Anda di halaman 1dari 7

ANDE ANDE LUMUT

Babak I

Adegan I

Ruangan sebuah rumah sederhana. Tampak rapi dan bersih. Meja dan kursi rapi di tengah
ruangan, di pojok kanan terdapat meja kecil. Klening merah dan klening Biru tampak sedang
bersolak. Klenting kuning masuk dengan baki di tangan. Di atas baki dan minuman dan
makanan kecil. Makanan dan minuman diletakkan di meja kecil.
KLENTING MERAH:
Ayo, kuning sini. Sisir rambutku!
KLENTING KUNING
(sambil menyisir Klenting merah) kakak cantik sekali.
KLENTING BIRU:
(sinis, menirukan kata-kata klenting Kuning) kakak cantik sekali . . .(tidak sabar). Tidak usah
menjilat. Ayo, cepat selesaikan pekerjaanmu, setelah itu pegangi cerminku.
Tiba-tiba terdengar panggilan dari dalam.
IBU:
Kuniiing!!! Cepat kemari!!!
Klenting Kuning terburu-buru mengambil bakinya. Klenting Merah menggerutu sambil memekai
pensil alis. Klenting biru memakai lipstik. Ibu tiba-tiba muncul dan mengejutkan Klenting
Kuning. Baki yang dibawa terjatuh. Semua terkejut. Pensil alis mencoreng kening klenting
merah. Lipstik mencoreng klenting Biru.
IBU:
(Marah) Dasar, anak malas ! Dipanggil tidak segera datang. Malah bikin ribut saja. Kalau sampai
ada barang-barang yang rusak, kuhukum kau tidak makan tiga hari. Cepat masak untuk kami!
Klenting Kuning keluar. Dari luar terdengar pembawa berita memukul benda berkali-kali sambil
berteriak-teriak.
PEMBAWA BERITA:
Pengumuman, pengumuman! Ada jejaka mencari calon istri !
KLENTING MERAH + KLENTING BIRU:
(wajah berbinar. Berlari keluar.) Apa itu ?!
IBU:
Tunggu, Nak! Wajah kalian . . .(berkata sendiri) Aduuh! Wajah belepotan begitu mau ketemu
orang.
Klenting Merah dan Klenting Biru kembali masuk sambil menggandeng seorang lelaki yang
tampak kebingungan.
PEMBAWA BERITA:
Walah, saya mau diapakan ini?
Klenting Merah dan Klenting Biru mendudukkan lelaki pembawa berita di kursi menjamunya.
Pembawa berita melihat klenting Merah dan Klenting Biru lalu tertawa sambil memegang
perutnya. Klenting Merah dan Klenting Biru bingnung. Ibu mengalihkan perhatian.
IBU:
Hei, pemuda jelek! Saya segera ceritakan pengumuman yang kau bawa!
Siapa yang mencari istri? Pasti bukan kau sendiri, kan?!
Klenting kuning mengintip, ingin tau berita itu.
PEMBAWA BERITA:
Waah. . .sabar, Bu! Saya segera ceritakan kabar yang menggemparkan gadis-gadis di kadipaten
ini. Iya, bukan saya yang cari calon istri. Lha wong, gadis-gadis itu sudah rebutan saya, kok.
Tidak usah pakai pengumuman.
IBU :
Jangan banyak cakap ! Ceritankan saja beritanya.
PEMBAWA BERITA:
Di desa seberang sungai sana, tepatnya di desa Dadapan, ada seorang perjaka gagah lagi
rupawan mencari seorang pendamping hidup. Namanya Ande Ande Lumut. Gadis –gadis yang
ingin menjadi istrinya diminta datang ke rumah Mbok Rondo Dadapan. Nanti Si Ande Ande
Lumut akan memilih salah satu dari mereka.
KLENTING MERAH:
Oh, kakanda Ande Ande Lumut! Ibu, ijinkan kami ke desa Dadapan.
KLENTING BIRU:
Benar, Bu. Pasti dia akan memilih salah seorang dari kami.
PEMBAWA BERITA:
(Tertawa terpingkal-pingkal!) Haaa, ha, ha! Ya, yaaaaa…. Kalau Ande Ande Lumut memilih
kalian, pasti hidupnya penuh tawa, didampingi badut-badut lucu. Hahahaaa…..
Pembawa barita berjalan keluar. Ibu memarahi anak-anaknya.
IBU:
Kenapa kalian ini jadi bodoh? Memperlihatkan muka seperti itu didepan orang lain!
KLENTING BIRU:
Kenapa, Bu? Bukankah kami cantik dan menawan? Iya kan, kak?
(Menengok ke arah Klenting Marah dan terkejut)Alismu!
KLENTING MERAH:
(sambil memegangi alis, melihat Klenting Biru) Biru, pipimu!
Keduanya mengambil cermin dan histeris.

