Anda di halaman 1dari 10

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PERSEDIAAN OBAT


UNTUK PASIEN PENGGUNA BPJS (BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL) KESEHATAN DI RSUD (RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH) KABUPATEN BULELENG

1
Luh Arini,
1
Ni Luh Gd Erni Sulindawati, 2 Nyoman Trisna Herawati

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.

E-mail :{luharini93@yahoo.co.id, ernisulindawatiayu@yahoo.co.id,


aris_herawati@yahoo.co.id,}@undiksha.ac.id

Abstrak

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan


karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu. Adanya perubahan suatu program kesehatan
tersebut merupakan suatu kebutuhan mengenai penerapan pengendalian intern yang cukup
intensif karena sangat mempengaruhi suatu proses operasional rumah sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis penerapan pengendalian intern terhadap persediaan obat untuk
pasien pengguna BPJS Kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data primer dan sekunder. Analisis
data yang dilakukan dengan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Penerapan pengendalian intern terhadap


persediaan obat untuk pasien pengguna BPJS Kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng secara
keseluruhan sudah efektif.

Kata kunci : Pengendalian Intern, Persediaan, BPJS Kesehatan, Rumah Sakit

Abstract

Hospital is an institution that provides health services for the society with its special
characteristics that are influenced by the development of health knowledge, advances in
technology, and the society social economic life. It has to keep being capable of improving its
services. A change in the health program calls for an adequately intensive internal control
implementation since it largely influences the operational process in the hospital. This study
was aimed at analyzing the implementation of the internal control of the stock of drugs for
patients of BPJS Kesehatan at RSUD Kabupaten Buleleng. This study used descriptive
qualitative method using primary and secondary data. The data analysis was done using
descriptive analysis.

The results showed that the implementation of the internal control of the stock of drugs
for patients of BPJS Kesehatan at RSUD Kabupaten Buleleng is generally effective.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

Keywords: Internal Control, Stock, BPJS Kesehatan, Hospital.

PENDAHULUAN pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan.


Rumah Sakit adalah suatu fasilitas Rawat inap meliputi perawatan inap non
umum (public facility) yang berfungsi intensif dan pelayanan kesehatan lain yang
sebagai pusat pelayanan kesehatan ditetapkan oleh Menteri.
meliputi pencegahan dan penyembuhan Sebagai salah satu Instansi Pemerintah
penyakit, serta pemeliharaan, peningkatan di Kabupaten Buleleng, RSUD memiliki
dan pemulihan kesehatan secara paripurna. tugas pokok yang wajib dilaksanakan.
BPJS Kesehatan tidak untuk seluruh Peraturan Bupati Buleleng Nomor 60 Tahun
masyarakat Indonesia, namun hanya untuk 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
mereka yang terdaftar sebagai peserta. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Dengan adanya Jaminan Kesehatan Buleleng Bagian Organisasi Setda
Nasional oleh BPJS Kesehatan bertujuan Kabupaten Buleleng Tahun 2008 tersebut
untuk memberikan perlindungan kesehatan adalah “Mempunyai tugas pokok membantu
agar setiap peserta memperoleh manfaat tugas-tugas Bupati dalam bidang pelayanan
pemeliharaan kesehatan. Pengertian kesehatan yang meliputi upaya
definisi jaminan kesehatan, dengan prinsip penyembuhan, pemulihan, pencegahan,
asuransi sosial berdasarkan dan melaksanakan upaya rujukan”.
kegotongroyongan antara masyarakat kaya Selain tugas pokok, RSUD Kabupaten
dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua Buleleng memiliki fungsi tersendiri dari
dan muda, serta yang beresiko tinggi dan dibangunnya sebagai instansi pemerintah.
rendah. Admin, (2014) Manfaat Jaminan Fungsi RSUD Kabupaten Buleleng (1)
Kesehatan Nasional (JKN) BPJS perumusan kebijakan teknis dibidang
Kesehatan meliputi (1) pelayanan Pelayanan Kesehatan, berdasarkan
kesehatan tingkat pertama dan (2) kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati;
pelayanan kesehatan rujukan tingkat (2) menyusun perencanaan yang meliputi
lanjutan. Pelayanan kesehatan tingkat usaha pelayanan media, upaya
pertama yang merupakan pelayanan pencegahan akibat penyakit dan
kesehatan non spesialistik mencakup peningkatan pemulihan kesehatan, usaha
administrasi pelayanan, pelayanan promotif perawatan, usaha pendidikan dan pelatihan
dan preventif, pemeriksaan, pengobatan serta usaha sistem rujukan; (3)
dan konsultasi medis, tindakan medis non pelaksanaan pelayanan medis, penunjang
operatif, pelayanan obat dan bahan media medis dan non medis, asuhan keperawatan
habis pakai, transfuse darah sesuai dengan dan rujukan; (4) penyelelnggaraan
kebuthan medis, pemeriksaan penunjang pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
diagnosis laboratorium tingkat pertama, dan pengembangan; (5) pelaksanaan
rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi. pembinaan dan penyuluhan guna
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat peningkatan teknis dibidang kesehatan; (6)
lanjutan yang merupakan pelayanan penyelenggaraan administrasi umum,
kesehatan mencakup (a) rawat jalan dan kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan
(b) rawat inap. Rawat jalan meliputi dilingkungan RSUD; dan (7) pengelolaan
administrasi pelayanan, pemeriksaan tata usaha Rumah Sakit Umum Daerah.
pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh Sebagai suatu instansi pemerintah,
dokter spesialis dan sub spesialis, tindakan RSUD Kabupaten Buleleng memiliki
medis spesialistik sesuai dengan indikasi struktur organisasi dan juga dibagian
medis, pelayanan obat dan bahan medis instalasi farmasi yang memberikan
habis pakai, pelayanan alat kesehatan ketertiban dalam menjalankan tugas dan
implant, pelayanan penunjang diagnostik meningkatkan kinerja aparatur-aparatur
lanjutan sesuai dengan indikasi medis, instansi terkait selain itu, merupakan
rehabilitasi media, pelayanan darah, instansi di lingkungan pemerintahan yang
pelayanan kedokteran forensik, dan dibentuk, untuk dapat memberikan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

