A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi
Pada bab ini akan dibahas mengenai penyelesaian persamaan diferensial orde dua dan orde yang
lebih tinggi dengan koefisien konstan. Permulaan bab dimulai dengan dengan bentuk umum
persamaan diferensial orde dua dan orde yang lebih tinggi, kemudian dilanjutkan dengan beberapa
teknik penyelesaian persamaan diferensial orde dua dan orde yang lebih tinggi dengan koefisien
konstan.
2. Kemampuan Akhir
Kemampuan akhir yang diharapkan dengan mempelajari bab ini adalah pembaca mampu
menentukan penyelesaian persamaan diferensial linier orde-2 dan orde yang lebih tinggi.
3. Indikator
(a) Menyelesaikan persamaan diferensial linier orde-2 homogen dengan koefisien konstan.
(b) Menyelesaikan persamaan diferensial linier orde-2 tak homogen dengan koefisien konstan.
(c) Menyelesaikan persamaan diferensial linier orde lebih tinggi dengan koefisien konstan.
dengan 𝑎0 (𝑥), 𝑎1 (𝑥), 𝑎2 (𝑥), 𝑘(𝑥) adalah fungsi kontinu. Apabila 𝑘(𝑥) = 0, maka persamaan diferensial
(2.1) disebut persamaan diferensial orde dua homogen. Pencarian solusi persamaan diferensial homogen
berarti mencari fungsi 𝑦(𝑥) dengan sifat turunan kedua 𝑦(𝑥) dikali 𝑎0 (𝑥) ditambah turunan pertama 𝑦(𝑥)
dikali 𝑎1 (𝑥) ditambah fungsi 𝑦(𝑥) dikali dengan 𝑎2 (𝑥) sama dengan 0. Tentu mencari 𝑦(𝑥) yang memenuhi
sifat ini akan sulit sekali. Tetapi apabila 𝑎0 (𝑥), 𝑎1 (𝑥), dan 𝑎2 (𝑥) adalah fungsi konstan, yaitu
𝑎𝑦 ′′ + 𝑏𝑦 ′ + 𝑐𝑦 = 0 (2.2)
maka tentu akan terpikir solusinya berbentuk 𝑦(𝑥) = 𝑒 𝑟𝑥 sebab fungsi eksponensial memiliki turunan
pertama dan turunan kedua juga merupakan fungsi eksponensial, yaitu 𝑦 ′ = 𝑟𝑒 𝑟𝑥 dan 𝑦 ′′ = 𝑟 2 𝑒 𝑟𝑥 .
Sehingga persamaan (2.2) menjadi
𝑎𝑟 2 𝑒 𝑟𝑥 + 𝑏𝑟𝑒 𝑟𝑥 + 𝑐𝑒 𝑟𝑥 = 0
atau
𝑒 𝑟𝑥 (𝑎𝑟 2 + 𝑏𝑟 + 𝑐) = 0
Jika nilai 𝐷 > 0, maka persamaan bantu memiliki dua akar real yang berbeda. Misalkan akar-akar
persamaan bantu adalah 𝑟1 dan 𝑟2 dengan 𝑟1 ≠ 𝑟2 . Nilai 𝑟1 dan 𝑟2 dapat diperoleh dengan pemfaktoran
atau menggunakan rumus
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑟1,2 =
2𝑎
Sehingga diperoleh solusi 𝑦1 = 𝑒 𝑟1 𝑥 dan 𝑦2 = 𝑒 𝑟2 𝑥 adalah dua solusi bebas linier dari persamaan diferensial
di atas. Sehingga diperoleh solusi umum yang merupakan kombinasi liniernya, yaitu
𝑦 = 𝑐1 𝑒 𝑟1 𝑥 + 𝑐2 𝑒 𝑟2 𝑥
𝑦 ′′ − 3𝑦 ′ + 2𝑦 = 0
𝑟 2 − 3𝑟 + 2 = 0
