Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH UJI CHI SQUARE

Disusun untuk memenuhi tugas Analisis Pengolahan Data


Yang Diampu oleh Moh. Arfi Setiawan, S.Si.,M.Pd

Disusun Oleh :
Brilian Gema Morentera (1805104006)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2019
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Chi Square


Sebuah metode statistika nonparametrik yang paling terkenal dan banyak digunakan
ialah uji kai kuadrat. Uji kai kuadrat menggunakan teknik goodness of fit, yaitu dapat
digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang nyata antara banyak yang
diamati yang masuk dalam masing-masing kategori dengan banyak yang diharapkan
berdasarkan hipotesis nol. (Suciptawati, 2010). Chi square test atau tes kai kuadrat
tergolong ke dalam jenis statistik nonparametrik sehingga chi square test tidak
memerlukan syarat data berdistribusi normal (Sufren dan Natanael, 2013).
Karakteristik Chi‐Square:
 Nilai Chi Square selalu positif karena merupkan hasil pengkuadratan.
 Terdapat beberapa kelompok distribusi Chi Square, yaitu distribusi Chi
square dengan dk=1, 2, 3, dst.
 Datanya berbentuk diskrit atau nominal
Chi Kuadrat dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel atau
satu variabel, yang terdiri atas dua kategori atau lebih. selain itu dapat digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif 2 sampel atau 2 variabel serta untuk menguji hipotesis
asosiatif yang berskala nominal.
2.1.1. Chi square untuk uji hipotesis deskriptif satu sampel
Menurut Sugiyono (2013), Chi square satu sampel adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas
dua atau lebih klas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Yang
dimaksud hipotesis deskriptif dapat merupakan estimasi/dugaan terhadap ada
tidaknya perbedaan frekuensi antara kategori satu dan kategori lain dalam
sebuah sampel tentang sesuatu hal.
Rumus :

1
Dimana:
x 2 = Chi square
f́ = Frekuensi yang diobservasi
fh = Frekuensi yang diharapkan
Contoh untuk 3 kategori klas:
Suatu SMK x di Kota A ingin membuka jurusan baru, sehingga ingin
mengetahui jurusan apa yang banyak diminati. Untuk itu dilakukan survey ke beberapa
sekolah yang memiliki jurusan-jurusan tata busana, tata boga, kecantikan. Menurut
survey, diketahui dari 375 siswa sebanyak 85 siswa memilih jurusan tata boga, 116
memilih jurusan tata busana, dan 174 siswa memilih kecantikan. Dengan probabilitas
5%
Berdasarkan hal tersebut, maka :
Perhitungan Manual:
 Judul penelitian dapat dirimuskan sebagai berikut:
 Kecenderungan siswa dalam memilih jurusan SMK.
 Variabel penelitiannya jurusan SMK.
Sampel : Jumlah sampel 375 siswa terdiri atas 3 jurusan. 85 siswa memilih jurusan tata
boga, 116 memilih jurusan tata busana, dan 174 siswa memilih kecantikan
1) Tempat penelitian: Beberapa SMK di Kota A
2) Data hasil penelitian: terdapat pada tabel berikut
Tabel : Frekuensi yang disurvey dan yang diharapkan pemilih jurusan
SMK
Jurusan

Tata Boga 85 125 -40 1600 12,8


Tata Busana 116 125 -9 81 0,65
Kecantikan 174 125 49 2401 19,21
Jumlah 375 375 0 4482 32,66

3) Hipotesis:
H0 : Jumlah siswa yang memilih 3 jurusan tidak berbeda (peluang 3
jurusan untuk dipilih siswa adalah sama)
Ha : Jumlah siswa yang memilih 3 jurusan berbeda (peluang 3 jurusan
untuk dipilih siswa adalah tidak sama)

2
4) Kriteria pengujian hipotesis
Bila Nilai Chi square hitung lebih kecil dari nilai Chi square tabel, maka
H0 diterima dan bila lebih besar atau sama dengan nilai tabel, maka Ha
diterima.
5) Pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang ditunjukkan pada Tabel, maka
dapat diketahui bahwa Chi square hitung = 32,66. Dalam hal ini dk = N-1
= 3-1 = 2. Berdasarkan dk 2 dan probabilitas 5%, maka diperoleh chi
square tabel = 5,99. Chi square hitung lebih besar dari chi square tabel
(32,66 > 5,99). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
6) Kesimpulan
Jumlah siswa yang memilih 3 jurusan SMK berbeda, dan berdasarkan data
jurusan kecantikan paling banyak diminati siswa.
7) Saran untuk SMK x
Jurusan yang dibuka adalah kecantikan, karena paling banyak diminati
siswa.