BLACK OUT
Adegan II
Klenting Kuning mencucu dandang yang sangat kotor dan berkerak di sungai. Wajahnya sedih
lalu menangis.
KLENTING KUNING:
Oh, dewata yang agung. Kapankah kebahagiaan kembali hadir dalam hidupku? Sudah sekian
lama waktu kulewati. Tapi …(menghela napas) Ingin rasanya kuikuti hatiku. Pergi ke Desa
Dadapan menemui Ande Ande Lumut. Dia pasti sudah mencariku ke mana-mana. Tapi aku
masih membersihkan dandang ini. Dan aku tidak boleh kembali sampai dandang ini mengkilat
seperti baru. Tidak mungkin aku sempat datang ke sana.(menghela napas) adakah jalan keluar…
Tiba-tiba asap menggumpal memenuhi ruangan. Muncul cahaya kemilau disusul datangnya
seekor bangau sakit. Klenting Kuning terkejut.
BANGAU SAKIT:
Jangan khawatir, Klenting Kuning. Akan kubantu kau bersihkan dandang itu.
KLENTING KUNING:
Apakah kau sungguh bisa membuat dandang ini mengkilat seperti baru, wahai bangau yang
baik?
BANGAU SAKIT:
Tentu saja.
Bangau membersihakan dandang dengan perutnya. Dalam sekejap dandang kembali mengkilap
seperti baru. Klenting Kuning menerima dandang dengan sangat senang.
KLENTING KUNING:
Wah! Terima kasih sekali, bangau sakit. Aku tak akan bisa membalas jasamu.
BANGAU SAKIT:
Tidak perlu, Kelenting Kuning. Kesabaran dan ketabahanmu membuatmu berhak
mendapatkannya. Kini saatnya sudah hampir tiba. Ikutilah kata hatimu. Pergilah ke Desa
Dadapan dan temuilah Ande Ande Lumut.(mengeluarkan sebatang lidi) Terimalah lidi ini.
Gunakan dengan bijaksana di saat engkau sangat membutuhkannya.
Kebahagiaan sudah menunggumu.
KLENTING KUNING:
Terima kasih! Terima kasih, bangau sakit!

