Anda di halaman 1dari 50

OPERASI RISET

MAKALAH, CBR, CJR DAN MINI RISET

PRGRAM LINEAR, METODE GRAFIK, METODE SIMPLEKS,

TABEL SIMPLEKS

DIAMPU OLEH

Dra. Nerli Khairani, M.Si

AMIR HUSEIN HARAHAP

DEWIE HARTATI HARAHAP

LESMAN HENDRY MANULANG

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya masih dapat
membuat tugas ini tepat pada waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas ini
dari mata kuliah Operasi Riset. Saya berharap, tugas ini menjadi salah satu referensi bagi
pembaca bila mana hendak membandingkan buku tentang pelajaran tersebut. Kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan supaya tugas ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan. 24 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

Bab 1. Pendahuluan.............................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Tujuan.................................................................................................................2

C. Rumusan Masalah...............................................................................................2

Bab 2. Isi..............................................................................................................................3

A. Metode Grafik.....................................................................................................3

B. Metode Simplek..................................................................................................12

Bab 3. Penutup.....................................................................................................................29

A. Kesimpulan.........................................................................................................29

B. Saran...................................................................................................................29

Lampiran..............................................................................................................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemrograman linear berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata
sebagai suatu model matematika yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan
beberapa kendala linier. Pemrograman linier meliputi perencanaan aktivitas untuk
mendapatkan hasil optimal, yaitu sebuah hasil yang mencapai tujuan terbaik (menurut
model matematika) diantara semua kemungkinan alternatif yang ada.

Pemrograman linear (linear programming) adalah teknik pengambilan keputusan


untuk memecahkan masalah mengalokasikan sumber daya yang terbatas diantara berbagai
kepentingan seoptimal mungkin. Linear Programming (LP) adalah suatu metode programasi
yang variabelnya disusun dengan persamaan linier. Oleh berbagai analist, maka LP
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “programasi linier”, “pemrograman garis
lurus”, “programasi garis lurus” atau lainnya.

Program linier dapat diselesaikan dengan beberapa cara. Cara yang paling umum
adalah dengan menggunakan metode grafik. Metode grafik hanya efektif digunakan apabila
banyaknya variabel pada program linier hanya dua. Jika banyaknya variabel lebih dari dua
misalnya ada tiga variabel, maka metode grafik tidak efektif lagi. Bahkan jika banyaknya
variabel sudah lebih dari tiga maka metode grafik tidak dapat diterapkan lagi.

Karateristik-karakteristik pada pemrograman linier adalah: fungsi tujuan (untuk


memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu), fungsi pembatas yang membatasi
tingkatan pencapaian tujuan, adanya beberapa alternatif tindakan yang bisa dipilih, fungsi
tujuan dan kendala dalam permasalahan diekspresikan dalam bentuk persamaan atau
pertidaksamaan linier.

1
B. TUJUAN

Dalam setiap penulisan makalah pastilah ada tujuan yang ingin dicapai oleh penulis,
adapun tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Mengetahui pengertian Metode Grafik.
2. Mengetahui langkah-langkah dalam penyelesaian masalah dengan Metode Grafik.
3. Mengetahui contoh kasus yang menggunakan Metode Grafik.
4. Memenuhi tugas mata kuliah Program Linear.
5. Dapat menyelesaikan permasalahan program linier dengan metode simpleks.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan permasalahan yang dibahas didalam makalah ini, sebagai berikut:
Apa pengertian Metode Grafik?
1. Bagaimana langkah-langkah dalam penyelesaian masalah dengan Metode
Grafik?
2. Bagaimana contoh kasus yang menggunakan Metode Grafik?
3. Bagaimana menyelesaikan permasalahan program linier dengan metode
simpleks?
4. Bagaimana menentukan kerangka dasar perhitungan nilai maksimum dari
tabel simpleks?
5. Bagaimana merancang program awal yang memuat atas variabel “slack”?

2
BAB II
ISI

A. METODE GRAFIK

BUKU PERTAMA
Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa program linier yang melibatkan hanya
dua variabel dapat diselesaikan dengan metode grafik. Berikut ini diberikan contoh soal untuk
menjelaskan hal tersebut. Maksimumkan z = 5x1 + 3x2 dengan kendala:
3x1 + 5x2 ≤ 15
5x1 + 2x2 ≤ 10
X1, x2 ≥ 0
Tentukan nilai x1 dan nilai x2 yang memaksimumkan nilai z.
Penyelesaian:
Daerah penyelesaian yang layak adalah daerah yang memenuhi kendala utama dan
kendala pembatas. Karena syarat nonnegatip dari kendala pembatas adalah x1, x2  0 berarti
setiap titik yang merupakan penyelesaian layak haruslah terletak pada kuadran pertama.
Untuk menentukan titik-titik dikuadran pertama yang memenuhi kendala utama dan kendala
pembatas, kedua pertidaksamaan kendala utama dimisalkan berbentuk persamaan, yaitu:
3x1 + 5x2 ≤ 15
5x1 + 2x2 ≤ 10
Kemudian keduanya dilukis pada bidang koordinat seperti gambar (1.1). Semua titik yang
memenuhi kendala utama dan kendala pembatas
3x1 + 5x2 ≤ 15
5x1 + 2x2 ≤ 10
X1, x2 ≥ 0

3
terletak pada daerah yang diarsir. Setiap titik pada daerah ini merupakan penyelesaian
layak. Untuk menentukan penyelesaian program linier di atas kita harus mencari titik pada
daerah yang di arsir yang memberikan nilai terbesar untuk fungsi tujuan z. Perhatikan gambar
1.1 di atas. Apabila z = 5x 1 + 3x2 kita lukis pada koordinat di atas untuk beberapa nilai z, atau
dengan kata lain kita menggeser grafik garis z secara perlahan dan bertahap ke atas, akan
diperoleh grafik seperti gambar 1.2.
Kita akan menentukan garis dengan nilai terbesar untuk z yang mempunyai sekurang-
kurangnya satu titik pada daerah yang diarsir. Dari gambar 1.2 dapat dilihat bahwa z 2 adalah
nilai maksimum untuk z. Titik yang merupakan penyelesaian layak maksimum yang terletak
pada daerah yang diarsir adalah titik A. Untuk menentukan nilai eksak penyelesaian
maksimum ini dilakukan dengan mencari titik potong pada kedua garis

3x1 + 5x2 = 15

5X1+2X2 = 10
Selesaikan dengan metode eliminasi diperoleh x1 = 1,053 dan x2 = 2,36

4
5
Soal-soal dan penyelesaiannya
1. Tentukanlah x1 dan x2 dari: x1 + x2 ≤ 4
x1 + 2x2 ≥ 8
x1 + x2 ≥ 4
x1 ≤ 3
x2 ≤ 3
x1, x2 ≥ 0
yang meminimumkan Z = 2x1 + 3x2

Penyelesaian:
Soal ini akan diselesaikan dengan metode grafik. Daerah penyelesaian yang layak dapat
ditunjukkan dengan memberikan arsiran yang memenuhi kendala utama dan kendala
pembatas. Gambarkan terlebih dahulu garis-garis dari:

Ambil satu atau dua koordinat titik yang berada di atas atau dibawah satu garis kendala.
Substitusikan koordinat titik tersebut ke pertidaksamaan yang sesuai dengan grafik garis itu.
Jika hasilnya merupakan kalimat matematika yang benar maka seluruh daerah yang sepihak
dengan letak titik itu merupakan daerah layak untuk kendala tersebut. Lakukan langkah-
langkah serupa untuk setiap kendala lainnya. Daerah penyelesaian yang layak untuk semua
kendala (baik kendala utama maupun kendala pembatas) merupakan daerah yang layak untuk
persoalan ini.