2.2. Uji chi square di spss satu sampel

Contoh Kasus :

Seorang peneliti ingin mengetahui terdapat “hubungan antara jenis kelamin seseorang
dengan tingkat pendidikan yang dicapai penduduk Kota Madiun “. Sampel diambil dari
33 orang yang .

Hipotesis :

H0 = Tidak terdapat hubungan antarajenis kelamin dengan tingkat pendidikan yang


dicapai penduduk Kota Madiun

H1 = Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan yang


dicapai penduduk Kota Madiun

Langkah-langkah :

a. Klik variable viewtulis jenis kelamin pada kolom nama tambah label dengan
jenis kelamin

3
b. Klik view pada variable jenis kelamin pada kotak value tulis angka 1pada
kolom label tulis laki-lakiadd pada kotak value lagi tulis angka 2, kemudian
pada kotak label tulis perempuan  add.

c. Pada kolom nama tambah variable pendidikan , kemudian pada kolom label tulis
pendidikan dan klik valuepada kotak value tulis 1 , dan pada kotak label tulis
SMAadd. Pada kotak value tulis 2, pada kotak label tulis diplomaadd,
seterusnya sampai S1 dengan value 3 dan S2 dengan value 4

4
d. Analisis chi square : analyzedescriptive statisticcrosstab

e. Masukkan jenis kelamin ke tabel row dan pendidikan ke tabel column

f. Pilih Statistic, centang uji chi square klik continue ,lalu pilih ok dan muncul
output spss

5
2.3. Interpretasi output
Dasar pengambilan keputusan uji chi square yaitu :
a. Jika nilai asymp sig <0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak sebaliknya jika
asymp sig >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Dari tabel chase processing summary menjelaskan pada kolom N ( jumlah data)
adalah 33 dan kolom percent menunjukkan 100% berarti semua data dimasukkan tidak
ada yang dibuang. tabel chi square , dimana diketahui nilai pearson chi square
asymptotic significance 2 sided, terdapat nilai 0,548. Dari nilai asymp sig 0,548>0,05
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan
dengan tingkat pendidikan dan jenis kelamin pada penduduk Kota Madiun.

b. Chi square untuk uji hipotesis komparatif dua sampel independen


Menguji komparatif dua sampel independen berarti menguji signifikansi
perbedaan nilai dua sampel yang tidak berpasangan. Sampel independen biasanya
digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan penelitian survey,
sedangkan sampel berpasangan banyak digunakan dalam penelitian eksperimen. Chi

6
square digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya
berbentuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan rumus
yang telah ada atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2x2 (2 baris x 2 kolom)
(Sugiyono, 2013).
Untuk menguji hipotesis ini, hitung jumlah individu dari tiap kelompok yang
termasuk ke dalam berbagai kategori dan bandingkan jumlah individu dari satu
kelompok dalam berbagai kategori dengan kelompok lainnya.
Tabel Kontingensi :
Sampel Frekuensi pada: Jumlah Sampel
Obyek I Obyek II
Sampel A A B A+B
Sampel B C D C+D
Jumlah A+C B+D N
N = jumlah sampel
Rumus :

Contoh :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara jenis sekolah
(SMA/SMK) dengan minat lulusan untuk melanjutan studi ke perguruan tinggi atau
bekerja.. Jenis sekolah dikelompokkan menjadi dua yaitu SMA dan SMK. Sampel
pertama sebanyak 80 orang, sampel kedua sebanyak 70 orang. Berdasarkan angket yang
diberikan kepada sampel lulusan SMA, maka dari 80 orang tersebut yang memilih
melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebanyak 60 orang, dan yang memilih bekerja
sebanyak 20 orang. Selanjutnya dari kelompok sampel lulusan SMK memilih
melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebanyak 20 orang, dan yang memilih bekerja
sebanyak 50 orang
Berdasarkan hal tersebut, maka :
1) Judul penelitian dapat dirimuskan sebagai berikut:
Kecenderungan lulusan dalam memilih untuk melanjutan studi ke
perguruan tinggi atau bekerja.
2) Variabel penelitiannya :
1) Variabel Independen : Jenis sekolah

