KETENTUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan adalah mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro yang sedang mengambil
mata kuliah Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi dan telah mengikuti mata kuliah Analisis
Pengukuran Kerja.
2. Praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum, mulai dari tugas pendahuluan,
pretest, praktikum, postest, asistensi dan pembuatan laporan, sampai presentasi. Apabila praktikan
tidak mengikuti salah satu poin praktikum di atas, maka akan mengurangi nilai akhir praktikum.
3. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum.
4. Praktikum dapat dilaksanakan setelah praktikan sudah mengumpulkan Tugas Pendahuluan dan
mengikuti pretest.
5. Segala informasi terkait praktikum akan diumumkan melalui Online Account RSKE dan website
RSKE https://rsketiundip.wixsite.com/pske2020
TUGAS PENDAHULUAN
1. Tugas pendahuluan diberikan oleh lab sebelum dilakukan praktikum modul yang bersangkutan.
2. Tugas pendahuluan diumumkan melalui jarkoman web Praktikum PSKE 2020.
3. Isi tugas pendahuluan merupakan kebijakan lab yang disesuaikan kemampuan praktikan dan
waktu yang diberikan.
4. Pengerjaaan tugas penduhuluan WAJIB menggunakan bahasa praktikan sendiri-sendiri.
5. Pengumpulan tugas pendahuluan menggunakan format sebagai berikut :
• Kertas Bekas (bukan kertas yang sengaja dibuat bekas) berukuran A4 80gr dengan Margin 4-
4-3-2 border HIJAU MUDA.
• Tulis tangan menggunakan tinta warna biru dan disatukan dengan klip bebas.
• Pengumpulan tugas pendahuluan wajib satu angkatan pada waktu yang telah ditentukan.
• Untuk jawaban yang terdapat gambar - gambar tersebut boleh ditempel dilembar jawaban.
• Untuk Header sebelah kanan atas sertakan Nama, NIM, dan Kelompok dan untuk Footer
sebelah kiri bawah sertakan Modul dan Nama Asisten di setiap halaman.
• Dikumpulkan per kelompok menggunakan amplop coklat sama satu angkatan ukuran F4
diberi tulisan Kelompok dan Anggota Kelompok (Nama dan NIM) serta Nama Asisten
pada pojok kanan atas amplop.
6. Keterlambatan pengumpulan Tugas Pendahuluan tidak ada toleransi dan praktikan yang
bersangkutan akan mendapat nilai Tugas Pendahuluan NOL (0).
7. Tugas Pendahuluan TIDAK BOLEH MELAKUKAN PLAGIASI.
8. Tugas Pendahuluan harus menyertakan sumber/referensi
9. Apabila ditemukan kecurangan, maka praktikan yang bersangkutan akan mendapat nilai Tugas
Pendahuluan NOL (0).
4. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum, merokok, dan wajib men-silent alat komunikasi
selama praktikum berlangsung.
5. Praktikan wajib meminta izin kepada asisten apabila hendak meninggalkan laboratorium pada saat
praktikum.
6. Praktikan wajib mengumpulkan data hasil pengamatan pada saat selesai praktikum.
7. Praktikan wajib mengumpulkan jurnal praktikum (draft pengolahan data) sesuai dengan jadwal
yang ditentukan.
8. Praktikan wajib mengumpulkan laporan resmi sesuai dengan jadwal yang ditentukan (untuk tiap-
tiap modul).
9. Laporan praktikum permodul tidak boleh sama, bila ditemukan berbagai bentuk kecurangan maka
akan mengurangi nilai laporan kelompok tersebut.
3. Izin tidak mengikuti presentasi asisten, dengan alasan sakit (opname) atau ada keluarga dekat yang
meninggal dunia atau izin lain dengan alasan yang diperbolehkan dapat menghubungi koordinator
praktikum yang bersangkutan dengan menggunakan izin tertulis.
4. Praktikan harus memakai pakaian berkerah dan memakai sepatu saat asistensi berlangsung (jaket
bukan merupakan pakaian).
Pradhipta Listyawardhani
NIM 21070117130096
Mengetahui,
Koordinator Praktikum
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PSKE
Choirunnisa’Ahmad Kadafi
NIM 21070115120072
Mengetahui,
Dosen Pengampu
MODUL 1
TIME STUDY
I. Tujuan
Dari praktikum ini diharapkan praktikan :
1. Mampu memahami dan menerapkan pengukuran waktu kerja dengan metode Stopwatch
Time Study;
2. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus secara langsung dari suatu pekerjaan
dengan menggunakan stop watch;
3. Mampu memahami dan menghitung uji keseragaman data dan uji kecukupan data;
4. Mampu memahami dan menghitung waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan output
standar dari suatu pekerjaan.
menentukan nilai pekerjaan tersebut. Piranti pengukur waktu elektronik yang sekarang sering
digunakan adalah stop watch konvensional (Sutalaksana, 1979).
