Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENEGAKAN HUKUM DALAM KASUS PENGGUNAAN STEM CELL


EMBRIONIK UNTUK TERAPI KECANTIKAN DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN PKM-GT

Disusun oleh :
Yogo Triwibowo C100170128
Syaifulloh Al Fariz Hakim C100180361
Galang Adesta Indiana S C100182390
Kukuh Ari Febrianto C100182391

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


TAHUN 2021
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Penegakan Hukum Dalam Kasus
Penggunaan Stem Cell Embrionik Untuk
Terapi Kecantikan di Indonesia
2. Bidang Kegiatan : PKM – GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap : Yogo Triwibowo
b) NIM : C100170128
c) Jurusan : S1-Ilmu Hukum
d) Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
e) Alamat Rumah dan No Tel./HP : Kelurahan Kandai Satu, Dompu, Nusa
Tenggara Barat / 087878581179
4. Email : triwibowo.yt@gmail.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 Orang
6. Dosen Pendamping
a) Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Rizka, S.Ag. M.H.
b) NIDN : 0609057305
c) Alamat Rumah dan No Tel/HP : Westville Residence B8, Kartasura,
Sukoharjo/ 08122598888

Surakarta, 15 Desember 2021


Menyetujui,
Kepala Program Studi Fakultas Hukum Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Wardah Yuspin, S.H., M.Kn., Ph.D) (Yogo Triwibowo)


NIDN. 0610878002 NIM. C100170128

Dosen Pendamping,

( Dr. Rizka, S.Ag. M.H.)


NIDN. 0609057305

i
DAFTAR ISI

PENGESAHAN USULAN PKM GAGASAN TERTULIS .......................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 1
BAB I..............................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 2
1.2 Tujuan dan Manfaat Gagasan .............................................................................................. 5
BAB II ........................................................................................................................................... 7
2.1 Pengaruh Peraturan tentang Stem Cell bagi penegakan hukum .......................................... 7
2.2 Solusi yang Diterapkan terhadap penegakan hukum Stem Cell .......................................... 7
2.3 Kritik terhadap ketidaksinkronan norma hukum ................................................................. 8
2.4 Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Mengimplementasikan penegakan hukum
penggunaan Stem Cell ............................................................................................................... 9
2.5 Upaya Untuk Meminimalisir Terjadinya penggunaan Stem Cell pada Klinik Kecantikan 9
BAB III........................................................................................................................................ 11
3.1 Inti Gagasan ................................................................................................................ 11
3.2 Teknik Implementasi Gagasan .................................................................................... 11
3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 13
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 14
Lampiran 1. Biodata Ketua ..................................................................................................... 14
A. Identitas Diri .................................................................................................................... 14
Lampiran 1. Biodata Anggota ................................................................................................. 15
Lampiran 1. Biodata Anggota ................................................................................................. 16
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping ................................................................................ 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Dan Pembagian Tugas ................................. 23
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ...................................................................... 25

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi stem cell kini semakin menjadi trend yang dianggap bisa membantu
pengobatan dalam bidang medis. Di Indonesia pengembangan terapi stem cell
diarahkan kepada penyakit degeneratif dan keturunan yang banyak terdapat di
masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang,
peningkatan taraf hidup masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pemenuhan hak
asasi manusia serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat
menyebabkan peningkatan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang 1
berkualitas. Teknologi stem cell perlu dikembangkan sebagai alternatif terapi
penyakit untuk kepentingan pasien dan terjangkau masyarakat. sel induk memiliki
potensi yang besar dalam dunia kedokteran untuk dimanfaatkan sebagai terapi sel
bagi berbagai penyakit degeneratif dan kanker yang sulit disembuhkan,di antaranya
diabetes, infark jantung, stroke, parkinson, dan sebagainya.2

Sains dan teknologi memang merupakan bagian dari kehidupan manusia.


Kemajuan teknologi merupakan konsekuensi dari pengembangan ilmu
pengetahuan.Pengembangan sains adalah manifestasi keinginan manusia untuk
maju, untuk menyempurnakan dirinya, dan untuk memecahkan rahasia alam.5
Penggunaan dan pengembangan sel punca dalam bidang penelitian dan aplikasinya
diklinik dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik yang
mungkin membayanginya, khususnya penggunaan dan pemanfaatan sel punca yang
berasal dari embrio (embryonic stem cells). Meskipun demikian stem cell ini tetap
merupakan satu fenomena menarik dan merupakan hal baru dalam dunia IPTEK.
Stem cell merupakan hal yang baru dipublikasikan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyrakat. Walaupun masih tergolong mahal, tidak
bisa dipungkiri stem cell ini merupakan sebuah harapan baru dalam bidang
pengobatan. Peran penting dari sel punca embrionik adalah untuk terapi dan
pengobatan menurunkan angka penderita penyakit degeneratif, seperti penyakit
syaraf, jantung dan hati.3
Human Stem cell merupakan sel yang memiliki potensi untuk berkembang,
mampu membelah diri terus menerus dan berkembang menjadi berbagai jenis sel
dengan tipe berbeda sesuai kebutuhan. Teknologi menggunakan Human Stem cell
ini sangat fenomenal karena tidak hanya bersentuhan dengan masalah etis dan sosial

1 Kalthoff, Klaus. 2001, Analysis of Biological Development. Evenue of TheAmericans: Mc Graw Hill
Higher Education, h. 68.
2 Citrawathi, Desak Made, dkk. 2001, Anatomi dan Fisiologi Manusia.Singaraja:Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3 McLaren, A. , 2001, Ethical and social considerations of stem cell research. Nature. 414: h. 129- 131.