pelayanan kepada masyarakat berupa Dengan demikian apoteker di rumah sakit


penyediaan barang dan atau jasa yang dapat membantu tercapainya suatu
dijual tanpa mengutamakan mencari pengobatan yang aman dan rasional yang
keutungan dan dalam melakukan berorientasi pada pasien dan bukan hanya
kegiatannya didasarkan pada prinsip berorientasi pada produk.
efisiensi dan produktivitas. Terdapat suatu
kegiatan utama dalam rumah sakit adalah Pelayanan kefarmasian dibagi menjadi
sebuah pelayanan atau perawatan dimana bagian yaitu (1) pelayanan farmasi minimal
akan mampu memberikan pelayanan yang dan (2) pelayanan farmasi klinis. Pelayanan
maksimal jika persediaan obat yang dimiliki farmasi minimal dalam pelaksanaannya
rumah sakit lengkap dan menunjang. terdiri dari yaitu perbekalan, distribusi, dan
Pelayanan farmasi rumah sakit administrasi . Perbekalan yang
merupakan salah satu kegiatan di rumah dilaksanakan oleh unit pelaksana IFRS
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang meliputi pengadaan dan penyimpanan
yang bermutu. Hal tersebut diperjelas perbekalan farmasi. Pengadaan merupakan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan proses kegiatan dalam pemilihan jenis,
Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang jumlah dan harga perbekalan farmasi yang
Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang bertujuan untuk mendapatkan jenis dan
menyebutkan bahwa pelayanan farmasi jumlah sesuai dengan kebutuhan dan
rumah sakit adalah bagian yang tidak anggaran serta menghindari kekosongan
terpisahkan dari sistem pelayanan obat. Penyimpanan perbekalan farmasi
kesehatan rumah sakit yang berorientasi merupakan kegiatan pengaturan sediaan
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat farmasi di dalam ruang penyimpanan,
yang bermutu termasuk pelayanan farmasi dengan tujuan untuk menjamin mutu tetap
klinik yang terjangkau bagi semua lapisan baik, yaitu kondisi penyimpanan
masyarakat. Tuntutan pasien dan disesuaikan dengan sifat obat, misalnya
masyarakat akan mutu pelayanan farmasi dalam hal suhu dan kelembaban. Distribusi
mengharuskan adanya perubahan merupakan kegiatan mendistribusikan
pelayanan dari paradigm drug oriented ke perbekalan farmasi di rumah sakit untuk
paradigm baru patient oriented dengan pelayanan individu dalam proses terapi bagi
filosofi Pharmaceutical Care (pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan serta
kefarmasian). untuk menunjang pelayanan medis. Sistem
Instansi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) distribusi dirancang atas dasar kemudahan
adalah suatu bagian di rumah sakit di untuk dijangkau oleh pasien dengan
bawah pimpinan seorang apoteker sesuai mempertimbangkan (1) efisiensi dan
dengan Surat Keputusan Menteri efektifitas sumber daya yang ada, (2)
Kesehatan RI No. 547/Menkes/SK/VI/1994 metode sentralisasi dan desentralisasi (3)
dan dibantu oleh beberapa orang apoteker sistem floor stock dan resep individu.
yang memenuhi persyaratan peraturan Distribusi perbekalan farmasi dilakukan
perundang-undangan yang berlaku, dan untuk melayani distribusi perbekalan
merupakan tempat atau fasilitas farmasi untuk pasien rawat inap, kegiatan
penyelenggaraan yang bertanggung jawab pendistribusian perbekalan farmasi untuk
atas seluruh pekerjaan serta pelayanan memenuhi kebutuhan pasien rawat inap di
kefarmasian Siregar, 2004 dalam skripsi rumah sakit, yang diselenggarakan secara
Yans Dwi Putri (2011). sentralisasi dan dengan sistem persediaan
Adapun tugas seorang apoteker di UDD (Unit Dose Dispensing) di ruangan
rumah sakit adalah melaksanakan kegiatan dan sistem resep perorangan. Distribusi
kefarmasian seperti mengawasi perbekalan farmasi untuk pasien rawat
pembuatan, pengadaan, pendistribusian jalan, kegiatan pendistribusian perbekalan
obat farmasi serta berperan dalam program farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien
pendidikan dan penelitian, pembinaan rawat jalan di rumah sakit, yang
kesehatan masyarakat melalui pemantauan diselenggarakan secara sentralisasi dengan
keamanan, efektifitas, efisiensi biaya dan sistem resep perorangan oleh IFRS. Sistem
ketepatan penggunaan obat oleh pasien. pelayanan distribusi yaitu sistem resep
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

