Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI

PENGELOLAAN
HUBUNGAN
AGUNG RACHMADAN
44216310027
Stakeholder
Stakeholder adalah semua pihak di dalam masyarakat, baik itu individu,
komunitas atau kelompok masyarakat, yang memiliki hubungan dan
kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan dan isu/
permasalahan yang sedang diangkat.
Publik Internal
Yang termasuk public internal adalah khalayak/public yang menjadi bagian dari
kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi itu sendiri. Dalam dunia bisnis PR,
Publik Internal ini disesuaikan dengan bentuk daripada organisasi yang bersangkutan
apakah organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan dagang, instansi pemerintah
ataupun lembaga pendidikan
Publik Internal Dan Bentuk Hubungan
Internal Perusahaan
a. Publik Internal dari perusahaan : Beberapa bentuk hubungan internal dalam
1.Publik Pegawai(employee public) perusahaan :
2.Publik Manajer (manager public) 1.Employee Relations (hubungan dengan para
3.Publik Pemegang Saham (stockholder public) pekerja/para karyawan).
4. Publik Buruh (labour public) 2.Stockholder Relations (hubungan dengan para
pemegang saham)
b. Bentuk Hubungan dalam Perusahaan
3.Labour Relations (hubungan dengan pada buruh)
4. Manager Relations (hubungan dengan para
manajer)
Publik Eksternal
Publik Eksternal adalah public yang berada di luar
organisasi/instansi/perusahaan yang harus diberikan
penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik.
Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan
Eksternal Perusahaan
a. Publik Eksternal suatu Perusahaan 1. Press Relations (Hubungan dengan pihak pers)
1. Publik Pers (Press Public) 2. Government Relations (Hubungan dengan pihak pemerintah)
2. Publik Pemerintahan (Government Public) 3. Community Relations (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
3. Publik Masyarakat Sekitar (Community Public) 4. Supplier Relations (Hubungan dengan para rekanan/pemasok)
4. Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public) 5. Costumer Relations (Hubungan dengan para pelanggan)
5. Publik Pelanggan (Costumer Public) 6. Consumer Relations (Hubungan dengan pada konsumen)
6. Publik Konsumen (Consumer Public) 7. Educational Relations (Hubungan dengan bidang pendidikan)
7. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public) 8. General Relations (Hubungan dengan Umum)
8. Publik Umum (General Public)

b. Hubungan Eksternal suatu Perusahaan


Dengan adanya public eksternal dalam lingkup kegiatan PR
tersebut memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan
bagi masing-masing public eksternal
Mengenali Khalayak Sasaran
• Enabling public, yakni publik yang punya kekuasaan untuk memutuskan suatu persoalan. Termasuk di
dalamnya antara lain Dewan Direktur, pemegang saham, komisaris perusahaan dan pemerintah.
• Functional public, yakni kelompok orang yang menjadikan sebuah organisasi dapat berputar. Termasuk di
dalamnya antara lain para karyawan, konsumen, dan lain-lain.
• Normative public, yakni kelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama dengan
organisasi/perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah para anggota asosiasi atau perkumpulan perusahaan-
perusahaan sejenis.
• Diffused public, yakni kelompok orang yang secara tidak langsung berhubungan dengan organisasi/perusahaan
dalam suatu krisis. Yang tergolong dalam kategori ini antara lain media dan kelompok-kelompok komunitas.
Walaupun publik secara garis besar sudah dikenali, penting untuk disadari bahwa akan ada kelompok-
kelompok yang tidak dengan mudah dapat diidentifikasi sebagai publik. Sturges dkk. berpendapat,
dalam situasi krisis penekanan komunikasi sering ditujukan kepada kelompok-kelompok yang terkena
akibat suatu krisis yang memang sudah teridentifikasi sebelumnya. Di samping itu, ada kelompok
yang sering tidak teridentifikasi sebagai publik langsung, tetapi ketika krisis terjadi mereka berubah
menjadi korban yang paling layak mendapat perhatian.
Kelompok stakeholder yang terkena dampak krisis butuh diprioritaskan karena pentingnya mereka
terhadap masa depan organisasi/perusahaan. Kecuali jika bencana tersebut mengakibatkan kerusakan
properti dan atau menimbulkan korban jiwa, media pemberitaan seharusnya menjadi pertimbangan
sekunder.
Pengelolaan Hubungan Dengan Karyawan
• Komunikasi Vertikal, Vertical Communication merupakan komunikasi yang dilakukan oleh pegawai bawahan
kepada atasan maupun sebaliknya, pegawai atasan kepada bawahan. Komunikasi vertikal ke atas (vertical
upward communication) baik melalui telepon maupun surat, bersifat resmi dan sungguh-sungguh.
• Komunikasi Horizontal, Horizontal Communication adalah komunikasi antara seorang pegawai dengan
pegawai lain yang sama kedudukannya, misalnya antara seorang kepala bagian dengan kepala bagian lainnya,
contohnya antara seorang manajer produksi dengan manajer pemasaran.

• Komunikasi Diagonal, Diagonal Communication atau komunikasi silang ialah komunikasi yang berlangsung
antara seorang pegawai dari sebuah departemen dengan pegawai dari departemen lainnya dalam kedudukan
yang berbeda, dalam arti yang satu lebih tinggi daripada yang lainnya, misalnya percakapan antara manajer
pemasaran kepada supervisor produksi.

Anda mungkin juga menyukai