2
tetapi menjadi pemasalahan hukum, sejak dari tahap riset hingga pemanfaatannya.4
Permasalahan hukum Human Stem cell berawal dari aspek etik sumber Human
Stem cell. Berdasarkan sumbernya, Human Stem cell dibagi menjadi dua, yaitu
Embryonic Stem cell dan Non-embryonic Stem Cell (Adult Stem Cell, Induced
Pluripotent Stem cell, dan Fclass). Pada perkembangannya, hal ini merupakan
fenomena eticolegal yang harus dicermati, diatur, dan dilindungi hukum. Kebebasan
meneliti dan memanfaatkan hasil penelitian Human Stem cell bagi kesehatan, baik
pada tatanan kebijakan negara maupun kebijakan lokal, perlu landasan yang dan
batasan oleh undang-undang.5
Teknologi kedokteran dengan Human Stem cell dianggap menumbuhkan
harapan kesembuhan, sehingga dalam perkembangannya terapi Human Stem cell
dengan berbagai aplikasinya menjadi suatu target realistis untuk dicapai6
Ada banyak penyakit yang semula tidak dapat disembuhkan secara tuntas karena
kerusakan sel tertentu di dalam tubuh manusia, tetapi dapat disembuhkan dengan
Human Stem cell, misalnya: Penyakit jantung, penyakit sistem syaraf (misalnya
Parkinson, Alzaimer, dan Huntington), penyakit-penyakit autoimmune. Cara ini
disebut pengobatan regenerative (Regenerative Medicine).4 Penyembuhan dengan
cell-based therapies (penyembuhan berbasis sel) ini dilakukan dengan
menginjeksikan stem sel pada bagian sel yang rusak sehingga sel ini dapat
mengganti secara permanen sel yang rusak.7

Namun pemanfaatan stem cell (sel punca) kini tak terbatas pada bidang
kesehatan saja, tapi juga kecantikan. Sesuai dengan sifat sel ini untuk memperbaiki
jaringan rusak, berbagai masalah kulit akibat penuaan pun diklaim bisa diatasi
dengan sel punca. Youth & Beauty Clinic termasuk dalam klinik estetika yang
memanfaatkan terapi stem cell. Diperkenalkan treatment Baby Stem Glow yang
berbahan dasar plasenta bayi yang menurut keterangan Klinik Kecantikan dengan
stem cell jaringan yang rusak dan tekstur kulit yang tidak sempurna bisa diperbaiki.
Baby stem glow treatment ini sebenarnya kombinasi dari tiga terapi, yaitu stem cell,

4 Human Stem cell memiliki kemampuan yang unik yaitu “self renewal” berpoliferasi dengan tetap
menjadi Human Stem cell yang “blank” dapat berpoliferasi pula menjadi sel yang berdiferensiasi menjadi
sel khusus dengan kemampuan yang khusus pula. Cecep Triwibowo, Etika Hukum dan Kesehatan, Nuha
Medika, Yogyakarta, 2014, hlm. 177.
5 Umar Anggara Jenie dalam Bioetika: Pengertian, Prinsip, dan KBN, dalam Liek Wilardjo, Bioetika:
Mengurung Minotaurus di dalam Labirin, Yogyakarta, 2009, Puataka Pelajar, 2009, hlm. 218- 19.
6 “The words „stem cells‟ and „stem cell therapy‟ in themselves create hope: „halting disease‟, „cure of
damage‟, „new life‟. For many years the words have been around as a promise for the future. Laymen
were more confident about their applications than experts. However, the future is now approaching
rapidly. Stem cell therapy is becoming a realistic target to be achieved, on a larger scale and for a
growing number of applications”. Peter Heutink dan Marjo Van Knaap dalam Vivi M. Heine, et.al,
Induced Pluripotent Stem Cell in Brain Disease, Springer Dordrecht Heidelberg, London, 2012, hlm.v. 7
CB. Kusmaryanto, Stem Cell, Sel Abadi dengan Seribu Janji Terapi, Grasindo, Jakarta, 2005, hlm. 5457.
3
ulthera dan botox atau filer. Fungsi dari stem cell untuk memperbaiki kualitas
kulitnya, baik dalam hal tekstur, kecerahan, dan kehalusan kulit.

