Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik Penilaian PAP dan PAN

Dalam penilaian autentik, Kurikulum 2013 menggunakan beberapa pendekatan.


Pendekatan PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang
ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi
Dasar yang akan dicapai, daya dukung dan karakteristik peserta didik. Penilaian autentik
menggunakan dua jenis pendekatan yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN). PAP adalah suatu penilaian yang menetapkan patokan berdasarkan
tingkat penguasaan minimum. Siswa yang telah melampaui kriteria dapat dinyatakan lulus
atau memenuhi syarat. Dalam hal ini, patokan ditetapkan sejak proses pembelajaran tersebut
direncanakan. PAP digunakan untuk menguji tingkat penguasaan, maka sejak awal standar
penampilan untuk suatu pencapaian kompetensi diberikan secara spesifik. Penilaian Acuan
Normatif (PAN) yaitu penentuan nilai berdasarkan standar relatif, artinya prestasi belajar
seorang siswa dibandingkan dengan prestasi siswa lain pada kelas disekolah itu.
Penilaian autentik sebagai salah satu dari model penilaian yang digunakan dalam
kurikulum 2013 memiliki ciri atau karakteristik dibandingkan dengan model penilaian
lainnya. Menurut Kunandar, ciri-ciri penilaian autentik adalah harus mengukur semua aspek
pembelajaran, dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung,
menggunakan berbagai cara dan sumber, tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian,
tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian
kehidupan peserta didik setiap hari dan menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka
lakukan setiap hari, penilaian harus menekankan ke dalam pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasannya (kuantitas).
Todorov menjelaskan tentang kriteria yang harus dipertimbangkan ketika membuat
penilaian autentik yaitu menarik untuk siswa, terkait dengan isu-isu kebijakan publik yang
substantive, memenuhi kriteria standar penilaian, penilaian berlaku untuk semua siswa di
tingkat kelas dan kesediaan waktu yang mencukupi. Gultom menjelaskan karakteristik
penilaian pada kurikulum 2013 mencakup belajar tuntas, otentik, berkesinambungan,
berdasarkan acuan kriteria dan menggunakan penilaia yang bervariasi. Penjelasan
karakteristik penilaian tersebut diuraikan sebagai berikut:
Pertama, belajar tuntas yaitu untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan
keterampilan (KI-3 dan KI-4). peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil
yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar
apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu
waktu lebih lama untuk materi yang sama dibandingkan peserta didik pada umumnya.
Kedua, otentik yaitu memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian
otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Penilaian otentik
tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan
mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Ketiga, berkesinambungan tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan
secara berkelanjutan.
Keempat, berdasarkan acuan kriteria yaitu kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan,
misalnya ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing
Kelima, menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Teknik penilaian yang dipilih
dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan dan
penilaian diri.1

1
Ma’mun Hanif, Model Supervisi Klinis dengan Pendekatan Peer Coaching Grow Me dalam Penilaian
Autentik Kurikulum 2013 (CV Al-Qalam Media Lestari, 2019), h. 68-71.

Anda mungkin juga menyukai