Anda di halaman 1dari 11

II-33

II.2 CRUMP WEIR


II.2.1 Maksud dan Tujuan
1. Mendemonstrasikan aliran melalui crump weir.
2. Menunjukan bahwa crump weir dapat digunakan untuk mengukur debit.

II.2.2 Alat yang Digunakan


1. Multi purpose teaching flume
2. Model crump weir
Model ini merupakan tiruan crump weir di saluran irigasi. Model ini
terbuat dari glass reinforced plastic yang berbentuk prisma segitiga.
Konstruksi ini digunakan untuk mengukur debit di saluran terbuka.
3. Point gauge
4. Mistar atau pita ukur

II.2.3 Dasar Teoriu


Aliran melalui crump weir dapat dibedakan pada kondisi aliran
modular dan non modular seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar II.3. Aliran Modular dan Non Modular


II-34

Gambar II.4. Aliran Di Atas Crump Weir

keterangan : Qm = Debit aliran modular


Q = Debit aliran non modular
H0 = Tinggi tekanan total di hulu = H + v0 2 /2g
H1 = Tinggi tekanan total di hilir = H + v1 2 /2g
y0 = kedalaman air di hulu
y1 = kedalaman air di hilir

Debit aliran yang trerjadi pada crump weir untuk kondisi aliran
modular dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Qm = Cd BH√gH0 …….(II.5)

dengan : Qm = debit aliran modular


H0 = tinggi tekanan total di hulu ambang
Cd = koefisien debit
B = lebar crump weir
Pada kondisi aliran non modular, aliran di hulu sudah dipengaruhi
oleh perubahan tinggi tekanan di hilir. Oleh karena itu, debit yang
dihasilkan pada kondisi aliran non modular perlu dikoreksi.
II-35

Q = f. Qm …….(II.6)

dengan : f = faktor koreksi


Q = debit aliran non modular

II.2.4 Prosedur Pelaksanaan


1. Pasanglah crump weir pada model saluran terbuka,
2. Alirkan air kekedalam model saluran terbuka, sehingga diperoleh
kondisi aliran non modular,
3. Ukur debit aliran,
4. Catat harga H0, y0, H1 dan y1,
5. Amati aliran yang terjadi,
6. Ulangi percobaan untuk debit yang lain,
7. Berdasarkan rumus (II.5), tentukan besarnya harga Cd crump weir,
8. Bendunglah bagian hilir sehingga diperoleh kondisi aliran non modular,
9. Ukur debit aliran yang terjadi (Q),
10. Dengan rumus (II.5) tentukan debit modular,
11. Tentukan factor koreksi dengan persamaan (II.6),
12. Gambarkan profil aliran yang terjadi.
II-36

II.2.5 Data Hasil Pengamatan


Lebar crump weir : 0,075 m
Tinggi puncak crump weir : 0,05 m
Pajang crump weir : 0,37 m

Tabel.II.6. Data Hasil Pengamatan pada Aliran di Atas Crump Weir (Kondisi Modular)

H
V t h V1 V1 y0 y1
No Hulu Hilir
(m3) (det) (m) (m) (m) (m/det) (m/det) (m) (m)
1 0,004 13,49 0,05 0,011 0,04 0,08743 0,53333 0,061 0,01
2 0,004 13,13 0,05 0,012 0,04 0,08602 0,53333 0,062 0,01
3 0,004 8,63 0,05 0,014 0,038 0,08333 0,44444 0,064 0,012
4 0,004 5,45 0,05 0,022 0,034 0,07407 0,33333 0,072 0,016
5 0,004 4,07 0,05 0,027 0,033 0,06926 0,31372 0,077 0,017

Tabel.II.7. Data Hasil Pengamatan pada Aliran di Atas Crump Weir (Kondisi Non Modular)

`
H
V t h V0 V1 y0 y1
No Hulu Hilir
(m3) (det) (m) (m) (m) (m/det) (m/det) (m) (m)
1 0,004 13,78 0,05 0,011 0 0,08743 0,10666 0,061 0,05
2 0,004 13,46 0,05 0,012 0 0,08602 0,10666 0,062 0,05
3 0,004 8,56 0,05 0,014 -0,004 0,08333 0,09876 0,064 0,054
4 0,004 5,48 0,05 0,022 -0,013 0,07407 0,08465 0,072 0,063
5 0,004 4,13 0,05 0,027 -0,019 0,06926 0,07729 0,077 0,069
II-37

II.2.6 Analisa Perhitungan


II.2.6.1 Kondisi Modular
➢ Menghitung Tinggi Tekanan Total di Hulu (H0)
Dik :
H hulu = 0,011 m
V0 = 0.08743 m/det
g = 9,81 m/det2
Jawab :
V0 2
H0 = Hhulu +
2g
0.0874322
H0 = 0,011 +
9.81
H0 = 0,01139 m

➢ Menghitung Tinggi Tekanan Total di Hilir (H1)


Dik :
H hilir = 0,004 m
V1 = 0,53333 m/det
g = 9,81 m/det2
Jawab :
V1 2
H1 = Hhilir +
2g

0,533332
H1 = 0,004 +
2 × 9,81

H1 = 0,05450 m

➢ Menghitung Koefisien Debit (Cd)


Dik :
Q = 0,00030 m3/det
B = 0,075 m
Hhulu= 0,011 m
II-38

Jawab :
Q
Cd = 3⁄
1,705BH 2

0,00030
Cd = 3⁄ = 2,00989
1,705 × 0,075 × 0,011 2

➢ Menghitung Debit Modular (Qm)


Dik :
Cd = 2,00989
B = 0,075 m
H0 = 0,01139 m
g = 9,81 m/det2
Jawab :
Qm = Cd BH0 √gH0