Hal yang dianggap membuat kontroversial, yaitu adanya proses penghancuran


embrio manusia pada saat mengisolasi sel punca tersebut sehingga menjadi
pertentangan karena menimbulkan masalah kode etik manusia dan juga pelanggaran
hukum agama. Untuk mendapatkan sifat sel induk yang memiliki kemampuan
berkembang menjadi seluruh sel tubuh (pluripotensi), harus dilakukan pengambilan
sel dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan) sebelum terjadi
proses penempelan pada rahim. Prosedur pengambilan sel induk tersebut dianggap
sebagai penghancuran pada fase awal kehidupan manusia.Banyak pihak yang
berpendapat bahwa seperti halnya manusia yang telah lahir, embrio memiliki hak
untuk hidup dan berkembang.7

Menurut pemikiran yang berkembang di kalangan ulama Muhammadiyah,


embrio terbentuk setelah konsepsi, artinya sudah ada kehidupan di sana. Jadi
mengambilnya sama dengan melakukan aborsi, Nahdlatul Ulama juga berpendapat
terapi sel punca embrionik hanya bisa dilakukan bila sudah tidak ada jalan lain yang
bisa dilakukan untuk menyelamatkan manusia. Kalaupun aplikasi terapi sel punca
embrionik pada manusia dilakukan, harus dengan sangat hati-hati dengan
memperhatikan dampaknya terhadap manusia, tindakan itu harus dilakukan sesuai
tujuan hukum Islam yakni terpeliharanya agama, jiwa, kehormatan, keturunan dan
harta manusia.
Pada dasarnya penggunaan sel punca juga hanya dapat dilakukan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta dilarang digunakan untuk
tujuan reproduksi. Selain itu sel punca tidak boleh berasal dari sel punca embrionik.
Transplantasi stem cell hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk
dikomersialkan ataupun diperjualbelikan dengan alasan apapun. Oleh
karena itu pemerintah dinilai telah cukup mengatur dasar hukum praktik stem cell
(sel punca). Akan tetapi hal ini masih memerlukan pengaturan lebih lanjut karena
perkembangan teknologi dan kehendak mayarakat.
Penangkapan tiga tersangka kasus praktik penyuntikan stem cell ilegal berinisial
OH (66), YW (46) dan LJP (47), di Hubsch Clinic, Ruko Bellepoint, Jalan Kemang
Selatan VIII Nomor 55, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dijerat pasal
berlapis dengan ancaman hukuman 15 tahun bui.7 para tersangka dikenakan Pasal
204 ayat 1 KUHP dan atau Pasal 263 KUHP dan atau Pasal 75 ayat 1, Pasal 76 UU
RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan atau Pasal 201 juncto
Pasal
7 https://www.beritasatu.com/nasional/595661/tersangka-penyuntikan-stem-cell-ilegal-dijerat-pasalberlapis
4
197 jo Pasal 198 jo Pasal 108 UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
atau Pasal 8 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Mereka dijerat hukuman paling
lama 15 tahun. Pengungkapan praktik kedokteran ilegal, tidak memiliki izin praktik
penyuntikan stem cell yang tidak memiliki izin edar dengan menggunakan alat
farmasi tidak sesuai standar dan ketentuan, klinik itu tidak memiliki izin praktik,
izin edar maupun izin usaha.
Praktik kedokteran ini menggunakan serum stem cell berlogo Kintaro berasal
dari Jepang. Kemudian, korban jelas masyarakat dan pemerintah karena mereka ini
tanpa izin melakukan praktik kedokteran, tanpa izin edar dan izin usaha," katanya.
Korban yang terdata dari hasil keterangan ada 56 orang selama praktik mulai Januari
2019 sampai Januari 2020, sekitar 1 tahun melakukan praktik di Jakarta.
para pelaku merupakan jaringan internasional dengan sasaran orang-orang kaya
yang ada di Indonesia. Mereka menggunakan media sosial, media, website,
seminarseminar, terus merekrut orang-orang Indonesia yang sasarannya adalah
orang-orang kaya, stem cell itu dimasukkan ke dalam cool box dan dikirim ke
Indonesia menggunakan pesawat.
` Mencermati kasus tersebut, beberapa dari kita mungkin bertanya-tanya mengenai
apa risiko suntik stem cell hingga polisi melakukan penggerebekan pada klinik yang
diduga melakukan praktik ilegal terhadapnya. Salah satu jawabannya bisa jadi
adalah karena praktik suntik stem cell hingga kini masih berupa pelayanan berbasis
penelitian. Praktik itu juga diketahui pernah menjadi polemik karena terbentur
masalah etik.