Misalnya ambil titik (0,0) substitusi x1 = 0 dan x2 = 0 ke x1+x2≤ 4


diperoleh kalimat matematika yang benar 0+0 ≤ 4. Jadi arsirlah
6
daerah yang sepihak dengan (0,0)
terhadap garis + = 4.
Lakukan langkah yang sama terhadap semua kendala. Baik kendala utama maupun kendala
pembatas.
Gambar 1.8 Tidak ada satu wilayah sekutu yang terarsir untuk semua kendala.
Setelah semua daerah yang layak dari masing-masing

kendala di arsir, ternyata tidak ada satu wilayah sekutu yang terarsir untuk semua
kendala. Dengan perkataan lain tidak ada daerah yang terarsir sampai lima kali untuk lima
kendala tersebut. Sehingga disimpulkan tidak ada daerah yang layak untuk kendala persoalan
program linier ini. Dikatakan program linier ini tidak memiliki jawab.
2. Maksimumkan Z = 2,5x1 + x2
dengan kendala: 3x1 + 5x2 ≤ 15
5x1 + 2x2 ≤ 10
x1 , x2 ≥ 0
Penyelesaian:
Untuk melukis daerah penyelesaian layak persoalan di atas, terlebih dahulu gambarkan garis
lurus batas dari kendala utama tersebut. Caranya gantikan tanda pertidaksamaan menjadi
tanda sama dengan sebagai berikut:
3x1 + 5x2 = 15
5x1 + 2x2 = 10
Selanjutnya gambarkan grafik garis lurus dari ke dua persamaan di atas. Gambar daerah
konveks (Gambar 1.9) menunjukkan daerah layak yang memenuhi kedua pertidaksamaan:
3x1 + 5x2 ≤ 15
5x1 + 2x2 ≤ 10

7
Dari perpotongan kedua garis diperoleh titik–titik sudut dari daerah penyelesaian

20 45
layak yaitu (0,0);(2,0);( , ¿ ; dan (0,3) Selanjutnya diselidiki nilai untuk masing – masing
19 19
titik sudut tersebut.
Titik (0,0) (2,0) 20 45 (0,3)
( , ¿
19 19
x1 0 2 20 0
19
x2 0 0 45 3
19
0 5 5 3
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai maksimum dari Z = 2,5x 1 + x2 adalah 5. Nilai
20 45
maksimum ini diperoleh pada titik (2,0) dan titik ( , ¿ . Sebenarnya penyelesaian program
19 19
linier ini tak terhingga banyaknya, yaitu sebanyak titik-titik yang terletak sepanjang garis lurus
20 45
antara titik (2,0) dan titik ( , ¿ . Hal ini dapat ditandai dari fungsi obyektif z yang sejajar dengan
19 19
salah satu kendala yaitu 5x1 + 2x2 = 10.

BUKU KEDUA
 Penyelesaian layak adalah pasangan (x,y) yang memenuhi semua kendala
 Titik layak adalah titik yang merupakan penyelesaian layak
 Daerah layak adalah himpunan titik layak
Mencari nilai optimum pada metode grafik dapat dilakukan dengan :
a. Garis selidik

8
b. Mencari pada titik-titik pada garis batas dari daerah fifibel.

Contoh :
Mencari x,y tak negatip yang memenuhi :
(1) 2x ≤8
(2) 3y ≤ 15
(3) 6x + 5y ≤ 30
(4) x ≥ 0
(5) y ≥ 0
dan memaksimalkan f= 3x + 5y
Pertidaksamaan (1) sampai dengan (3) merupakan kendala utama dan Pertidaksamaan (4) dan
(5) merupakan kendala tak negative. Dari masing –masing kendala di atas apabila
digambarkan akan diperoleh suatu grafik dengan daerah yang tertutup seperti gambar berikut:
(3)

D C (2)

DF B
0 A (1) x

Gambar 2.1. Daerah fisibel


Dari grafik diperoleh suatu daerah fisibel (DF) yang merupakan daerah tertutup 0ABCD.
Daerah fisibel adalah daerah yang memenuhi sebagai penyelesaian layak. Penyelesaian layak
(pl) sendiri dimaksudkan suatu pasangan (x,y) yang memenuhi semua kendala yang ada.
Sedangkan (x,y) nya sendiri dinamakan titik layak. Titik –titik yang ada pada daerah layak
merupakan calon-calon “dia” sebagai titik optimum.
Untuk mencari berapa nilai optimum dan titik layak mana yang memberikan nilai
optimum, langkah selanjutnya digambarkan grafik fungsi sasaran sebagai garis selidik.
Penggambaran grafik fungsi sasaran pada contoh soal di atas yang memiliki fungsi sasaran
f=3x+5y dapat diambil f=10, f=20 ataupun f= 30. Sehingga kita dapat menggambar fungsi
3x+5y=10, 3x+5y=20 dan 3x+5y=30. Di dalam pengambilan nilai f adalah sembarang. Dari

9
ketiga persamaan tersebut masing-masing memiliki gradient yang sama yaitu : -3/5 artinya
ketiga garis lurus itu letaknya saling sejajar.

letaknya saling sejajar.

f=10 f=20 f=30

Gambar 2.2. garis senilai


Grafik fungsi sasaran yang dilukis di atas dengan persamaan 3x+5y=k dengan mengganti k
bilangan sembarang, ternyata menghasiulkan fungsi sasaran yang berupa garis lurus dan
disebut garis senilai.
Apabila garis f selaku garis selidik digeser ke kanan maka diperoleh nilai f yang semakin
besar
Dari gambar 2.2 dapat dilanjutkan dengan menggambarkan garis selidiknya, diperoleh
Gambar 2.3 berikut ini :
(3)
D C (2)
DF B

A
(1)
Gambar 2.3. Daerah fifibel 0ABCD dan garis selidik
Setelah dilakukan penggeseran garis selidik ke kanan diperoleh nilai f yang terbesar
(optimum) di titik C. Titik C adalah titik perpotongan garis (1) dan (2) dengan koordinat
(x,y)= (5/6, 5). Dari titik (x,y)=(5/6,5) tersebut dimasukkan ke fungsi tujuan f= 3x+5y
sehingga diperoleh 3(5/6)+5(5)=27½. Jadi dari contoh soal di atas” diperoleh kesimpulan f
maksimum sebesar 27 ½ dengan x=5/6 dan y=5.
b. Mencari pada titik-titik pada garis batas dari daerah fifibel.

10
Untuk mencari nilai optimum juga dapat dilakukan tanpa menggunakan garis selidik,
yaitu dengan membandingkan nilai fungsi tujuan yang diperoleh setelah memasukkan titik-
titik yang ada di daerah fisibel.
Pada daerah fisibel yang berupa daerah tertutup, untuk mencari nilai optimum cukup
diselidiki pada titik sudut- titik sudut. Pada contoh soal di atas titik sudut adalah : 0(0,0),
A(4,0), B(4, 5/6), C(5/6,5) dan D(0,5). Pada
titik O(0,0) diperoleh nilai f=0,
Titik A(4,0)  x=4 , y=0 diperoleh f=3.4+0=12
Titik B(4,5/6) diperoleh f=18
Titik C(5/6,5) diperoleh f=27 ½
Titik D(0,5) diperoleh f=25
Dari ke lima hasil nilai f ,diperoleh nilai f maksimum= 27 ½ di (x,y)=(5/6,5).
Dari pembahasan di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan:
1. Metode grafik dipergunakan untuk menyelesaikan PL dengan dua variable.
2. Langkah yang dilakukan dengan menggambar masing-masing kendala utama dan
kendala tak nol.
3. Dari gambar dapat diperoleh daerah fisibel atau tidak memperoleh daerah fisibel.
4. Apabila diperoleh daerah fisibel maka titik-titik yang ada di daerah fisibel itu
merupakan calon yang memberikan nilai maksimum (nilai minimum).
5. Apabila tidak diperoleh daerah fisibel maka fungsi tujuan tidak mempunyai nilai
optimum.
6. Apabila diperoleh daerah fisibel maka nilai optimum bisa diperoleh dan bisa juga
tidak diperoleh.
7. Di dalam memperoleh nilai optimum dapat dilakukan dengan menggunakan (a). garis
selidik dan (b). membandingkan beberapa alternative nilai-nilai yang dihasilkan oleh
titik-titik yang ada pada daerah fisibel tersebut.

