Anda di halaman 1dari 11

NAMA : ROHMA MULYATI

NIM : 06101181722028

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

1. Jelaskan pengertian penilaian autentik?

Jawab :

Penilaian autentik adalah istilah yang diciptakan untuk menjelaskan


berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat
mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan
menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam
dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah
simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang ditemui
di dalam praktik dunia nyata.

Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau
guru bekerja sama dengan siswa. Dalam penilaian autentik, keterlibatan siswa
sangat penting. Asumsinya peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar secara
lebih baik jika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk
merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka
meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta
mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik, guru
menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian
keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.

Pengertian penilaian autentik menurut para ahli :


 Penilaian otentik adalah penilaian yang mengharuskan siswa untuk
menunjukkan pengetahuan (knowledge ), sikap (afective), keterampilan
(skills) dan kemampuannya (ability) dalam situasi yang nyata/real life
situations (Popham, 1995; Bookhart, 2001).
 Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran. (Permendikbud No 66/2013).
 A from of assessment in wich students are asked to perform real-world
tasks that demonstrate meaningful application of assential knowledge and
skill. (Jon Moever, 2006: 1).
 Grant (1990) dalam Widodo (2009:68) mengemukakan bahwa suatu
asesmen dikatakan autentik jika asesmen itu memeriksa/menguji secara
langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan tugas intelektual
yang layak. Jadi, penilaian autentik (authentic assessment) sebenarnya
adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode
penilaian.
 Menurut (Nurhadi dalam Sudirman, 2010:10) penilaian autentik (authentik
assessment) adalah penilaian yang sebenarnya melalui proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar.
Penilaian otentik adalah suatu penilaian yang dilakukan terhadap tugas-
tugas siswa menyangkut proses dan hasil belajar.
 Nurgiyantoro (2011: 22) penilaian merupakan proses sistematis dalam
pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk membuat
keputusan. Dalam hal ini penilaian yang dimaksud dalam membuat
keputusan adalah penilaian dalam proses kegiatan pembelajaran. Sesuai
dengan kurikulum 2013, pada pembelajaran tematik penilaian yang
dipakai adalah penilaian otentik. Menurut Nurgiyantoro (2011: 25)
penilaian otentik lebih menekankan pada pemberian tugas yang menuntut
pembelajar menampilkan, mempraktikan, atau mendemonstrasikan hasil
pembelajarannya yang mencerminkan hasil pembelajarannya yang
mencerminkan kebutuhan di dunia nyata secara bermakna sekaligus
menunjukkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu mata
pelajaran. 
 Sedangkan Mueller (dalam Nurgiyantoro 2011: 23) menyatakan bahwa
penilaian otentik merupakan satu bentuk tugas yang menghendaki
pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna
yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.
 Kunandar (2013: 35) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah
kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang
seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument
penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di
Standar Kompetensi (SK), atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD).
 Sedangkan menurut Hanafiah & Suhana (2010: 70) penggunaan penilaian
autentik, yaitu menantang peserta didik agar dapat mengaplikasikan
berbagai informasi akademis baru dan keterampilannya ke dalam situasi
kontekstual secara signifikan. 
 Menurut Abdul Majid dalam bukunya (2006: 186) mengemukakan
pengertian penilaian aitentik yaitu Proses pengumpulan informasi oleh
guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
 Sedangkan penilaian autentik menurut Permendikbud Nomor 104 tahun
2014 adalah “bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik
penampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada kondisi yang
sesungguhnya”.

Penilaian otentik memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda dengan


penilaian yang lainnya. Menurut Hanafiah & Suhana (2010: 76) menyebutkan
beberapa karakteristik dari penilaian autentik (authentic asessment) sebagai
berikut.
 Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung,
 Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat
fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah diketahui peserta
didik?,
 Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa
tahapan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasannya, baik
bentuk formatif maupun sumatif,
 Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan
utuh,
 Hasil penilaian digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan
pengayaan (enrichment) standar minimal telah tercapai atau mengulang
(remedial) jika standar minimal belum tercapai. 

Sedangkan Kunandar (2013: 39) menyebutkan bahwa karakteristik authentic


assessment adalah sebagai berikut:
 Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
 Mengukur keterampilan dan performasi
 Berkesinambungan dan terintegrasi, dan
 Dapat digunakan sebagai feedback

Pada dasarnya kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis


kompetensi, oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian
kompetensi yang telah dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Salah satu aspek yang dijadikan ajang perubahan dalam kurikulum 2013 adalah
penataan standar penilaian. Penataan tersebut terutama disesuaikan dengan
penataan yang disesuaikan dengan standar isi, standar kompetensi lulusan dan
standar proses.

