Pembuatan Starter Nata de Coco
Pembuatan Starter Nata de Coco
PRAKTIKUM VII
(praktikum mata kuliah mikrobiologi industri)
Kelas 2C
Kelompok 4
Alwi 1802301027
Muhammad Naseh 1802301014
Rani Wijayanti 1802301020
Sayyidah Nafisah 1802301024
Nata de coco dapat dipakai sebagai sumber makan rendah energi untuk keperluan
diet. Nata de coco juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh
dalam proses fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita diabetes dan
memperlancar proses pencernaan dalam tubuh (Anonim, 2010).
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat
nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan
nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan
menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau
selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan
lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga
transparan, padat, kokoh, kuat dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling, yang
disebut sebagai nata (Anonim, 2010).
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memanfaatkan acetobacter xylinum dalam
starter nata de coco
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air kelapa memiliki karakteristik cita rasa yang khas. Di samping itu, air kelapa
juga punya kandungan gizi, terutama mineral yang sangat baik untuk tubuh manusia.
Kandungan yang terdapat dalam air kelapa tidak hanya unsur makro, tetapi juga unsur
mikro. Unsur makro yang terdapat adalah karbon dan nitrogen.
Unsur karbon dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa,
sukrosa, fruktosa, sorbitol, dan inositol. Unsur nitrogen berupa protein yang tersusun
dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Sebagai gambaran, kadar
asam amino air kelapa lebih tinggi ketimbang asam amino dalam susu sapi.
Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa
mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya kalium (K), natrium (Na),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur (S).
Yang cukup mencengangkan, dalam air kelapa juga ditemukan berbagai vitamin. Sebut
saja vitamin C dan berbagai asam seperti, asam nikotinat, asam pantotenal, dan asam
folat. Vitamin B kompleks yang dikandungnya antara lain niacin, riboflavin, dan
thiamin (deaperdana, 2008)
2.2 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan
keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari
sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan
oleh sel.
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter
xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa
metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa
peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan
pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu
meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter
xylinum untuk menghasilkan selulosa (Anonim, 2010).
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 pembuatan starter nata de coco pengamatan hari ke- 7
No Pengamatan Botol 1 Botol 2 Botol 3
1 Ketebalan 1,6 1,5 0,1
2 Warna nata Putih Putih Putih
3 Warna medium Keruh Keruh Keruh
4.2 Pembahasan
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam
substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan
selulosa / Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses
pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi
proses katabolisme maupun proses anabolisme.
Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat
pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai
karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya
kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48
jam (2 hari).
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat
nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan
nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan
menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau
selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan
lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga
transparan, padat, kokoh, kuat dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling, yang
disebut sebagai nata.
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter
xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa
metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa
peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan
pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu
meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter
xylinum untuk menghasilkan selulosa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat
nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan
nitrogen melalui proses yang terkontrol.
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter
xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa
metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco.
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan
keasaman air kelapa
5.2 Saran
Praktikan harus teliti dalam menuangkan cairan starter, ukurannya harus pas agar
bakteri dapat bernafas. Dan berhati-hati ketika memindahkan atau mengangkatnnya
dikhawatirkan starter akan terjatuh.
DAFTAR PUSTAKA