perorangan dan sistem amprahan untuk operasional rumah sakit. Berdasarkan


ruangan yaitu pendistribusian perbekalan uraian tersebut, perlakuan akuntansi
farmasi yang dilakukan dengan sistem tentang persediaan obat harus diterapkan
amprahan yang dilakukan oleh ruang oleh pihak rumah sakit untuk menciptakan
perawatan ke instalasi farmasi dengan suatu kelancaran dalam kegiatan
menggunakan SBBK (Surat Bukti Barang operasional dari rumah sakit. Pengelolaan
Keluar). Administrasi yang teratur sangat persediaan obat dimulai adanya pembelian,
dibutuhkan untuk menjamin penyimpanan, prosedur permintaan dan
terselenggaranya sistem pembukuan yang pengeluaran barang, sampai dengan sistem
baik. Oleh karena itu, tugas administrasi di perhitungan dan prosedur pemusnahan
Instalasi Farmasi dikoordinir oleh kordinator persediaan obat.
yang berrtanggung jawab langsung kepada Penelitian yang mengamati perlakuan
kepala IFRS. Pelayanan Farmasi Klinis akuntansi persediaan oleh Yans Dwi Putri
merupakan praktek kefarmasian yang lebih Pamungkas tentang pengendalian intern
berorientasi kepada pasien daripada persediaan obat untuk pasien dinas di
orientasi kepada produk dengan penerapan rumah sakit tingkat II DR. Soedjono
pengetahuan dan keahlian farmasi dalam Magelang tahun (2011). Hasil penelitian
membantu memaksimalkan efek obat dan menunjukkan bahwa secara keseluruhan
meminimalkan toksisitas bagi pasien secara sudah sesuai dengan unsur pengendalian
individual. intern. Eka Saputra (2007) meneliti
Persediaan memegang peranan penting perlakuan akuntansi persediaan obat-
penting agar perusahaan dapat berjalan obatan dan alat kesehatan pada rumah
dengan baik. Persediaan pada suatu sakit Panti Waluyo Surakarta. Dari hasil
perusahaan adalah barang-barang yang penelitian Eka sesuai dengan PSAK No. 14.
harus ada sebelum barang tersebut Penelitian yang dilakukan oleh Petty Aprilia
dibutuhkan dan merupakan salah satu Sari (2013) tentang Analisis Pengendalian
unsur aktiva lancar aktif dalam operasi Intern Persediaan Obat untuk Pasien
perusahaan, yang secara kontinyu Umum di Klinik Ibu Tanjungpinang hasil
diperoleh kemudian di jual kembali. penelian menunjukkan efektif.
Persediaan (inventory) adalah salah satu Pengendalian intern bagi suatu
elemen utama dari modal kerja dan perusahaan atau instansi merupakan suatu
merupakan aktiva yang selalu dalam keharusan. Bersamaan dengan kewajiban
keadaan berputar, yang secara terus audit laporan keuangan, direksi wajib
menerus mengalami perubahan. Tanpa memberikan pernyataan tentang kecukupan
adanya persediaan, perusahaan akan sistem pengendalian perusahaan yang
berhadapan dengan risiko yaitu perusahaan dikelolanya serta model/framework mana
pada suatu waktu tidak dapat memenuhi yang diadopsi (atau sepenuhnya didesain
keinginan pelanggan (Agus, 2003). Dengan sendiri), dan wajib diaudit oleh auditor
kata lain, persediaan adalah kelebihan ekstern. Dalam Standar Profesional
jumlah yang diadakan di atas jumlah yang Akuntan Publik (2001) yang diterbitkan oleh
digunakan. Selama belum digunakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan
persediaan itu sebenarnya merupakan bahwa pengendalian intern adalah Suatu
sumber daya yang menganggur, namun proses yang dijalankan oleh dewan
tidak berarti bahwa sumber daya yang komisaris, manajemen dan personel lain
menggangur itu tidak bermanfaat. yang didesain untuk memberikan keyakinan
Persediaan tersebut berguna sebagai alat memadai tentang pencapaian tiga golongan
untuk berjaga-jaga agar tidak ada tujuan untuk (1) keandalan pelaporan
permintaan atau kebutuhan di masa depan keuangan, (2) efektivitas dan efesiensi
yang tidak dapat terpenuhi (Pontas M. operasi, dan (3) kepatuhan terhadap hukum
2005). dan peraturan yang berlaku. Faktor-faktor
Persediaan obat dalam suatu rumah yang menyebabkan makin pentingnya
sakit merupakan hal utama karena sistem pengendalian intern yaitu
persediaan obat merupakan suatu hal perkembangan kegiatan dan skalanya
bagian yang mempengaruhinya suatu menyebabkan kompleksitas struktur, sistem
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