mempunyai dua akar riil berbeda, yaitu 𝑟1 = 1, 𝑟2 = 2. Sehingga solusi umumnya adalah
𝑦 = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑒 2𝑥
Kasus II : Dua akar kembar, 𝑫 = 𝟎
Jika nilai 𝐷 = 0, maka persamaan bantu memiliki dua akar real yang sama, misalkan 𝑟1 = 𝑟2 = 𝑟. Karena
𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0, maka pada rumus
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐 𝑏
𝑟1,2 = 𝑟 = 2𝑎
diperoleh nilai 𝑟 = − 2𝑎. Diperoleh solusi pertama 𝑦1 = 𝑒 𝑟𝑥 . Untuk memperoleh
solusi kedua yang bebas linier, dimisalkan 𝑦2 = 𝑢(𝑥)𝑦1 = 𝑢(𝑥)𝑒 𝑟𝑥 dengan 𝑢(𝑥) sebarang fungsi. Pada
𝑏2 𝑏2
persamaan 𝑎𝑦 ′′ + 𝑏𝑦 ′ + 𝑐𝑦 = 0, substitusikan 𝑐 = 4𝑎, sehingga 𝑎𝑦 ′′ − 2𝑎𝑟𝑦 ′ + 4𝑎 𝑦 = 0 atau 𝑦 ′′ −
𝑏2 𝑏
2𝑟𝑦 ′ + 4𝑎2 𝑦 = 0. Mengingat 𝑟 = − 2𝑎 diperoleh 𝑦 ′′ − 2𝑟𝑦 ′ + 𝑟 2 𝑦 = 0. Selanjutnya, tentukan nilai
𝑦2 ′ = 𝑢′ (𝑥)𝑒 𝑟𝑥 + 𝑟𝑢(𝑥)𝑒 𝑟𝑥
atau
𝑢′′ (𝑥)𝑒 𝑟𝑥 = 0
Karena 𝑒 𝑟𝑥 ≠ 0, maka haruslah 𝑢′′ (𝑥) = 0. Fungsi linier 𝑢(𝑥) = 𝑘1 𝑥 + 𝑘2 memiliki turunan kedua
𝑢′′ (𝑥) = 0. Dengan memilih 𝑘1 = 1 dan 𝑘2 = 0, diperoleh fungsi 𝑢(𝑥) = 𝑥 sehingga solusi kedua yang
bebas linier terhadap 𝑦1 , yaitu 𝑦2 = 𝑥𝑒 𝑟𝑥 . Dengan demikian dalam kasus ini, solusi umum persamaan
diferensial (2.2) adalah
𝑦 = 𝑐1 𝑒 𝑟𝑥 + 𝑐2 𝑥𝑒 𝑟𝑥
9𝑦 ′′ − 6𝑦 ′ + 𝑦 = 0
𝑟 2 − 4𝑟 + 4 = 0
1
mempunyai dua akar riil kembar, yaitu 𝑟 = . Maka solusi umumnya
3
1 1
𝑦 = 𝑐1 𝑒 3𝑥 + 𝑐2 𝑥𝑒 3𝑥
Kasus III : Akar kompleks saling konjugate
𝑏
Jika nilai 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0, maka persamaan bantu memiliki dua akar kompleks. Misalkan 𝛼 = − 2𝑎 dan
√4𝑎𝑐−𝑏2 −𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝛽= 2𝑎
, kemudian substitusikan nilai 𝛼 dan 𝛽 pada rumus 𝑟1,2 = 2𝑎
dan mengingat 𝑖 2 = −1
diperoleh
𝑟1 = 𝛼 + 𝛽𝑖 dan 𝑟2 = 𝛼 − 𝛽𝑖
Sehingga diperoleh solusi yang saling bebas yaitu 𝑦1 = 𝑒 (𝛼+𝛽𝑖)𝑥 dan 𝑦2 = 𝑒 (𝛼−𝛽𝑖)𝑥 . Dari Identitas Euler
untuk bilangan kompleks 𝑖𝛽, dimiliki
𝑒 𝑖𝛽 = cos 𝛽 + 𝑖 sin 𝛽
Sehingga
dan
Sehingga solusi umum dalam kasus ini merupakan kombinasi linier 𝑦1 dan 𝑦2 , yaitu
𝑦′′ − 2𝑦 ′ + 2𝑦 = 0
𝑚2 − 2𝑚 + 2 = 0
2 ± √22 − 4 ∙ 1 ∙ 2
𝑚1,2 = =1±𝑖
2
dengan nilai 𝛼 = 1 dan 𝛽 = 1, maka solusi umumnya
𝑦 = 𝑒 𝑥 (𝐴 cos 𝑥 + 𝐵 sin 𝑥)
Dengan mensubstitusi nilai awal 𝑦(0) = 0, diperoleh 𝐴 = 0. Selanjutnya, nilai 𝑦′(0) = 1, diperoleh 𝑦 ′ =
𝑒 𝑥 𝐵 sin 𝑥 + 𝑒 𝑥 𝐵 cos 𝑥. Sehingga didapat 𝐵 = 1. Jadi solusinya
𝑦 = 𝑒 𝑥 sin 𝑥.