Pada penyelesaian PL dengan metode grafik, memang mudah dilakukan apabila


variable hanya 2 buah. Akan tetapi hal ini cukup rumit apabila variable yang dihadapi 3 buah
atau lebih.
Daerah fisibel tak terbatas
Suatu soal yang berbunyi :
Mencari x,y yang memenuhi :
x + y ≥ 12 (1)
5x + y ≥ 20 (2)
11
x + 6y ≥ 24 (3)
x≥0 (4)
y≥0 (5)
dan meminimumkan f=10x + 30y.
Soal di atas apabila digambar, maka akan diperoleh suatu daerah fisibel yang tidak terbatas
(unbounded). Adapun gambarnya adalah sebagai berikut :

(2) P

(1)
B DF
(3)
C
D Q

Gambar 2.4. Daerah fisibel PABCDQ dan garis selidik


Daerah fisibel ditunjukkan pada daerah terbuka PABCDQ yang merupakan daerah layak yang
tak terbatas.
Garis selidik dapat dilukiskan pada gambar 2.4 dengan mengambil f=0 dan f=10. Garis selidik
memiliki gardien -1/3 dan garis selidik semakin di geser ke kiri akan memberikan nilai f yang
semakin kecil.

B. METODE SIMPLEKS
Ringkasan Buku 1
Metode Simplex .
Metode simpleks merupakan metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan program
linier dengan jumlah variabel keputusan yang sembarang (bila lebih dari 2 atau bahkan
ribuanvariabel keputusan). Metode simplex merupakan metode yang secara sistematis dimulai
dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahaan lainnya yang dilakukan berulang‐
ulang (iterasi) dengan jumlah ulangan yang terbatas, sehingga akhirnya tercapaisuatu
pemecahaan dasar yang optimum. Metode simplex dimulai dari suatu titik sembarang pada

12
daerah fisibel (ruang solusi) menuju titik ekstrim yang optimum. Bila banyaknya variabel
keputusan adalah ribuan, maka bisa dipakai software LINDO, GINO, atau LINGO.

Sebelum membahas metode simpleks, perlu diingat bahwa kendala yang terdapat dalam
fungsi kendala model program linier diklasifikasi menjadi 3 macam tanda hubungan
matematis:
≤ (pertidaksamaan kurang dari)
¿ (persamaan)
≥ (pertidaksamaan lebih dari)

Berdasarkan klasifikasi tersebut maka program linier harus diformat ke bentuk


kanonik agar metode simpleks bisa diterapkan untuk menyelesaikan program linier tersebut.

Cara memformat program linier ke bentuk kanonik adalah dengan mengubah system
ketidaksamaan kendala menjadi sistem persamaan melalui penambahan beberapa variabel
penolong pada setiap ruas kiri kendala sedemikian sehingga terdapat sub‐matrik identitas di
dalam matrik koefisien atau matrik sistem persamaan. Variabel penolong tersebut adalah
variabel
Slack (kekurangan) atau variabel surplus/exceess (kelebihan) dan variabel
artificial(semu). Penambahan variabel penolong merupakan implikasi dari pengubahan
ketidaksamaan menjadi persamaan. Untuk kendala dengan tanda ketidaksamaan ≤ maka ruas
kiri dari kendala tersebut perlu ditambah variabel slack yang merepresentasikan kekurangan
ruas kiri terhadap ruas kanan. Penambahan variabel slack ini akan langsung menciptakan sub‐
matrik identitas di dalam matrik koefisien. Sedangkan untuk kendala dengan tanda
ketidaksamaan ≥ maka ruas kiri dari kendala harus dikurangi variabel surplus yang
mengindikasikan kelebihan ruas kiri terhadap ruas kanan dan menambah variabel artifisial
agar terdapat sub‐matrik identitas di dalam matrik koefisien. Prosedur penambahan variabel
penolong tersebut akan memformat kendala berbentuk sistem pertidaksamaan menjadi sistem
persamaan. Format sistem persaman dari kendala inilah yang disebut sebagaibentuk kanonik.
Aturan penambahan variabel penolong sebagaimana dijelaskan di atas direkapitulasi ke dalam
Tabel :

13
Algoritma Simplex untuk Persoalan Maksimisasi
1. Konversikan formulasi persoalan ke dalam bentuk standar untuk mengubah pembatas
bentuk ≤ menjadi =, dengan cara menambahkan variabel slack (slack variabel),

14
2. Cari Basic Feasible Solution (BFS)
3. Jika seluruh variabel non basis mempunyai koefisien non negatif (artinya berharga
positif atau nol) pada baris fungsi tujuan ( baris persamaan ݂ yang biasa juga disebut
baris nol), maka BFS sudah optimal. Jika pada baris nol masih ada variabel dengan
koefisien negatif, pilihlah salah satu variabelyang mempunyai koefisien paling negatif
(negatif paling besar) pada baris 0 itu. Variabel ini akan memasuki status variabel
basis, karena ini variabel ini disebut sebagai variabel yang masuk menjadi variabel
basis (EnteringVariabel, disingkat EV).
4. Hitung rasio dari Ruas kanan koefisien EVpada pembatas di mana EV‐nya
mempunyai koefisien positif. Variabel basis pada baris pembatas dengan rasio positif
terkecil akan berubah status menjadi variabel nonbasis. Variabel ini kemudian disebut
sebagai variabel yang meninggalkan basis atau LeavingVariabel, disingkat LV.
Lakukan operasi baris elementer (ElementerrowOperation) untuk membuat koefisien
EV pada baris dengan rasio positif terkecil ini menjadi berharga 1 dan berharga 0 pada
baris‐baris lainnya. Kembali ke langkah 3.

Algoritma Simplex untuk Persoalan Minimisasi

15
16
17
18
Ringkasan Buku 2

Metode penyelesaian program linier dengan metode simplekspertamakali dikemukaka
n oleh George Dantzig pada tahun 1947. Metode ini menjadi terkenal ketika diketemukan alat
hitung elektronik dan menjadi popular ketika munculnya computer. Proses perhitungan
metode ini dengan melakukan iterasi berulang-ulang sampai tercapai hasil optimal dan proses
perhitungan ini menjadi mudah dengan komputer.
Selanjutnya berbagai alat dan metode dikembangkan untuk menyelesaikan masalah
program linear bahkan sampai pada masalah riset operasi hingga tahun 1950an seperti
pemrogaman dinamik, teori antrian, dan persediaan.
Program Linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumberdaya yan
g langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan atau meminimumkan biaya.
Program linier banyak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi,
industri, militer, social, dan lain-lain.
Karakteristik persoalan dalam program linier adalah sebagai berikut :
1. Ada tujuan yang ingin dicapai
2. Tersedia beberapa alternatif untuk mencapai tujuan
3. Sumberdaya dalam keadaan terbatas
4.Dapat dirumuskan dalam bentuk matematika (persaman/ketidaksamaan)
Langkah Penyelesaian Metode Simpleks, Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan,
 Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol (0).

19
 Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila negatif, nilai tersebut harus
dikalikan –1.
 Fungsi kendala dengan tanda “≤” harus diubah ke bentuk “=” dengan menambahkan
variabel slack/surplus. Variabel slack/surplus disebut juga variabel dasar.
 Fungsi kendala dengan tanda “≥” diubah ke bentuk “≤” dengan cara mengalikan dengan –
1, lalu diubah ke bentuk persamaan dengan ditambahkan variabel slack. Kemudian karena
RHS-nya negatif, dikalikan lagi dengan –1 dan ditambah artificial variabel/variabel buatan
(M).
 Fungsi kendala dengan tanda “=” harus ditambah artificial variabel (M).

