Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kewarganegaraan

Dosen: Norma Restu Kusumawati, S.Pd,M.Pd

RUU Omnibus Law Di Indonesia

Disusun Oleh
Agung Rachmadan ( 44216310027 )

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MERCU BUANA

2020
OMNIBUS LAW

Omnibus law adalah regulasi atau Undang-Undang (UU) yang mencakup berbagai isu
atau topik. Secara harfiah, definisi omnibus law adalah hukum untuk semua. Istilah ini
berasal dari bahasa latin, yakni omnis yang berarti ‘untuk semua’ atau ‘banyak’.

Bryan A Garner, dalam Black Law Dictionary Ninth Edition menyebutkan:

“Omnibus: relating to or dealing with numerous objects or items at


once; including many things or having various purposes”.

Artinya omnibus law berkaitan atau berurusan dengan berbagai objek atau hal sekaligus, dan
memiliki berbagai tujuan. Jadi, skema regulasi yang sudah dikenal sejak 1840 ini, merupakan
aturan yang bersifat menyeluruh dan komprehensif, tidak terikat pada satu rezim pengaturan
saja.

Bisa disimpulkan bahwa omnibus law adalah UU baru yang memuat beragam substansi
aturan yang keberadaannya mengamandemen beberapa UU sekaligus.

Omnibus Law di Indonsia

Omnibus law yang akan dibuat Pemerintah Indonesia, terdiri dari dua Undang-
Undang (UU) besar, yakni UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Perpajakan. Omnibus law
rencananya akan menyelaraskan 82 UU dan 1.194 pasal.

Istilah ini disebut Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato pertamanya
setelah dilantik menjadi presiden untuk kedua kalinya pada Oktober 2019 silam.

Jokowi menyebutkan bahwa omnibus law akan menyederhanakan kendala regulasi


yang kerap berbelit-belit dan panjang. Pemerintah juga meyakini omnibus law akan
memperbaiki ekosistem investasi dan daya saing Indonesia sehingga bisa memperkuat
perekonomian nasional.

Omnibus law sendiri telah masuk dalam program Legislasi Nasional (Prolegnas)
Super Prioritas 2020. Jokowi juga berharap DPR dapat menyelesaikan UU omnibus law
dalam waktu 100 hari.

1
Demo Penolakan Omnibus Law di Indonesia.

Beberapa waktu lalu demo yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa dan buruh di
beberapa wilayah di Indonesia, yang dalam aksi menolak RUU Omnibus Law. Menurut
pandangan mereka Omnibus Law sangat merugikan, terutama RUU Cipta Kerja karena
banyak hak buruh yang tercerabut. Ada beberapa poin yang dilontarkan oleh para buruh dan
mahasiswa dalam aksinya menuntut RUU Cipta Kerja, yaitu :

1. Hilangnya Ketentuan Upah Minimum di Kabupaten/Kota.

Hal ini terlihat dengan munculnya pasal yang menyebutkan, bahwa upah didasarkan
per satuan waktu. Ketentuan ini membuka ruang adanya upah per jam. Ketika upah
dibayarkan per jam, maka otomatis upah minimum akan hilang.

Selain itu upah minimun hanya didasarkan pada Upah Minimum Provinsi (UMP).
Dengan demikian, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK),dan Upah Minimum
Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK), dihapus

2. Hilangnya Pesangon.

Selama ini, yang dimaksud pesangon ada tiga komponen. Pertama, uang pesangon itu
sendiri. Kedua, penghargaan masa kerja, dan yang ketiga penggantian hak. Dalam
RUU Cipta Kerja, uang penggantian hak dihilangkan. Sedangkan uang penghargaan
masa kerja dari maksimal 10 bulan hanya menjadi 8 bulan.

3. Waktu Kerja yang Eksploitatif.

Di dalam RUU Cipta Kerja diatur waktu atau jam kerja adalah 40 jam seminggu. Jika
pekerja bekerja kurang dari 40 jam seminggu berpotensi mendapatkan gaji di bawah
upah minimum.