Dengan generalisasi, untuk persamaan diferensial orde lebih tinggi dapat dituliskan persamaan
bantu yang bersesuaian dan solusinya juga ditentukan berdasarkan bentuk akar persamaan bantunya.
𝑦 ′′′ − 𝑦 = 0
𝑟3 − 1 = 0
atau
(𝑟 − 1)(𝑟 2 + 𝑟 + 1) = 0
1 1
Diperoleh mempunyai akar-akar, yaitu 𝑟1 = 1, 𝑟2,3 = − 2 ± 2 √3𝑖. Maka solusi umumnya adalah
1 1 1
𝑌 = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑒 −2𝑥 (𝑐2 cos √3𝑥 + 𝑐3 sin √3𝑥)
2 2
Berikut ini diberikan beberapa kemungkinan bentuk-bentuk akar dari persamaan karakteristik
untuk persamaan diferensial orde yang lebih tinggi dan solusi umumnya.
Tabel 2.1. Bentuk akar dari persamaan karakteristik untuk persamaan diferensial orde yang lebih tinggi
Akar-akar berulang : 𝑟 = 𝑚,
𝑦 = (𝑐1 + 𝑐2 𝑥 + ⋯ + 𝑐𝑛−1 𝑥 𝑛−2 + 𝑐𝑛 𝑥 𝑛−1 )𝑒 𝑚𝑥
𝑚, ⋯, 𝑚 (sebanyak 𝑛 akar)
(1) Tentukan solusi umum persamaan diferensial homogennya, notasikan solusinya dengan 𝑦ℎ .
(2) Tentukan suatu solusi khusus persamaan diferensial tak-homogen, notasikan solusinya dengan 𝑦𝑝 .
Untuk mencari solusi khusus persamaan diferensial tak homogen, 𝑦𝑝 , dapat dibagi menjadi dua
metode, yaitu metode koefisien tak tentu dan metode variasi parameter.
Bentuk 𝑦𝑝 pada metode koefisien tak-tentu ditentukan berdasarkan bentuk 𝑘(𝑥), seperti tabel
berikut :
𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ + 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑥
𝐴𝑥 2 + (𝐵 − 4𝐴)𝑥 + 2𝐴 − 2𝐵 + 𝐶 = 𝑥 2 + 𝑥
𝐴=1 (koefisien 𝑥 2 )
𝐵 − 4𝐴 = 1, sehingga 𝐵 = 5 (koefisien 𝑥)
𝑦𝑝 = 𝑥 2 + 5𝑥 + 8
𝑦 = 𝑦𝑝 + 𝑦ℎ
= 𝑥 2 + 5𝑥 + 8 + 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑥𝑒 𝑥
𝑦 ′′ + 9𝑦 = 𝑥 + cos 3𝑥
(6𝐶 cos 3𝑥 − 9𝐶𝑥 sin 3𝑥 − 6𝐷 sin 3𝑥 − 9𝐷𝑥 cos 3𝑥) + 9[(𝐴𝑥 + 𝐵) + (𝐶𝑥 sin 3𝑥 + 𝐷𝑥 cos 3𝑥)]
= 𝑥 + cos 3𝑥
1
6𝐶 = 1, sehingga 𝐶 = 6 (koefisien cos 3𝑥)
1 1
𝑦𝑝 = 𝑥 + 𝑥 sin 3𝑥
9 6
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
𝑦 = 𝑦𝑝 + 𝑦ℎ
1 1
= 𝑥+ 𝑥 sin 3𝑥 + 𝑐1 cos 3𝑥 + 𝑐2 sin 3𝑥
9 6
Untuk persamaan diferensial orde lebih tinggi dapat dilakukan dengan cara serupa. Berikut ini
diberikan contohnya.
