Abstrak
Luka bakar adalah salah satu jenis kerusakan sel yang diakibatkan oleh temperatur yang tinggi
sehingga mengakibatkan sel mati. Luka bakar juga dapat disebabkan oleh faktor lainnya seperti
radiasi, listrik, bahan kimia dan faktor lainnya. Seiring dengan berkembangnya teknologi
dibidang kedokteran, luka bakar dapat disembuhkan dengan metode biomolekular yaitu stem cell
(sel punca). Stem cell (sel punca) ini mampu berdiferensiasi dan juga meregenerasi sel-sel yang
sudah rusak, sehingga dapat menyembuhkan luka bakar. Stem cell (sel punca) ini juga dibedakan
berdasarkan beberapa jenis, tergantung bagaimana sel tersebut berdiferensiasi.
Abstract
Burns are a type of cell damage caused by high temperatures that cause cells to die. Burns can
also be caused by other factors such as radiation, electricity, chemicals and other factors. Along
with the development of technology in the medical field, burns can be healed by using
biomolecular methods, namely stem cells. These stem cells are able to differentiate and also
regenerate damaged cells, so they can heal burns. Stem cells (stem cells) are also distinguished
by several types, depending on how these cells differentiate.
Luka bakar merupakan salah satu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang
luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu,
terutama sistem kardiovaskuler. Hal ini akan mangganggu tentunya, dan membuat berbagai
aktivitas tubuh terhambat proses kerjanya.1
Luka bakar merupakan masalah yang serius, karena hilangnya sel-sel di kulit kita. Ada
berbagai jenis luka bakar yaitu luka bakar yang diakibatkan termal atau sesuatu yang panas,
kemudian luka bakar kimia atau diakibatkan karena bahan kimia, luka bakar elektrik, atau yang
diakibatkan karena panas yang bersumber dari aliran listrik, dan luka bakar radiasi yang
disebabkan karena terpapar oleh radiasi suatu alat atau benda.1
Seiring berkembangnya teknologi di dunia medis, semgi ini tentunya sudah makin
banyak pula cara yang dapat digunakan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Teknologi-teknologi ini tentunya sudah menggunakan alat-alat yang memadai dan lebih modern
dari pada sebelum-sebelumnya. Dengan adanya teknologi ini, harapannya berbagai penyakit
dapat disembuhkan dengan adanya teknologi ini.
Begitu pula yang terjadi dalam kasus yang akan dibahas, menyangkut tentang teknologi
yang sekarang digunakan untuk mengobati luka bakar. Teknologi yang digunakan adalah salah
satu pengembangan dari salah satu ilmu biomolekuler yang disebut dengan stem cell atau biasa
dikenal dengan sel punca. Sel punca disini memiliki kemampuan berdiferensiasi, sehingga dalam
luka bakar sistem ini membantu meregenerasi sel baru untuk menggantikan sel yang sudah
hilang akibat luka bakar tersebut.2
Skenario 3
Adri membaca berita di koran bahwa penderita luka bakar saat ini dapat dipulihkan
bentuk kulitnya melalui proses yang disebut transplantasi atau masyarakat mengenalnya dengan
istilah terapi penggantian sel. Proses transplantasi dapat dilakukan dengan dukungan
penggandaan sel-sel yang disebut dengan stem cell atau sel induk (sel punca). Teknologi
kedokteran yang terus berkembang, tidak hanya menggunakan stem cell untuk memperbanyak
sel-sel dan digunakan untuk transplantasi. Bahkan bagi seseorang yang gagal jantung atau gagal
hati tidak lagi hanya tergantung pada transplantasi organ donor, tetapi dapat menggunakan
transplantasi yang menggunakan stem cell. Jenis-jenis sel yang digunakan untuk stem cell sangat
beragam, tergantung pada jenis sel pada organ apa yang akan digunakan.
Identifikasi Istilah
1. Sel Punca : Sel-sel tubuh yang belum mengalami diferensiasi dengan dua sifat dasar yaitu
mempunyai kemampuan berdiferensiasi menjadi sel khusus yang matang misalnya sel
saraf, sel otot jantung, sel darah, dan lain-lain, serta mampu memperbaharui diri atau
regenerasi.2
2. Transplantasi : suatu tindakan yang mulia, dimana seorang donor memberikan sebagian
tubuhnya atau organ tubuhnya untuk menolong pasien yang mengalami kegagalan fungsi
organ tertentu.3
3. Donor : merupakan organisme yang memberikan sesuatu yang orang lain butuhkan
secara sukarela.4
Rumusan Masalah
Penerapan luka bakar dengan penerapan biologi molekuler (stem cell).
Sasaran Belajar
• Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan teknik rekayasa genetika
• Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sejarah biologi molecular
• Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan perbedaan biologi sel dan biomol
• Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan penerapan biomol dalam kehidupan sehari
hari (pada manusia).
Pembahasan
Sejarah Biologi Molekuler
Biologi molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut terhadap
pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia. Dapat dikatakan biologi molekuler
mempelajari dasar-dasar molekuler di setiap fenomena kehidupan.5
Biologi molekuler pertama kali dikemukakan oleh Willian Astbury pada tahun 1945.