1.2 Tujuan dan Manfaat Gagasan

Agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh iklan iklan penggunaan stem cell
yang dijanjikan akan membuat awet muda dan mempunyai kulit yang kencang.
Iklan "stem cell facelift" yang kian marak dipasarkan oleh beragam klinik kecantikan
menimbulkan kekhawatiran karena dapat menyesatkan pasien. Multipotent stem cell
atau sel punca multipoten yang berasal dari jaringan lemak (Adipose-derived Stromal

5
Cell) belum lulus uji coba dan dinyatakan aman oleh FDA untuk digunakan pada
manusia sebagai salah satu bentuk terapi sel punca. Di Indonesia sendiri, penggunaan
sel punca ASC juga belum dinyatakan aman dan belum diatur penggunaannya dalam
Permenkes. Kebanyakan klinik kecantikan yang menawarkan perawatan "stem cell
facelift" sesungguhnya melakukan perawatan volumetric lipofilling yang sudah lazim
dilakukan di dunia bedah kosmetik.
Dari sisi pemerintah, agar penegak hukum dapat mudah melakukan penahanan
terhadap pelaku penggunaan dan penyuntikan Stem Cell illegal yaitu dengan
regulasi Undang-undang dan peraturan yang tegas, bukan hanya dengan sanksi
administratif. Juga dengan sosialiasi regulasi hukum yang ada, sehingga tidak
banyak Klinik Kecantikan yang menggunakan Stem Cell untuk terapi kecantikan.

6
BAB II
GAGASAN

2.1 Pengaruh Peraturan tentang Stem Cell

Regulasi yang mengatur tentang pelayanan sel punca antara lain, Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan bank sel
punca, darah dan tali pusat, kemudian Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 50
Tahun 2012 terkait penyelenggaraan laboratorium pengolahan sel punca untuk
aplikasi klinik, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 62 Tahun 2013 tentang
penyelenggaraan bank jaringan dan atau sel, serta Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 32 Tahun 2018 tentang penyelenggaraan sel punca dan atau sel. Tujuannya
melindungi masyarakat tentang sel punca. Jadi sel punca ini penyelenggaraannya
adalah penelitian berbasis pelayanan. Sehingga kalau secara resminya belum dapat
diperjualbelikan. Tetapi yang bisa diperjualbelikan adalah pengolahannya. Karena
biaya pengolahannya mahal, jadi biayanya untuk biaya pengolahan. Tapi selnya
sendiri belum bisa diperjualbelikan karena masih tahap penelitian berbasis
pelayanan
Sedangkan para tersangka penyuntikan Stem Cell dikenakan Pasal 204 ayat (1)
KUHP dan/atau Pasal 263 KUHP dan/atau Pasal 75 ayat (1), Pasal 76
UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan/atau Pasal
201 juncto Pasal 197 juncto Pasal 198 juncto Pasal 108 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dan/atau Pasal 8 ayat (1) huruf a Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juncto Pasal 55 dan Pasal 56
KUHP.

2.2 Solusi yang Diterapkan terhadap penegakan hukum stem cell

Apabila dilihat dari berbagai macam persoalan, solusi untuk mencegah


terjadinya salah tafsir kembali yang berakibatkan pada kontraproduktif-nya
peraturan ini, perlu adanya sosialisasi yang baik serta konsistensi yang tinggi dan
juga pemerintah turut bekerjasama dengan lembaga sosial masyarakat lainnya.

7
Pemerintah dalam hal mengenai pembuatan Undang-Undang dan Peraturan,
harus difikirkan terlebih dahulu secara matang serta harus menggali dari nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat, dan juga dalam pembuatan Undang-Undang tidak
boleh bertentangan dalam Undang-Undang diatasnya/lebih tinggi, dan jangan pula
membuat pasal yang memiliki kesan ambigu atau multi tafsir yang berujung
menimbulkan masalah dikemudian hari setelah RUU di Undang-Undangkan.

Undang-Undang yang dibuat oleh DPR seharusnya jangan dibuat sedemikian


rupa hingga kemudian dilempar begitu saja kepada masyarakat, akan tetapi
UndangUndang yang akan dibuat tersebut haruslah di dasari dengan meneliti
kehidupan yang ada didalamnya, serta menggali nilai-nilai kultur dan budaya
masyarakat tersebut, kemudian barulah hasil dari penelitian tersebut diolah lalu
dibuat menjadi undangundang, dimana Undang-Undang tersebut dapat
mencerminkan suatu nilai yang ada di dalam masyarakat Indonesia.

Mencontoh suatu undang-undang dari negara yang mana Undang-Undang


tersebut ter-implementasi dengan baik memang sangat bagus, akan tetapi tidak lupa
bahwa hukum tidak dapat ditransfer begitu saja, karena hukum yang ada dan
terimplementasi dengan baik dalam suatu wilayah pasti akan berbeda
implementasinya apabila diberlakukan di wilayah yang lain. Karena beberapa faktor
yang mempengaruhi hal tersebut seperti kultur budaya serta perilaku suatu
kelompok masyarakat, karena budaya serta perilaku masyarakat di suatu negara
dengan negaranegara lain sangatlah berbeda. Oleh karena hal tersebut, dalam
membuat UndangUndang yang baik serta ter-implementasi dengan baik di Indonesia
haruslah dibuat secara bottom-up dan bukan up-down.