Langkah-langkah pengukuran metode stopwatch time study :
1. Penetapan Tujuan Pengukuran
2. Memilih Operator
3. Melatih Operator (Kondisi atau Cara Kerja yang Tidak Biasa)
4. Mengurai Pekerjaan atas Elemen Pekerjaan
5. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran
6. Mengamati waktu kerja operator
7. Menentukan siklus kerja yang akan diamati dengan penentuan tingkat ketelitian dan
keyakinan
8. Menentukan penyesuaian dan kelonggaran operator
9. Menghitung waktu baku.
(Wignjosoebroto,1995)
Keterangan:
𝑊𝑠 = Waktu Siklus
x = Waktu pengamatan
n = Jumlah pengamatan yang dilakukan
Dimana :
Wn = Waktu normal
Ws = Waktu siklus
P = Performance Rating
2.3.3 Allowance
Allowance merupakan waktu kelonggaran yang dapat di estimasi dalam melakukan
kegiatan produksi. Macam-macam dari allowance yakni (Sutalaksana,1979):
1. Allowance untuk kebutuhan pribadi, yaitu allowance yang diberikan kepada operator
untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.
2. Allowance untuk kebutuhan yang tidak terhindarkan, yaitu allowance yang diberikan
kepada operator untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendesak.
3. Allowance untuk menghilangkan kelelahan, yaitu allowance yang diberikan untuk
menghilangkan rasa lelah karena bekerja.
Berikut ini adalah tabel klasifikasi allowance :
Tabel 1. 2 Allowance
Kelonggaran (%)
Faktor Contoh Pekerjaan
Ekuivalen beban Pria Wanita
A. Tenaga yang dikerluarkan
1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk Tanpa beban 0,0-6,0 0,0-6,0
2. Sangat Ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00-2,25 Kg 6,0-7,5 6,0-7,5
3. Ringan Menyekop, ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 7,5-16,0
4. Sedang Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 16,0-30,0
Tabel 1. 2 Allowance
B. Sikap Kerja
1. Duduk Bekeja duduk ringan 0,00-1,0
2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0-2,5
3. Bendiri diatas satu kaki Satu kaki mengenakan alat kontrol 2,5-4,0
Pada anggota-anggota
4. Bekerja dengan tangan diatas kcpala 5-10
badan terbatas
Tabel 1. 2 Allowance
F. Keadaan atmosfer***)
1
Output Standard = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐵𝑎𝑘𝑢………………………. (1.4)
2.3.6 Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan
masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau penggunaan yang sebenarnya
(Mulyamah, 1987). Persamaan dari efisiensi adalah sebagai berikut:
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑥 100%...............................................(1.5)
b. Prosedur Praktikum
Berikut prosedur praktikum modul 1 ini :
1. Praktikan melakukan pembagian tugas dan mengidentifikasi proses kerja dari proses
perakitan piston
2. Praktikan menyiapkan peralatan yang telah ditentukan dalam pengambilan data praktikan
3. Praktikan melakukan pengambilan data dengan bimbingan asisten sebanyak N kali
dengan mengamati dan mencatat waktu proses perakitan
4. Data yang didapat kemudian diuji keseragaman dan kecukupannya
5. Tetapkan performance rating dari kegiatan yang ditunjukan operator dan waktu
normalnya
6. Berikan allowance untuk operator dan hitung waktu baku serta output standarnya
MODUL 2
MANUAL MATERIAL HANDLING
I. TUJUAN
Dari praktikum Manual Material Handling ini diharapkan:
1. Praktikan mampu mengintegrasikan berbagai pertimbangan ergonomi, khususnya
dari sisi biomekanika dalam merancang sistem kerja yang menghasilkan rancangan efektif,
nyaman, sehat, dan efisien (ENASE).
2. Praktikan mampu mengetahui dan dapat menganalisis posisi postur yang baik untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dari kerja yang dilakukan.
3. Praktikan mampu menggunakan konsep dan teknik RWL (Recommended Weight Limit)
dalam merancang gerakan-gerakan perpindahan alat dan benda kerja yang ergonomis.
4. Praktikan mengetahui dan memahami posisi postur tubuh pekerja dengan menggunakan
software CATIA dan Ergofellow
2.3 RWL
RWL adalah persamaan pengangkatan beban kerja yang direkomendasikan oleh
NIOSH. RWL digunakan untuk pengangkatan beban kerja spesifik pada waktu tertentu untuk
pekerja dalam kondisi normal, dimana mengurangi resiko terjadinya cedera pada
musculoskeletal, NIOSH merekomendasikan penggunaan RWL dan LI berdasarkan konsep
resiko pengangkatan beban dan Low Back Pain (LBP).