dan prosedur suatu organisasi semakin program yang dijalankan. Program BPJS
rumit. Untuk dapat mengawasi operasi Kesehatan ini yaitu program yang cukup
organisasi, manajemen hanya luas dalam arti bukan hanya untuk
mengandalkan kepercayaan atas berbagai penerima upah tetapi untuk non penerima
laporan dan analisa. upah juga bisa ikut serta dalam program ini.
Sistem dibuat untuk mencapai tujuan Adanya perubahan program pemerintah
tertentu dan tujuan dibuat melalui berbagai tersebut merupakan suatu kebutuhan
penerapan strategi alokasi sumber ekonomi mengenai penerapan pengendalian intern
secara efektif dan efisien. Efektivitas yang cukup intensif karena sangat
mengukur kesesuaian antara keluaran mempengaruhi suatu proses operasional
sistem dengan tujuan sedangkan efisiensi rumah sakit.
menjelaskan rasio antara masukan dan Berkaitan dengan hal tersebut, maka
keluaran sistem tersebut. Dengan demikian masalah yang akan dikaji dalam penelitian
suatu sistem pengendalian yang baik harus ini adalah Bagaimanakah penerapan
mampu mengendalikan operasi perusahaan pengendalian intern terhadap persediaan
secara efektif dan efisien. obat untuk pasien pengguna BPJS
RSUD Kabupaten Buleleng merupakan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
salah satu Rumah Sakit di Bali Utara yang Kabupaten Buleleng ?
menjadi pilihan utama masyarakat. RSUD
Buleleng memiliki beberapa poli, yaitu poli METODE
penyakit dalam, poli kebidanan, poli anak, Penelitian ini dirancang dengan
poli jantung, poli jiwa, poli kulit dan kelamin, menggunakan metode penelitian deskriptif
poli syaraf, poli mata, poli THT, poli gigi, kualitatif. Analisis penelitian dilakukan
poli paru, VCT, UGD, selain itu memiliki dengan metode deskriptif yang memiliki
beberapa kamar Rawat Inap dimulai dari tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,
kelas 2 sampai Kamar Rawat Inap VIP. atau lukisan secara sistematis, aktual dan
RSUD Buleleng mengemban tugas abdi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
Negara bertekad dan berjanji setia memberi hubungan antar fenomena yang diselidiki.
pelayanan yang nyata serta menyehatkan Penelitian ini dimulai dari melakukan
generasi untuk Membangun Buleleng. verifikasi data sekunder yaitu data yang
Rumah sakit umum daerah memiliki diperoleh dari dokumen-dokumen,
persediaan antara lain BHP dan persediaan tulisan/artikel. Kemudian peneliti juga
obat, salah satunya persediaan obat. melakukan data primer yaitu mengunjungi
Terdapat 3 jenis pengadaan persediaan lokasi penelitian untuk melakukan
obat di Rumah Sakit Umum Daerah wawancara mendalam dengan informan
kabupaten Buleleng yang dibedakan kunci yang berkompeten dan telah
menurut jenis pasien meliputi persediaan menguasai dalam bidang pengelolaan
obat untuk pasien BPJS Kesehatan, persediaan obat untuk pasien pengguna
persediaan obat untuk pasien Jaminan BPJS Kesehatan. Pemilihan informan
Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dan untuk bertujuan untuk mendapatkan jawaban
pasien Umum. utama dari masalah-masalah yang ada.
Dengan adanya suatu pergantian nama Teknik analisis data dilakukan dengan
dari suatu program kesehatan yaitu mereduksi data-data yang terkumpul, baik
bermula askes menjadi BPJS Kesehatan dari hasil wawancara maupun catatan
merupakan suatu inovasi bagi penulis. tertulis di lapangan. Kemudian penyajian
Program ini merupakan bukan hal yang data dilakukan dan dilanjutkan dengan
pertama dialami pihak rumah sakit di dalam menarik kesimpulan. Teknik ini mengikuti
melayani pasien dengan jenis program teknik analisis data yang dikemukakan oleh
terbaru yaitu BPJS Kesehatan. Mengenai Miles dan Huberman dengan model
program sebelumnya yaitu askes dalam interaktif dalam Putra (2011, 204) yaitu
menjalankan operasionalnya, pihak rumah reduksi data (data reduction), penyajian
sakit kemungkinan mengalami suatu data (data display), dan menarik
perubahan yang drastis mengenai kesimpulan (verifikasi) yang merupakan
pengendalian intern di masing-masing rangkaian kegiatan yang terkait dan bisa
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

