FILSAFAT
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FILSAFAT
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
pendidikan
matematik
a
pendidikan
bangunan pengertian yang
sangat luas maknanya yang
direntang mulai dari input,
proses, dan output pendidikan
serta hal-hal yang
mempengaruhi ketiga hal
tersebut.
matematika
beragam interpretasi sehingga
pendidikan matematika tentu
merupakan bangunan
pengertian yang jauh lebih luas
dan kompleks.
Matematika yang diajarakan
disekolah juga merupakan
bagian dari Matematika. maka
berbagai karakteristik dan
interpretasi Matematika dari
berbagai sudut pandang juga
memainkan peranan dalam
pembelajaran Matematika
disekolah
Bagaimana Matematika
diajarkan di kelas dipengaruhi
dengan kuat oleh pemahaman
guru tentang Matematika,
Peserta didik, Pendidik,
Matematika Sekolah, dan segala
yang ada dan mungkin ada yang
berhubungan dengan pendidikan
Matematika
Dengan membangun
Filsafat Pendidikan
Matematika diharapkan
dapat memberikan
gambaran lebih jelas
tentang segala yang ada
dan yang mungkin ada
tentang pendidikan
matematika.
Filsafat Matematika
pemikiran reflektif terhadap
Matematika. Reflektif: pemikiran
yang terdiri atas
mempertimbangkan secara
cermat suatu pokok soal dalam
pikiran dan memberikannya
perhatian yang sungguh –
sungguh dan terus menerus
Filsafat Matematika
logisisme
formalisme
intutionisme
logisisme
filsuf Inggis Bertrand Artur
Williams Russell.
The Principles of mathematics .
Matematika murni semata–mata
terdiri atas deduksi–deduksi dan
prinsip logika
Russell
menegaskan
Logika telah menjadi bersifat
matematis dan Matematika
menjadi bersifat logis. Akibatnya
ialah bahwa kini menjadi
sepenuhnya tak mungkin untuk
menarik suatu garis di antara
keduanya; sesungguhnya dua
hal itu merupakan satu
formalisme
David Hilbert, Jerman
Matematika adalah sebagai
sistem lambang yang formal.
Matematika bersangkut paut
dengan sifat – sifat struktural
dari simbol – simbol dan proses
terhadap pengolahan lambang
itu
Simbol–simbol dianggap
mewakili berbagai sasaran yang
menjadi obyek matematik.
Matematika sebagai ilmu
tentang sistem – sistem formal
(Mathematics is the science
formal system)
Rangkaian lambang – lambang
tersusun baik kemudian menjadi
formula – formula atau rumus –
rumus untuk memaparkan
perbincangan – perbincangan
berdasarkan bentuknya (form)
saja
Sistim formal ini kadang –
kadang disebut pula teori formal
atau Matematika formal
intutionisme
Luitzen Egbertus Jan Brouwer,
ahli Matematika Belanda
Matematika adalah bagian yang
eksak dari pemikiran manusia.
Ketepatan dalil dalil Matematika
terletak dalam akal manusia
(human intellect) dan tidak pada
simbol – simbol
Matematika berlandaskan suatu
ilham dasar ( basic intution)
mengenai kemungkinan untuk
membangun sebuah seri
bilangan yang tak terbatas.
Ilham ini pada hakekatnya
merupakan suatu aktivitas
berpikir yang tak tergantung
pada pengalaman, bebas dari
bahasa dan simbolisme, serta
bersifat secara obyektif.
Epistemologi
Matematika
pemikiran reflektif terhadap segi
dari pengetahuan seperti
kemungkinan, asal-mula, sifat
alami, batas-batas, asumsi dan
landasan, validitas dan
reliabilitas sampai kebenaran
pengetahuan.
Kaum rasionalis seperti Plato,
Descartes, Leibniz, atau Spinoza,
percaya bahwa semua
pengetahuan telah ada pada
akal budi sebelum aktivitas
kognisi dimulai; namun, mereka
dianggap belum mampu
meletakkan dasar-dasar
pengetahuan yang menjamin
nilai kebenaran suatu proposisi
Aksiologi
Matematika
etika yang membahas aspek
kebenaran, tanggungjawab dan
peran Matematika dalam
kehidupan, dan estetika yang
membahas mengenai keindahan
Matematika dan implikasinya
pada kehidupan yang bisa
mempengaruhi aspek-aspek lain
terutama seni dan budaya dalam
kehidupan
Untuk Apa Belajar
Matematika?
apakah pertanyaan itu muncul
sebagai wujud nyata dari ke-
kritis-an seseorang atau justru
muncul sebagai refleksi atas ke-
apatis-an seseorang terhadap
Matematika
Manfaat matematika
sudut pandang “sok
dalil”
Kombinasi (Statistika) mengetahui banyaknya
formasi tim bola voli yang bisa dibentuk
Kurikulum
Pengajaran
Pembelajaran
Penilaian.
Teknologi.
Kejujuran