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang
pekerja dalam konisi teertentu menurut NIOSH adalah sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM .................................(2.1)
Keterangan:
LC : (Lifting Constanta) konstanta pembebanan =23 kg
HM : (Horizontal Multiplier) faktor pengali horisontal
VM : (Vertical Multiplier) faktor pengali vertikal
DM : (Distance Multiplier) faktor pengali perpindahan
AM : (Asymentric Multiplier) faktor pengali asimentrik
FM : (Frequency Multiplier) faktor pengali frekuensi
CM : (Coupling Multiplier) faktor pengali kopling (handle)
H : Jarak horizontal posisi tangan yang memegang beban dengan titik pusat tubuh
V : Jarak vertikal posisi tangan yang memegang beban terhadap lantai
D : Jarak perpindahan beban secara vertikal antara tempat asal sampai tujuan
A : Sudut simetri putaran yang dibentuk antara tangan dan kaki.
2.4 LI
Lifting Index (LI) merupakan estimasi relatif atas tekanan fisik yang berkaitan dengan
pengangkatan secara manual. LI dihitung menggunakan persamaan:
Lifting Index = Load weight/Recommended Weight Limit 12 ................(2.2)
Jika LI > 1, berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang
direkomendasikan. Dengan demikian, maka aktivitas tersebut mengandung potensi resiko
cedera muskuloskeletal. Jika LI < 1, berat beban yang diangkat tidak melebihi batas
pengangkatan yang direkomendasikan. Dengan demikian, maka aktivitas tersebut tidak
mengandung risiko cidera (Waters et al., 1993).
2.5 RULA
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk menilai postur,
gaya dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh
bagian atas (upper limb).
2.6 REBA
Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan sebuah metode yang digunakan
untuk menilai tingkat risiko dari sebuah postur kerja atau postur leher, punggung, lengan
pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor
coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja (Sue dan Hignett,
2000).
2.7 QEC
Quick Exposure Checklist (QEC) merupakan salah satu metode pengukuran beban
postur yang diperkenalkan oleh Dr.Guanyang Li dan Peter Buckle. QEC menilai pada empat
area tubuh yang terpapar pada risiko yang tertinggi untuk tejadinya work musculoskeletal
disorders (WMSDs) pada seseorang ataupun operator (Li dan Buckle, 1998).
2.7 Ergofellow
Perangkat lunak ini memiliki 17 alat ergonomis untuk mengevaluasi dan meningkatkan
kondisi tempat kerja, untuk mengurangi risiko kerja dan meningkatkan produktivitas.
Perangkat lunak ini dikembangkan oleh MPL Sistemas pada tahun 2009 dan sangat berguna
untuk ergonomists dan untuk semua profesional di bidang keselamatan dan kesehatan.
2.8 CATIA
Software CATIA (Computer Aided Three Dimensional Interactive Applicaton).
Software ini sangat berguna untuk membantu proses desain (CAD), rekayasa (CAE) maupun
V. Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan diperkenalkan mengenai RWL dan pengukuran LI.
2. Praktikan melakukan pengambilan data Manual Material Handling secara langsung.
3. Praktikan mengukur nilai RWL dan LI dari masing – masing Material Handling yang dilakukan
secara manual dan mensimulasikan dengan menggunakan software CATIA dan Ergofellow.
4. Praktikan menganalisis nilai RULA, REBA, dan QEC dengan software CATIA dan
Ergofellow.
5. Praktikan menganalisa hasil RWL, LI, RULA, REBA dan QEC serta memberikan
rekomendasi perbaikan.
BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Manual Lifting dengan RWL dan LI
4.1.1 Analisis Manual Lifting (Sebelum Perbaikan)
4.1.2 Analisis Manual Lifting (Setelah Perbaikan)
4.1.3 Analisis Perbedaan Hasil Perhitungan Manual Lifting (Manual VS Software)
4.2 Analisis Postur Kerja dengan RULA, REBA dan QEC
4.2.1 Analisis Postur Kerja dengan RULA dan Saran Perbaikan
4.2.2 Analisis Postur Kerja dengan REBA dan Saran Perbaikan
4.2.3 Analisis Postur Kerja dengan QEC dan Saran Perbaikan
4.2.3 Analisis Perbedaan Hasil Perhitungan Postur Kerja (Manual VS Software)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lembar Pengesahan
2. Lembar Pengamatan
3. Lembar Asistensi
MODUL 3
BEBAN KERJA MENTAL
I. Tujuan Praktikum
Dari praktikum Ergonomi Kognitif ini diharapkan :
1. Mampu mengetahui dan memahami tentang beban kerja mental
2. Mampu mengetahui dan memhami konsep Human Error dalam performansi kerja
3. Mampu memahami dan mengaplikasikan metode perhitungan performansi beban kerja
mental dalam analisis beban kerja
4. Mampu memahami dan mengaplikasikan pengukuran lingkungan fisik kerja
5. Mampu memahami dan menganalisis pengaruh distraksi dalam performansi kerja dan
beban kerja mental, serta memberikan perbaikan dari hasil analisa tersebut.