Menurut William biologi molekuler merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan organisasi
jasad hidup yang ditinjau dari struktur dan regulasi molekuler unsur atau komponen
penyusunnya. 6
Meskipun sebagai cabang ilmu pengetahuan tergolong relative masih baru, biomol telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Begitu pula berkembangnya DNA rekombinan
atau dikenal sebagai rekayasa genetika.
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah transplantasi satu gen ke gen lainnya baik antara gen dan lintas
gen untuk menghasilkan produk yang berguna bagi mahluk hidup hidup. Rekayasa genetika
merupakan dasar dari bioteknologi yang di dalamnya meliputi manipulasi gen, kloning gen,
DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika modern dengan menggunakan
prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer materi genetik dari sel, jaringan, maupun
organ. Keunggulan rekayasa genetik adalah mampu memindahkan materi genetik dari sumber
yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih singkat.
Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai organisme maupun
produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.7
Macam-macam jenis rekayasa genetika.
2. Kloning : Kloning adalah produksi satu atau lebih individu makhluk hidup (keseluruhan
atau sebagian) yang secara genetik identik dengan makhluk hidup asalnya. Kloning
manusia bisa disebut juga "kembar buatan" karena menirukan mekanisme perkembangan
kembar alami. Termasuk dalam hal ini adalah memindahkan satu atau lebih sel dari satu
embrio dan mendorong sel tersebut untuk berkembang menjadi embrio terpisah dengan
DNA yang sama. Terdapat dua jenis kloning yang sasaran utamanya manusia, yaitu
kloning reproduksi (reproductive cloning) dan kloning terapeutik (therapeutic cloning).
Kloning reproduktif bertujuan untuk menghasilkan individu baru, sedangkan pada
kloning terapeutik, embrio manusia diklon bukan untuk tujuan reproduksi melainkan
untuk pembuatan sel-sel punca (stem cells) untuk mengobati berbagai penyakit manusia.9
3. Hibridoma : Teknologi hibridoma sebenarnya dapat dikatakan sebagai bagian dari teknik
rekayasa genetik karena di dalamnya terlibat manipulasi genetik akibat adanya hibridisasi
antara dua atau lebih sel dengan sifat yang berbeda. Dalam teknik hibridoma terjadi
penggabungan dua sel dari organisme yang berbeda atau dari organisme yang sama,
untuk menghasilkan sel tunggal hasil hibdrisasi. Hibridoma juga dapat dikatakan sebagai
penggabungan antara suatu sel dengan sifat-sifat tertentu yang diinginkan (karena dapat
menghasilkan produk yang bermanfaat) dengan sel kanker (sel oma) sehingga
menghasilkan produk tersebut dalam sel hibridoma.10
6. Stem Cell : Merupakan salah satu teknik biomolekuler yang sudah banyak digunakan
dalam dunia kedokteran. Teknik stem cell ini merupakan teknik dimana sel kita
berdiferensiasi, dimana sel punca (stem cell) dapat berkembang menjadi berbagai jenis
sel dewasa. Dan juga mampu untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri
dengan membuat salinan yang baru dan lebih banyak.2 Stem cell terbagi menjadi
beberapa jenis :
Sel punca totipotent : Sel punca yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatic, dan sel seksual.2
Sel punca pluripotent : Sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel
dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru.2
Sel punca multipotent : Sel punca yang memiliki kemampuan berdiferensiasi
menjadi banyak jenis sel yang saling berkaitan.2
Sel punca oligopotent : Sel punca yang memiliki kemampuan berdiferensiasi
menjadi sedikit jenis sel.2
Sel punca unipotent : Sel punca yang memiliki kemampuan berdiferensiasi hanya
menjadi satu jenis sel yang tetap, namun tetap mempunyai kemampuan
memperbaharui diri.2
Simpulan
Stem cell (sel punca) dapat digunakan sebagai salah satu cara penyembuhan luka bakar.
Karena sifat dari metode stem cell yang mampu berdiferensiasi dan memperbaharui atau
regenerasi sel-sel yang sudah mati.
Daftar Pustaka
1. Rahayu T. Penatalaksanaan luka bakar (combustio). Profesi (Profesional Islam): Media Publikasi
Penelitian [internet]. 2012 Aug 9;8 [cited 2020 11 Dec]. Available from
https://ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/viewFile/11/9
2. Priastini S R. Buku ajar biologi kedokteran kajian sel dan molekuler. Jakarta barat: Fakultas
kedokteran UKRIDA; 2020 [cited 2020 Dec 10]. h 246-257.
3. Simbolon MV. Transplantasi Organ Tubuh Terpidana Mati. Lex Soc. 2013;I(1):19–30.
Available from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/1318
4. Hapsari NY, Herdiana I. Hubungan antara harga diri dengan intensi perilaku prososial donor
darah pada donor di unit donor darah PMI Surabaya. Jurnal Psikologi Kepribadian dan
Sosial [internet]. 2013 April [cited 2020 Dec 11]; 2 (1). Available from
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Jurnal%20110710223_Nur%20Yuli.pdf
5. Halim D, Murti H, Sandra F, Boediono A, Djuwantono T, Setiawan B. Stem cell-dasar
teori & aplikasi klinis. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2010.
6. Suryohudoyo P, Suryohudooyo SUP. Pengantar Biologi Molekuler. 2013;2–3.