Anda di halaman 1dari 15

Tugas Epidemologi

“ Penyakit Rubella “
Dosen Pengampu : Mega Indah Puspita,S.ST.M.Kes

Di susun oleh :

1. Bambang Bayu S (1701017)


2. Faroq Unggul Pradipa (1701029)
3. Novia Naimatul Janah (1701057)
4. Nurjanah (1701059)

PRODI DIII TEKNIK RONTGEN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA
SEMARANG
TAHUN 2019
RUBELLA
A. Pengertian
Rubella atau yang lebih dikenal dengan campak jerman adalah
infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Penyebab
Rubella adalah togavirus sejenis rubivirus dan termasuk golongan
virus RNA. Virus ini berkembang biak pada nasofaring dan kelenjar
getah bening, peyakit terjadi pada 4 – 7 hari setelah virus masuk
tubuh. Gejala Rubella ditandai dengan demam (37,2°C) dan bercak
merah/rash disertai pembesaran kelenjar limfe di belakang telinga,
leher belakang. Rubella merupakan suatu penyakit yang mempunyai
gejala yang hampir serupa dengan campak, akan tetapi rubella tidak
mempunyai gejala yang khas. Untuk memastikan diagnosa Rubella,
sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi
keberadaan antibodi Rubella sehingga hasil diagnosa jadi lebih akurat
(Febrian dkk, 2019).

B. Faktor Penyebab

Penyebab rubella adalah virus. Virus rubella ini menyebar melalui


droplet bersin atau ingus orang yang terinfeksi oleh penyakit rubella
atau campak Jerman.Virus ini ditularkan dari orang ke orang melalui
kontak dengan cairan dari hidung dan tenggorokan penderita rubella.
Penyakit ini sangat menular dan mudah ditularkan pada orang lain.
Seseorang dapat menularkan virus ke orang lain seminggu sebelum
ruam kulit muncul, hingga 1 minggu setelah ruam sembuh. Wanita
hamil dapat menularkan rubella pada bayinya lewat aliran darah.

Selain itu Virus penyebab penyakit ini dapat bertahan di udara dan
di permukaan hingga lebih dari 2 jam lamanya. Itu sebabnya, jika
Anda menyentuh barang yang terkena percikan virus penyakit ini, lalu
tidak sengaja mengucek mata, menempelkan tangan ke hidung atau
mulut, Anda bisa saja ikut terinfeksi.Penyakit ini juga dapat ditularkan
oleh orang yang terinfeksi dari 4 hari sebelum timbulnya gejala
sampai 4 hari setelah gejala sudah mulai mereda
(https://hellosehat.com/penyakit/rubella-campak-jerman).

C. Tanda dan Gejala Penyakit Rubella

Gejala rubella atau penyakit campak Jerman yang utama adalah


pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar telinga dan belakang
kepala, badan panas hingga bersuhu 38 derajat Celcius atau lebih,
dan badan menggigil. Gejala yang kurang umum lainnya pada orang
dewasa adalah arthritis dan arthralgia—peradangan dan nyeri sendi.

Gejala rubella pada umumnya adalah sebagai berikut:

 Demam ringan pada temperatur 38.9 derajat Celcius atau di


bawahnya
 Kepala pusing
 Hidung tersumbat
 Mata merah meradang
 Pembengkakan kelenjar limfa di belakang telinga pada leher
 Ruam berwarna merah jambu yang menyebar di permukaan
wajah serta bagian tubuh lainnya