individu melakukan persepsi. Perhatian terjadi ketika kesadaran dominan pada stimuli
tertentu atau dengan kata lain keaktifan jiwa yang diarahkan pada sesuatu objek baik di
dalam maupun di luar dirinya. Pengertian lain mendifinisikan perhatian sebagai
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada satu
atau sekumpulan objek.
d) Berfikir
Berpikir adalah proses yang mempengaruhi penfasiran terhadap stimuli. Berpikir
dilakukan untuk memahami realita yang terjadi dalam rangka pengambilan keputusan,
memcahkan persoalan, dan menghasilkan sesuatu yang baru.
e) Pusat Pengambilan Keputusan
Pada tahap ini keputusan akan dibuat apakah informasi akan disimpan dalam rentang
waktu jangka pendek atau berusaha mempelajari informasi tersebut dan disimpan secara
permanen dalam memori jangka panjang.
f) Memori
Memori adalah pengulangan informasi dari waktu ke waktu. Dalam memori tersimpan
banyak informasi yang akan dipanggil kembali sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan.Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam
memengaruhi baik persepsi maupun berpikir.
g) Motivasi
Motivasi adalah suatu proses dimana setiap orang atau individu diharapkan dapat
menaikkan bahkan memaksimalkan dirinya agar menjadi lebih baik lagi. Motivasi lebih
diartikan sebagai tingkah laku yang mengarah ke tujuan. Ini didasari oleh 2 konsep dasar,
yaitu kebutuhan yang berasal dari orang itu sendiri dan tujuan di lingkungan dimana orang
itu berada.
h) Ekspektasi Dorongan
Ekspektasi dorongan adalah proses bagi seseorang dengan ide dan konsep yang susah
mapan, kemudian dihadapkan pada sebuah stimulus dan mereponi stimulus tesebut
dengan melakukan berbagai cara
c. Pengukuran dengan metode lain, pengukuran dilakukan dengan alat flicker berupa alat
yang memiliki sumber cahaya yang berkedip makin lama makin cepat sehingga pada suatu
saat sukar untuk diikuti oleh mata biasa.
2) Pengukuran Beban Kerja Mental Secara Subjektif
Pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif merupakan cara termudah untuk
memperkirakan mental workload pada pekerja dalam menampilkan tugastugas tertentu.
Sheridan & Stassen menjelaskan bahwa pada subjective measures, pekerja diminta untuk
menilai beban kerja yang dialami berdasarkan suatu skala berupa daftar kata kunci yang
menggambarkan tingkatan workload yang berbeda. Berikut ini merupakan beberapa jenis
metode pengukuran subjektif yang umum digunakan, yaitu:
a. NASA-Task Load Index (TLX)
Metode NASA-TLX dikembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research
Center dan Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981. Metode
ini berupa kuesioner yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan pengukuran subjektif
yang lebih mudah namun lebih sensitif pada pengukuran beban kerja. Pada NASA-TLX
memiliki 6 indikator dalam beban mental, yaitu (Matthew, et. all, 2000):
Tabel 2.1 Indikator NASA-TLX
Skala Rating Deskripsi
Seberapa besar aktivitas mental dan aktivitas perseptual yang
Mental
Rendah dibutuhkan untuk melihat, mengingat dan mencari. Apakah
Demand
/ Tinggi pekerjaan tersebut sulit, sederhana atau kompleks. Longgar atau
(MD)
ketat
Jumlah aktivitas fisik yang dibutuhkan (misalnya mendorong,
Physical
Rendah menarik dan mengontrol putaran). Apakah pekerjaan mudah atau
Demand
/ Tinggi penuh tuntutan? Lambat atau cepat, longgar atau sibuk, tenang
(PD)
atau melelahkan?
Temporal Jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang dirasakan
Rendah
Demand selama elemen pekerjaan berlangsung. Apakah pekerjaan
/ Tinggi
(TD) perlahan atau santai atau cepat dan melelahkan
Performance Baik / Seberapa besar keberhasilan seseorang di dalam menyelesaikan
(P) Buruk pekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil kerjanya.
Rendah Seberapa keras kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk
Effort (E)
/ Tinggi menyelesaikan pekerjaan
Seberapa tidak aman, putus asa, tersinggung, terganggu,
Frustration Rendah
dibandingkan dengan perasaan aman, puas, nyaman dan
Level (FL) / Tinggi
kepuasaan diri yang dirasakan
( Matthew, et. all, 2000 )
Modified Cooper Harper Scale terbagi dalam 4 faktor yaitu pernyataan kecukupan
untuk pemilihan pekerjaan atau operator yang dibutuhkan, karakteristik pekerjaan,
pemenuhan kebutuhan terhadap operator dalam pemilihan pekerjaan yang diperlukan, dan
penilaian kategori beban kerja operator.