7
2) Variabel dependen : Minat lulusan
3) Rumusan Masalah:
Adakah perbedaan jenis sekolah dengan minat lulusan untuk melanjutan
studi ke perguruan tinggi atau bekerja.
4) Sampel : Terdiri dari dua kelompok sampel independen yaitu kelompok
lulusan SMA dengn jumlah 80 orang dan kelompok lulusan SMK dengn
jumlah 70 orang.
5) Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan jenis sekolah dengan minat lulusan
Ha : Terdapat perbedaan jenis sekolah dengan minat lulusan
6) Kriteria pengujian hipotesis
Dengan dk = 1 dan probabilitas 5%. H 0 diterima bila nilai Chi square
hitung lebih kecil dari nilai Chi square tabel dan bila lebih besar atau sama
dengan nilai tabel, maka Ha diterima.
7) Penyajian data
Data hasil penelitian disusun ke dalam tabel:
Tabel : Frekuensi minat lulusan

Sampel Minat lulusan Jumlah Sampel


Melanjutkan Bekerja
studi
Lulusan SMA 60 20 80
Lulusan SMK 20 50 70
Jumlah 80 70 150

1) Perhitungan
Berdasarkan tabel tersebut dan menggunakan rumus chi square 2 sampel
independen, dapat dihitung:

−1
2
(x) =
(
150 ¿ 60.50−20.20∨
2 )
150 ²

( 60+20 ) ( 20+50 ) ( 60+20 ) (20+50)

8
150 ( ¿ 3000−400∨−75 ) ²
¿
( 80 ) ( 70 ) ( 80 ) (70)
150 ( 2600−75 ) ²
¿
5600.5600
150.6375625
¿
31360000
956343750
¿
313600 00
= 30,50
Dengan dk = 1 dan probabilitas 5%, maka diperoleh chi square tabel =
3,84. Ternyata nilai Chi square hitung = 35,86 > Chi square tabel 3,84.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
2) Kesimpulan
Jadi Terdapat perbedaan jenis sekolah dengan minat lulusan, dimana
lulusan SMA lebih cenderung memilih melanjutkan studi ke perguruan
tinggi dan lulusan SMK cenderung memilih bekerja.

Perhitungan SPSS
Contoh Kasus 2
Sampel Minat lulusan Jumlah Sampel
Melanjutkan Bekerja
studi
Lulusan SMA 7 3 10
Lulusan SMK 8 12 20
Jumlah 15 15 30

Langkah-langkah
a. Buka Variable View → Isi nama dengan Minat dan Jenis sekolah

9
b. Isi value label minat

c. Isi value jenis sekolah

d. Buka Data view → Masukkan data

10
e. Klik anlyze → descriptive statistic → crosstabs

f. Pindahkan minat ke row dan jenis sekolah ke column

g. Klik statistic centang chi square dan klik ok

11
2.4. Interpretasi output SPSS
Dengan df = 1 dan probabilitas 5%, maka diperoleh chi square tabel = 3,84. Ternyata
nilai Chi square hitung = 2,400 < Chi square tabel 3,84. Dengan demikian H 0 diterima
dan Ha ditolak. Jadi tidak terdapat perbedaan jenis sekolah dengan minat lulusan.

12
BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Chi square dapat dihitung menggunakan data kategori. Datanya berbentuk diskrit
atau nominal. Hasil dari chi kuadrat selalu positif karena hasilnya selalu dikuadratkan.
Hasil chi kuadrat hitung jika lebih kecil dari chi kuadrat tabel maka hasilnya adalah
tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Tetapi jika hasilnya lebih besar dari chi kuadrat
tabel maka terjadi perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan semakin
besar hasil dari chi kuadrat hitung terhadap chi kuadrat tabel maka semakin signifikan
perbedaannya.

13

Anda mungkin juga menyukai