Hal ini menyebabkan pengusaha bisa mengatur seenaknya jam kerja dengan upah per
jam. Padahal dalam UU 13/2003 diatur waktu kerja maksimal 7 jam per hari untuk 6
hari kerja dan 8 jam sehari untuk 5 hari kerja. Hal lain yang membuat pekerja

2
keberatan dengan aturan ini adalah perubahan upah menjadi per jam yang membuat
pekerja dilihat sebagai mesin produksi

4. Sanksi Pidana PHK Dihilangkan Dan PHK Sangat Mudah Dilakukan.

Dengan hilangnya pesangon untuk para buruh PHK dengan mudah dilakukan.
Misalnya, dimudahkannya PHK, dihapuskannya cuti-cuti penting seperti cuti haid
dan melahirkan, jumlah pesangon yang diturunkan, diperluasnya pekerjaan yang
menggunakan sistem kontrak dan alih daya yang bikin mereka rentan diputus kontrak
begitu saja, sampai tidak leluasa untuk berserikat karena merasa harus terus menerus
bekerja agar mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan.

Dalam UU 13/2003, pengusaha yang tidak memberikan kepada pekerja/buruh yang


memasuki usia pensiun, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 tahun dan
paling 5 tahun dan/atau dengan paling sedikit 100 juta dan paling banyak 500 juta.
Tetapi dalam RUU Cipta Kerja, ketentuan yang mengatur segala upaya agar tidak
terjadi PHK ini dihilangkan. Dampaknya, PHK semakin mudah dilakukan oleh
perusahaan dengan alih-alih melakukan efisiensi.

Keputusan Presiden Joko Widodo Terkait RUU Omnibus Law di Indonesia.

Dalam sesi wawancara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Pemerintah


membuka seluas-luasnya masukan dari masyarakat terkait Rancangan Undang-Undang
(RUU) Omnibus Law Cipta Kerja yang telah diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“DPR juga saya kira juga akan membuka seluas-luasnya masukan-masukan


lewat mungkin dengar pendapat. Saya kira,” ujar Jokowi dikutip dari laman
Setkab, Jumat (21/2/2020).

Lanjut Presiden Pemerintah ingin terbuka baik DPR maupun kementrian-kementrian


itu selalu terbuka untuk menerima masukan-masukan, menerima input-input, dan mendengar
keinginan-keinginan masyarakat. terkait RUU Omnibus Law. “Ini masih baru awal, mungkin
masih 3 bulan, mungkin masih 4 bulan baru selesai atau 5 bulan baru selesai ya kan,”
tambahnya.

3
DAFTAR PUSTAKA

Koran Perjoeangan, (2020, 17 Februari), Omnibus Law: Upah Minimum dan


Pesangon Hilang, Diperoleh 28 Maret 2020, dari https://www.koranperdjoeangan
.com/omnibus-law-upah-minimum-dan-pesangon-hilang-outsourcing-dan-buruh-kontrak-
seumur-hidup/

Kata Data, (2020, 16 Februari), 9 Alasan Organisasi Buruh Tolak Omnibus Law Cipta
Kerja, Diperoleh 28 Maret 2020, dari https://katadata.co.id/berita/2020/02/16/9-alasan-
organisasi-buruh-tolak-omnibus-law-cipta-kerja

Tirto, (2020, 20 Januari), Omnibus Law Itu Apa dan Alasan Demo Buruh di Jakarta
Hari Ini, Diperoleh 28 Maret 2020, dari https://tirto.id/omnibus-law-itu-apa-dan-alasan-
demo-buruh-di-jakarta-hari-ini-etQS

Liputan 6, (2020, 21 Februari), Jokowi Minta Masyarakat Pahami RUU Omnibus


Law Sebelum Mengkritik. Diperoleh 28 Maret 2020, dari https://www.liputan6.com/
bisnis/read/4184302/jokowi-minta-masyarakat-pahami-ruu-omnibus-law-sebelum-
mengkritik.

Anda mungkin juga menyukai