Pada metode ini, skor yang diberikan untuk mental minimal 1, sementara usaha
mental yang tidak termasuk kategori minimal tetapi masih dapat diterima termasuk skor
sampai 3. Selanjutnya, usaha yang mulai tidak dapat diterima berada pada skor 3 keatas
dan skor maksimal dari metode Modified Cooper Harper Scale yaitu 10
Human Reliability adalah kemungkinan dari suatu performansi pada suatu kegiatan sistem
dalam waktu yang dibutuhkan namun tidak menurunkan performansi sistem dalam hal lain. Human
Reliability merupakan kebalikan dari HEP sehingga memiliki rumus:
𝑅 = 1 − 𝐻𝐸𝑃 ………………………………….. (2.2)
Pada umumnya intensitas penerangan dalam tempat kerja dapat diatur menurut tabel
dibawah ini:
Tabel 2.2 Pedoman Intensitas Penerangan
Penerangan
No. Kegiatan
Minimum
1. Penerangan darurat 5 Lux
2. Penerangan halaman / lingkungan perusahaan 10 Lux
3. Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar 50 Lux
Pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil yang
4. 100 Lux
dilakukan secara sepintas
Pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil yang
5. 200 Lux
dilakukan dengan cukup teliti
Pekerjaan yang hanya membedakan barang kecil dan
6. 300 Lux
halus
Pekerjaan yang ganya membedakan barang halus dan
7. 500-1000 Lux
dengan kontras yang sedang
Pekerjaan membedakan barang sangat halus dengan
8. 1000 Lux
kontras yang sangat kurang dalam waktu lama
(Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964)
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek secara
jelas, cepat dan tanpa menimbulkan kesalahan. Kurangnya pencahayaan akan mengakibatkan
mata operator/pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan bekerja.
Pencahayaan buatan umumnya menggunakan energi listrik yang disebut juga
penerangan listrik. Pencahayaan buatan harus memiliki syarat sebagai berikut :
- Penerangan listrik harus sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan oleh tenaga kerja
dengan intensitas yang cukup.
- Penerangan listrik tidak boleh menimbulkan perubahan suhu udara yang berlebihan
pada tempat kerja.
- Sumber cahaya listrik harus memberikan penerangan dengan intensitas yang tepat,
menyebar merata tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayangan
yang mengganggu
▪ Kebisingan
Menurut Wignjosoebroto (2000), bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari
dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tangkap
melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik /
komputer, mesin cetak, dan sebagainya. Bunyi yang tidak kita inginkan atau kehendaki inilah
yang sering disebut bising atau kebisingan misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang
melebihi ambang batas pendengaran
Bising memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Bising yang kadangkala dan tak terduga akan lebih mengganggu dari pada bising yang
kontinu.
b. Sumber nada tinggi lebih mengganggu dari pada nada rendah.
c. Tugas yang menuntut konsentrasi mental terus-menerus akan lebih mudah diganggu
bising dari pada tugas lainnya.
d. Kegiatan yang memerlukan pelatihan lebih mudah terpengaruh bising dari pada
pekerjaan rutin.
Tabel 2.3 Kondisi suara dan batas tingkat kebisingannya
Waktu Pemaparan per hari
Satuan Intensitas Kebisingan (dBA)
kerja
8 85
4 88
Jam
2 91
1 94
30 97
15 100
7,5 103
Menit
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 Detik 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
(Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2018)
Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada
indera pendengaran sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa
intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran)
adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas
bunyi mesin diatas 60 dB maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga
guna mencegah gangguan pendengaran.
▪ Iklim Kerja
Menurut Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2018 iklim kerja adalah hasil
perpaduan antara suhu, kelembapan, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan
tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannnya, dengn yang
dimaksud dalam peraturan ini adlah iklim kerja panas.
Pendekatan untuk mengukur iklim kerja dapat melalui berbagai indek, antara lain heat
index, Thermal work limit dan WBGT (Wet Blube Globe Temperatur) dan indeks lainya.
NAB Iklim iklim Lingkungan kerja dinyatakan dalam derajat Celcius Indeks Suhu Basah dan
Bola (⸰C ISBB) yang dikenal juga dengan WBGT atau Wet Bulb Globe Temperature dengan
waktu kerja 5 hari selama satu minggu dengan durai 8 jam tiap harinya. Iklim kerja yang
terlalu panas dan tidak disertai waktu istirahat akan memberikan dampak bagi tubuh seperti
dehidrasi, Heat Rash, Heat Fatigue, Heat Cramps, Heat Exhaustion, Heat Syncope, dan Heat
Stroke
Tabel 2.4 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja
Alokasi Waktu NAB (⸰C ISBB)
kerja dan Ringan Sedang Berat
Istirahat (≤ 200 kKal/jam) (200-350 kKal/jam) (350-500 kKal/jam)
75 – 100 % 31,0 28,0 -
50 – 75 % 31,0 29,0 27,5
25 – 50 % 32,0 30,0 29,0
0 – 25 % 32,2 31,1 30,5
(Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2018)
Catatan :
o Indeks Suhu Basah dan Bola luar ruangan dengan panas radiasi
ISBB= 0,7 Suhu Basah Alami + 0,2 Suhu Bola + 0,1 Suhu Kering
o Indeks Suhu Basah dan Bola di dalam atau luar ruanga tanpa panas radiasi
ISBB = 0,7 Suhu Basah Alamo + 0,3 Suhu Bola
Iklim kerja yang baik juga di dukung dengan temperatur ruangan yang mendukung
produktivitas manusia agar mencapai titik optimal y aitu pda suhu 24⸰C - 27⸰C
(Wignjosoebroto, 2000) Menurut penyelidikan, berbagai tingkat temperatur akan
memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut ini :
• +49 : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan
fisik dan mental
• +30 : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk
melakukan kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik
• +24 : Kondisi optimum
• +10 : Kekakuan fisik yang ekstrem mulai muncul
▪ Warna
Menurut Wignjosoebroto (2000), warna yang dimaksud dalam hal ini adalah tembok
ruangan dan interior yang ada disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap
kemampuan mata untuk melihat obyek, juga memberikan pengaruh yang lain pula terhadap
manusia, seperti :
• Warna merah bersifat merangsang.