Dalam kasus yang jarang terjadi, rubella adalah penyakit yang


dapat mengakibatkan komplikasi serius. Dalam satu dari 6.000 kasus,
penyakit rubella dapat menyebabkan radang otak; dalam satu dari
3.000 kasus, rubella dapat memengaruhi pembekuan darah. Masa
inkubasi rubella adalah 14-21 hari, kebanyakan orang mengalami
ruam antara 14-17 hari setelah paparan.
Dalam kebanyakan kasus rubella adalah penyakit dengan
kondisi ringan, tetapi jika Anda curiga mengalami gejala rubella,
Anda harus menghubungi dokter untuk mengonfirmasi apakah
ruam akibat campak rubella, atau gejala penyakit lainnya.
Terutama apabila Anda sedang hamil. Campak rubella atau
campak Jerman ini dapat didiagnosis dengan tes darah
(https://www.halodoc.com/kesehatan/rubella).
D. Pengobatan Penyakit

Rubella adalah kasus yang relatif ringan dan tidak ada


pengobatan khusus untuk kondisi tersebut. Gejala rubella biasanya
reda dalam waktu 7-10 hari dan tidak perlu mengobati ruamnya
karena akan menghilang seiring berjalannya waktu. Parasetamol atau
ibuprofen dapat digunakan untuk mengurangi demam, meringankan
rasa sakit, dan nyeri. Parasetamol atau ibuprofen diberikan sesuai
usia dan aman digunakan untuk anak-anak. Pasien juga perlu minum
banyak cairan. Jika rubella terjadi pada ibu hamil, tentu harus segera
menghubungi dokter.

Selain itu juga :


1. Banyak istirahat
Kunci mengatasi campak pada bayi anak adalah dengan
memperbanyak istirahat. Oleh karena itu, pastikan anak Anda
mengurangi aktivitas fisik dan bermainnya untuk sementara waktu.
Dengan mendapatkan istirahat yang cukup, sistem kekebalan tubuh
anak Anda pun akan semakin kuat untuk melawan infeksi virus yang
berkembang biak di dalam tubuhnya.
2. Batasi kontak dengan lingkungan sekitar
Orang yang terkena penyakit ini harus “diasingkan” sementara
waktu karena penyakit ini bersifat sangat menular. Oleh sebab itu,
penting bagi Anda untuk membatasi si kecil dari kontak dengan
lingkungan sekitarnya, supaya penyakit yang ia derita tak menular ke
teman-temannya. Jika anak Anda sudah bersekolah, mintalah izin
untuk tidak masuk sekolah hingga demam dan ruamnya hilang.
Pisahkan pula anak yang terkena penyakit ini dari saudaranya,
terutama bila Anda memiliki anak bayi yang belum menerima
imunisasi campak. Untuk anggota keluarga atau kontak yang rentan,
dapat diberikan vaksinasi atau human immunoglobulin untuk
pencegahan. Ada baiknya juga anak diberi masker untuk membatasi
penularan melalui batuk atau bersin.
Yang tidak kalah penting, pisahkan semua peralatan mandi
maupun makan yang digunakan si kecil apabila ia terkena penyakit
ini.Hal ini dilakukan supaya menghindari penularan campak pada bayi
dan anak lewat kontak tidak langsung.

3. Perhatikan asupan makanan

Memerhatikan asupan makanan bergizi memegang peranan


penting untuk mengatasi campak pada bayi dan anak. Konsumsilah
makanan bergizi seimbang dari buah dan sayuran yang banyak
mengandung vitamin.

