200.000
-180.000
100.000
-20.000
0,50
0,50
Tidak Membangun
Probabilitas
EMV (alternatif i) = (payoff dari situasi pertama) x (probabilitas situasi pertama) + (payoff
dari situasi kedua) x (probabilitas situasi kedua) + payoff dari situasi ketiga) x (probabilitas
situasi ketiga) ++ (payoff dari situasi terakhir) x (probabilitas situasi terakhir)
Contoh
Jika state of nature : 1. Favorable Market : probabilitas = 0,5
2. Unfavorable Market : probabilitas = 0,5
maka untuk kasus Thomson Lumber adalah sebagai berikut:
EMV (Pabrik Besar)
EMV (Pabrik Kecil)
EMV (Tidak Membangun)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat kita sarankan untuk membangun pabrik
kecil karena memberikan hasil dengan nilai terbesar yaitu $ 40.000.
b.
Opportunity Loss
Tabel 2.2.
Menentukan Opportunity Loss Untuk Thomson Lumber
Situasi (State of Nature)
Alternatif
Favorable Market ($)
Unfavorable Market ($)
Bangun Pabrik Besar
200.000 - 200.000
0 - (-180.000)
200.000 100.000
0 (-20.000)
200.000 - 0
0-0
0,50
0,50
Tidak Membangun
Probabilitas
Tabel 2.3.
Tabel Opportunity Loss Untuk Thomson Lumber
Situasi (State of Nature)
Alternatif
Favorable Market ($)
Unfavorable Market ($)
Bangun Pabrik Besar
180.000
100.000
20.000
Tidak Membangun
200.000
0,50
0,50
Probabilitas
Expected Opportunity Loss:
Sensitivity Analysis
Analisis yang telah dilakukan di atas adalah tergantung kepada keadaan ekonomi dan
probabilitas kejadian. Di dalam analisis sensitivitas kita meneliti sejauh mana keputusan kita
dapat berubah dengan adanya perubahan pada data. Dalam hal ini kita melihat pengaruh
perubahan probabilitas kejadian.
Misal P adalah probabilitas kejadian untuk situasi favorable market.
Dengan demikian kita dapat menentukan EMV dalam bentuk P (probabilitas) sebagai berikut:
1. EMV (Pabrik Besar)
= 380.000P 180.000
2. EMV (Pabrik Kecil)
100.000
P2
P1
1
-100.000
-200.000
-300.000
Gambar 2.1.
Sensitivity Analysis
Berdasarkan grafik di atas dapat kita tentukan bahwa keputusan terbaik adalah
1. Tidak membangun apabila probabilitas (P) berada antara titik nol dan titik P1
2. Bangun Pabrik Kecil apabila probabilitas (P) berada antara titik P1 dan titik P2
3. Bangun Pabrik Besar apabila probabilitas (P) berada di atas titik P2
Nilai probabilitas (P) dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Pada titik P1 : EMV (Tidak Membangun) = EMV (Pabrik Kecil)
$ 0 = $ 120.000P - $ 20.000
P = 20.000 / 120.000 = 0,167
Pada titik P2 : EMV (Pabrik Kecil) = EMV (Pabrik Besar)
$ 120.000P - $ 20.000 = $ 380.000P - $ 180.000
P = 160.000 / 260.000 = 0,62.
Maximax
Maximin
Equally likely
Criterion of realism
Minimax
Kriteria nomor 1 sampai dengan nomor 4 dapat dihitung langsung melalui tabel keputusan
(decision), sedangkan kriteria nomor 5 dapat dihitung dengan menggunakan tabel opportunity
loss.
a.
Maximax
Maximax adalah menentukan hasil maksimum dari setiap alternatif dan dari hasil yang
maksimum tersebut pilih yang paling maximum.
Tabel 2.4.
Kriteria Keputusan Maximax Untuk Thomson Lumber
Situasi (State of Nature)
Alternatif
Nilai Maksimum
Favorable Market
Unfavorable
Dalam Baris ($)
($)
Market ($)
Bangun Pabrik Besar
200.000
-180.000
200.000
100.000
-20.000
Maximax
100.000
0,50
0,50
Tidak Membangun
Probabilitas
b.
Maximin
200.000
-180.000
100.000
-20.000
0,50
0,50
Tidak Membangun
Probabilitas
c.
-180.000
-20.000
0
Maximin
Equally likely disebut Laplace yaitu kriteria yang diperoleh dengan menentukan nilai rata-rata
yang paling tinggi. Cara memperolehnya adalah dengan menghitung rata-rata setiap alternatif,
kemudian ambil nilai rata-rata yang paling tinggi.
Tabel 2.6.
Kriteria Keputusan Equally Likely Untuk Thomson Lumber
Situasi (State of Nature)
Alternatif
Nilai Rata-rata
Favorable Market
Unfavorable
Dalam Baris ($)
($)
Market ($)
Bangun Pabrik Besar
200.000
-180.000
100.000
-20.000
Tidak Membangun
Probabilitas
0,50
d.