2.3 Kritik terhadap ketidaksinkronan norma hukum

Terjadi ketidaksinkronan dan kekaburan norma hukum

UU NO.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 70:


Ayat (1) Penggunaan Sel Punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, serta dilarang digunakan untuk
tujuan reproduksi
(2) Sel Punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berasal dari sel
punca embrionik.
(3) Ketentuan lebih kanjut mengenai penggunaan sel punca sebagaimana
dimaksud pada pada ayat (1) dan ayat ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri .
Dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 834 Tahun 2009 di pengertian
Pelayanan Sel Punca Huruf B yang menagtur tentang falsafah poin 5 yaitu
Reproduktive Stem Cell atau Sel Punca Embironik Pulripotent dan Totipotent
8
dilarang dengan alas an mengganggu martabat manusia. Dalam keuputsan ini tidak
ada ketegasan karena ditempatkan pada falsafah, tidak ada sanksi yuridis bila mana
dilanggar.

2.4 Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Mengimplementasikan


Dalam doktrin sistem politik yang demokratis, watak dari hukum yang akan
dihasilkan haruslah bersifat akomodatif dan responsif. Substansi dalam hukum yang
terdapat di berbagai macam peraturan perundangan yang ada haruslah menghormati
serta menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hak Asasi Manusia merupakan salah
satu dari adanya penegakan hukum. Di dalam sistem tersebut adanya ikatan
komunikasi antara opini publik lewat wakil-wakilnya, juga media masa, para
agamawa, cendekiawan, juga LSM dan pemerintah. Sudah sepatutnya pihak-pihak
tersebut men-sosialiasikan mengenai peraturan Stem Cell ini dengan baik agar tidak
terjadinya kesalahan serta perbedaan pemahaman. Pemerintah dalam mengatur serta
menjalankan pemerintahannya lewat keputusan serta kebijakan, mempunyai
kekuasaan, kekuatan, kewenangan, serta fasilitas yang tersedia sebagai alat maupun
sarana, baik dalam mengatur dan menjalankan tugas ataupun menyelesaikan konflik
yang ada. Politik hukum yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar suatu negara
sudah harusnya menjadi pedoman utama yang harus dilaksanakan oleh para pejabat
negara.
Riset Human Stem cell, secara etis berhadapan dengan nilai hidup manusia.
Harkat dan martabat manusia merupakan seperangkat nilai yang diberikan oleh
negara kepada pribadi-pribadi manusia. Pada tataran riset, Human Stem cell
embryonic disambut dengan enthusiasme, tetapi hal ini kontroversial dalam hal etik.
Permasalahan etik yang muncul ini menyangkut nilai hidup manusia. Nilai manusia
inilah yang secara hukum dibela dan diberikan perlindungan.
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan sesuai aturan
hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun represif (pemaksaan),
baik yang secara tertulis dan tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan
hukum. Nilai kemanfaatan, keadilan, dan kepastian hukum itu dibangun di atas nilai
harkat dan martabat manusia. Positivisasi nilai ini diwujudkan dalam bentuk regulasi
dalam peraturan perundangundangan.8

2.5 Upaya Untuk Meminimalisir Terjadinya Penggunaan Stem Cell pada Klinik
Kecantikan

8 Philipus Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1987, hlm.2
9
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupakan landasan
yuridis bagi bekerjanya hukum sebagai intrumen perlindungan.
Pada pasal 64 UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa penggunaan teknologi Sel Punca Manusia untuk penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Secara eksplisit, berarti bahwa Undang-Undang
di Indonesia mengizinkan digunakannya Human Stem Cell. Izin menggunakan
Human Stem cell pada perkembangannya sangat fenomenal. Kritik terhadap
undang-undang dimulai dari keberadaan sumber Human Stem cell, antara lain:
Sumber Human Stem cell dapat diperoleh dari Embryonic Stem Cell, yang didapat
dari spare embryo (sisa embrio) hasil In Vitro Fertilization, Somatic Cell Nuclear
Transfer (SCNT). Hal ini dapat menjadi permasalahan hukum yang bertentangan
dengan nilai kemanusiaan.

Aturan tentang Human Stem cell berhubungan pula dengan aturan perundangan
lainnya dalam hal kesehatan reproduksi. Legalisasi aborsi atas korban perkosaan
sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi, dapat menjadi salah satu celah untuk mengalihkan fungsi embrio
sebagai bahan riset secara legal. Dalam UU Kesehatan dan peraturan pemerintah untuk
penyalahgunaan hanya ada sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis, pencabutan penetapan penyelenggaraan
pelayanan terapi Sel Punca dan/atau Sel, atau pencabutan izin operasional rumah
sakit atau klinik utama, tidak ada sangsi tegas secara yuridis
Human Stem cell bermanfaat bagi manusia, tetapi cell yang berasal dari tubuh
manusia ini bukanlah sebuah komoditas ketidakjelasan regulasi terutama yang
mengaturnya pada tahap riset dan pemanfaatannya, membuka kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan Human Stem cell. Human stem yang dipersiapkan untuk
nilai jual tertentu yang notabene hanya menguntungkan bagi kepentingan pihak
tertentu saja. Human Stem cell merupakan kekayaan peradaban manusia yang
semestinya dilindungi demi hidup manusia itu sendiri.9