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada peraturan menteri


pendidikan dan kebudayaan nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian
pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin:

 Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan


dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.
 Pelaksanaan penilaian peserta didik dilakukan secara professional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien dan sesuai dengan konteks social budaya.
  Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara obyektif, akuntabel dan
informative.

 Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki


pencapaian kompetensi. Oleh sebab itu penilaian hasil belajar mencakup seluruh
aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan
pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM).

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik.


Penilaian autentik menjadi penekanan yang serius. Penilaian autentik berbeda
dengan penilaian tradisional. Pada penilaian tradisional peserta didik cenderung
memilih respon yang tersedia,sedangkan dalam penilaian autentik peserta didik
menampilkan atau mengerjakan suatu tugasatau proyek. Pada penilaian tradisional
penilaian cenderung pada level memahami dan fokusnya guru, sedangkan pada
penilaian autentik kemampuan yang dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi
sedangkan fokusnya adalah peserta didik. Selain itu penilaian autentik
memerhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik.

Secara umum penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan


secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan
hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses
– output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta
didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)
dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah


(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar,
mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Ciri-ciri penilaian autentik adalah mengukur semua aspek pembelajaran


yaitu kinerja dan hasil, dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran,
menggunkan berbagai cara dan sumber, tes hanya salah satu cara pengumpul data
penilaian, tugas yang diberikan mencerminkan kehidupan siswa sehari-hari.

Kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di


dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik adakalanya
disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar
peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami
kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian
autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil
pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk


merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian
Pendidikan.

Penilaian autentik selain memperhatikan aspek kompetensi sikap, kognitif


dan psikomotor serta variasi instrument, juga harus memperhatikan penilaian
input, proses dan output.

Penilaian input adalah penilaian yang dilakukan sebelum pembelajaran,


bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dengan penilaian input
kemampuan siswa dapat dipetakan dan dapat dijadikan acuan guru dalam proses
pembelajaran. Selain itu dapat dijadikan bahan sebagai acuan keberhasilan
pembelajaran dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah dilakukan
pembelajaran.

Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan setelah proses


pembelajaran berlangsung. Bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi ketika proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses dapat
dilakukan dengan pemberian latihan, pengerjaan lembar kegiatan siswa,
pengerjaan pekerjaan rumah dan keaktifan dalam diskusi.

Penilaian output adalah penilaian yang dilakukan setelah proses


pembelajaran berlangsung. Penilaian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
Penilaian output bisa dilaksanakan dengan ulangan harian (formatif), ujian tengan
semester dan ujian akhir semester.

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

 Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria


yang jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
 Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

 Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan pelaporannya.

 Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar


pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak


internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.

 Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap


dengan mengikuti langkah-langkah baku.

  Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

  Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria


(PAK) atau penilaian acuan patokan (PAP). PAK/PAP merupakan penilaian
pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

Jadi dari penjelasan di atas yang telah saya cari di berbagai sumber, dapat
saya simpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang diberikan oleh
guru untuk menilai secara nyata yang telah dilakukan peserta didik baik proses
maupun hasil belajar dengan menggunakan berbagai macam teknik dan
instrument penilaian yang valid sehingga dengan begitu dapat membuktikan
bahwa kompetensi yang ditetapkan benar-benar telah dikuasai oleh peserta didik.
Selain itu, penilaian autentik ini lebih menekankan para pemberian tugas yang
menuntut siswa untuk mendemonstrasikan hasil pembelajarannya dalam dunia
nyata secara bermakna yang menunjukkan penguasaan ilmu pengetahuan serta
keterampilan dalam suatu mata pelajaran. Sehingga daripada itu penilaian autentik
lebih kepada penilaian secara menyeluruh baik itu input, proses dan outputnya.

2. Mengapa penilaian hasil belajar selama ini, tes PG dan Essay tidak
autentik?

Jawab :

Karena tes PG dan Essay merupakan contoh tes tertulis yang hanya dinilai
dengan angka, dan hanya melihat output nya saja tanpa melihat proses belajar
peserta didik. Guru hanya menilai hasil akhir dari jawaban benarnya tanpa melihat
hasil jawaban itu darimana peserta didik dapatkan, mungkinkah dari peserta didik
sendiri yang berfikir atau peserta didik melirik ke temannya yang lain
(mencontek). Penilaian dari segi ini hanya berupa angka atau huruf saja yang
mana gambaran dari maknanya sangat abstrak atau tidak dapat di deskripsikan
secara langsung sehingga peserta didik maupun orang tua sulit untuk
mengartikannya. Serta penilaian hanya dilakukan diakhir saja tidak dapat menilai
kemajuan dari setiap siswa. Sehingga tes PG dan Essay ini tidak memenuhi
kriteria penilaian autentik. Sedangkan penilaian autentik itu sendiri ada empat
jenis yaitu penilaian proyek, kinerja, portofolio dan tertulis. Selain itu, pada
penilaian autentik lebih menekankan pada perkembangan proses pembelajaran.
Dimana penilaian autentik itu lebih kepada penilaian secara menyeluruh baik itu
input, proses dan outputnya.