• Warna kuning memberikan kesan luas, terang, dan leluasa.
• Warna hijau atau biru memberikan kesan sejuk, aman, dan menyegarkan.
• Warna gelap memberikan kesan sempit.
• Warna terang memberikan kesan leluasa dan lain-lain.
Dengan adanya sifat-sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja perlu
diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya dan ukuran ruangan yang
tersedia.
▪ Getaran
Getaran merupakan Gerakan teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balaik
dari kedudukan seimbangnya.
Efek getaran pada manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu getaran pada tangan dan
lengan, yang kedua adalah getaran pada selutuh tubuh yang bisa di sebabkan karena
penggunaan mesin dalam bekerja. Berikut merupakan NAB getaran pada tangan dan lengan
yang di tetapkan oleh Permenakertrans No PER.13/MEN/X/ 2018 dengan batas normal
getaran yang di terima 4 Meter / Detik
Durasi Pajanan Per Hari Nilai Akselerasi pada Frekuensi Dominan (Meter / Detik2)
Kerja (jam) (Meter / Detik2) Gravitasi
8 4 0,40
4 6 0,61
2 8 0,81
1 12 1,22
(Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2018)
III. Alat dan Bahan
1. Piston
2. Questionnaire NASA TLX
3. Alat tulis
4. Stopwatch
5. Aplikasi pengukur suhu (room temperature), kebisingan (soundmeter), dan Pencahayaan
(luxmeter)
IV. Metodologi Praktikum
Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum modul ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan merakit piston dengan salah ketentuan yang berlaku
2. Praktikan melakukan pengisian kuisioner beban kerja
3. Praktikan melakukan pengecekkan kondisi linkungan kerja
4. Dari data kuisioner yang didapat berikan rating dan hitung bobot beban kerja dari masing-masing
aspek
5. Praktikan merekap cacat yang terjadi dan melakukan perhitungan HR dan HEP dari operator
V. Daftar Pustaka
E. Grandjean (1988), Fitting the Task to The Man 4th edt, London: Taylor & Farancis Inc.
Gawron, V.J. 2000. Human Performance Measures HandBook. Mahwaw: NJ: Lawrence
Erlbaum Associates
Iridiastadi Hardianto, Yassierli. 2014. Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Matthews. Gerald, D. Roy Davies, Stephen J. Wsterman, Rob B, Stammers. 2000. Cognition,
Stress, and Indivisual Difference. USA : Psychology Press
Sritomo Wignjosoebroto. 2000. Ergonomi Studi Gerak & Waktu. Surabaya: Gunawidya
Tarwaka, S.H., A.Bakri dan L.Sudiajeng (2004). Ergonomi Untuk Kesehatdan dan
Keselamatan Kerja dan Produktivitas, Surakarta: UNIBA Press.
Widyanti A, Johnson A, de Waard D. Adaptation of the Rating Scale Mental Effort (RSME)
for use in indonesia. Int J Ind Ergon 2013; 43(1):70-
MODUL 4A
ANTROPOMETRI
I. Tujuan praktikum
Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah agar praktikan mampu:
1. Melakukan pengukuran dimensi tubuh manusia menggunakan alat ukur antropometri untuk
pengambilan data dimensi antropometri.
2. Melakukan uji statistik berupa uji keseragaman dan kecukupan pada data hasil pengukuran
untuk mendapatkan data antropometri yang valid.