berlangsung sampai mendapatkan hasil


penelitian akhir, yang bersifat sarat makna Bagian Gudang dan Pengadaan
dan holistik, dalam konteks pemberian Perlengkapan
jawaban terhadap masalah yang dikaji.. Bagian ini bertanggungjawab mengenai
pengelolaan persediaan obat untuk pasien
HASIL DAN PEMBAHASAN pengguna BPJS Kesehatan. Persediaan
Struktur RSUD Kabupaten Buleleng obat untuk pasien penggunna BPJS
RSUD kabupaten Buleleng adalah Kesehatan berasal dari Fornas
salah satu organisasi sektor publik. Struktur (Formularium Nasional). Obat diterima oleh
organisasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit bagian gudang yang dilanjutkan dengan
sama halnya dengan organisasi sektor pengecekan apakah obat yang diterima
publik lainnya, yaitu birokratis dan sesuai dengan transaksi selanjutnya
bertingkat. Setiap bidang dikepalai oleh petugas menerima obat-obatan tersebut
satu wadir. Selanjutnya masing-masing dengan membubuhkan tandatangan
wadir yang ada akan dibagi ke dalam sebagai tanda bahwa telah diterima dan
beberapa seksi yang nantinya akan dicek oleh bagian gudang. Metode yang
mempertanggungjawabkan tugasnya digunakan dalam penyimpanan persediaan
kepada wadir. Kemudian kepala bidang obat menggunakan 2 metode FIFO (First In
wadir akan menyampaikan hasilnya dan First Out) dan FEFO (First Expired First
bertanggung jawab kepada Direktur. Out) dan pencatatan dilakukan di kartu
Struktur organisasi Rumah Sakit stock untuk memudahkan dalam
Umum Daerah terdiri dari Direktur, Wadir pengecekan.
Pelayanan, Wadir Sumber Daya Manusia, Pengeluaran obat dilakukan atas
Wadir Keuangan. Wadir dan seksinya permintaan apotik. Petugas apotik
masing-masing akan menyusun program menyusun daftar obat apa saja yang
kerja sesuai dengan bidanganya. diperlukan di dalam buku permintaan obat
Mengkhusus di bagian instalasi farmasi lalu menyerahkan buku kepada petugas
struktur organisasi terdiri dari Direktur, bagian gudang. Bagian gudang melakukan
Wadir Pelayanan. KA Farmasi, Kaur pengecekan terhadap persediaan obat
Gudang, Kaur Distribusi, Kaur Farmasi apakah tersedia atau tidak, jika tersedia
Klinik dan Kaur Pengendalian Mutu. dilanjutkan dengan pencatatan dalam buku
Dalam penelitian dilakukan keluar obat yang keluar dari gudang dan
wawancara dan klarifikasi mengenai ditandatangani oleh petugas yang
pengendalian intern terhadap persediaan mengambil obat tersebut, jika obat yang
obat untuk pasien pengguna BPJS diperlukan tidak tersedia, maka petugas
Kesehatan. Dalam hal ini, yang menjabat bagian gudang membuat daftar obat
sebagai Kepala Instalasi Farmasi adalah tersebut dan melaporkannya ke bagian
Dra. Anak Agung Rai Suci, Apt sedangkan perlengkapan. Stock opname dilakukan
untuk Kaur Gudang bernama Wayan Sadia, setiap satu bulan sekali untuk memudahkan
S.Si.,Apt dan Kepala Umum dan SDM dalam pengecekan obat dalam masa
bernama I Gede Sumertha S.Sos. pakainya.