BLACK OUT
Babak II
Adegan I
Sebuah sungai tempat Yuyu Kangkang berkuasa. Jalan satu-satunya untuk menuju Desa
Dadapan. Siapa pun yang lewat harus memberikan imbalan. Lalu muncul Klenting Merah dan
Klenting Biru.
KLENTING BIRU:
Aduh bagaimana ini, kak. Kita tidak bisa melewati sungai ini.
KLENTING MERAH:
Iya. Tidak mungkin aku berenang keseberang. Bisa-bisa bedakku luntur dan badanku basah
semua.
YUYU KANGKANG:
Wah, wah, wah… Sungguh beruntung aku hari ini. Bertemu gadis-gadis cantik laksana bidadari,
berparas elok menarik hati. Hei, gadis-gadis cantik! Apakah kalian akan menyeberang?
KLANTING MERAH:
Benar sekali, kami akan pergi ke seberang. Maukah kamu membantu kami ?
YUYU KANGKANG:
Ooo… dengan senag hati akan aku seberangkan, gadis cantik. Tapi….
KLENTING BIRU:
Tapi apa? Berapa biaya yang harus kami bayar?
YUYU KANGKANG:
Wuahahaha… aku, Yuyu Kangkang, tidak butuh uang sekarang.
KLENTING MERAH:
Engkau sungguh baik, wahai Yuyu Kangkang.
KLENTING BIRU:
Ini pertanda bagus. Tentu kami akan diterima oleh Ande Ande Lumut.
KLENTING MERAH:
Benar adikku, marilah kita segera menyeberang. Tak sabar rasa hatiku ingin segera disunting
Ande Ande Lumut. Yuyu Kangkang, ayo segera seberangkan kami!
YUYU KANGKANG:
Eit, tunggu dulu! Memang aku tidak butuh uang ini tapi kau harus memberiku upah yang lain.
KLENTING BIRU :
Upah yang lain? Apa itu ?
YUYU KANGKANG:
Bukan hal yang sulit. Aku mau menyeberangkan gadis-gadis cantik seperti kalian hanya dengan
upah sebuah kecupan.
Klenting Merah dan Klenting Biru terkejut. Mereka berunding sementara Yuyu Kangkang
membayangkan upah yang akan diterima.
KLENTING BIRU:
Bagaimana ini, kak? Masa makhluk jelek begitu kita beri cium. Biar cuma sekali tapi kan …liih!
KLENTING MERAH:
Iya, sih. Tapi kalau tidak begitu kita tidak bisa bertemu Ande Ande Lumut. Bagaimana ya…?
Hmm, sudahlah kita bayar saja upahnya. Toh, Ande Ande Lumut tidak akan tahu.
YUYU KANGKANG:
Bagaimana, gadis cantik?
KLENTING MERAH:
Hehehehe … Mari, mari! Kita segera berangkat ke seberang.
Yuyu Kangkang menyeberangkan Klanting merah dan Klanting Biru keluar panggung. Dari sisi
panggung yang lain muncul Klenting Kuning.
KLENTING KUNING:
Sungai begini lebar dan dalamnya. Bagaimana aku akan ke seberang? Tak ada rakit atau
jembatan yang bisa kugunakan. Apa mungkin aku bisa bertemu Ande Ande Lumut? (Yuyu
Kangkang masuk dari arah yang berlawanan) Wahai Yuyu, apakah kau penjaga Sungai ini?
YUYU KANGKANG:
Betul. Aku Yuyu Kngkang penjaga sungai ini.(berkata pada diri sendiri) Wah, ini sih Cuma gadis
jelek, kumal, dan bau.
KLENTING KUNING:
Maukah kau menolongku menyeberangi sungai ini?
YUYU KANGKANG :
(dengan malas) Boleh saja, tapi kau harus membayar 2 keti.
KLENTING KUNING:
Aduh, aku tak punya uang sepeser pun.
YUYU KANGKANG:
(dengan malas) sudah kukira. Hmm… kalau begitu, kau boleh kuseberangkan. Tapi sebagai
gantinya kau harus menciumku.
KLENTING KUNING:
Apa?! Usaha macam apa itu?! Aku tak sudi memberimu ciuman!
YUYU KANGKANG :
Ya, sudah. Menyeberang saja sendiri. Toh, Ande Ande Lumut tak akan mau gadis jelek dan bau
sepertimu. Yang cantik-cantik saja sudah banyak yang ia tolak.
KLENTING KUNING:
Berarti belum ada gadis yang ia terima … Baiklah kalau begitu kau tidak menyeberangkanku.
(Berfikir). Bagaimana ini? (berpikir kembali, lalu mengeluarkan lidi pemberian bangau sakit).
Duh dewata yang agung, bantulah aku menuju tempat kanda Ande Ande Lumut. Terimalah ini,
Yuyu Kangkang!
Klenting Kuning memukukan lidi ke air sungai. Seketika air sungai menyusut hingga sama sekali
kering. Klenting Kuning dengan santai menyeberangi sungai.
YUYU KANGKANG:
Amupun, gadis sakti. Tolong kembalikan air sungai ini. Aku bisa mati kekeringan jika tak ada air.
Kalau tak ada orang yang menyeberang aku juga tak bisa dapat uang. Kasihanilah aku.
KLENTING KUNING:
Sudah banyak orang yang menjadi korban keserakahanmu. Sekarang kau harus membayar
perilakumu itu. Tunggulah hingga senja hari nanti. Air sungai akan kembali melimpah bila
engkau berjanji tidak akan serakah dan memanfaatkan orang lain. Kau harus menolong dengan
tulus ikhlas dan tidak menuruti nafsu serakahmu.
YUYU KANGKANG:
Baiklah, aku berjanji. Akan kuingat kata-katamu. Terimakasih, gadis sakti.