3. Melakukan penghitungan persentil dari data antropometri yang didapat.
4. Membuat tabel antropometri untuk populasi yang ditetapkan.
Jarak vertikal
dari lantai ke
Tinggi Penggaris
D2 bagian luar
mata dan meteran
sudut mata
kanan
Jarak vertikal
dari lantai ke
bagian atas bahu
Tinggi Penggaris
D3 kanan
bahu dan meteran
(acromion) atau
ujung tulang
bahu kanan
Jarak vertikal
dari lantai ke
Tinggi Penggaris
D4 titik terbawah di
siku dan meteran
sudut siku
bagian kanan
Jarak vertikal
Tinggi Penggaris dari lantai ke
D5
pinggul dan meteran bagian pinggul
kanan
Jarak vertikal
dari lantai ke
bagian tulang
Tinggi Penggaris
D6 ruas atau buku
tulang ruas dan meteran
jari tangan
kanan
(metacarpals)
Jarak vertikal
dari lantai ke
Tinggi Penggaris
D7 ujung jari tengah
ujung jari dan meteran
kanan
(dactylion)
Tinggi
Kursi Jarak vertikal
bahu
antropometri, dari alas duduk
D10 dalam
Penggaris ke bagian atas
posisi
dan meteran bahu kanan
duduk
Jarak vertikal
Tinggi Kursi
dari alas duduk
siku dalam antropometri,
D11 ke bagian bawah
posisi Penggaris
lengan bawah
duduk dan meteran
tangan kanan
Jarak horizontal
Kursi dari bagian
Panjang antropometri, belakang
D13
lutut Penggaris pantat(pinggul)
dan meteran ke bagian depan
lutut kaki kanan
Jarak horizontal
Kursi dari bagian
Panjang antropometri, belakang pantat
D14
popliteal Penggaris (pinggul) ke
dan meteran bagian belakang
lutut kanan
Jarak vertikal
dari lantai ke
Kursi sudut popliteal
Tinggi antropometri, yang terletak di
D16
popliteal Penggaris bawah paha,
dan meteran tepat di bagian
belakang lutut
kaki kanan
Jarak horizontal
Kursi
antara sisi paling
Lebar sisi antropometri,
D17 luar bahu kiri
bahu Penggaris
dan sisi paling
dan meteran
luar bahu kanan
Jarak horizontal
Kursi
antara sisi luar
Lebar antropometri,
D19 pinggul kiri dan
pinggul Penggaris
sisi luar pinggul
dan meteran
kanan.
Jarak horizontal
dari bagian
belakang tubuh
Kursi
ke bagian dada
antropometri,
D20 Tebal dada untuk subyek
Penggaris
laki-laki atau ke
dan meteran
bagian buah
dada untuk
subyek wanita
Jarak horizontal
Kursi dari bagian
Tebal antropometri, belakang tubuh
D21
perut Penggaris ke bagian yang
dan meteran paling menonjol
dibagian perut
Jarak vertikal
Kursi dari bagian
Panjang
antropometri, bawah lengan
D22 lengan
Penggaris bawah kanan ke
atas
dan meteran bagian atas bahu
kanan
Jarak horizontal
dari lengan
Kursi bawah diukur
Panjang
antropometri, dari bagian
D23 lengan
Penggaris belakang siku
bawah
dan meteran kanan ke bagian
ujung dari jari
tengah
Jarak dari
bagian atas bahu
kanan
Panjang (acromion) ke
rentang Penggaris ujung jari tengah
D24
tangan ke dan meteran tangan kanan
depan dengan siku dan
pergelangan
tangan kanan
lurus
Jarak dari
bagian bawah
Panjang
bahu kanan
bahu
Penggaris (acromion) ke
D25 genggama
dan meteran bagian
n tangan
pergelagan
ke depan
tangan kanan
dengan siku dan
tangan kanan
lurus
Jarak dari
Kursi bagian tengah
Panjang antropometri, kepala belakang
D26
kepala Penggaris ke bagian tengah
dan meteran dahi kepala
depan
Jarak antara
Kursi
bagian atas
Lebar antropometri,
D27 telinga kanan ke
kepala Penggaris
bagian atas
dan meteran
telinga kiri
Jarak dari
pergelangan
Panjang Penggaris tangan kanan ke
D28
tangan dan meteran bagian ujung jari
tengah tangan
kanan
Jarak horizontal
dari ujung kanan
Lebar Penggaris
D29 tangan dengan
tangan dan meteran
ujung kiri
tangan
Jarak vertikal
dari ujung jari
Panjang Penggaris
D30 kaki dengan
kaki dan meteran
bagian belakang
kaki
Jarak horizontal
Penggaris dari ujung kanan
D31 Lebar kaki
dan meteran kaki dengan
ujung kiri kaki
Jarak antara
Panjang bagian ujung jari
rentangan Penggaris tengah tangan
D32
tangan ke dan meteran kanan ke bagian
samping ujung jari tengah
tangan kiri
Jarak dari
bagian pinggan
Panjang
ke pergelangan
genggama Penggaris
D36 tangan kanan
n tangan dan meteran
dengan posisi
ke depan
tangan kanan
lurus
2. Antropometri Dinamis/fungsional
Berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak
atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi selama manusia melakukan
pekerjaannya, misalnya ketika memutar stir mobil, merakit komponen, dan lain sebagainya
Dibawah ini merupakan dimensi tubuh untuk antropometri dinamis, yaitu sebagai berikut :
Dimensi Nama dimensi Definisi
Mengukur sudut putaran lengan tangan bagian bawah
dari posisi awal sampai ke putaran maksimum. Posisi
Sudut putaran awal lengan tangan bagian bawah ditekuk ke kiri
D37
lengan semaksimal mungkin, kemudian diputar ke kanan sejauh
mungkin. Kemudian putar dari posisi awal ke kiri sejauh
mungkin.
