Anda di halaman 1dari 5

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ANALISA KEPUTUSAN

1) ANALISA
a. Lingkungan
Menentukan pengambilan keputusan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau suatu
masalah melalui analisa keputusan, kita harus melihat situasi di sekitar lingkungan kita.
Diantaranya adalah :
1. Keputusan yang kita ambil pasti atau tidak pasti sesuai dengan lingkungan sekitar
2. Harus kompleks dan dinamis
3. Melihat prosentase persaingan disekitar kita, harus bisa bersaing dengan sehat
4. Memikirkan hasil yang kita peroleh apakah sesuai dengan usaha
5. Menentukan keputusan apakah peluang yang kita dapatkan terbatas atau tidak.
Contonya : jika kita ingin berdagang, lihatlah disekitar lingkungan tempat berjualan,
apakah produk yang kita jual sudah banyak tersedia di sana atau minim.
Dari kelima bentuk diatas juga mengandalkan kecerdasan otak kita dalam berfikir
kritis, apakah yang kita pilih akan berdampak baik dalam jangka panjang, mempunyai
presepsi yang bagus dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, dan terakhir adalah
pedoman serta preferensi.

b. Analisa Keputusan
Semua yang kita lakukan dalam menganalisa keputusan harus logis sesuai dengan:
1. Alternatif (jalan keluar) apa yang kita gunakan
2. Penetapan yang baik
3. Kemungkinan yang terjadi apakah peluang keberhasilan lebih besar atau sebaliknya
mengalami kegagalan
4. Struktur model dan penetapan nilai saat kita melakukan analisa
5. Preferensi waktu dan preferensi resiko yang saling berkesinambungan. Apabila kita
menentukan waktu yang kurang pas lebih lambat atau lebih panjang dari
kenyataannya, maka preferensi yang kita ambil akan beresiko. Kita harus
memanfaatkan keadaan dengan celah yang pas sehingga mengasilkan pujian yang
memuaskan.
Dari semua penjabaran diatas, mempunyai sensitifitas nilai informasi. Informasi yang
diberikan sangat berpengaruh dalam bertindak menjalankan keputusan yang akan
menjadikan suatu hasil.

Semua faktor lingkungan dan analisa keputusan akan menghasilkan sebuah reaksi
bingung/cemas dan senang/sedih.

2) CONTOH PROBLEM
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan
tingkat persediaan (stock) barang agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya gudang
(tempat penyimpanan barang) tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan
karena ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis
kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah yang
menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang terbatas, dalam arti
jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan laku dijual pada hari berikutnya. Jika
diandaikan harga pengambilan satu keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan
menjualnya dengan harga $50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu
diambil setiap hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat
keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika informasi
tentang jumlah data penjualan beberapa hari yang lalu ada dicatat. Untuk membahas kasus ini
selanjutnya diandaikan data penjualan selama 100 hari yang lalu tercatat sebagai berikut:

Tabel 1. Data Penjualan


Jumlah Strawbary terjual Jumlah Hari
Penjualan
(Dalam Satuan Keranjang)
10 15
11 20
12 40
13 25
Jumlah 100
ANALISIS KEPUTUSAN

Analisis keputusan yang dimaksud disini adalah suatu rangkaian proses dalam
membahas permasalahan yang dikemukakan di atas.
Pendefinisian Jenis Kerugian
Bila dalam membahas permasalahan di atas kita fokuskan terhadap minimisasi
kerugian maka perlu didefinisikan dua jenis kerugian yang akan ditimbulkan dalam kasus
tersebut.
1. Jenis kerugian yang pertama disebabkan oleh persediaan yang terlalu banyak sehingga
harus dibuang pada hari berikutnya, (jenis ini hampir sama dengan biaya gudang akibat
terlalu lama penyimpanan). Misalnya dari kasus tersebut di atas, jika jumlah strawberry
yang disediakan oleh grosir adalah 12 keranjang namun permintaan pada hari itu hanya
10 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian sebesar $40 (yaitu dari harga
pembelian 2 keranjang strawberry yang tidak terjual).
2. Jenis kerugian yang kedua disebabkan oleh kurangnya persediaan sehingga ada pembeli
yang tidak terlayani. Dengan kata lain, kerugian ini timbul akibat keuntungan yang
seharusnya diperoleh tetapi tidak jadi diperoleh karena kekurangan stock. Misalnya dari
kasus di atas, jika jumlah strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 10 keranjang
sedangkan permintaan pada hari itu mencapai 12 keranjang, maka grosir akan mengalami
kerugian sebesar $60 (yaitu keuntungan yang tidak diterima dari hasil penjualan 2
keranjang strawberry bila stock ada)