𝑦 ′′ − 𝑦 ′ − 6𝑦 = 𝑥𝑒 3𝑥
1
2𝐴 + 5𝐵 = 0, sehingga 𝐵 = − 25 (koefisien 𝑒 3𝑥 )
1 2 3𝑥 1
𝑦𝑝 = 𝑥 𝑒 − 𝑥𝑒 3𝑥
10 25
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
𝑦 = 𝑦𝑝 + 𝑦ℎ
1 2 3𝑥 1
= 𝑥 𝑒 − 𝑥𝑒 3𝑥 + 𝑐1 𝑒 3𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥
10 25
Untuk memperoleh solusi khusus, substitusikan syarat awal 𝑦(0) = −1 dan 𝑦 ′ (0) = 1 pada 𝑦 =
1 2 3𝑥 1 1 3 1 3
10
𝑥 𝑒 − 25 𝑥𝑒 3𝑥 + 𝑐1 𝑒 3𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥 dan 𝑦 ′ = 5 𝑥𝑒 3𝑥 + 10 𝑥 2 𝑒 3𝑥 − 25 𝑒 3𝑥 − 25 𝑥𝑒 3𝑥 + 3𝑐1 𝑒 3𝑥 −
𝑐1 + 𝑐2 = −1
26
3𝑐1 − 2𝑐2 =
25
24 101
Dengan menerapkan subtitusi eliminasi diperoleh 𝑐1 = − 125 dan 𝑐2 = − 125. Sehingga solusi khusus
1 2 3𝑥 1 24 3𝑥 101 −2𝑥
𝑦= 𝑥 𝑒 − 𝑥𝑒 3𝑥 − 𝑒 − 𝑒
10 25 125 125
Untuk persamaan diferensial orde lebih tinggi dapat dilakukan dengan cara serupa. Berikut ini
diberikan contohnya.
𝑦 (4) − 𝑦 = 5𝑒 2𝑥
(𝑟 2 − 1)(𝑟 2 + 1) = 0
𝑦ℎ = 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑥𝑒 𝑥 + 𝐶3 cos 𝑥 + 𝐶4 sin 𝑥
Maka
𝑦𝑝′ = 2𝐴𝑒 2𝑥
(4)
dan 𝑦𝑝 = 16𝐴𝑒 2𝑥
16𝐴𝑒 2𝑥 − 𝐴𝑒 2𝑥 = 5𝑒 2𝑥
15𝐴𝑒 2𝑥 = 5𝑒 2𝑥
1
Diperoleh 𝐴 = 3.
1
𝑦𝑝 = 𝑒 5𝑥
3
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
1
𝑦 = 𝑒 5𝑥 + 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑥𝑒 𝑥 + 𝐶3 cos 𝑥 + 𝐶4 sin 𝑥
3
Bentuk 𝑘(𝑥) pada metode koefisien tak-tentu terbatas hanya pada fungsi polinomial, eksponensial,
trigonometri sinus dan kosinus, maupun kombinasi ketiganya. Tetapi untuk 𝑘(𝑥) yang lain, tidak dapat
digunakan metode koefisien tak tentu.
Untuk mencari bentuk 𝑦𝑝 dengan 𝑘(𝑥) sebarang fungsi kontinu ditentukan sebagai berikut.
Misalkan diberikan persamaan diferensial orde dua tak homogen
𝑦ℎ = 𝑐1 𝑦1 (𝑥) + 𝑐2 𝑦2 (𝑥)
Solusi khusus persamaan diferensial tak-homogen dipilih dengan memvariasikan koefisien 𝑐1 dan 𝑐2 pada
𝑦ℎ dengan fungsi-fungsi 𝑣1 (𝑥) dan 𝑣2 (𝑥), sehingga
Sehingga
𝑦𝑝′ = 𝑣1 𝑦1′ + 𝑣2 𝑦2 ′
dan
Substitusikan nilai 𝑦𝑝′ dan 𝑦𝑝′′ ke persamaan diferensial 𝑎0 (𝑥) 𝑦 ′′ + 𝑎1 (𝑥) 𝑦 ′ + 𝑎2 (𝑥) 𝑦 = 𝑘(𝑥), sehingga
𝑎0 𝑦1′′ + 𝑎1 𝑦1′ + 𝑎2 𝑦1 = 0
𝑎0 𝑦2′′ + 𝑎1 𝑦2′ + 𝑎2 𝑦2 = 0
Sehingga
atau
𝑘
𝑣1′ 𝑦1′ + 𝑣2′ 𝑦2′ = (2.4)
𝑎0
Akibatnya, diperoleh pada persamaan (2.3) dan (2.4) merupakan sistem persamaan linier dalam 𝑣1′ dan 𝑣2′ ,
sehingga dengan menerapkan teknik eliminasi substitusi ataupun metode Cramer akan diperoleh nilai 𝑣1′
dan 𝑣2′ . Nilai 𝑣1 dan 𝑣2 diperoleh dengan masing-masing mengintegralkan 𝑣1′ dan 𝑣2′ . Sehingga nilai 𝑦𝑝
diperoleh begitupun solusi umum persamaan diferensial tak homogennya.