Mengukur sudut putaran cengkraman jari tangan. Posisi
Sudut putaran awal, jari-jari mencengkram batang tengah busur.
D38 pergelangan Kemudian diputar ke kanan sejauh mungkin
kaki (pergelangan dan lengan tangan tetap diam). Lalu
dengan cara yang sama diputar ke kiri sejauh mungkin.
Mengukur sudut putaran vertikal telapak kaki. Posisi
Sudut putaran
awal, telapak kaki diputar ke bawah sejauh mungkin.
D39 pergelangan
Kemudian busur dikalibrasikan ke 0o Setelah itu kaki
tangan
dinaikkan setinggi mungkin. Hitung sudut putaran
6. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan khususnya pekerjaan-pekerjaan yang bersifat fisik dapat melatih otot pada
bagian-bagian tubuh tertentu. Hal tersebut kemudian menyebabkan ukuran yang berbeda pada
bagian tubuh tertentu dengan ukuran tubuh manusia pada umunya. Akibat perbedaan ini, maka
terbentuklah variasi pada ukuran tubuh manusia.
BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Data Antropometri Pria dan Wanita
4.1.1 Analisis Uji Keseragaman Data
4.1.2 Analisis Uji Kecukupan Data
4.2 Analisis Sumber Variabilitas Antara Dimensi Tubuh Pria dan Wanita
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
V. Daftar pustaka
Iridiastadi dan Yassierli. 2014. Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutalaksana, Anggawisastra. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1992. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Surabaya: PT.
Guna Widya.
https://antropometriindonesia.org/index.php/kontak (Diakses pada 10 Februari 2020)
MODUL 4B
PERANCANGAN PRODUK BERBASIS ERGONOMI
I. Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan mampu memahami peran adanya antropometri bagi perancangan produk.
2. Praktikan mampu menganalisis benda yang ada disekitar untuk dilakukan perbaikan.
3. Praktikan mampu memperbaiki benda di sekitar berdasarkan antropometri dengan tepat.
4. Praktikan mampu memberikan inovasi yang signifikan atau rekomendasi perbaikan
dalam sisi ergonomi pada benda yang terpilih.
Mulai
Studi Literatur
Analisis Produk
Data
Antropometri
Pengumpulan
Data
Perancangan
Dan
Pengembangan
Produk
Menginterpretasikan
Hasil Rancangan
Selesai
PEMBAGIAN ASISTEN
Choirunisa'
21070116120023 choirunisaak@gmail.com 35 7,11 14,16 25,28
Ahmad Kadafi
Brigitta
Anindya 21070116120018 brigittaanindya@student.undip.ac.id 8,10 32 21,24 13,18
Widyaztuti
Nida Zulfa
21070116130091 nidazulfaauliana@gmail.com 2,5 13,14 34 15,16
Auliana
Achmad Hanif
21070116140138 Hanifmufid13@gmail.com 7,11 8,12 25,26 9,10
Mufid
Reza Rizqi
21070116130119 rezarizqi7@gmail.com 3,6 25,27 7,12 33
Uzhara
Nisa Alya
21070116140070 nisalyaa63@gmail.com 9,12 1,3 8,11 20,22
Amany
Angela Ratih
21070116120031 angelaaarth@gmail.com 25,30 9,10 27,29 1,4
Ayu Pratiwi
Ridwan
21070116130122 ridwanputra@students.undip.ac.id 13,18 2,6 31,32 8,11
Permana Putra
Dinda Ayu
21070116140089 dindaayusekarini@gmail.com 19,22 26,30 15,17 2,5
Sekarini
Abel Kristanto
21070116140152 kristantow08@gmail.com 14,17 4,5 33,35 19,23
Widodo
Anta Pratama
21070117140072 antapratama1212@gmail.com 31,33 20,24 1,2 3,6
Ginting
Pradhipta
21070117130096 listyawardhani26@gmail.com 32,34 33,35 3,5 14,17
Listyawardhani
Emanuel Ryan
Nawastya 21070117130067 emanuelryan14@gmail.com 20,23 16,18 9,10 7,12
Hantara
Cintya Dema
21070117140066 cintyaapsari@gmail.com 26,29 19,23 4,6 27,30
Apsari
Wina Debora
21070117130063 winadeb@gmail.com 27,28 15,17 20,22 21,24
Oktavia
Della Refina
21070117130077 dellarefinaadelia@students.undip.ac.id 21,24 28,29 19,23 31,34
Adelia
Umi Nur
21070117130108 unfafadhilla@gmail.com 1,4 21,22 28,30 32,35
Fadhilah