9 MANGESTI, YOVITA ARIE (2016) PERLINDUNGAN HUKUM BERPARADIGMA KEMANUSIAAN


YANG ADIL DAN BERADAB PADA RISET DAN PEMANFAATAN HUMAN STEM CELL (SEL PUNCA
MANUSIA) DI BIDANG KESEHATAN. Other thesis, Universitas Sebelas Maret
10
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Inti Gagasan

Gagasan polemik regulasi kebijakan stem cell sudah dibuat Kemenkes RI


bekerjasama dengan Komite Sel Punca dan Sel, antara lain Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 48 tahun 2012 tentang Bank Sel Punca Darah Tali Pusat, Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 50 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengolahan Sel
Punca Untuk Aplikasi Klinis, Peraturan Menteri Kesehatan nomor 62 tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Bank Jaringan dan atau Sel, dan Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 32 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca dan
atau Sel. beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan sel punca dan
jaringan, yakni kurangnya informasi dan pemahaman di masyarakat mengenai
adanya alternatif pengobatan untuk penyakit degeneratif dan genetic dan
ketidaktegasan regulasi pengaturan stem cell.
Akibatnya banyak beredar produk yang menyebut sebagai produk sel punca
padahal pada kenyataannya bukan. Selain itu, rumah sakit penyelenggara pelayanan
sel punca masih terbatas karena masih terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana
serta sumber daya manusia terkait pelayanan sel punca. ketidakjelasan regulasi
terutama yang mengaturnya pada tahap riset dan pemanfaatannya, membuka
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan Human Stem cell. Human stem yang
dipersiapkan untuk nilai jual tertentu yang notabene hanya menguntungkan beberapa
pihak. Karena cell yang berasal dari tubuh manusia ini bukanlah sebuah komoditas .
Gagasan ini diajukan untuk pemerintah sebagai lembaga yang berwenang
membuat keputusan serta kebijakan yang nantinya dapat memberikan dampak positif
bagi masyarakat.

3.2 Teknik Implementasi Gagasan


Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan bagi masyarakat
mengerti dan faham terhadap penggunaan Stem Cell tersebut :
a. Pemerintah dapat memberikan sosialisasi atau pengarahan terhadap masyarakat
agar lebih cerdas dan jangan mudah tergoda dalam menerima iklan pada media
informasi dan memperoleh informasi yang benar dalam penggunaan Stem Cell.
b. Pemerintah merevisi kembali Peraturan yang dikeluarkan untuk pengaturan Stem
Cell , ketidakjelasan regulasi terutama yang mengaturnya pada tahap riset dan

11
pemanfaatannya, membuka kemungkinan terjadinya penyalahgunaan Human
Stem cell. Human stem yang dipersiapkan untuk nilai jual tertentu yang
notabene hanya menguntungkan . Human Stem cell merupakan kekayaan
peradaban manusia kepentingan pihak tertentu saja. yang semestinya dilindungi
demi hidup manusia itu sendiri.

3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan


Gagasan ini dapat diprediksi diterima dan diterapkan oleh pemerintah sehingga
dapat menyelesaikan permasalahan penerapan Teknologi Sel punca yang memang
sedang marak ini agar kedepannya Indonesia dapat menjadi lebih baik dan tidak
menimbulkan multitafsir lagi dalam penerapan penegakan hukumnya. Selain itu juga
dengan adanya sosialisasi yang baik dan penegakan hukum yang tegas masyarakat
dapat melaporkan berbagai aktifitas iklan penggunaan stem cell yang dirasa tidak
baik ataupun dapat membahayakan dan juga dapat merugikan masyarakat. Jika
gagasan itu terealisasi maka sudah pasti dapat menyelesaikan polemik penegakan
hukum penggunaan Sel punca di Indonesia ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kalthoff, Klaus. 2001, Analysis of Biological Development. Evenue of


TheAmericans: Mc Graw Hill Higher Education, h. 68.

Citrawathi, Desak Made, dkk. 2001, Anatomi dan Fisiologi


Manusia.Singaraja:Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan
IlmuPengetahuan Alam, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

McLaren, A. , 2001, Ethical and social considerations of stem cell research.


Nature. 414: h. 129- 131.

Kartono Muhammad, Teknologi kedokteran dan Tantangan terhadap Bioetika,


PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta, 1992

Cecep Triwibowo, Etika Hukum dan Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta,


2014, hlm. 177.
Umar Anggara Jenie dalam Bioetika: Pengertian, Prinsip, dan KBN, dalam Liek
Wilardjo, Bioetika: Mengurung Minotaurus di dalam Labirin, Yogyakarta, 2009,
Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 218- 19.