Sayangnya, campak pada bayi dan anak seringkali membuat


mereka sulit makan karena gejala penyakit ini terkadang dapat
mengiritasi kerongkongan.Meski begitu jangan khawatir, Anda dapat
menyiasatinya dengan memberikan makanan dalam bentuk bubur.
Pastikan Anda juga menghindari gorengan dan makanan serta
minuman dingin untuk sementara waktu.
4. Jangan takut mandi
Banyak orang percaya jika campak pada bayi dan anak tidak
boleh kena air karena dapat memperparah bercak merah di kulitnya.
Akibatnya, tidak sedikit orangtua yang tidak memperbolehkan
anaknya untuk mandi.Padahal faktanya, setelah anak sudah tidak
demam lagi, Anda dapat memandikan si kecil. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi gatal karena ruam sekaligus memberikan kenyamanan
untuk si kecil.Ketika mandi, pakailah sabun yang tidak mengiritasi
kulitnya yang sedang bermasalah. Setelah mandi, keringkan tubuh si
kecil dengan kain lembut dan berikan bedak khusus gatal pada
badannya.
5. Minum banyak air putih
Campak pada bayi dan anak memunculkan gejala awal demam
tinggi. Nah demam tinggi yang dialami anak saat terserang penyakit
ini umumnya akan menguras cairan dan elektrolit tubuh.Oleh karena
itu, berikan minum yang cukup untuk menjaga cairan tubuh  dan
mengganti cairan yang hilang bila anak juga
mengalami muntah dan diare saat mereka mengalami penyakit ini.
6. Minum obat pereda nyeri
Untuk menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit, anak Anda
dapat mengonsumsi obat penurun demam dan pereda nyeri seperti
aspirin (paracetamol) dan ibuprofen. Namun pastikan Anda tidak
memberikan obat aspirin jika si kecil belum berusia di atas 16 tahun.
Pemberian obat aspirin pada anak di bawah usia 16 tahun dapat
menyebabkan anak terkena sindrom Reye’s. Penggunaan antibiotik
jarang dilakukan kecuali jika dokter menemukan infeksi lain yang
dialami oleh si kecil. Selain itu suplementasi vitamin A juga mampu
membantu mempercepat pemulihan kondisi jika Anda atau si kecil
mengalami penyakit ini. Dosis vitamin A yang diberikan adalah:

 Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis.


 Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis.
 Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
 Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama
sesuai usia, dilanjutkan dosis ketiga sesuai usia yang
diberikan 2-4 minggu kemudian (CDC Rubella, 2019).
E. Penyakit Rubella lebih banyak menyerang
Sebesar 66 responden (73,3%) menerima imunisasi MR. Dari
responden yangmenerima imunisasi MR, alasan yang dominan
melatarblakangi penerimaan responden adalah untuk pencegahan
dari virus measles rubella dan karena imunisasi merupakan kewajiban
dari sekolah. Sedangkan 24 responden (26,7%) tidak menerima
imunisasi MR.

Alasan terbanyak responden tika menerima imunisasi MR adalah


karena responden merasa anaknya sudah memiliki kekebalan tubuh
yang baik sehingga imunisasi dianggap tidak perlu untuk dilakukan.

Tabel 1 menunjukan bahwa responden sebagian besar berada


dalam kelompok umur dewasa awal (≤ 35 tahun) yaitu (61,1%),
mayoritas responden berpendidikan dasar-menengah (78,9%), lebih
dari setengah responden memiliki status bekerja (53,3%).

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa mayoritas responden


memiliki pengetahuan yang kurang baik (51,1%), memiliki persepsi
kerentanan yang kurang baik (70%), memiliki persepsi keparahan
yang baik (52,2%), manfaat yang dirasakan baik (50%), memiliki
hambatan yang kecil (66,7%) memiliki dukungan keluarga yang
kurang baik (52,2%), dan dukungan lingkungan yang baik (51,1%).
Tabel 3 menunjukkan hasil uji chi squarevariabel bebas terhadap
penerimaan imunisasi MR, didapati variabel yang berhubungan
adalah variabel pengetahuan (p=0,006), persepsi keparahan
(p=0,012), persepsi manfaat (p=0,004), dan hambatan (Kusumawati
dkk, 2018).