D. Pembuatan tabel simplex


Langkah 1 : Mengubah fungsi tujuan dan batasan-batasa
Fungsi tujuan diubah menjadi fungsi implisit, artinya semua CjXij kita geser ke kiri.
Misalanya fungsi tujuan pada contoh Z =3X1 + 5X2 dibuah menjadi Z – 3X1 – 5X2 = 0.
Pada bentuk standar, semua batasan mempunyai tanda ≤. Ketidak samaan ini harus diubah
menjadi kesamaan. Caranya dengan menambah slack variable. Slack variable adalah variable
tambahan yang mewakili tingkat pengangguran atau kapasitas yang merupakan batasan.
Karena tingkat atau hasil kegiatan-kegiatan yang ada diwakili oleh X1 dan X2, maka variable
slack dimulai dari X3, X4 dan seterusnya.

IDENTITAS JURNAL METODE GRAFIK

JURNAL I
Judul Jurnal : Strategi Pembelajaran Pemrograman Linier
Menggunakan Metode Grafik Dan Simpleks
Penulis : Tira Asmara, dkk
Tahun Terbit : 2018
Jurnal : Institut Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Suatu industri UKM memproduksi dua jenis produk yang dikerjakan secara manual,
yaitu produk A dan B. Setiap unit produk A memerlukan waktu 20 menit pada proses II dan
24 menit pada proses III, sedangan setiap unit produk B memerlukan waktu 15 menit pada
proses I, 16 menit pada proses II, dan 30 menit pada proses III. Produk A memberikan laba
sebesar 170/unit dan produk B memberikan laba sebesar 190/. Jam kerja per hari yang

20
tersedia untuk proses I, II, dan III masing-masing 1050 menit, 1600 menit, dan 2400 menit.
Tentukan jumlah produksi A dan B untuk memaksimumkan laba.

Selanjutnya Maksimumkan

Dengan kendala:

Sedemikian sehingga persamaan yang diperoleh adalah :

Selanjutnya solusi dinyatakan dalam grafik sebagai berikut :

Grafik yang ditunjukkan pada Gambar disusun dengan menggunakan aplikasi


GeoGebra (Harahap, 2017). Software aplikasi GeoGebra dapat digunakan untuk
menggambarkan grafik berdasarkan pada persamaan atau pertidaksamaan yang diketahui,
atau berdasarkan pada titik-titik koordinat tertentu (Nur’aini, 2017). Berdasarkan pada
Gambar , daerah yang bersamaan memenuhi ketiga kendala ditunjukan oleh area gambar
21
diatas yang diarsir O-ABCD dan dinamakan sebagai daerah feasible, karena memenuhi solusi
dari semua pembatas yang ada. Titik-titik koordinat dapat diketahui yaitu titik O(0;0), titik
D(80;0), titik A(0;70). Sedangkan titik B dan titik C dapat dicari dengan menemukan
perpotongan antara dua garis yang saling menyinggung, yaitu dengan cara substitusi atau
eliminasi. Dengan demikian, koordinat dari titik B didapat dengan mensubstitusikan kendala
150 X2 =1050 dengan kendala 20 X1 + 16 X2 = 1600 dan diperoleh (12,5;70). Titik C diperoleh
dengan cara yang sama antara kendala 20 X 1 + 16 X2 = 1600 dengan kendala 24 X1 + 130 X2 =
2400 yaitu (400/9;400/9).

Selanjutnya dilakukan pengujian dari seluruh titik koordinat didaerah feasible yang
diperoleh ke persamaan tujuan. Maka akan diperoleh hasil terbesar untuk masalah maksimasi
dan hasil terkecil untuk masalah minimasi.

Dari pengujian daerah feasible, maka yang memberikan nilai optimum adalah titik C.
Jadi jumlah produksi 1 (X1) yang harus dibuat adalah 400/9 dan jumlah produksi 2 (X2) yang
harus dibuat adalah 400/9 agar produksi maksimal dengan keuntungan optimum sebesar
Rp.16.000.

KESIMPULAN DAN SARAN

Strategi pembelajaran penyelesaian suatu kasus atau persoalan pemrograman linier


adalah cukup tepat dilakukan melalui uraian dan analisis secara Matematika. Dengan
demikian, langkah dan alur penyelesaian tersebut dapat melatih siswa dan juga mahasiswa
untuk berpikir logis dan analitis. Penyelesaian persoalan dua persamaan dengan dua peubah
secara umum diselesaikan dengan metode substitusi atau eliminasi sehingga ditemukan titik-
titik untuk menggambarkan grafik. Untuk penyelesaian cepat dan akurat serta persoalan yang
kompleks mengenai pemrograman linier, para siswa diharapkan juga dapat memanfaatkan
teknologi, yaitu suatu program aplikasi seperti GeoGebra untuk menggambar grafik.

JURNAL II

Judul Jurnal : Optimalisasi Kasus Pemrograman Linear Dengan Metode


Grafik dan Simpleks
Penulis : Risnawati Ibnas
Tahun Terbit : 2014
Jurnal / Volume : MSA / Vol.2 No.1
Halaman : 1-8
ISSN : 2355-083X

22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebuah perusahaan angkutan nasional menggunakan 3 macam ban yaitu radial,
standard dan umum. Setiap tahun pemasok ban A mampu memasok 600 ban radial, 400 ban
standard dan 200 ban umum. Sedangkan pemasok B setiap tahun mampu memasok 300 ban
radial, 600 ban standard, dan 200 ban umum. Kebutuhan minimum masing-masing jenis ban
itu setiap tahun adalah 18000ban radial, 24000 ban standard dan 10000 ban umum. Biaya
pesan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemasok A dan B masing-masing Rp.4000
dan Rp. 30000,- untuk setiap kali pesan. Dengan menggunakan pendekatan geometri (metode
grafik), tentukan jumlah pesanan ke masingmasing pemasok tersebut.

Solusi : Model matematis

Fungsi Tujuan : 𝑀𝑖𝑛 4000𝑥 + 3000𝑦 600𝑥 + 300𝑦 ≥ 18000 400𝑥 + 600𝑦 ≥ 24000 200𝑥 +
200𝑦 ≥ 10000 𝑥,𝑦 ≥ 0

Setelah memilih variabel keputusan dari titiktitik daerah feasible (daerah solusi), diperoleh
biaya minimum sebesar 𝑅𝑝.160.000 yang terjadi dengan memesan 10 unit ke pemasok jenis
A dan 40 unit ke pemasok jenis B.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Metode Grafik, hanya dapat dilakukan untuk masalah program linear dengan dua variabel.

IDENTITAS JURNAL METODE SIMPLEKS

Judul jurnal : KONSISTENSI METODE SIMPLEKS DALAM


MENENTUKAN NILAI OPTIMUM VOL. 3
Halaman : 28 halaman
Tahun terbit : APRIL 2017
Edisi :-
Penulis : KARISMATIKA

23
PEMBAHASAN

Metode simpleks pertama kali diperkenalkan oleh George B. Dantzig pada tahun
1947. Metode ini menyelesaikan masalah optimalisasi pemrograman linear dengan
mengasumsikan bahwa semua titik ekstrim diketahui. Jika titik ekstrim tidak diketahui maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari titik ekstrim atau memeriksa apakah
solusinya fisibel. Dengan mengetahui titik ekstrimnya maka akan memudahkan dalam
menentukan apakah ada satu dari titik ekstrim tersebut adalah optimal atau tidak dengan
menggunakan cara aljabar. Jika uji optimalitas ini tidak dipenuhi, maka titik ekstrim yang
berdekatan dipilih untuk diuji dengan cara yang sama. Proses ini berhenti sampai sebuah titik
ekstrim yang optimal diperoleh. Untuk memulai algoritma metode simpleks, maka persoalan
dimodelkan terlebih dahulu ke dalam bentuk kanonik. Misalkan suatu masalah pemrograman
linear dalam bentuk kanonik yang terdiri dari m persamaan kendala dan n variabel, dengan
variabel pada persamaan pertama merupakan variabel tujuan. Minimumkan/Maksimumkan

dengan kendala c x

Langkah-Langkah Metode Simpleks

Adapun langkah-langkah metode simpleks adalah:

1. Membentuk persamaan ke dalam bantuk kanonik Fungsi tujuan diubah menjadi fungsi
implisit, artinya semua digeser ke kiri. Misalkan fungsi tujuan adalah diubah menjadi
2. Menyusun persamaan-persamaan di dalam tabel Setelah formulasi diubah kemudian
disusun ke dalam tabel simpleks.