3. Kembangkan soal autentik kimia SMA untuk UTS ?

Jawab :

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran kimia tetap lazim dilakukan. Tes
tertulis dapat berupa memilih atau mengisi jawaban. . Memilih jawaban dapat
berbentuk pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
akibat. Mengisi jawaban terdiri atas isian/ melengkapi, jawaban singkat/ pendek,
dan uraian. Butir soal yang disusun harus memenuhi kaidah penulisan butir soal
yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada
tes tertulis berbentuk uraian, hendaknya guru Kimia memberi kesempatan peserta
didik untuk memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-
temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tertulis
berbentuk uraian pada mata pelajaran Kimia biasanya menuntut dua jenis pola
jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas
(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan
oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada pendidik untuk dapat
mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks.
Mengembangkan soal autentik kima SMA :
Kisi-Kisi Soal Materi Larutan Penyangga

Kompetensi Dasar Jumlah Nomor


Indikator Soal
(KD) Soal Soal

3.12 Mengoreksi pernyataan tentang 1 1


Menjelaskan prinsip prinsip kerja larutan penyangga
kerja, perhitungan pH, (C5).
dan peran larutan Menyimpulkan jumlah zat
penyangga dalam yang digunakan untuk
2 2&3
tubuh ,akhluk hidup membuat larutan penyangga
dengan pH tertentu (C5).

Mengoreksi pernyataan tentang


sistem larutan penyangga 1 4
dalam tubuh (C5).

Memilih zat yang sesuai untuk


membuat larutan penyangga 1 5
dengan pH tertentu (C5).

Soal Autentik Materi Larutan Penyangga:

1. Bacalah beberapa pernyataan berikut!

i Saat ditambahkan asam, ion H+ bergabung dengan asam lemah sehingga


mol asam bertambah dan pH larutan turun.

ii Saat ditambahkan asam, ion H+ tersebut bereaksi dengan basa konjugat


sehingga pada saat setimbang pH larutan tetap.

iii Saat ditambahkan basa, ion OH- bergabung dengan basa konjugat sehingga
mol basa bertambah dan ph larutan tetap.

iv Saat ditambahkan basa, ion OH- bereaksi dengan asam lemah sehingga
pada saat setimbang ph larutan turun.

v Saat ditambahkan basa, ion OH- bereaksi dengan asam lemah sehingga
pada saat setimbang ph larutan tetap.

Tunjukkan diantara pernyataan tersebut yang menjelaskan sistem larutan


penyangga asam dengan tepat!
2. Suatu larutan penyangga asam dapat dibuat dengan mencampurkan NaH 2PO4
dengan NaOH. Jika disediakan 100 mL larutan NaH2PO4 0,1 M (Ka H2PO4 =
6 x 10-8), maka volume NaOH 0,5 M yang perlu ditambahkan untuk membuat
larutan penyangga dengan pH 8 tidak akan lebih dari 18 mL.

Tentukan pernyataan tersebut benar atau salah dan jelaskan alasannya!

3. Diketahui bahwa larutan penyangga terdiri atas dua komponen yaitu asam
lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya,
Bagaimanakah cara membuat larutan penyangga dengan pH 4 dari
CH3COOH (Ka = 10-5)!

4. Nilai pH darah dalam tubuh manusia dijaga pada rentang 7,35 – 7,45 oleh
sistem penyangga alami tubuh yang terdiri dari H2CO3 ion HCO3-.

Jika melakukan kerja fisik, pH darah akan naik.

Tentukan pernyataan tersebut benar atau salah dan jelaskan alasannya!

5. Seorang siswa ingin membuat larutan penyangga dengan pH = 8,3. Manakah


dari asam berikut yang harus dipilih : HA (Ka = 1,8x10 -5), HB (Ka = 3,4x10-
8
). Atau HC (Ka = 4,0x10-10)? Jelaskan alasannya!

Anda mungkin juga menyukai