Anda di halaman 1dari 1

TUGAS KKUP

RABU, 15 MEI 2019

Naftalita Desintamaya
Teknik Geologi
(18/428782/TK/47284)

BRAINEX: MENENTANG ETIKA

Salah satu artikel di suatu news web menyebutkan soal penemuan mahasiswa-mahasiswa Kedokteran di
Yale School of Medicine yaitu BrainEx, yang merupakan metode dihidupkannya kembali otak yang telah
mati dan sukses diuji coba pada seekor babi dan berhasil, menjadikan BrainEx sebagai salah satu metode
atau cara yang nantinya di masa depan bisa kembali membangkitkan manusia dari kematian.

Dari segi kesehatan, hal tersebut sangat positif jika digunakan untuk menyelamatkan pasien yang
terkena serangan jantung mendadak ataupun stroke. Otak manusia sendiri dikatakan masih hidup
selama selang beberapa waktu ketika organ tubuh lainnya dinyatakan mati, di mana ini yang mendukung
kesuksesan BrainEx. Pada orang atau individu yang dinyatakan mati, BrainEx menstimulasi otak dengan
merangsang neutron untuk kembali hidup, jelas dalam sisi kesehatan ini bisa menyembuhkan beberapa
penyakit seperti yang sudah disebutkan.

Namun dalam sisi etika, BrainEx ini jelas menabrak aturan dan kaidah-kaidah baik secara kemanusiaan
ataupun teologi. Dari sisi kemanusiaan, BrainEx hanya merancang otak untuk mengambil rangsangan
listik yang diberikan kepada neutron, dan terbukti tidak satupun obat atau rangsangan listrik yang
diberikan berdampak pada syaraf otak yang mengatur kesadaran. Sementara itu yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya adalah kesadaran itu sendiri. Jika BrainEx dikembangkan kepada
manusia, maka bisa saja manusia tersebut dibangkitkan dari kematian menjadi sosok yang berbeda,
hanya hidup, tidak bisa lagi berpikir atau sadar siapa dirinya, sehingga ini bisa disebut menyalahi hak-hak
dan kaidah kemanusiaan.

Dari segi teologi, BrainEx juga sangat kontra mengingat kemunculan teknologi ini nantinya menentang
kepercayaan-kepercayaan berbagai keyakinan.

Anda mungkin juga menyukai