𝑦 ′′ + 𝑦 = sec 𝑥
𝜋 𝜋
dengan − 2 < 𝑥 < 2 .
Jawab : Solusi umum persamaan diferensial homogen 𝑦 ′′ + 𝑦 = 0 adalah 𝑦ℎ = 𝐶1 sin 𝑥 + 𝐶2 cos 𝑥. Dipilih
𝑦𝑝 = 𝑣1 sin 𝑥 + 𝑣2 cos 𝑥 sebagai solusi khusus persamaan diferensial tak homogen. Maka persyaratan
yang harus dipenuhi adalah
0 cos 𝑥
| |
𝑣1′ = sec 𝑥 − sin 𝑥 = 0 − cos 𝑥 sec 𝑥 = −1 = 1
sin 𝑥 cos 𝑥 2 2
| | − sin 𝑥 − cos 𝑥 −1
cos 𝑥 − sin 𝑥
sehingga
𝑣1 = ∫ 1 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝐶
dan
sin 𝑥 0
| |
𝑣2′ = cos 𝑥 sec 𝑥 = sin 𝑥 sec 𝑥 − 0 = sin 𝑥 sec 𝑥 = − sin 𝑥 sec 𝑥
sin 𝑥 cos 𝑥 2 2
| | − sin 𝑥 − cos 𝑥 −1
cos 𝑥 − sin 𝑥
sehingga
sin 𝑥
𝑣2 = ∫ − sin 𝑥 sec 𝑥 𝑑𝑥 = − ∫ 𝑑𝑥 = − ln|cos 𝑥| + 𝐶
cos 𝑥
𝜋 𝜋
Karena − 2 < 𝑥 < 2 , maka |cos 𝑥| = cos 𝑥. Sehingga 𝑣2 = − ln cos 𝑥 + 𝐶. Dihasilkan solusi khusus
3𝑒 2𝑥
𝑦 ′′ − 𝑦 ′ − 2𝑦 =
1 + 𝑒𝑥
𝑣1′ 𝑒 2𝑥 + 𝑣2′ 𝑒 −𝑥 = 0
3𝑒 2𝑥
2𝑣1′ 𝑒 2𝑥 − 𝑣2′ 𝑒 −𝑥 =
1 + 𝑒𝑥
0 𝑒 −𝑥
| 3𝑒 2𝑥
−𝑥 | 3𝑒 𝑥
−𝑒 0−
𝑣1′ = 1 +2𝑥𝑒
𝑥
= 1 + 𝑒𝑥 = 1
𝑒 𝑒 −𝑥 −𝑒 − 2𝑒 𝑥 1 + 𝑒 𝑥
𝑥
| 2𝑥 −𝑥 |
2𝑒 −𝑒
sehingga
1 𝑒𝑥
𝑣1 = ∫ 𝑑𝑥 = ∫ 1 − 𝑑𝑥 = 𝑥 − ln(1 + 𝑒 𝑥 ) + 𝐶
1 + 𝑒𝑥 1 + 𝑒𝑥
dan
𝑒 2𝑥 0
| 2𝑥 3𝑒 2𝑥 | 3𝑒 4𝑥 3𝑒 4𝑥
2𝑒 −0 3𝑥
𝑣2′ =
𝑥
1+𝑒 = 1+𝑒 𝑥
= 1 + 𝑒𝑥 = − 𝑒
𝑒 2𝑥 𝑒 −𝑥 −𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥 −3𝑒 𝑥 1 + 𝑒𝑥
| |
2𝑒 2𝑥 −𝑒 −𝑥
sehingga
𝑒 3𝑥 𝑒 2𝑥
𝑣2 = ∫ − 𝑑𝑥 = − ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
1 + 𝑒𝑥 1 + 𝑒𝑥
𝑒 2𝑥
𝑣2 = − ∫ 1+𝑒 𝑥 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
(𝑢−1)2
= −∫ 𝑑𝑢
𝑢
1
= − ∫ (𝑢 − 2 + 𝑢) 𝑑𝑢
1
= − 𝑢2 + 2𝑢 − ln|𝑢| + 𝐶
2
1
= − (1 + 𝑒 𝑥 )2 + 2(1 + 𝑒 𝑥 ) − ln (1 + 𝑒 𝑥 ) + 𝐶, sebab 1 + 𝑒 𝑥 > 0
2
1
𝑦𝑝 = [𝑥 − ln(1 + 𝑒 𝑥 )]𝑒 2𝑥 + [− (1 + 𝑒 𝑥 )2 + 2(1 + 𝑒 𝑥 ) − ln (1 + 𝑒 𝑥 )] 𝑒 −𝑥
2
1