24
Setelah data disusun di dalam tabel kemudian diadak an perubahan-perubahan agar dapat
mencapai titik optimal, dengan mengikuti langkah yang berikutnya

1. Memilih Kolom kunci Kolom kunci adalah kolom yang menjadi dasar untuk
mengubah tabel, yaitu kolom untuk memasuki pemecahan atas dasar nilai negatif
terbesar. Jika tidak ada yang negatif, maka pemecahan optimal sudah dicapai dan tabel
dihentikan (kasus maksimasi). Sebaliknya kasus minimasi, kolom kunci adalah kolom
yang menjadi dasar untuk mengubah tabel, yaitu kolom untuk memasuki pemecahan
atas dasar nilai positif terbesar. Jika tidak ada yang positif, maka pemecahan optimal
sudah dicapai dan tabel dihentikan.
2. Memilih baris kunci Untuk menentukan baris kunci terlebih dahulu membagi nilai-
nilai pada kolom nilai kanan (bi ) dengan nilai yang sebaris dengan kolom kunci (a ij ).

bi
Pilih nilai terkecil dari .
aij
3. Menentukan angka kunci Angka kunci merupakan tempat perpotongan baris kunci dan
kolom kunci. Angka kunci ini akan menjadi dasar perubahan setiap nilai variabel-
variabel untuk mendapatkan tabel selanjutnya.

25
4. Mengubah nilai nilai baris kunci Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya
dengan angka kunci atau dengan kata lain menjadikan angka kunci sama dengan satu.
Variabel dasar pada baris itu diganti dengan variabel yang terdapat di bagian atas
kolom kunci.
5. Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci Nilai-nilai baris yang lain, selain pada
baris kunci dapat diubah dengan: Baris Baru = Baris Lama – Koefisien kolom kunci
nilai baru Baris kunci Secara matematis ditulis:

BB= BL- a ij k × BBK.

6. Melanjutkan perbaikan-perbaikan atau perubahan-perubahan Mengulangi langkah-


langkah perbaikan mulai langkah ke-3 sampai langkah ke-7 untuk memperbaiki tabel-
tabel yang telah diubah atau diperbaiki nilainya. Perubahan baru berhenti setelah niai
positif/negatif. Jika semua sudah positif atau semua negatif untuk minimasi berarti
tabel tidak dapat dioptimalkan lagi, sehingga dari tabel tersebut sudah merupakan hasil
optimal.

HASIL

Program linear adalah ilmu terapan sebagai suatu teknik pengambilan keputusan untuk
memecahkan masalah optimasi. Modelnya dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi
kendala yang terdiri dari m persamaan atau pertidaksamaan dan r variabel. Nilai-nilai
taknegatif dari variabel-variabel yang memenuhi kendala tersebut memiliki berbagai
kemungkinan penyelesaian.

26
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Langkah – Langkah Penyelesaian Dengan Metode Grafik:
1. Buatlah model matematika / kendala
2. Tentukan fungsi sasaran (Z).
3. Menyelesaikan fungsi pertidaksamaan :
 Jadikan setiap kendala menjadi bentuk persamaan,
 Buat grafik untuk setiap kendala dan kemudian tentukan daerah penyelesaian atau
HP,
 Setelah grafik dibuat, kemudian tentukan himpunan penyelesaian (HP). Setelah
itu, kita menentukan titik – titik terluar yang terdapat didalam grafik tersebut.
 Setelah titik – titik terluar ditentukan, Uji titik – titik terluarnya untuk
menentukan nilai maksimumnya.

Langkah – Langkah Penyelesaian Dengan Metode Simpleks:

1. Menentukan medel matematika untuk data-data yang terdapat pada permasalahan


program linier
2. Menambahkan dan melakukan pengurangan dengan variabel ”slack” (S1,S2,S3),
sehingga model matematika dapat diubah menjadi persamaan linear
3. Membuat kerangka tabel simpleks, merancang program awal, menguji ke
optimalan yang sedang berlangsung
4. Supaya tidak melanggar syarat yang telah ditetapkan, maka di tambahkan variabel
“slack tiruan” (A1,A2,A3)
5. Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap program yang berlangsung sampai
diperoleh program optimal.
Langkah- langakah yang dilakukan dalam perbaikan program tersebut adalah:
a. Menetukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki nilai “negatif terbesar”
pada baris penilaian.

27
b. Menentukan baris kunci yaitu baris yang mempunyai bilangan hasil bagi
terkecil (bilangan pada kolom kuantitas dibagi dengan bilangan negatif pada
kolom kunci)
c. Menentukanbilangan kunci, yaitu bialangan yang terdapat pada persilangan
antar kolom kunci dan baris kunci
d. Menurunkan tabel dari tabel program awal ketabel program berikut nya hasil
perbaikan dengan cara:
 Melakukan transpormasi baris kunci, yaitu membagi semua bilangan
dalam baris kunci dan bilangan kunci
 Melakukan transpormasi bukan baris kunci, dengan rumus “bilangan
baris baru”
 Program sudah optimal jika baris penilaian tidak memiliki bilangan nol
atau negatif.

2. SARAN

Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih terdapat banyak kekurangannya.


Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
menyempurnakan makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan mendalam bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Rafflesia, Ulfasari. 2014. Pemrograman Linier. Bengkulu : Badan Penerbitan Fakultas

Pertanian UNIB

Kakiaye, Thomas. 2008. Pemrograman Linear-metode dan Problema. Jakarta : Andi


Publisher

Karismatika. 2017. Konsistensi Metode Simpleks Dalam Menetukan Nilai Optimum. Jurnal

Matematika. 3(2):10-38

Asmara, Tira, dkk. 2018. Strategi Pembelajaran Pemrograman Linier Menggunakan Metode
Grafik dan Simpleks

Ibnas, Risnawati. 2014. Optimalisasi Kasus Pemrograman Linier dengan Metode Grafik dan
Simpleks.

Susanta, B. 1994. Program Linier. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Yogyakarta

Syahputra, Edi. 2015. Program Linier. Unimed Press: Medan.

29
LAMPIRAN
CONTOH SOAL TENTANG METODE GRAFIK

1. Luas daerah parkir 1.760 . Luas rata-rata untuk mobil kecil 4 dan mobil besar 20
daya tampung maksimum hanya 200 kendaraan, biaya parkir mobil kecil Rp1.000/jam dan
mobil besar Rp2.000/jam. Jika dalam 1 jam terisi penuh dan tidak ada kendaraan yang
pergi dan datang, maka hasil maksimum tempat parkir itu adalah ….

A. Rp176.000,00

B. Rp200.000,00

C. Rp260.000,00

D. Rp300.000,00

E. Rp340.000,00

Pembahasan:

Misalkan:

x = banyaknya mobil kecil

y = banyaknya mobil besar

Fungsi tujuan: memaksimalkan f(x, y) = 1.000x + 2.000y

Pertidaksamaan fungsi kendala:

  

  

  

  

Mencari titik potong antara dua garis:

30
1. Ordinat (y)

2. Absis (x):

  

  

  

Sehingga titik perpotongan antara dua garis tersebut adalah (140, 60).