Peter Heutink dan Marjo Van Knaap dalam Vivi M. Heine, et.al, Induced
Pluripotent Stem Cell in Brain Disease, Springer Dordrecht Heidelberg, London, 2012
CB. Kusmaryanto, Stem Cell, Sel Abadi dengan Seribu Janji Terapi, Grasindo, Jakarta,
2005

Philipus Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu,
Surabaya, 1987

Lampiran
13
Lampiran 1. Biodata Ketua
a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Yogo Triwibowo
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program studi Ilmu Hukum
4 NIM C100170128
5 Tempat dan Tanggal Lahir Dompu, 27 Juli 1997
6 Alamat E-mail triwibowo.yt@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087878581179
b. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status DalamKegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
4 - - -
c. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Surakarta, 15 Desember 2021


Katua

Yogo Triwibowo
C100170128
Lampiran 1. Biodata Anggota
a. Identitas Diri
14
1 Nama Lengkap Galang Adesta Indiana Saputra
2 Jenis Kelamin Laki- Laki
3 Program studi Ilmu Hukum
4 NIM C100182390
5 Tempat dan Tanggal Lahir Karanganyar. 16 Desember 1998
6 Alamat E-mail Galangadesta16@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081227854543
b. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status DalamKegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -

2 - - -
3 - - -

c. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Surakarta, 15 Desember 2021

Anggota

Galang Adesta Indiana


C100182390

Lampiran 1. Biodata Anggota


a. Identitas Diri

15
1 Nama Lengkap Kukuh Ari Febrianto
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program studi Ilmu Hukum
4 NIM C100182391
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jayapura,06 Februari 2000
6 Alamat E-mail kfebryanto@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081275710001
b. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status DalamKegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
4 - - -
c. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Surakarta, 15 Desember 2021


Anggota

Kukuh Ari Febrianto


C100182391
Lampiran 1. Biodata Anggota
d. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Syaifulloh Al Fariz Hakim

16
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program studi Ilmu Hukum
4 NIM C100180361
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 16 November 2000
6 Alamat E-mail Farizhakim.47@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085718149970
e. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status DalamKegiatan Waktu dan Tempat
1 BEM FH UMS Anggota 2018-2020
2 - - -
3 - - -
4 - - -
f. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Surakarta, 15 Desember 2021


Anggota

Syaifulloh
C100180361

17
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Dr. Rizka.,S.Ag.M.H
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIK/NIDN 100.18.10/ 0609057305
5 Tempat Tanggal Lahir Surabaya, 09 Mey 1973
6 E-Mail riz123@ums.ac.id
7 No HP 085280537600
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institut UIN Sunan Ampel Magister Hukum Program Doktor
Surabaya Universitas Ilmu Hukum
Muhammadiyah Universitas
Surakarta Muhammadiyah
Surakarta
Bidang Ilmu Syari’ah Ilmu Hukum Ilmu Hukum
Tahun masuk- 1991-1995 2011-2013 2013-2017
lulus
Judul Hubungan Nasab Penggunaan DNA Hukum
Anak Hasil pada Teknik Kloning Rekayasa
Kloning Embrio - Embrio Manusia Reproduksi
Tinjauan Hukum Dalam Perspektif Indonesia
Islam Hukum berbasis
Transendental
Nama Drs. Dar Halimi Prof Absori Prof Khudzaifah
Pembimbing Prof Harun Dimyati
Prof Absori
Prof Rusdi
Lamsudin

C. Rekam Jejak Tti Dharma PT Kegiatan

18
Kuliah Umum
“Sistem Pembuatan
RUU di Indonesia Universitas
1 Dr. Rizka, (Sebuah Proses Muhammadiyah
S.Ag., M.H. 2017 V
Panjang Mewujudkan Ponorogo
Kesejahteraan dan
Keadilan bagi
Rakyat)
Universitas
Seminar dan Call For Muhammadiyah
Papers University Surakarta
National Colloquium bekerjasama
Dr. Rizka, Of Law (UNACOL dengan Majelis
2
S.Ag., M.H. 2018) dengan tema Hukum dan
“Hukum Dibidang HAM Pimpinan
Industri Berbasis Wilayah
Nilai-Nilai Muhammadiyah
Transendental” (PWM) Jawa
Tengah 2018 V
Seminar Nasional dan
Call For Papers Universitas
3 “Pembangunan Muhammadiyah 2018 V
Dr. Rizka, Hukum Nasional di Sidoarjo
S.Ag., M.H. Era Ekonomi Digital”
Program Dialog
Informasi Seputar
Kampus “Legal
Sistem in Indonesia Universitas
Muhammadiyah 2017 V
4 (a Process to
Ponorogo
materialize people’s
Dr. Rizka, Welfare and
S.Ag., M.H. Justice”

Seminar Nasional
dengan tema
Universitas
5 “Pengembangan 2015 V
Muhammadiyah
Dr. Rizka, Epistemologi Ilmu
Surakarta
S.Ag., M.H. Hukum”