Criterion of Realism (Hurwicz Criterion)
10.000
40.000
Equally likely
0
0,50
Kriteria Hurwicz disebut juga dengan kriteria rata-rata tertimbang (weighted average) yaitu
kompromi antara kriteria optimistik dan pesimistik. Perhitungannya dilakukan dengan cara
memberikan penimbang kepada masing-masing situasi dengan formula sebagai berikut:
6
200.000
-180.000
124.000
100.000
-20.000
Cr of Realism
76.000
0,80
0,20
Tidak Membangun
Probabilitas
e.
Minimax
Minimax adalah kriteria yang dihitung berdasarkan opportunity loss, yaitu mencari alternatif
yang meminimumkan opportunity loss yang maksimum dalam setiap alternatif. Caranya
adalah mengkonversi tabel payoff menjadi tabel opportunity loss dengan mengurangkan nilai
terbesar pada masing-masing kolom dengan nilai yang ada pada masing-masing kolom
tersebut
Tabel 2.8.
Kriteria Keputusan Opportunity Loss Untuk Thomson Lumber
Situasi (State of Nature)
Alternatif
Nilai Maksimum
Favorable Market
Unfavorable
Dalam Baris ($)
($)
Market ($)
Bangun Pabrik Besar
Bangun Pabrik Kecil
Tidak Membangun
Probabilitas
200.000-200.000
(0)
200.000-100.000
(100.000)
200.000-0
(200.000)
0-(-180.000)
(180.000)
0-(-20.000)
(20.000)
0-0
(0)
0,50
0,50
7
180.000
100.000
minimax
200.000
Misalkan kita ingin menentukan tingkat inventory yang memberikan keuntungan dengan
menggunakan marginal analysis. Pada tingkat inventory tertentu kita akan menambah satu
unit stock jika expected marginal profit (MP) sama atau lebih besar dari expected marginal
loss (ML).
Jika kita tentukan P adalah probabilitas bahwa permintaan adalah lebih besar atau sama
dengan supply (probabilitas menjual tambahan satu unit), dan (1-P) adalah probabilitas bahwa
permintaan kurang dari supply.
Maka pernyataan di atas dapat ditulis dalam bentuk simbol sebagai berikut:
P(MP) (1-P)(ML) atau P(MP) ML - P(ML) atau
P(MP) + P(ML) ML atau P(MP + ML) ) ML atau
P.
Ini berarti bahwa sepanjang probabilitas (P) menjual tambahan satu unit adalah lebih besar
dari pada atau sama dengan P , maka kita akan melakukan tambahan stock unit tersebut.
Langkah-Langkah Marginal Analysis Dengan Distribusi Diskret
1. Tentukan nilai probabilitas (P) untuk suatu persoalan
2. Buat tabel probabilitas dan tambahkan kolom probabilitas kumulatif
3. Lakukan pemesanan inventory sepanjang probabilitas menjual minimal satu unit
tambahan adalah lebih besar dari P.
Contoh
Caf du Donut adalah tempat minum yang terkenal di New Orlean dengan kekhususan
menjual kopi dan donat. Donat segar dibeli dari industri roti dengan harga $ 4 per kotak dan
diantarkan setiap pagi. Jika donat tersebut tidak terjual sampai sore harinya, maka donat
tersebut dibuang karena tidak segar lagi menurut standar caf. Jika donat terjual, maka
revenuenya adalah $ 6. Dengan demikian marginal profitnya (MP) adalah $ 2 = (6-4).
Sedangkan marginal lossnya (ML) adalah $ 4 (harga beli).
Berdasarkan pengalaman penjualan pada masa-masa yang lalu, manajer caf mengestimasi
bahwa penjualan per hari akan mengikuti distribusi probabilitas seperti pada tabel 2.9 di
bawah ini.
Tabel 2.9.
Distribusi Probabilitas Caf du Donut
Penjualan Harian
Probabilitas Penjualan Akan Berada
(Kotak Donat)
Pada Tingkat Ini.
No.
1
0,05
0,15
0,15
0,20
0,25
0,10
10
0,10
Total
1,00
0,05
1,00 0,66
0,15
0,95 0,66
0,15
0,80 0,66
0,20
0,65
0,25
0,45
0,10
0,20
10
0,10
0,10
Total
1,00
Langkah Ketiga, terus melakukan tambahan pesanan jika probabilitas menjual tambahan satu
unit donat lebih besar dari P (0,66).
P (Pada 6 Kotak) , karena 0,80 0,66.
Jika caf du Donut memesan 7 kotak, sedangkan probabilitas menjual tujuh kotak atau lebih
adalah 0,65 lebih kecil dari pada 0,66, maka expected marginal loss lebih besar dari pada
expected marginal profit. Dengan kata lain caf akan menderita kerugian jika dia memesan 7
kotak. Dengan demikian tingkat yang optimal untuk memesan (order) donat adalah 6 kotak.
b.