Bagian Umum & SDM (Sumber Daya Bagian Apotik


Manusia) Bagian ini bertanggungjawab dalam
Bagian ini bertanggung jawab melayani permintaan obat yang ditujukan
memberikan informasi mengenai hal-hal untuk pasien sesuai dengan resep dari
yang mengenai ketentuan di Rumah Sakit dokter atau permintaan, baik untuk pasien
Umum Daerah Kabupaten Buleleng baik rawat jalan dan rawat inap. Mengenai
mengenai dari hal tata tertib, tugas pokok di prosedur secara rinci pula dijelaskan oleh
masing- masing kedudukan dan ketentuan Sadia yang merupakan kepala gudang
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang selalu berkaitan langsung dengan
operasional rumah sakit yang mampu bagian apotik.
menciptakan kondisi yang sesuai dari
tujuan yang ditentukan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

Pengendalian Intern terhadap mengupayakan kebutuhan terhadap


Persediaan Obat untuk Pasien pengguna seluruh obat maupun alat kesehatan yang
BPJS Kesehatan diperlukan oleh pasien pengguna BPJS
Lingkungan Pengendalian Kesehatan, gaya operasi manajemen
Lingkungan pengendalian persediaan menekankan pentingnya laporan-laporan
obat pada Rumah Sakit Umum Daerah yang menunjukkan informasi yang
Kabupaten Buleleng di analisa dan benar/wajar tentang transaksi yang
evaluasi berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan persediaan obat
menyusun lingkungan pengendalian dari untuk pasien pengguna BPJS Kesehatan,
instansi meliputi (1) nilai integritas dan baik laporan pengeluaran, laporan
etika, di RSUD integritas dan etika yang penerimaan obat, laporan stock opname.
diterapkan sudah efektif dapat dilihat Dalam hal ini laporan-laporan tersebut
dengan adanya berbagai aturan dari aturan dihasilkan melalui prosedur-prosedur yang
absen, pakaian dan aturan lainnya yang telah ditetapkan serta sudah mendukung
dinyatakan bagian Umum dan SDM oleh oleh bukti-bukti kompeten yang cukup,
Sumertha dalam rangka menunjang disiplin sehingga tercipta lingkungan pengendalian
kerja pegawai (absensi, apel, pakaian dan yang efektif, (5) struktur organisasi, struktur
jam kerja, serta disiplin administrasi, organisasi di RSUD Kabupaten Buleleng,
diharapkan kepada Pegawai Negeri Sipil khususnya bagian instalasi farmasi telah
dan Pegawai Kontrak di Lingkungan Badan dirancang dan disusun dengan baik sesuai
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit dengan unsur-unsur struktur organisasi
Umum Daerah Kabupaten Buleleng untuk meliputi spesifikasi aktivitas, standarisasi
mengikuti pelaksaan absensi sidik jari aktivitas, koordinasi aktivitas, sentralisasi
(elektronik), absensi manual harian, apel aktivitas, dan ukuran unit kerja, (6)
harian pagi, apel krida, apel paripurna dan pembagian wewenang dan pembebanan
pelaksanaan kerja harian di masing-masing tanggung jawab, yang merupakan
bagian, unit serta ruangan, (2) dalam pengembangan dari struktur organisasi,
Komitmen terhadap Kompetensi di Rumah yang secara garis besar di wujudkan dalam
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng bentuk pemisahan fungsi-fungsi. Sesuai
dalam pengrekrutan atau penerimaan dengan Peraturan Bupati Buleleng Nomor
pegawai sebagian merupakan keputusan 60 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan
pusat dengan suatu tes atau bisa disebut Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah
melalui prosedur yang di dalamnya terdapat Kabupaten Buleleng Bagian Organisasi
berbagai ketentuan yang sesuai dengan Setda Kabupaten Buleleng Tahun 2008.
posisi, kedudukan serta kemampuan di Dengan adanya pemisahan fungsi pada
masing-masing individu dan tentu RSUD Kabupaten Buleleng dan khususnya
menghasilkan suatu komitmen terhadap pada farmasi, maka manajemen pada
kompetensi yang efektif. Dikuatkan dengan tingkat yang lebih tinggi dapat menilai
adanya surat tugas Nomor, 800 / 1064 / bagian-bagian yang dipimpinnya, apakah
RSUD (3) dewan komisaris dan komite setiap staf atau karyawan melaksanakan
Audit, secara periodik pihak dari dinas tugasnya dengan baik dan sesuai
kesehatan melakukan pemeriksaan dengan fungsinya, (7) metode manajemen
istilah “Pengawasan Medik” sebagai upaya merupakan metode yang digunakan oleh
pengawasan terhadap pelaksanaan manajemen untuk memantau aktivitas
kegiatan operasional di RSUD di setiap fungsi, disini kepala farmasi
Kabupaten Buleleng, (4) filosofi dan gaya melakukan pengecekan terhadap transaksi
manajemen operasi, filosofi manajemen yang terjadi yang dilengkapi dengan bukti-
yang diterapkan di RSUD Kabupaten bukti yang terkait dengan transaksi
Buleleng, mengkhusus di bagian farmasi berlangsung. Bukti berupa transaksi yaitu
yang dalam hal ini bertanggung jawab atas berupa contoh resep yang digunakan oleh
keluar masuknya obat mendukung dalam pasien dalam memesan obat yang nantinya
menciptakan lingkungan pengendalian yang diotorisasi langsung oleh Kepala Instalasi
memadai, yang dapat dilihat dengan farmasi dan dilakukan penyimpanan arsip
adanya keseriusan petugas dalam tersebut yang berwarna kuning untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