Tabel.2 Tabel Kerugian Bersyarat


Kemungkinan Persediaan yang Dilakukan(X)
Kemungkinan Jumlah Yang diminta (X)
10 11 12               13
10 $0 $20 $40 $60
11 30 0 20 40
12 60 30 0 20
13 90 60 30 0

Mengingat tujuan utama dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah stock strawberry
agar resiko (kerugian) minimum, maka analisis dilakukan dengan memperhitungkan
ekspektasi kerugian. Analisis perhitungan ekspektasi ini akan disajikan dalam tabel, dengan
memperhitungkan semua kemungkinan yang dapat terjadi, dimulai dari tabel ekspektasi
kerugian bila persediaan 10 keranjang sampai dengan tabel ekspaktasi kerugian bila
persediaan 13 keranjang.

Tabel 3. Ekspektasi kerugian dari Persediaan 10 Keranjang


Jumlah Kemungkinan Kerugian Peluang X P Ekspektasi Kerugian
Permintaan (X) Bersyarat (X) X.P (X)
10 $0 0.15 $0.00
11 30 0.20 6.00
12 60 0.40 24.00
13 90 0.25 22.50
Jumlah 1.00 $52.50

Kolom kerugian bersyarat pada Tabel 4 di alas diambil, dari tabel 2 untuk kasus persediaan
10 keranjang. Kolom ke empat dari Tabel 4 menyatakan bahwa jika 10 keranjang disediakan
setiap hari selama masa yang panjang (long period), maka kerugian secara rata-rata
(ekspektasi kerugian) adalah $52.50. Tentu tidak ada jaminan bahwa jika besok diambil
persediaan 10 keranjang maka sudah pasti akan rugi %52.50. Dengan cara yang sama tabel 5,
6, dan 7 dapat dibentuk dan diinterpretasikan.

Tabel 5. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 11 Keranjang


Jumlah Kemungkinan Kerugian Peluang X P Ekspektasi Kerugian
Permintaan (X) Bersyarat (X) X.P (X)
10 $20 0.15 $3.00
11 0 0.20 0.00
12 30 0.40 12.00
13 60 0.25 15.00
Jumlah 1.00 $30.00

Hasil analisis ekspektasi kerugian yang disajikan dalam tabel 4 sampai dengan 7 dapat
digunakan untuk mengambit keputusan. Dapat dilihat bahwa minimum kerugian yang terjadi
adalah $17.50. Hal ini terjadi pada tingkat persediaan 12 keranjang Strawberry. Ini berarti
grosir lebih baik menyediakan 12 keranjang setiap harinya, untuk kasus tersebut di atas.
Seandainya untuk membahas permasalahan di atas dilakukan anatisis dengan
mempertimbangkan keuntungan yang maksimum, maka hasilnya tidak akan berbeda yaitu
dengan jumlah persediaan 12 keranjang perharinya.

Tabel 6. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 12 Keranjang


Jumlah Kemungkinan Kerugian Peluang X P Ekspektasi Kerugian
Permintaan (X) Bersyarat (X) X.P (X)
10 $40 0.15 $6.00
11 20 0.20 4.00
12 0 0.40 0.00
13 30 0.25 7.50
Jumlah 1.00 $17.50

Tabel 7. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 13 Keranjang


Jumlah Kemungkinan Kerugian Peluang X P Ekspektasi Kerugian
Permintaan (X) Bersyarat (X) X.P (X)
10 $60 0.15 $9.00
11 40 0.20 8.00
12 20 0.40 8.00
13 0 0.25 0.00
Jumlah 1.00 $52.50

KESIMPULAN DARI KASUS DI ATAS


Pemakaian Teori Peluang untuk membahas persoalan ketidakpastian dapat dilakukan
bilamana dimiliki suatu informasi yang dapat dimodifikasi menjadi frekwensi relatif. Contoh
kasus masalah grosir buah tetah menunjukkan bagaimana penggunaan konsep teori peluang
dan ekspektasi digunakan untuk mengambii keputusan. Dan perhitungan dapat diperoleh
bahwa nilai minimum kerugian adalah $17.50, dengan jumlah persediaan perharinya 12
keranjang.

Anda mungkin juga menyukai