang melihat potret diri kita 30 tahun yang akan
datang,
dimana aku 30 tahun yang akan datang.
Surga kenikmatan yang luar biasa tapi dia tidak akan dimasuki oleh orang yang biasa-biasa,
Hanya dengan sholat wajib biasa, hanya dengan baca qur’an biasa, hanya dengan zikir biasa,
hanya dengan sodaqoh biasa, berharap akan masuk kedalam surga yang luar biasa maka
sungguh bukan suatu perimbangan perniagaan yang seimbang antara makhluq dengan khaliq
Allah SWT.
Khutbah jum’at ini kembali mengingatkan kita, mengajak, merenung bersama, kita ini mau
kemana ? disini untuk apa ? yang kita bawa menghadap Allah itu apa ? apakah nama, jabatan,
kebesaran, harta benda, ikut menghadap Allah ?. Tiiidak…!!!. Dia akan tinggal akan menjadi
puing-puing kenangan, yang akan dibawa adalah amal sholeh.
Karna orang sholehlah yang selamat dari kerugian yang lain rugi,
INNAL INSAAN semua manusia.
LAFII KHUSRIN rugi.
Yang kaya rugi, yang punya kuasa rugi, yang punya anak rugi, yang punya istri rugi, tapi ada
yang beruntung
ILLALLAZINA AAMANUU kecuali yang beriman.
WA’AMILUSSHOLIHAATI dan beramal sholeh,
Itulah orang yang beruntung karana iya akan hidup dalam kehidupan yang kekal abadi
membawa iman dan amal sholehnya.
Barakallahu liiwa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal
aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha liiwa lakum wa
lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.
Lalu duduk sebentar
Innal hamdalillah
Nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu
Wana'udzubillahi min syururi anfusinaa
Wamin sayyi-ati a'malinaa
Man yahdihillahu falaa mudhillalah
Waman yudhlil falaa haadiyalah