Daerah yang sesuai dengan fungsi kendala:

Mencari nilai maksimum dengan metode titik pojok:

Jadi, jika dalam 1 jam terisi penuh dan tidak ada kendaraan yang pergi dan datang, maka hasil
maksimum tempat parkir itu adalah Rp260.000,00.

31
CONTOH SOAL METODE SIMPLEKS

Contoh 1 :

Maksimumkan: f = 10x + 15y

Syarat : 4x + 60y ≤. 60

3x + 4y ≤. 80

X ≥ 0, y ≥ 0

Persamaan yang diperlukan untuk table simpleks adalah:

4x + 6y + 1S1 + 0S2 = 60

3x + 4y + 0S1 + 1S2 = 80

Fungsi Objektif:

f = 10x + 15y + 0S1 + 0S2

Contoh 2 :

Minimunkan: f = 300x + 180y

Syarat : 8x + 5y ≥ 80

4x + 2y ≥ 70

x ≥ 0, y ≥ 0

Persamaan-persamaan yang diperlukan untuk tabel simpleks adalah:

8x + 5y +1S1 + 0S2 + 1A1 + 0A2 = 80

4x + 2y +0S1 + 1S2 + 0A1 + 1A2 = 70

Fungsi Objektif:

f: 300x + 180y +0S1 + 0S2 + MA1 + MA2

Contoh 3 :

Minimumkan: f = 7x + 15y

Syarat : 2x + 4y ≥ 20
32
5x + 8y = 30

x ≥0,y≥0

Persamaan-persamaan yang diperlukan untuk tabel simpleks adalah:

2x + 4y +1S1 + 1A1 + 0A2 = 20

5x + 8y +0S1 + 0A1 + 1A2 = 30

Fungsi Objektif:

f: 7x + 15y +0S1 + MA1 + MA2

1. SOAL LATIHAN UNTUK METODE GRAFIK


1. Pedagang buah memiliki modal Rp. 1.000.000,00 untuk membeli apel dan pisang untuk
dijual kembali. Harga beli tiap kg apel Rp 4000,00 dan pisang Rp 1.600,00. Tempatnya
hanya bisa menampung 400 kg buah. Tentukan jumlah apel dan pisang agar kapasitas
maksimum.
2. Pada suatu industri rumah tangga  yang memproduksi makanan jenis K dan makanan
jenis L. Setiap harinya memproduski tidak kurang dari 10 bungkus makanan dan tidak
lebih dari 25 bungkus makanan jenis K, serta untuk makanan jenis L tidak kurang dari 5
bungkus dan tidak lebih dari 20 bungkus.Sedangkan gudang tempat penyimpanan
makanan setiap harinya tidak dapat menampung lebih dari 40 bungkus makanan K dan
makanan L. Jika dari makanan jenis K dapat memperoleh keuntungan Rp 200,- dan dari
makanan jenis L dapat menghasilkan keuntungan Rp 300,-. Apabila setiap hari, semua
makanan habis terjual, berapa keuntungan maksimal yang diperoleh industri rumah
tangga tersebut.
2. SOAL LATIHAN UNTUK METODE SIMPLEKS
1. Seorang tukang kue mempunyai 9 kg telur dan 15 kg terigu. Ia 
akan membuat 3 macam kue isi dengan ketentuan sebagai  berikut : 
Kue isi nanas memerlukan 1 kg telur dan 3 kg terigu. 
Kue isi keju memerlukan 2 kg telur dan 2 kg terigu. 
Kue isi coklat memerlukan 3 kg telur dan 2 kg terigu. 
Harga dari ketiga macam kue isi tersebut adalah $1 , $9 dan $1. Berapa jumlah kue mas
ing‐masing yang harus diproduksi agar mendapatkan hasil yang maksimal?
2. Seorang tukang perabot mempunyai 6 unit kayu dan waktu
luang 9 jam. Ia akan membuat 2 model tirai – tirai hiasan dgn  ketentuan sbb : 
Model I perlu 2 unit kayu dan waktu 2 jam. 
Model II perlu 1 unit kayu dan waktu 3 jam. 
Harga dari kedua model itu adalah $3  dan $4.  

33
Berapa jumlah tirai dari tiap – tiap model  yang harus di buat jika ia ingin
memaksimumkan pendapatnya?

34
1. Critical Book Review (CBR) METODE
GRAFIK
Buku 1 :
Judul : PROGRAM LINIER

Penulis : Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd

Penerbit : Unimed Press

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Halaman: 111

ISBN :-

Buku 2 :
Judul : PROGRAM LINIER

Penulis : B. Sutanta

Penerbit : Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan

Tahun Terbit : 19994

Jumlah Halaman: 331

ISBN :-

a
Komentar Buku 1 Komentar Buku 2
Buku ini menjelaskan materi dengan Buku ini sudah cukup bagus,menjelaskan
lengkap. Latihan soal juga diberikan untuk dengan lengkap. Banyak memberikan soal-
melatih pembaca dalam memahami materi soal dan disediakan kunci jawaban pada
yang disampaikan penulis. Diberikan akhir bab. Buku ini masih menggunakan
ragam soal dan penyelesaiannya, juga mesin ketik (belum menggunakan
disajikan soal untuk diselesaikan oleh computer) sehingga kurang menarik. Buku
pembaca. Disertai gambar dan contoh soal. ini juga belum memiliki ISBN.
Bahasa yang digunakan penulis mudah
dimengerti. Cover buku cukup menarik.
Tetapi buku ini belum memiliki ISBN

CRITICAL BOOK REPORT METODE SIMPLEKS


Buku 1
 Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
 Memberikan contoh soal dan latihan soal
 Menggunakan media seperti grafik
 Penyajian materi menarik dan meletakkan setiap teorema maupun contoh soal kedalam kotak
Buku 2
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengeri
 Tidak terdapat soal latihan atau contoh-contoh soal.
 Materi yang tersedia kurang lengkap sehingga membutuhkan buku lan untuk melengkapinya.
 Tidak menggunakan media seperti grafik sehingga tidak menarik bagi pengguna
 Penyajian materi menarik

b
2. Critical Jurnal Review (CJR) METODE GRAFIK
Komentar Jurnal 1 Komentar Jurnal 2
Penulis memberikan penjelasan yang Penulis memberikan penjelasan yang
sangat lengkap dalam materi metode grafik. lengkap sama seperti jurnal utama, materi
Jurnal ini mudah dipahami dan judul dari yang dibahas juga sama seperti pada jurnal
jurnal ini cocok karena sudah mencakup utama. Hasil dan pembahasan dijelaskan
atau sesuai dengan topik pembahasan. secara detail sehingga pembaca mudah
Terdapat metode penelitian, kajian pustaka, memahaminya. Terdapat volume dan Issn
hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan pada jurnal. Peneliti telah menyertakan
daftar pustaka. Jurnal ini sudah baik nama dan informasi diri serta email dalam
mencantumkan kata kunci dari jurnal jurnal ini hal ini sangat bagus, karena
sehingga mudah ditemukan. Jurnal ini tertera email peneliti membuat adanya
menampilkan definisi dari para ahli. Hal ini komunikasi antar pembaca dan penulis.
sangat bagus. Namun tidak terdapat volume dan issn
Namun tidak terdapat volume dan issn dalam jurnal.
dalam jurnal.