Tabel 1 berdasarkan jurnal Kusumawati dkk (2018)

No Karakteristik responden Frekuensi Presentase


1 Kelompok umur;

Dewasa awal 55 61,1

Dewasa akhir 35 38,9


2 Pendidikan :

Dasmen 71 78,9

Tinggi 19 21,1
3 Status :

Tidak bekerja 42 46,7

Bekerja 48 53,3
Tabel2

No. Variable Frekuensi Presentase


1 Pengetahuan

Kurang baik 46 51,1

Baik 44 48,9
2 Persepsi kerentanan

Kurang baik 63 70,0

Baik 27 30,0
3 Persepsi keparahan

Kurang baik 44 47,8

Baik 46 52,2
4 Persepsi manfaat

Kurang baik 45 50,0

Baik 45 50,0
5 Persepsi hambatan

Kurang baik 30 33,3

Baik 60 66,7
6 Dukungan keluarga

Kurang baik 47 52,2

Baik 43 47,8
7 Dukungan lingkungan

Kurang baik 44 48,9

Baik 46 51,1
F. Peran Epidimologi dalam Rubella

Peran epidimologi dalam rubella dapat memperoleh data


frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat,apabila Epidemiologi dapat
dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai
manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :

1.Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.


Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari
pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian
( Evaluation ) suatu upaya kesehatan.
Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat
dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah
sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah
tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).

2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.


Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka
dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik
yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.

3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.


Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah
tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi
dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu
Penyakit ( Natural History of Disease ). Dengan diketahuinya
waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah
diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.

4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.


Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan
tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang
dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut
cirri – cirri Manusia, tempat dan Waktu.(dinkes kayong utara,
2017).

G. RAP Rubella

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT (RAP)


Campak Jerman disebut juga sebagai rubella, atau
campak 3 hari adalah infeksi yang menular terutama menyerang
kulit dan kelenjar getah bening, pada kulit dikenal dengan ruam
berwarna merah khas dan pada kelenjar getah bening
menimbulkan pembesaran (pembengkakan). Campak Jerman ini
disebabkan oleh virus Rubella (paramyxovirus)

Penyakit ini umumnya ringan pada anak-anak, infeksi


biasanya hanya menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa gejala.
Infeksi pada orang dewasa dapat menimbulkan keluhan
demam, sakit kepala, lemas dan konjungtivitis. Tujuh puluh
persen kasus infeksi rubella di orang dewasa menyebabkan
terjadinya atralgi atau artritis. Jika infeksi virus rubella terjadi
pada kehamilan, khususnya trimester pertama sering
menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (Suradi dkk,
2016)

No Tahap Riwayat Alamiah Penyakit Upaya Pencegahan


1 Pre Patogenesis  Promotif  Penyuluhan
(sehat)

 Preventif  Vaksinasi Rubella (Vaksin


MMR)
- diberikan pd usia 15 bl
- ulangan pd umur 4-6 th
- Jika belum ulangan (4-6
th), maka diberikan pada
umur 11-12 th bahkan
remaja.
 Pada ibu yang belum
hamil, periksa kekebalan
tubuh terhadap Rubella.
 Mengkonsumsi Vitamin
 Jaga jarak dengan orang
yang terinfeksi rubella
terutama untuk ibu hamil
 Menjaga kebersihan diri
dan kebersihan lingkungan

2 Patogenesis (sakit)
 Inkubasi  Kenali Gejala  Istirahat
 Konsumsi makanan
bergizi
 Dini  Deteksi dini
 Screening
 Pemeriksaan laboratorik
(isolasi virus, serologik,
Polymerase Chain
Reaction (PCR), Reverse
Transcription- Loop-
Mediated Isothermal
Amplification (RT-LAMP).
 Pengobatan sesuai gejala,
- Bila panas berikan
acetaminophen atau
ibuprofen atau
Paracetamol.

 Lanjut  Pengobatan lanjut  Obat Antivrus (Asiklovir)


 Isolasi, terutama ibu hamil
 Banyak minum air putih
 Vaksinasi saat hamil
(resiko kemungkinan
besar tetap terjadi)
 Tindakan aborsi sebaiknya
dipertimbangkan.