𝑦 = [𝑥 − ln(1 + 𝑒 𝑥 )]𝑒 2𝑥 + [− (1 + 𝑒 𝑥 )2 + 2(1 + 𝑒 𝑥 ) − ln (1 + 𝑒 𝑥 )] 𝑒 −𝑥 + 𝐶1 𝑒 2𝑥 + 𝐶2 𝑒 −𝑥
2
𝑦 ′′ − 3𝑦 ′ + 2𝑦 = 𝑒 −𝑥
𝑣1′ 𝑒 𝑥 + 𝑣2′ 𝑒 2𝑥 = 0
𝑣1′ 𝑒 𝑥 + 2𝑣2′ 𝑒 2𝑥 = 𝑒 −𝑥
| 0 𝑒 2𝑥 |
′ 𝑒 −𝑥
2𝑒 2𝑥 −𝑒 𝑥
𝑣1 = 𝑥 = 3𝑥 = −𝑒 −2𝑥
𝑒 𝑒 2𝑥 𝑒
| 𝑥 2𝑥 |
𝑒 2𝑒
dan
𝑒𝑥 0
| 𝑥 −𝑥 | 1
𝑣2′ = 𝑥𝑒 𝑒 = 3𝑥 = 𝑒 −3𝑥
𝑒 𝑒 2𝑥
| 𝑥 2𝑥 | 𝑒
𝑒 2𝑒
Dengan pengintegralan diperoleh
1 1
𝑣1 = 2 𝑒 −2𝑥 dan 𝑣2 = − 3 𝑒 −3𝑥
1
𝑦 = 𝑒 −𝑥 + 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑒 2𝑥
6
1
= 𝑒 −𝑥 + (𝐶1 − 1)𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑒 2𝑥
2
Untuk persamaan diferensial orde lebih tinggi dapat diperumum dari persamaan diferensial orde
dua. Misalkan untuk persamaan diferensial orde tiga berlaku bahwa: jika 𝑢1 , 𝑢2 dan 𝑢3 adalah solusi-solusi
persamaan diferensial homogen yang bebas linier, maka suatu solusi khusus persamaan diferensial tak-
homogennya berbentuk
𝑦𝑝 = 𝑣1 𝑢1 + 𝑣2 𝑢2 + 𝑣3 𝑢3
𝑦 ′′′ − 𝑦 ′′ = 𝑒 𝑥
𝑦ℎ = 𝐶1 + 𝐶2 𝑥 + 𝐶3 𝑒 𝑥
Perhatikan tiga solusi bebas linier yang merupakan basis solusi homogennya adalah
𝑢1 = 1, 𝑢2 = 𝑥, 𝑢3 = 𝑒 𝑥
Misalkan 𝑦𝑝 = 𝑣1 + 𝑣2 𝑥 + 𝑣3 𝑒 𝑥 merupakan suatu solusi khusus p.d. tak homogen. Maka persyaratan yang
harus dipenuhi adalah
𝑦𝑝 = 𝑥𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥 − 𝑥𝑒 𝑥 + 𝑥𝑒 𝑥 = 𝑥𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥
𝑦 = 𝑥𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥 + 𝐶1 + 𝐶2 𝑥 + 𝐶3 𝑒 𝑥
= 𝐶1 + 𝐶2 𝑥 + (𝐶3 − 2)𝑒 𝑥 + 𝑥𝑒 𝑥
LATIHAN
1. 𝑦 ′′ − 4𝑦 ′ − 5𝑦 = 0
2. 𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ + 𝑦 = 0
4. 𝑦 (4) + 3𝑦 (3) − 4𝑦 ′′ = 0
5. 𝑦 (4) + 2𝑦 (3) + 3𝑦 ′′ + 2𝑦 ′ + 𝑦 = 0
Untuk no. 6 sampai dengan 9, selesaikan persamaan diferensial berikut dengan metode koefisien tak tentu.