CRITICAL JOURNAL REVIEW METODE SIMPLEKS

Kelebihan

Jurnal Metode Simpleks secara konsisten dari tahap awal sampai pada tahap akhir
menawarkan langkah-langkah yang terus menerus dilakukan untuk mencapai/menuju suatu titik
penyelesaian. Dari berbagai jenis kasus yang diselesaikan baik kasus maksimasi maupun kasus
minimasi, metode simpleks menunjukkan konsistensinya dalam menentukan penyelesaian dengan
berhentinya iterasi apabila suatu titik tertentu diperoleh. Titik tersebut adalah titik yang
memberikan nilai optimum pada persoalan linear yang diselesaikan. Maka dari penelitian yang
dilakukan, metode simpleks adalah metode yang konsisten

Kekurangan

Metode Simpleks secara konsisten dari tahap awal sampai pada tahap akhir menawarkan
langkah-langkah yang terus menerus dilakukan untuk mencapai/menuju suatu titik penyelesaian.
Dari berbagai jenis kasus yang diselesaikan baik kasus maksimasi maupun kasus minimasi,
c
metode simpleks menunjukkan konsistensinya dalam menentukan penyelesaian dengan
berhentinya iterasi apabila suatu titik tertentu diperoleh. Titik tersebut adalah titik yang
memberikan nilai optimum pada persoalan linear yang diselesaikan. Maka dari penelitian yang
dilakukan, metode simpleks adalah metode yang konsisten

Kritikan

Kritikan saya terhadap jurnal yang saya riview adalah agar jurnal ini dapat menerbitkan
lagi edisi kedua dengan lanjutan atas judul pada jurnal, dan juga pengolahan kata-katanya agar di
persingkat dan padat agar tidak sukar dipahami oleh pembaca.

3. Mini Riset (Contoh Kasus) METODE GRAFIK


Perusahaan KONSTRUKSI membuat 2 macam produk, yaitu BESI dan BAJA. Dalam
setiap kali pembuatan disediakan bahan dasar paling banyak 6kg, campuran paling sedikit 3kg,
dan bahan pendukung lainnya sebanyak 2kg.
Untuk membuat besi digutuhkan bahan dasar 3kg, campuran 1kg, dan bahan lain 2kg.
Untuk membuat baja dibutuhkan dasar 3kg, campuran 3kg, dan bahan lainnya 1kg.
BESI dijual dengan harga Rp.5000,- dan BAJA Rp.6000,-
Berapakah BESI dan BAJA harus dibuat ? agar diperoleh biaya pembuatan
paling MINIMAL, jika diketahui keuntungan masing-masing adalah Rp.1000,-
Penyelesaian:

1. Menentukan Variabel
Gethuk Variabel
BESI X1
BAJA X2

2. Menentukan Fungsi Tujuan (Z)


Z = … X1 + … X2

BAHAN Jual Keuntungan Biaya


BESI Rp.5000,- Rp.1000,- Rp.4000,-
BAJA Rp.6000,- Rp.1000,- Rp.5000,-

2.b. Menyederhanakan dengan skala perbandingan;

Z = 4000 X1 + 5000 X2
Z = 4X1 + 5X2 → (Menggunakan skala 1:1000).

d
3. Menentukan Fungsi Batasan
Bahan Fungsi Batasan
DASAR 3X1 + 3X2 ≤6
CAMPURAN X1 + 3X2 ≥3
BAHAN LAINNYA 2X1 + X2 =2

Sebatas Catatan:
Jika di dalam soal terdapat fungsi batasan, misalnya x1, x2 ≥ 0, maka grafiknya nanti akan
memiliki zona batasan kurang lebih seperti ini;

Tapi jika tidak ada, maka tak terbatas, sehingga tidak menutup kemungkinan hasilnya negatif (-).

4. Minimalkan Z
Telah didapatkan 3 fungsi batasan, diantaranya;
1. 3X1 + 3X2 ≤ 6
2. X1 + 3X2 ≥ 3
3. 2X1 + X2 = 2
1). 3X1 + 3X2 ≤ 6
Jika, X1 = 0, maka X2 = 6/3 = 2
Jika, X2 = 0, maka X1 = 6/3 = 2
Jadi, (X1, X2) = (2, 2)

2). X1 + 3X2 ≥ 3
Jika, X1 = 0, maka X2 = 3/3 = 1
Jika, X2 = 0, maka X1 = 3/1 = 3
Jadi, (X1, X2) = (3, 1)

3). 2X1 + X2 = 2
Jika, X1 = 0, maka X2 = 2/1 = 2
Jika, X2 = 0, maka X1 = 2/2 = 1
Jadi, (X1, X2) = (1, 2)

5. Menggambar Grafik dan Mendeklarasikan Daerah Feasible

e
Riset Operasi Metode Grafik - Menentukan Titik Alternatif

4. Mencari Nilai Z Optimal


Dikarenakan studi kasus menanyakan tentang berapa biaya produksi paling MINIMAL, maka
kita hanya perlu menggunakan nilai MINIMAL, meskipun pada tahap ini nanti juga akan
menghasilkan nilai MAKSIMALNYA.

Untuk mencari nilai Z optimal dapat digunakan 2 cara:


1. Dengan membandingkan nilai Z pada tiap-tiap titik alternatif
Caranya adalah dengan menghitung nilai Z pada tiap-tiap titik alternatif, dengan cara
subtitusi.

Titik A
(X1,X2) = (0, 2) subtitusi ke Fungsi Tujuan (Z), maka;

Z = 4X1 + 5X2
Z = 4*0 + 5*2
Z = 10 (max)

Titik B, menggunakan cara ke-2,

2. Dengan menggambarkan fungsi tujuan. (caranya trial and error)


Caranya dengan memisalkan nilai Z pada persamaan fungsi tujuan, sehingga akan didapatkan
nilai X1 dan X2.

Titik B

f
Karena titik B adalah perpotongan dari batasan 2 dan 3, maka perlu menggunakan kedua
persamaan / fungsi tersebut,
Eliminasi:
X1 + 3X2 ≥ 3 | kalikan 2
2X1 + X2 = 2 | kalikan 1
------------------------------
2X1 + 6X2 ≥ 6
2X1 + X2 = 2
------------------------------  (-)
0 + 5X2 = 4
X2 = 4/5

Subtitusi ke salah satu persamaan:


X1 + 3X2 ≥ 3
X1 + 3*4/5 ≥ 3
X1 + 12/5 ≥ 3
X1 ≥ 3-12/5
X1 ≥ 15/5 - 12/5
X1 ≥ 3/5

Sehingga diperoleh titik B (3/5, 4/5). Berikutnya subtitusikan ke fungsi tujuan (Z), maka;

Z = 4*3/5 + 5*4/5
Z = 12/5 + 20/5
Z = 32/5
Z = 6.4 (min)
Contoh Kasus 2:
Seorang produsen memiliki 2 macam bahan, yaitu bahan I sebanyak 8 ton dan bahan II sebanyak
5 ton, berkeinginan untuk memproduksi 2 macam produk A dan B. Untuk 1 unit produk A
membutuhkan 2 unit bahan I dan 1 unit bahan II. Sedangkan untuk 1 unit produk B
membutuhkan 3 unit bahan I dan 2 unit bahan II. Harga pasar untuk produk A sebesar Rp. 15.000
/ unit dan produk B Rp. 10.000 / unitnya.
Berapakah produsen tersebut harus memproduksi produk A dan B untuk memperoleh hasil
penjualan yang maksimum ?
Jawab
X1 = Jumlah produk A
X2 =Jumlah produk B
C1 =15.000
C2 = 10.000
Perumusan Modelnya :
Max Z = 15.000 X1 + 10.000 X2
Pembatas :
g
1.   2 X1 + 3 X2 ≤ 8  (Bahan Baku I)
2.      X1 + 2 X2 ≤ 5 (Bahan Baku II)
Dimana X1 ≥ 0; , X2 ≥ 0
Pemecahan Masalah :
Pembatas 1.
2 X1 + 3 X2 ≤ 8  →  rubah menjadi persamaan : 2 X1 + 3 X2 = 8
Jika X2 = 0, maka 2 X1 + 3 (0) = 8
2 X1 = 8  →  X1 = 8/2 = 4
Sehingga titik B berada pada ordinat (4,0) 
Jika X1 = 0, maka 2 (0) + 3 X2 = 8
3 X2 = 8  →  X2 = 8/3 = 2 2/3
Sehingga titik A berada pada ordinat (0, 2 2/3)

