Pada bagian ini kita akan paparkan tentang sifat manusia yang tidak
dimiliki oleh hewan menurut paham eksistensialisme dengan maksud menjadi
masukan untuk membenahi konsep pendidikan.
Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku dan
dirinya sebagai objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia
dapat menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang
membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos ini bukan saja dalam
kaitannya dengan ruang, melainkan juga dengan waktu. Dengan demikian
manusia tidak terbelenggu oleh tempat atau ruang ini (disini) dan waktu ini
sekarang, tetapi dapat menembus ke “sana” dan ke “masa depan atau ke masa
lampau”. Kemampuan mendapatkan diri dan menerobos inilah yang disebut
kamampuan bereksistensi.
c. Kata hati
Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati
nurani, lubuk hati, dan sebagainya. Conscience adalah pengertian yang
mengikuti perbuatan. Manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang
apa yang akan, yang sedang, dan yang telah diperbuatnya, bahkan mengerti
juga akibatnya baik atau buruknya.
d. Moral
f. Rasa kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu). Akan
tetapi manusia memiliki kodrat yang kelihatannya saling bertentangan, yaitu
(1) rasa bebas berbuat dan (2) rasa adanya tuntutan atau ikatan.
Kemerdekaan dalam arti sebenarnya memang berlangsung dalam
keterikatan. Artinya, seseorang bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan
dengan tuntutannya sebagai manusia. Seseorang hanya mungkin merasakan
adanya kebebasan batin apabila ada ikatan-ikatan yang telah menyatu dengan
dirinya.
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Yang satu ada karena
adanya yang lain. Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika seseorang mempunyai
hak untuk menuntut sesuatu maka tentu ada pihak lain yang berkewajiban
memenuhi hak tersebut (yang pada saat itu belum dipenuhi). Sebaliknya,
kewajiban muncul karena pihak lain harus dipenuhi haknya.
2. Fungsi Pendidikan
Kita lihat, orang tua yang terlalu sibuk dengan urusannya menjadi lupa
akan keberadaan dirinya sebagai anggota keluarga, dan lupa perannya sebagai
orang tua. Banyak orang tua yang lupa bahwa perkembangan anaknya sangat
membutuhkan kasih sayang, perhatian, serta bimbingan dari orang tua.
Mereka melupakan bahwa pendidikan di keluarga adalah pendidikan yang
pertama dan utama. Tanggung jawab melatih dan mengawasi anak diserahkan
pada pembantu rumah tangga yang pendidikannya relatif rendah. Hal tersebut
berdampak pada pendidikan anak, sehingga anak sering menghadapi
persoalan yang kadang tidak dapat mereka pecahkan sendiri.
3. Lingkungan Pendidikan
B. Tujuan Pendidikan
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh program studi,
bidang studi, dan mata pelajaran tertentu yang disusun berdasarkan tujuan
institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi
tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang studi
bersangkutan.
C. Fungsi Pendidikan
D. Jenis-jenis Pendidikan
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa jenis pendidikan dapat diuraikan
dengan rinci menurut masalahnya. Dan jenis-jenis di atas dapat dijadikan dasar
untuk membahas tentang jenis-jenis pendidikan dan dipadukan dengan undang-
undang yang berlaku di Indonesia. Klasifikasi ini penting, mengingat jenis dan
jenjang pendidikan akan berbeda-beda menurut falsafah dan tujuan yang hendak
dicapainya.
Dalam UU No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran
di sekolah, pada Bab V Pasal 6 dinyatakan bahwa tentang jenis pendidikan dan
pengajaran, yakni:
1. Menurut jenisnya, pendidikan dan pengajaran dibagi atas:
a. Pendidikan dan pengajaran taman kanak-kanak.
b. Pendidikan dan pengajaran rendah.
c. Pendidikan dan pengajaran menengah.
d. Pendidikan dan pengajaran tinggi.
2. Pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk
mereka yang memerlukan. (Suwarno, 1985:138)
Dari uraian di atas maka kami dapat menyatakan bahwa belajar adalah
sebagai berikut:
a. Belajar harus menghasilkan perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman.
b. Dalam belajar, harus ada upaya memperoleh kepandaian.
c. Belajar merupakan pengalaman melalui praktik.
d. Perubahan perilaku karena adanya usaha sadar dari si pebelajar (subjek).