19
Workshop
“Perbandingan
Praktek Harmonisasi
RUU dan
Pemantauan dan
Evaluasi Pelaksanaan
6 2017
Undang-undang (Post
Legislative Scrutiny)
yang Berperspektif
HAM di Parlemen
Dr. Rizka, Inggris dan Berbagai Hotel Santika
S.Ag., M.H. Negara Lain” Premier, Bintaro
Sosialisasi Empat
Pilar MPR RI
“Pancasila sebagai
Dasar dan Ideologi
Negara UUD NRI
Tahun 1945 sebagai
Konstitusi Negara
7 MPR RI 2018
serta Ketetapan MPR
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
sebagai Bentuk
Negara Bhineka
Dr. Rizka, Tunggal Ika sebagai
S.Ag., M.H. Semboyan Negara
International
Conference on
Globalization of Law
8 and Local Wisdom UNS 2018 V
2018 dengan tema
Dr. Rizka, “Law Development
S.Ag., M.H. in Globalization Era”

20
International
Cpnference on Law
9 Dr. Rizka, and Culture 2017: University Utara 2017 V
S.Ag., M.H. The Empowerment Malaysia
Local Wisdom in
Facing Globalization

21
Writing and
Publihing a scientific
10 2019 V
Dr.Rizka.,S.A journal paper University Putra
g., M.H workshop Malaysia
Simposium
Dr.Rizka.,S.A Cendekiawan Kelas Sultan Hotel 2019
11 g., M.H Dunia 2019 Jakarta

Penelitian Ilmiah
No Karya Ilmiah Judul Volum Penerbit
e
1 Profetika, Penggunaan Deoxyribonuclei 14 Program
Volume 14, c Acid (DNA) pada kloning Magister Studi
Number 2, embrio manusia Islam (PMSI)
2013 Universitas
Muhammadiya
h Surakarta
2 Prosiding Hukum Biosains Indonesia 2 Asosiasi
Konferensi berparadigma Transendental Program Pasca
Nasional Ke 2 Sarjana
APPPTM Perguruan
Tinggi
Muhammadiya
h
3 The proceeding ‘The Law of using DNA in 2 Universitas Al-
nd the Human Embryo Cloning Azhar Jakarta
of the 2 ISIE:
Process
“Ethical
Problem of the
Development
and Utilization of
Scientific
Invention
4 Proseding E-COMMERCE ROAD MAP Universitas
Pembangunan AS A LEGAL PROTECTION Muhammadiya
Hukum FOR CONSUMERS IN THE h Sidoarjo
Nasional di DIGITAL ECONOMIC ERA
Era Ekonomi
Digital

22
5 Jurnal The Influence of 3 Universitas
Nasional Transcendental value as an Muhammadiya h
Terakreditasi effort of online transaction Ponorogo
Legal legal protection in the era of
Standing digital economy.

Pengabdian Kepada Masyarakat


No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan Lokasi
1 2017 Kelas Inspirasi Bima ke-II Pribadi Bima Nusa
“Jelajah Bukit Menggapai Tenggara
Mimpi- Menginspirasi Bima Barat
Pasca Bencana”
2 2018 Kemuning sadar wisata yang BEM Desa
taat hukum Fakultas Ngargoyoso
Hukum UMS Kemuning

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Surakarta, 15 Desember 2021


Dosen Pendamping

Dr. Rizka.,S.Ag.M.H
NIK/NIDN 100.18.10/0609057305

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Dan Pembagian Tugas


No Nama/Nim Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(Jam/Minggu)

23
1 Ilmu Hukum 1 sampai 2 Mengkoordinasi team,
Hukum Bulan membagi tugas team
setiap individu,
membantu anggota
dalam melaksanakan
pekerjaan yang
dibidanginya, maupun
membantu anggota
mencari bahan untuk
PKM GT ini.

2 Ilmu Hukum 1 Bulan Mencari dan


Hukum Mengumpulkan data
yang akan di analisis
dari berbagai sumber
jurnal maupun
berbagai sumber yang
dapat dijangkau untuk
selanjutnya dikaji,
dipelajari, dan dipilah
Bersama anggota yang
lainnya.

3 Akuntansi Akuntansi 1 Bulan Menganalis dan


memilah data yang
sudah terkumpul dan
mengkaji data yang
telah dipilah
kemudian
diklasifikasikan ke
dalam
katagorikatagori
yang sudah
disepakati oleh team.
Kemudian Bersama
anggota lain mulai
menyusun PKM GT
ini. Memfinishing dan
menampung aspirasi

24
dari anggota dalam
memberikan
solusisolusi untuk
dituangkan dalam
karya PKM GT ini.

25
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

KOP PERGURUAN TINGGI


SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Yogo Triwibowo
NIM : C100170128
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul


PENEGAKAN HUKUM DALAM KASUS PENGGUNAAN STEM CELL
EMBRIONIK UNTUK TERAPI KECANTIKAN DI INDONESIA yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber dana lainnya. Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan
pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas Negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.

Surakarta, 15 Desember 2021

Dosen Pendamping Yang Menyatakan,

Dr. Rizka.,S.Ag.M.H Yogo Triwibowo


0609057305/1001810 C100170128

26

Anda mungkin juga menyukai