3 Pasca Patogenesis

 Sehat  Tidak berbahaya (sehat) o Bayinya Lahir

 Cacat  Rehabilitasi  Rehabilitasi fisik


 Estetika

 Carrier  Rehabilitasi  Rehabilitasi psikis


(retardasi mental)

 Kronis  Rehabilitasi  Abortus sertamerta


(spontan)

 Mati  Mati  Mati

Daftar pustaka

https://dinaskesehatankayongutara.wordpress.com/2017/08/18/peran-
epidemiolog-kesehatan/
Kusumawati .2018. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENERIMAAN IBU TERHADAP IMUNISASI MEASLES RUBELLA
PADA ANAK SD DI DESA GUMPANG, KECAMATAN KARTASURA,
KABUPATEN SUKOHARJO
https://hellosehat.com/penyakit/rubella-campak-jerman
https://www.halodoc.com/kesehatan/rubella
https://doktersehat.com/rubella-campak-jerman
febrian. 2019. Diagnosa Penyakit Rubella Menggunakan Metode Fuzzy
Tsukamoto Widya
https://www.cdc.gov/rubella/index.html
Daftar Tanya Jawab ?

1. Kenapa campa dan rubella tidak sama, dan coba jelaskan dari masing-
masing perbedaan tersebut? (Nanda Alfin Ma’ruf)
Jawab :
a. Campak Jerman disebabkan oleh virus rubella namun sumber
penyakit campak dikenal sebagai virus rubeola.
b. Dibandingkan dengan campak Jerman, campak lebih berbahaya.
c. Penyakit Rubela terus ada selama tiga hari. Campak, di sisi lain, akan
tetap bertahan selama berminggu-minggu di sebagian besar kasus.
d. Rubela menjadi dapat dicegah setelah diperkenalkannya vaksin
rubella sedangkan vaksin MMR efektif untuk mendapatkan
pencegahan penyakit campak. (Novia naimatul janah)

2. Coba jelaskan perjalanan / fase-fase dalam Rubella ? (Elina Vianita)


Jawab :
a. Fase Infeksi dan inkubasi
Biasanya terjadi pada 10-14 hari pertama setelah terinfeksi.  Di
masa inkubasi ini sebenarnya Anda sudah terinfeksi tetapi tubuh
belum menunjukkan tanda atau gejala apa pun.
b. Fase ringan
Tahap kedua, Anda akan masuk ke fase ringan. Pada fase ini,
penyakit biasanya dimulai dengan demam ringan hingga sedang.
Selain itu, orang yang sudah terinfeksi juga akan mengalami batuk
terus-menerus, pilek, mata meradang, dan sakit tenggorokan. Di
masa ini penyakit ini relatif ringan dan akan berlangsung selama dua
atau tiga hari.
c. Fase akut
Setelah muncul berbagai tanda dan gejala yang umum, tubuh
akan mulai masuk fase akut. Kondisi ini ditandai dengan munculnya
ruam. Ruam adalah bintik merah kecil yang sering kali rata dengan
permukaan kulit, namun ada kalanya juga sedikit timbul seperti
benjolan. Bintik dan benjolan ini biasanya cenderung berkelompok di
bagian tubuh tertentu.
d. Fase menular
Campak merupakan penyakit yang bisa menular dari satu orang
ke orang lainnya. Seseorang bisa menyebarkan virus ke orang lain
selama sekitar delapan hari. Dimulai dari empat hari sebelum ruam
muncul dan empat hari pertama setelah muncul. (Nur Janah)

3. Apakah ada gejala yang ditimbulkan akkibat penyakit Rubella lebih dari
10 hari dan Bagaimana penangananya ? (Alesya diah wulandari)
Jawab : Gejala yang ditmbulkan apabila penyakit rubella melebihi 10 hari
akan menyebabkan rentan penularan penyakit ke lingkungan
sekitar atau indiviu dan Untuk penanganya lanjutan jika
penyakit atau bakteri tidak menandakan adanya penyembuhan
maka pasien / penderita harus segara dirujuk ke tempat
pelayan kesehatan agar mendapatkan pengobatan secara
keseluruhan. (Bambang bayu)

Anda mungkin juga menyukai