2017-71-069
MODUL V
HUKUM BOYLE GAY LUSSAC
I. TUJUAN
Melihat kebenaran hukum Boyle dan Gay Lussac
III. TEORI
Salah satu wujud zat adalah gas. Hukum gerak gas tercakup dalam teori fluida statik dan fluida
dinamik. Tetapi untuk gas ada pendekatan lain yaitu dengan permodelan gas sejati sebagai gas
ideal yang tidak lain adalah gas sejati pada kondisi tekanan rendah. Dengan permodelan gas
ideal ini maka kita mengenal teori kinetik gas ideal dan hukum energi dan pemindahan energi.
Dalam modul ini kita akan melihat hukum yang berhubungan dengan besaran makroskopis gas
ideal yaitu p ( tekanan ), V ( volume ), T ( temperatur ).
1. Hukum Boyle
Gas yang jumlahnya tertentu dan dijaga suhunya tetap, apabila volumenya berubah tekanannya
akan berubah juga atau sebaliknya. Ternyata hasil kali tekanan dan volume tetap. Secara
matematik ditulis :
PV = konstan ....................................................................(1)
Persamaan (1) ini adalah hukum Boyle. Dalam kenyataannya hukum ini tidak berlaku untuk
semua keadaan. Selanjutnya dipostulatkan suatu gas khayal yang disebut gas ideal yang
mengikuti hukum Boyle secara eksak pada segala macam keadaan. Hanya gas riil dengan
tekanan rendahlah yang mendekati gas ideal ini. Harga PV yang konstan ini bergantung pada
suhu, makin tinggi suhu makin tinggi juga harganya.
Persamaan ( 2 ) adalah hukum Gay Lussac. Harga numerik β bergantung pada skala suhu yang
diambil dan suhu acuan to. Jika suhu acuan to ambil 0 oC maka persamaan ( 2 ) menjadi :
STT-PLN
Hendrawanto Desfridman
2017-71-069
βo = 0,003660 / oC atau / oC
Jadi gas yang jumlahnya tertentu, tekanannya tetap, volumenya akan bertambah sebesar dari
Vo tiap kenaikan 1 oC.
Persamaan ( 4 ) ini disebut persamaan gas ideal. Bentuk lain dari persamaan ini adalah :
....................................................................................... (5)
Sehingga dapat diartikan bahwa untuk gas ideal yang jumlahnya tertentu berlaku :
............................................................................. (6)
Prinsip Percobaan
Untuk membuktikan berlakunya hukum Boyle Gay Lussac di laboratorium dapat dilakukan
dengan mengukur tekanan, volume dan suhu gas ( udara ) dalam pipa kapiler pada berbagai
keadaan.
Udara yang tekanan, volume dan suhunya akan diukur berada di dalam pipa kapiler yang
ujungnya tertutup ( A ). Di bagian lain dari pipa kapiler berisi air raksa ( BC ) dan kolam udara
yang akan diamati berada antara A dan B, ujung lain dari pipa kapiler terbuka. Pipa kapiler
STT-PLN
Hendrawanto Desfridman
2017-71-069
terbuat dari kaca sehingga panjang kolom udara dan panjang kolom air raksa dapat dilihat dari
luar.
Percobaan dilakukan pada dua macam suhu. Pertama pada suhu ruangan, kedua pada suhu
uap air mendidih. Suhu uap air mendidih didapat dengan cara memasukkan pipa kapiler pada
tabung kaca yang lebih besar dan ke dalam tabung kaca ini dialirkan uap air mendidih yang
berasal dari pembangkit uap ( air mendidih dalam ketel pemanas ).
STT-PLN
Hendrawanto Desfridman
2017-71-069
bintik air dalam tabung kaca. Selain itu hal ini dapat juga dilihat dengan memasang termometer
di dalam bagian ujung tabung kaca yang terbuka.
a. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler kedudukan mendatar, uap air harus tetap
mengalir. Baca panjang AB dan BC.
b. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler berkedudukan tegak dengan ujung terbuka ke
Catatan :
1. Jika pada saat / selama pengamatan ternyata kolom air raksa pecah ( terdapat kolom udara di
dalam kolom air raksa ), teruskan percobaan dengan pipa yang sama.
Hanya harus dilakukan koreksi terhadap tekanan. Amati kedudukan A, B, B’, C dan C’.
2. Hati-hati dalam kedudukan ini, jangan sampai kolom air raksa meloncat ke luar. Apabila
percobaan pengamatan telah selesai, segera singkirkan api ( matikan kompor ) dari ketel.
Jangan sampai air habis, ketel masih di atas api.
V. DATA PENGAMATAN
STT-PLN
Hendrawanto Desfridman
2017-71-069
Tanggal Pengambilan Data :
Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :
Volume kolom udara sama dengan AB x πr2, dengan r adalah jari-jari lubang pipa kapiler. Jadi
volume kolom udara sebanding dengan panjang AB.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer, kalau pipa kapiler
berkedudukan mendatar.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer ditambah tekanan raksa
sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka ke atas.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer dikurangi tekanan raksa
sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka ke bawah.
Suhu kolom udara pada percobaan 2 sama dengan suhu ruang, sedangkan suhu kolom udara
pada percobaan 4 tidak diambil dari pengukuran tetapi diturunkan (melihat tabel) titik didih air
pada tekanan barometer rata-rata.
STT-PLN
Hendrawanto Desfridman
2017-71-069
8. Bagaimana pendapat saudara setelah melihat hasil perhitungan tekanan kali volume
bagi suhu !
9. Hitung koefisien muai ruang udara dan bandingkan harga koefisien muai ruang hasil
perhitungan dengan koefisien muai kubik udara menurut literatur!
10. Jika jari-jari lubang pipa kapiler adalah 0,2 mm, hitung berapa mol udara yang
digunakan pada percobaan ini!
STT-PLN