Qm = 2,00989 × 0,075 × 0,01139√9,81 × 0,01139

= 0,05447 m3 /det

➢ Menghitung Faktor Koreksi (f)


Dik :
Q = 0,00030 m3/det
Qm = 0,05447 m3//det
Jawab :
Q
f=
Qm

0,00030
f= = 0,00544
0,05447
II-39

II.2.6.1 Kondisi Non Modular


➢ Menghitung Tinggi Tekanan Total di Hulu (H0)
Dik :
H hulu = 0,011 m
V0 = 0,08743 m/det
g = 9,81 m/det2
Jawab :
V0 2
H0 = Hhulu +
2g

0,087432
H0 = 0,011 +
2 × 9,81

H0 = 0,01139 m

➢ Menghitung Tinggi Tekanan Total di Hilir (H1)


Dik :
H hilir = 0 m
V1 = 0,10667 m/det
g = 9,81 m/det2
Jawab :
V1 2
H1 = Hhilir +
2g

0,106672
H1 = 0 +
2 × 9,81

H1 = 0,00058 m

➢ Menghitung Koefisien Debit (Cd)


Dik :
Q = 0,00029 m3/det
B = 0,075 m
Hhulu= 0,011 m
II-40

Jawab :
Q
Cd = 3⁄
1,705BH 2

0,00029
Cd = 3⁄ = 1,96760
1,705 × 0,075 × 0,011 2

➢ Menghitung Debit Non Modular (Qm)


Dik :
Cd = 1,96760
B = 0,075 m
H0 = 0,01139 m
g = 9,81 m/det2
Jawab :

Qm = Cd BH0 √gH0

Qm = 1,96760 × 0,075 × 0,01139√9,81 × 0,01139

= 0,05332 m3 /det

➢ Menghitung Faktor Koreksi (f)


Dik :
Q = 0,00029 m3/det
Qm = 0,05332 m3//det
Jawab :
Q
f=
Qm

0,00029
f= = 0,00544
0,05332
II-41

Tabel II.8 Hasil Analisa Perhitungan pada Aliran di Atas Crump Weir (Kondisi Modular)

H
V t h V0 V1 y0 Y1 Q H0 H1 Qm
No Hulu Hilir Cd f
(m3) (det) (m) (m) (m) (m/det) (m/det) (m) (m) (m3/det) (m) (m) (m3/det)
1 0,004 13,49 0,05 0,011 0,04 0,08743 0,53333 0,061 0,01 0,00030 0,01139 0,05450 2,00989 0,05447 0,00544
2 0,004 13,13 0,05 0,012 0,04 0,08602 0,53333 0,062 0,01 0,00030 0,01238 0,05450 1,81233 0,05596 0,00544
3 0,004 8,63 0,05 0,014 0,038 0,08333 0,44444 0,064 0,012 0,00046 0,01435 0,04807 2,18812 0,08515 0,00544
4 0,004 5,45 0,05 0,022 0,034 0,07407 0,33333 0,072 0,016 0,00073 0,02228 0,03966 1,75891 0,13483 0,00544
5 0,004 4,07 0,05 0,027 0,033 0,06926 0,31373 0,077 0,017 0,00098 0,02724 0,03802 1,73234 0,18054 0,00544

Tabel II.9 Hasil Analisa Perhitungan pada Aliran di Atas Crump Weir (Kondisi Non Modular)

H
V t h v0 v1 y0 y1 Q H0 H1 Qm
No Hulu Hilir Cd f
(m3) (det) (m) (m) (m) (m/det) (m/det) (m) (m) (m3/det) (m) (m) (m3/det)
1 0,004 13,78 0,05 0,011 0 0,08743 0,10667 0,061 0,05 0,00029 0,01139 0,00058 1,96760 0,05332 0,00544
2 0,004 13,46 0,05 0,012 0 0,08602 0,10667 0,062 0,05 0,00030 0,01238 0,00058 1,76790 0,05459 0,00544
3 0,004 8,56 0,05 0,014 -0,004 0,08333 0,09877 0,064 0,054 0,00047 0,01435 -0,00350 2,20602 0,08584 0,00544
4 0,004 5,48 0,05 0,022 -0,013 0,07407 0,08466 0,072 0,063 0,00073 0,02228 -0,01263 1,74928 0,13409 0,00544
5 0,004 4,13 0,05 0,027 -0,019 0,06926 0,07729 0,077 0,069 0,00097 0,02724 -0,01870 1,70718 0,17792 0,00544
II-42
II-43

II.2.7 Kesimpulan
1. Nilai Cd pada kondisi modular dan non modular tidak sama.
2. Nilai f pada kondisi modular dan non modular sama meskipun
memiliki Q yang berubah.

II.2.8 Saran
1. Dalam melakukan pengamatan hendaknya mahasiswa mengerti akan
percobaaan yang hendak dilakukan dengan membaca terlebih dahulu
modul atau referensi – referensi yang berhubungan dengan
percobaan.
2. Pada saat mahasiswa sedang praktikum maka sebaiknya
dosen/pembimbing mengontrol jalannya praktikum sehingga dalam
pelaksanaan pratikum tidak terjadi kesalahan baik dalam pembacaan
hasil maupun cara pelaksanaannya.
3. Pembacaan nilai – nilai didalam pengambilan data – data pengamatan,
hendaknya dilakukan lebih teliti oleh beberapa orang sebagai
pembanding sehingga peluang suatu kesalahan dapat diminimalisir,
terutama dalam melalukan pembacaan Ho,yo,H1 dan y1.

Anda mungkin juga menyukai