BLACK OUT
Babak III
Rumah Mbok Rondo Dadapan tempat Ande Ande Lumut tinggal. Mbok Rondo menerima
beberapa orang gadis, tapi Ande Ande Lumut yang berdiri disudut lain panggung selalu menolak
gadis-gadis itu. Masuk Klenting merah dan Klenting biru.
MBOK RONDO:
Wahai gadis-gadis manis, sipapakah nama kalian? Biar kusampaikan pada anakku Ande Ande
Lumut tentang kedatangan kalian. Tapi jangan kecewa kalau anakku menolak, karena sudah
berpuluh-puluh gadis bernasib serupa.
KLENTIN MERAH:
Jangan khawatir Mbok Rondo, karena sayalah yang ditunggu-tunggu kakanda Ande Ande
Lumut. Saya Klenting Merah datang dari desa seberang, pandai berdandan dan merawat badan.
KLENTING BIRU:
Jangan lupa saya Klenting Biru juga datang, gadis manis pujaan pria sepanjang masa.
MBOK RONDO:
Putraku, Ande Ande Lumut. Tengoklah gadis yang ingin menjadi pendamping hidupmu. Yang
seorang cantik rupawan bernama Klenting Merah dan seorang lagi yang manis mempesona
bernama Klenting Biru. Apakah ini gadis yang kau tunggu-tunggu?
ANDE ANDE LUMUT:
Bukan, simbok. Bukan dia gadis yang kutunggu. Aku tidak mau dapat bekas Yuyu Kangkang.
Klenting Merah dan Klenting Biru terhenyak, saling pandang. Muka mereka merah padam
karena malu.
KLENTING MERAH:
Ah, dasar sombong. Aku ingin lihat gadis macam apa yang ia tunggu.
Pasti tidak akan lebih baik dari pada kami.
KLENTING BIRU:
Iya. Seantero negeri ini hanya kami gadis yang paling cantik. Gadis-gadis lainya pasti dibawah
kami.
GADIS I:
Eee, seenaknya saja! Kalian itu yang sombong!
GADIS II:
Aku lebih cantik dari pada mereka!
GADIS III:
Jelas aku dong!
GADIS IV:
Sembarangan! Jelas aku yang paling cantik.
Muncul Klenting Kuning. Semua menengok ke arahnya, terkejut dan terdiam sejenak, kemudian
dengan ekspresi masing-masing menyepelekanya.
KLENTING KUNING:
Mbok Rondo Dadapan, tolong sampaikan kepada kakanda Ande Ande Lumut, saya Klenting
Kuning sudah datang dan ingin bertemu dengannya.
MBOK RONDO:
Yakinkah kau dengan keinginanmu, Klenting Kuning? Bukannya Mbok tidak mau
menyampaikan. Tapi, lihatlah sekitarmu. Gadis-gadis yang sudah bersolek demikian cantik dan
pakaian dan perhiasan yang indah-indah saja ditolaknya. Sedangkan kau, sepertinya belum
sempat membersihkan diri sebelum datang kesini.
KLENTING KUNING:
Tidak apa-apa. Mbok. Sampaikan saja kepada Ande Ande Lumut.
Kalau ia memang menolakku, akan kuterima dengan lapang dada.
Mbok Rondo memberitahu Ande Ande Lumut. Wajah Ande Ande Lumut tampak berbinar dan
tersenyum. Ia menghampiri Klenting Kuning.
ANDE ANDE LUMUT:
Inilah gadis pilihanku Simbok.
MBOK RONDO:
(Heran bercampur bingung) Anakku, tidakkah engkau salah memilih?
ANDE ANDE LUMUT:
Tidak, Simbok. Dia bukan sisa dari Yuyu Kangkang. Dengarkanlah kalian semua, janganlah kalian
melihat seseorang dari luarnya ketahuilah dari hati dan jiwanya. Sungguhpun dari luar Klenting
Kuning tampak buruk rupa, namun kemurnian pekertinya, ketulusan hatinya, dan kesucian
jiwanya membuatnya jauh lebih cantik dan bersinar di antara gadis-gadis lain.
Ketahuilah, bahwa Klenting Kuning sesungguhnya adalah Dewi Galuh Candrakirana, putri
kerajaan Daha. Sebenarnya saya adalah pangeran Panji Inu Kertapati dari Kerajaan Kediri.
Sudah bertahun-tahun aku mancari tunanganku yang hilang dibawa angin putting beliung ini.
Sekarang aku sudah menemukannya. Aku akan membawanya kembali pulang ke Kerajaan
Daha. Terimakasih atas kebaikanmu selama ini, Mbok Rondo Dadapan. Orang-orang terkejut
lalu menunduk dan menghaturkan sembah.
===TAMAT===

Anda mungkin juga menyukai