memudahkan melakukan pengecekan ini dapat terlihat dari penyusunan prosedur


setiap transaksi, (8) kebijakan dan praktik yang jelas termasuk prosedur pengawasan
sumber daya manusia, penerimaan persediaan obat, khususnya untuk pasien
karyawan di RSUD Kabupaten Buleleng pengguna BPJS Kesehatan, yang
merupakan perekrutan yang ditentukan melibatkan beberapa fungsi terkait,
oleh pusat karena sebagian merupakan dokumen dan catatan yang diperlukan serta
PNS, Kontrak dan sejenisnya. Mengenai laporan yang dihasilkan dan pencatatan ke
hal ini penulis tidak memperoleh informasi dalam catatan akuntansi harus di dasarkan
secara detail. atas laporan sumber yang dilampiri dengan
dokumen pendukung yang diotorisasi oleh
Penilaian Risiko pihak yang memiliki wewenang tersebut.
RSUD Kabupaten Buleleng menilai Adapun uraian prosedurnya yang terdapat
persediaan farmasi atau obat-obatannya dalam Standar prosedur Operasional
khusus untuk pasien pengguna BPJS meliputi Pasien Rawat Inap dan Paien
Kesehatan dengan memperhatikan masa rawat Jalan yaitu Nomor Dokumen
pakainya karena persediaan obat 440/0031/MPO/RSUD, Nomor Revisi 01,
merupakan barang yang harus digunakan Halaman 1/3 dan Nomor Dokumen
sebelum tanggal penggunaannya. Apabila 440/0032/MPO/RSUD, Nomor Revisi 01,
tiba masa kadaluarsa dari obat tersebut, Halaman 1/3.
akan mengakibatkan risiko dengan
menimbulkan kerugian bagi intansi terkait. Aktivitas Pengendalian
Untuk mengatasi hal tersebut, pihak farmasi Aktivitas pengendalian persediaan obat
membuat suatu kebijakan yang biasa untuk pasien pengguna BPJS Kesehatan di
disebut dengan stock opname yang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
dilakukan sekali dalam sebulan dan Buleleng dianalis dengan 4 unsur yaitu (1)
menggunakan 2 metode dalam hal ini yaitu review kinerja ditujukan untuk menilai
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First sejauh mana keberhasilan pelaksanaan
Expired First Out)yang sesuai dengan suatu pekerjaan, sesuai dengan yang diteliti
kondisi dari situasi dari keterangan oleh penulis dengan waktu yang bisa
obat(kadaluarsanya). Serta terdapat pula dikatakan singkat secara garis besar,
ungkapan dari bagian Kepala Farmasi oleh kinerja yang dilaksanakan di Instalasi
Anank Agung yaitu “Penentuan risiko farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
persediaan obat, dilakukan atas Kabupaten Buleleng sudah efektif yaitu
pertimbangan masa kadaluarsa obat, yang adanya laporan stock opname tiap
diatasi dengan melaksanakan metode FIFO bulannya, (2) pengendalian pengelolaan
(First In First Out) dan FEFO (First Expired informasi meliputi organisasi pusat
First Out) dalam penyimpanan obat-obatan, pengolahan data, prosedur, dan standar
sehingga resiko kadaluarsa dapat untuk perubahan program, pengembangan
diperkecil. Serta sebelum minimnya sistem dan pengoperasian fasilitas
persediaan sudah dilakukan pemesanan pengolahan data. Pada RSUD Kabupaten
oleh bagian gudang ke bagian pengadaan Buleleng mengenai pengendalian
perlengkapan mengenai persediaan obat pengelolaan informasi sudah berjalan baik
pasien pengguna BPJS Kesehatan untuk yaitu pengoperasian fasilitas pengolahan
menjaga adanya keterlambatan dalam data dengan menggunakan sistem manual
menangani pemesan obat oleh pasien. terdapat pula sistem komputer yang
Untuk maximalnya agar tidak terjadi difasilitas untuk menunjang kinerja dalam
penumpukan persediaan obat yang setiap posisi, (3) pengendalian Fisik, Sesuai
mengakibatkan risiko dalam persediaan”. yang diteliti oleh penulis untuk
penyimpanan dokumen dan catatan penting
Informasi dan Komunikasi di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten
Sistem informasi dan komunikasi yang Buleleng khususnya bagian instalasi
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum farmasi terdapat beberapa almari di setiap
Daerah Kabupaten Buleleng khususnya bagian tertentu untuk dokumen 1 atau
bagian instalasi farmasi sudah efektif. Hal dokumen yang lainnya. Ini dilakukan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