6. 𝑦 ′′ + 4𝑦 ′ + 3𝑦 = 𝑒 −3𝑥
8. 𝑦 (4) + 3𝑦 ′′ − 4𝑦 = 𝑒 2𝑥 + 2𝑒 𝑥 + 3𝑒 −𝑥
9. 𝑦 (4) − 𝑦 = sin 2𝑥
Untuk no. 10 sampai dengan 13, selesaikan persamaan diferensial berikut dengan metode variasi
parameter.
11. 𝑦 ′′ − 5𝑦 ′ + 6𝑦 = 2𝑒 𝑥
15. Misalkan persamaan diferensial orde-3: 𝐿(𝑦) ≡ 𝑦 ′′′ + 𝑎𝑦 ′′ + 𝑏𝑦 ′ + 𝑐𝑦 = 0 mempunyai tiga solusi
𝑢1 , 𝑢2 dan 𝑢3 yang bebas linier.
TES FORMATIF
Petunjuk: Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang menurut Anda paling benar!
1. Persamaan karakteristik dari persamaan diferensial 𝑦 ′′ − 𝑦 = 0 adalah .....
A. 𝑟2 − 1 = 0
B. 𝑟2 − 𝑟 = 0
C. 𝑟 2 − 4𝑟 + 3 = 0
D. 𝑟2 + 𝑟 − 2 = 0
E. 𝑟 2 + 2𝑟 − 1 = 0
2. Diantara persamaan diferensial berikut, manakah yang memiliki solusi persamaan karakteristik
yang berupa akar-akar kompleks ...
A. 𝑦 ′′ − 1 = 0
B. 𝑦 ′′ + 1 = 0
C. 𝑦 ′′ − 𝑦 = 0
D. 𝑦 ′′ + 𝑦 = 0
E. 𝑦 ′′ − 𝑦 ′ = 0
3. Akar-akar dari persamaan karakteristik pada persamaan 𝑦 ′′′ + 𝑦 = 0 adalah …
A. −1, −1, −1
B. −1, 𝑖, −𝑖
C. −1, 1 + 𝑖, 1 − 𝑖
1 1 1 1
D. −1, 2 + 2 𝑖, 2 − 2 𝑖
1 1 1 1
E. −1, − 2 + 2 𝑖, − 2 − 2 𝑖
9. Solusi umum dari persamaan diferensial tak homogen orde tiga 𝑦 ′′′ − 𝑦 = sin 𝑥 adalah …..
1
1 1 1 1
A. 𝑦 = 2 cos 𝑥 − 2 sin 𝑥 + 𝐴𝑒 𝑥 + 𝑒 −2𝑥 (𝐵 cos 2 𝑥 + 𝐶 sin 2 𝑥)
1
1 1 1 1
B. 𝑦 = 2 cos 𝑥 + 2 sin 𝑥 + 𝐴𝑒 𝑥 + 𝑒 −2𝑥 (𝐵 cos 2 𝑥 + 𝐶 sin 2 𝑥)
1
1 1 1 1
C. 𝑦 = 2 cos 𝑥 + 2 sin 𝑥 + 𝐴𝑒 −𝑥 + 𝑒 −2𝑥 (𝐵 cos 2 𝑥 + 𝐶 sin 2 𝑥)
1
1 1 1 1
D. 𝑦 = 2 cos 𝑥 − 2 sin 𝑥 + 𝐴𝑒 −𝑥 + 𝑒 −2𝑥 (𝐵 cos 2 𝑥 + 𝐶 sin 2 𝑥)
1
1 1 1 1
E. 𝑦 = − 2 cos 𝑥 − 2 sin 𝑥 + 𝐴𝑒 𝑥 + 𝑒 −2𝑥 (𝐵 cos 2 𝑥 + 𝐶 sin 2 𝑥)
10. Solusi umum dari persamaan diferensial tak homogen orde tinggi 𝑦 (4) − 𝑦 = 5𝑒 2𝑥 adalah …..
1
A. 𝑦 = 9 𝑒 2𝑥 + (𝐴 + 𝐵𝑥)𝑒 𝑥 + 𝐶 cos 𝑥 + 𝐷 sin 𝑥
1
B. 𝑦 = 3 𝑒 2𝑥 + (𝐴 + 𝐵𝑥)𝑒 𝑥 + 𝐶 cos 𝑥 + 𝐷 sin 𝑥