Pembatas 2.
X1 + 2 X2 ≤ 5 à rubah menjadi persamaan, X1 + 2 X2 = 5
Jika X2 = 0, maka X1+ 2 (0) = 5
X1 = 5
Sehingga Titik D berada pada ordinat (5,0)
Jika X1 = 0, maka 2 X2 = 5
X2 = 5/2 = 2 ½
Sehingga Titik C berada ada ordinat (0, 2 ½)
Dari masing-masing titik ordinat (A,B,C dan D) dapat digambarkan dalam grafik sbb :

Feasible Area berada pada OCEB


Titik E merupakan titik perpotongan dari fungsi pembatas 1 dan 2. Untuk itu harus dicari terlebih
dahulu ordinatnya, dengan melakukan substitusi sebagaI berikut :

2 X1 + 3 X2 = 8        x 1  = 2 X1 + 3 X2    = 8
   X1 + 2 X2 = 5        x 2  = 2 X1 + 4 X2   = 10  (-)
                                       
-         - X2 = - 2
X2 =   2                  
h
Substitusikan nilai X2 =2 tersebut ke dalam salah satu persamaan diatas (pembatas), sebagai
berikut :
X1 + 2 X2 = 5
X1 + 2 (2) = 5
X1 = 1
Dengan demikian, ordinat pada titik E adalah (1,2)
Optimal Solution Point-nya adalah sebagai berikut :
Pada Titik C (0, 2 ½)
Max Z = 15.000 (0 ) + 10.000 (2  ½)
Zc = 25.000
Pada Titik E (1 , 2)
Max Z = 15.000 (1) + 10.000 (2)
Ze = 35.000
Pada Titik B (4,0)
Max Z = 15.000 (4 ) + 10.000 (0)
Zb = 60.000
 Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh informasi bahwa sebaiknya manajemen fokus dalam
memproduksi produk A saja sebesar 4 unit, karena akan memperoleh hasil penjualan maksimal
sebesar Rp. 60.000,-.
Masalah Maksimisasi
Maksimisasi dapat berupa memaksimalkan keuntungan atau hasil.Contoh:
PT LAQUNATEKSTIL memiliki sebuah pabrik yang akan memproduksi 2jenis produk, yaitu
kain sutera dan kain wol. Untuk memproduksi keduaproduk diperlukan bahan baku benang
sutera, bahan baku benang wol dantenaga kerja. Maksimum penyediaan benang sutera adalah 60
kg per hari,benang wol 30 kg per hari dan tenaga kerja 40 jam per hari. Kebutuhan setiapunit
produk akan bahan baku dan jam tenaga kerja dapat dilihat dalam tabelberikut:
Jenis Bahan Baku dan Kg Bahan Baku dan jam Tenaga Kerja Maksimum
Tenaga Kerja Kain sutera Kain wol Penyediaan
Benang Sutera 2 3 60 Kg
Benang Wol – 2 30 Kg
Tenaga Kerja 2 1 40 Jam
Kedua jenis produk memberikan keuntungan sebesar Rp 40 juta untuk kainsutera dan Rp 30 juta
untukkain  wol.  Masalahnya  adalah  bagaimanamenentukan  jumlah  unit  setiap  jenis  produk 
yang  akan diproduksi setiap hariagar keuntungan yang diperoleh bisa maksimal.
Langkah-langkah:
1.  Tentukan variabel
     X1=kain sutera
     X2=kain wol
2.  Fungsi tujuan
      Zmax= 40X1 + 30X2
3.  Fungsi kendala / batasan

i
      1.  2X1 + 3X2_60 (benang sutera)
      2.  2X2_30 (benang wol)
      3.  2X1 + X2_40 (tenaga kerja)
4.  Membuat grafik
      1.  2X1 + 3 X 2=60
      X1=0, X2 =60/3 = 20
      X2=0, X1= 60/2 = 30
      2.  2X2_30
      X2=15
       3.  2X1 + X2_40
       X1=0, X2 = 40
       X2=0, X1= 40/2 = 20

 
Cara mendapat kan solusi optimal:
1. Dengan mencar i nilai Z set iap t it ik ekst rim.
Titik A
X1=0, X2=0
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 + 30 . 0 = 0
Titik B
X1=20, X2=0
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 20 + 30 . 0 = 800
Titik C
Mencari titik potong (1) dan (3)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + X2 = 40
2X2=20  X2=10
Masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + 3 . 10 = 60
2X1 + 30 = 60
2X1 = 30  X1 = 15
j
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
40X1 + 30X2 = 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 = 900 (optimal)
Titik D
2X2 = 30
X2 = 15
masukkan X2 ke kendala (1)2X1 + 3 . 15 = 60
2X1 + 45 = 60
2X1 = 15  X1 = 7,5
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 7,5 + 30 . 15 = 300 + 450 = 750
Titik E
X2 = 15
X1 = 0
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 + 30 .15 = 450
Kesimpulan: untuk memperoleh keuntungan optimal, maka X1 = 15 dan X2 = 10 dengan
keuntungan sebesar Rp 900 juta.2. Dengan car a menggeser gar is f ungsi tujuan.
Solusi  optimal  akan  tercapai  pada  saatgaris  fungsi  tujuan  menyinggung  daerah  feasible 
(daerah  yang diliputi oleh semua kendala) yang terjauh dari titik origin. Pada gambar, solusi
optimal tercapai pada titik C yaitu persilangan garis kendala (1) dan (3). Titik C Mencari titik
potong (1) dan (3)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + X2   = 40
2X2 =20
X2   =10
Masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + 3 . 10 = 60
2X1 + 30 = 60
2X1 = 30 <->   X1 = 15
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
40X1 + 30X2 = 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 = 900
Permasalahan Minimisasi
Minimisasi dapat berupa meminimumkan biaya produksi. Solusi optimal tercapaipada saat garis
fungsi tujuan menyinggung daerah fasible yang terdekat dengantitik origin. Contoh : Perusahaan 
makanan  ROYAL  merencanakan  untuk  membuat  dua  jenis  makananyaitu  Royal  Bee 
danRoyal  Jelly.  Kedua  jenis  makanan  tersebut  mengandungvitamin  dan  protein.  Royal  Bee 
paling  sedikitdiproduksi  2  unit  dan  Royal  Jellypaling  sedikit  diproduksi  1  unit.  Tabel 
berikut  menunjukkan  jumlah vitamin danprotein dalam setiap jenis makanan:
Jenis Makanan Vitamin (Unit) Protein (unit) Biaya / unit
Royal Bee 2 2 100.000
Royal Jelly 1 3 80.000
k
Minuman Kebutuhan 8 12
Bagaimana menentukan kombinasi kedua jenis makanan agar meminimumkan biaya produksi.
Langkah – langkah:
i. Tentukan variable
X1 = Royal Bee
X2 = Royal Jelly
ii. Fungsi tujuan
Zmin = 100X1 + 80X2
iii.  Fungsi kendala
1) 2X1 + X2 _8 (vitamin)
2) 2X1 + 3X2 _12 (protein)
3) X1 _2
4) X2 _1
iv.  Membuat grafik
1)  2X1 + X2 = 8
X1 = 0, X2 = 8
X2 = 0, X1 = 4
2) 2X1 + 3X2 = 12
X1 = 0, X2 = 4
X2 = 0, X1 = 6
3)  X1 = 2
4)  X2 = 1

Solusi optimal tercapai pada titik B (terdekat dengan titik origin), yaitu persilangan garis
kendala (1) dan (2).
2X1 + X2 = 8
2X1 + 3X2 = 12
-2X2 = -4 <-> X2 = 2
masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + X2 = 8
2X1 + 2 = 8

l
2 X1 = 6 <->  X1 = 3
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z min = 100X1 + 80X2 = 100 . 3 + 80 . 2 = 300 + 160 = 460
Kesimpulan :
Untuk meminimumkan biaya produksi, maka X1 = 3 dan X2 = 2 dengan biaya produksi
Rp.460.000

Anda mungkin juga menyukai