disamping untuk aman dapat membantu agar terwujud derajat kesehatan yang
kinerja untuk lebih efektif dan efisien dalam setinggi-tingginya dan dalam rangka
mencari suatu dokumen yang diperlukan peningkatan mutu dan jangkauan
dalam waktu tertentu, (4) pemisahan pelayanan Rumah Sakit serta pengaturan
Tugas, di Rumah Sakit Umum Daerah hak dan kewajiban masyarakat dalam
Kabupaten Buleleng khususnya bagian memperoleh pelayanan kesehatan, perlu
instalasi farmasi, mengadakan pemisahan mengatur Rumah Sakit dengan Undang-
tugas sudah efektif mengenai persediaan Undang. Sehingga, akan ditemukan hal-hal
obat khususnya pasien pengguna BPJS khusus dalam perlakuan akuntansi sebagai
Kesehatan sesuai dengan ungkapan pleh instrumen untuk mewujudkan pengendalian
bagian gudang, dalam setiap unit/tugas intern rumah sakit.
memiliki penetapan dan tanggungjawab Dari hasil penelitian, analisis dan
masing-masing, yang merupakan suatu pembahasan maka dari penulisan skripsi ini
entitas yang kita jalankan dimana untuk dapat ditarik kesimpulan bahwa, penerapan
menciptakan tanggung jawab yang sesuai pengendalian intern terhadap persediaan
dalam hal ini mengkhusus dalam obat untuk pasien pengguna BPJS
persediaan obat. Penetapan dan Kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng
tanggungjawabnya sangat baik bilamana secara keseluruhan dilaksanakan dengan
dilihat dari segi dimasing-masing tugas baik sesuai dengan unsur-unsur dari
sudah ditangani oleh masing-masing pengendalian intern berdasarkan refensi
generation yang berkecimpung dengan yang ada, namun secara periodik memiliki
keahliannya. Pengawasan Medik (pihak kesehatan)
untuk melakukan pemeriksaan sebagai
Pemantauan upaya pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemantauan yang dilakukan di Rumah operasional di RSUD kabupaten Buleleng.
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng
khususnya dibagian instalasi farmasi, Saran
sehubungan dengan keluar masuknya obat Saran yang dapat diberikan kepada
dengan memantau dan memeriksa secara RSUD Kabupaten Buleleng khususnya
rutin pelaksanaan kerja dari fungsi-fungsi bagian farmasi instansi Rumah Sakit Umum
yang terkait yang dilakukan oleh bagian Daerah Kabupaten Buleleng kedepannya
gudang dan bagian pengadaan perlu adanya pembentukan Dewan
perlengkapan apabila adanya pemesan dari Komisaris dan Komite Audit agar
pihak gudang akan dilaksanakan oleh pihak terciptanya kualitas pengawasan baik
pengadaan perlengkapan untuk memesan secara internal dan eksternal lebih
obat yang diperlukan oleh pihak gudang. ditingkatkan.
Pemantauan atas persediaan obat untuk
pasien pengguna BPJS Kesehatan secara DAFTAR PUSTAKA
khusus meliputi penilaian dan
penganalisaan laporan stock opname Admin BPJS. 2014. Manfaat Jaminan
setiap bulannya. Kesehatan Nasional (JKN) BPJS
Kesehatan. Tersedia di: http://bpjs-
SIMPULAN DAN SARAN kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pa
Simpulan ges/detail/2014/12. [Diakses
Rumah sakit merupakan institusi tanggal: 28 Januari 2015, waktu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat 19:10 Wita].
dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu Ahyari, Agus. 2003. Efisiensi Persediaan
pengetahuan kesehatan, kemajuan Bahan. Yogyakarta: BPFE.
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar
masyarakat yang harus tetap mampu
Profesional Akuntan Publik.
meningkatkan pelayanan yang lebih
Jakarta: Salemba Empat.
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

Pamungkas, Yans Dwi Putri. 2011.


Pengendalian Intern Persediaan
Obat untuk Pasien Dinas di Rumah
Sakit Tingkat II DR. Soedjono
Magelang. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Pembangunan
Nasional Veteran.

Pardede, Pontas M. 2005. Manajemen


Operasi dan Produksi: Teori,
Model dan Kebijakan. Yogyakarta:
Andi.

Putra, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif:


Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT
Indeks.

Republik Indonesia. 2004. Keputusan


Menteri Kesehatan, No.
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit 2004.

-------. 2009. Undang-Undang No, 44 tahun


2009 tentang Rumah Sakit 2009.

Saputra, Eka. 2007. Perlakuan Akuntansi


Persediaan Obat-obatan dan Alat-
alat Kesehatan pada Rumah Sakit
Panti Waluyo Surakarta. Skripsi.
Surakarta: Universitas Slamet
Riyadi.

Sari, Petty Aprilia. 2013. Analisis


Pengendalian Intern Persediaan
Obat-obatan untuk Pasien Umum
di Klinik Ibumas Tanjungpinan.
Skripsi. Tanjungpinang:
Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Anda mungkin juga menyukai