Untuk mengaplikasikan Marginal Analysis dengan distribusi normal perlu ditentukan terlebih
dahulu nilai-nilai sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
10
Dalam kasus ini = 50 dan = 10 serta Z = 0,25, maka Z = atau 0,25 = dan nilai X* = 10
(0,25) + 50 = 53 Koran. Dengan demikian Joe harus memesan sebanyak 53 koran setiap hari.
Rata-rata penjualan
per hari.
= 50
Gambar 2.2.
Kebijakan Stock Optimal
Contoh
Jika koran Chicago Sun-Times, mempunyai tingkat penjualan per hari sebanyak 100 korang
dengan standar deviasi 10 koran, sedangkan MP sebesar 2 sen dan ML sebesar 8 sen,
berapakah kebijakan stock yang optimal?
Langkah pertama, tentukan P, yaitu P = = = 0,80.
Kurva normal untuk kasus ini ditunjukkan pada gambar 2.3. di bawah ini.
Rata-rata penjualan
per hari.
X*
= 100
= 92 (Kebijakan stock optimal)
Gambar 2.3.
Kebijakan Stock Optimal
11
Langkah kedua, cari nilai Z pada daerah di bawah kurva 0,80 dan kalikan dengan (-1)
sehingga menjadi Z = -0,84 standar deviasi dari rata-rata untuk daerah 0,80. Kemudian
masukkan ke dalam formula Z = atau -0,84 = , maka X* = -8,4 + 100 = 91,6 koran atau
dibulatkan menjadi 92 koran.
Dari kedua contoh di atas, optimal stocking policy secara intuitif konsisten. Jika MP lebih
besar dari ML, maka kita mengharapkan X* lebih besar dari rata-rata permintaan (). Akan
tetapi jika MP lebih kecil dari pada ML kita mengharapkan X* lebih kecil dari rata-rata
permintaan ().
12
13
Pasar Baik
75.000
100.000
0
Pasar Sedang
25.000
35.000
0
Pasar Buruk
-40.000
-60.000
0
2. Cal Bender dan Becky Addison telah saling mengenal sejak masih di SMA. Dua tahun
yang lalu mereka masuk universitas yang sama dan hari ini mereka mengambil kelas
di fakultas ekonomi dan bisnis, kedua-duanya berharap mendapatkan gelas sarjana
ekonomi. Dalam usaha untuk mendapatkan uang ekstra mereka menggunakan
pengetahuan yang diperolehnya dari sekolah. Cal dan Becky memutuskan untuk
memulai usaha kecil-kecilan yaitu usaha pengetikan laporan penelitian dan laporan
lainnya. Dengan menggunakan pendekatan sistem, Cal dan Becky telah
mengidentifikasi tiga strategi. Strategi pertama, menginvestasikan pada sistem
komputer mikro yang agak mahal dengan laser printer. Jika pasar favorable (baik)
mereka mampu menghasilkan keuntungan bersih $10.000,- selama dua tahun
berikutnya. Jika pasar unfavorable (buruk) mereka akan menderita kerugian sebesar $
8.000,- . Stategi kedua, menginvestasikan pada sistem komputer yang murah. Apabila
pasar favorable mereka akan mendapatkan keuntungan $8.000,- dan apabila pasar
unfavorable mereka akan menderita kerugian sebesar $4.000,-. Strategi ketiga, tidak
melakukan apa-apa. Cal pada dasarnya adalah risk taker, sedangkan Becky mencoba
untuk menghindari risiko (avoid risk). (a) Tipe prosedur keputusan yang mana Cal
akan gunakan? Apa keputusan yang akan diambil oleh Cal? (b) Tipe keputusan yang
bagaimana yang akan diambil oleh Becky? Apa keputusan yang akan dia ambil? (c)
Jika Cal dan Becky merasa indifference terhadap risiko, keputusan apa yang akan
mereka gunakan? Apa yang akan saudara rekomendasikan dalam kasus ini?
3. Rick Miller baru saja membuka toko roti yang dinamakan Morning Fresh. Dalam
melakukan analisis ekonomi, Rick menentukan bahwa marginal cost atau loss untuk
setiap lusin donat yang tidak terjual adalah $4,-. Sedangkan marginal profit
diestimasinya sebesar $2,75 per lusin donat yang terjual. Rick mempertimbangkan
ingin menyimpan donat sebagai stock 10, 15, 20, 25, atau 30 lusin donat. Probabilitas
donat terjual 10 lusin adalah 10 persen. Kemungkinan menjual donat sebanyak 15
lusin adalah 15 persen. Ada kemungkinan menjual donat sebanyak 20 25 lusin
sebesar 30 persen. Terakhir, ada kemungkinan donat terjual sebanyak 30 lusin sebesar
10 persen. Apa recomendasi saudara terhadap rencana Rick tersebut.
14