ACCEPTANCE
( PENERIMAAN PENUGASAN AUDIT )
Disusun oleh:
Lucia Evalina Kristianti/125170302
Vernetta/125170304
Kelas: JY
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
2019
A. Penerimaan klien: Tahapan Pertama dalam Upaya untuk Mendapatkan Opini
Auditor perlu berhati-hati dalam menentukan apakah klien dapat diterima. Tanggung jawab
hukum dan profesional kantor akuntan publik menyatakan bahwa klien yang tidak memiliki
integritas dapat menyebabkan permasalahan yang serius dan merugikan. Beberapa kantor
akuntan publik menolak untuk menerima klien dalam industri-industri tertentu yang beresiko
tinggi.
I. Klien Audit
Hubungan antara klien dan kantor akuntan publik bukan merupakan jalan satu arah, yang
mana kantor akuntan publik perlu mengevaluasi klien dan kemudian menilai apakah klien
tersebut dapat diterima, mengirimkan surat penugasan untuk mengakhiri kesepakatan.
Meskipun tidak selalu terjadi, kantor akuntan publik menyiapkan dan mengajukan sejumlah
proposal penugasan (Engagement Proposal) ke banyak kliennya yang potensial, khususnya
perusahaan-perusahaan berskala besar.
I. Diskusi-diskusi yang dilakukan bersama manajemen dan staf klien dinilai penting untuk
mengevaluasi tata kelola (governance), pengendalian internal ( internal controls), dan
risiko-risiko yang mungkin timbul. Sejumlah diskusi tersebut mungkin mencakup topik-topik
seperti:
Sebelum menerima klien baru, kantor akuntan publik akan melakukan investigasi secara
menyeluruh untuk menentukan apakah klien tersebut dapat diterima dan apakah auditor dapat
memenuhi persyaratan etika seperti independensi, kompetensi tertentu, dan sebagainya.
Sumber-sumber informasi selain yang telah disebutkan, baik untuk klien baru maupun klien
yang telah ada termasuk wawancara dengan pengacara-pengacara lokal, CPA lainnya, bank
dan bisnis-bisnis lain, meskipun banyak diantaranya yang dibatasi oleh kewajiban terkait
kerahasiaan, tergantung pada situasi-situasi yang terjadi saat itu. Terkadang auditor dapat
menggunakan jasa investigator professional atau menggunakan personel department akuntansi
forensiknya untuk memperoleh informasi mengenai informasi dan latar belakang anggota-
anggota manajemen yang penting. Jika tidak terdapat auditor sebelumnya, investigasi secara
lebih mendalam dapat dilakukan.
Selain dari penelitian yang dibahas sebelumya, auditor akan mempertimbangkan konflik-
konflik yang pernah terjadi sebelumnya terkait cakupan audit, tipe opini dan imbalan jasa,
litigasi, yang tertunda antara kantor akuntan publik dan klien, serta integritas manajemen.
Untuk berkelanjutan hubungan penugasan, auditor akan memperbarui dan mengevaluasi
kembali informasi yang diperoleh dari kertas kerja beberapa tahun sebelumnya. Auditor juga
harus melakukan sejumlah prosedur yang dirancang untuk mengidentifikasi perubahan-
perubahan penting yang akan terjadi sejak audit yang berakhir.
Auditor juga dapat memilih tidak melanjutkan pelaksanaan audit untuk klien tertentu
karena pihaknya merasa terdapat risiko yang cukup besar. Sebagai contoh, mungkin terdapat
konflik yang terkait dengan regulasi antara lembaga pemerintah dengan klien yang dapat
menyebabkan adanya kerugian keuangan klien dan mungkin pada akhirnya menyebabkan
adanya tuntutan hukum terhadap auditor. Hal ini mungkin terjadi jika auditor merasa bahwa
industri klien (misalnya industri jasa keuangan) memiliki lebih banyak risiko daripada yang
seharusnya dapat diterima oleh auditor tertentu.
I. Persyaratan Etika.
Auditor akan memastikan bahwa para anggota tim audit dan kantor akuntan publik secara
keseluruhan memenuhi persyaratan etika. Hal ini memerlukan sejumlah prosedur untuk
memeriksa investasi-investasi keuangan pribadi para rekan dan karyawan, serta beberapa
hubungan bisnis dengan klien audit yang potensial.
Paduan Etika IEASB bagi para Akuntan Profesional dalam uraiannya terkait imbalan
jaasa menyatakan bahwa ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi jika imbalan jasa yang
ditagihkan ke klien audit tetap belum dibayarkan dalam kurun waktu yang lama, terutama jika
bagian-bagian yang dianggap penting tidak dibayarkan sebelum penerbitan laporan audit
untuk tahun berikutnya. Umumnya, kantor akuntan publik diperkirakan akan meminta
pembayaran atas imbalan jasa tersebut sebelum laporan audit diterbitkan. Jika imbalan jasa
tetap belum dibayarkan bahkan setelah laporan audit yang dimaksud diterbitkan, maka
beberapa pengaman perlu dilakukan. Sebagai contoh, bentuk pegamanan yang mungkin
dilakukan adalah meminta tambahan seorang akuntan professional yang tidak terlibat dalam
penugasan audit untuk memberikan saran dalam pekerjaan yang dilakukan.
III. Dokumentasi
Auditor kelompok usaha harus mendokumentasikan dalam kertas-kertas kerja auditnya terkait
hal-hal berikut.
Analisi komponen-komponen yang mengindikasikan hal-hal yang dianggap penting,
dan tipe pekerjaan yang dilakukan atas informasi keuangan komponen-komponen.
Sifat dasar, waktu dan ruang lingkup keterlibatan tim penugasan kelompok usaha
dalam pekerjaan yang dilakukan oleh auditor-auditor komponen pada komponen-
komponen penting termasuk meninjau tim penugasan kelompok usaha atas bagian-
bagian relevan dari dokumentasi dan kesimpulan audit auditor kelompok usaha.
Sejumlah komunikasi tertulis antara tim penugasan kelompok usaha dan auditor-
auditor komponen terkait persyaratan tim penugasan kelompok usaha.
Saat auditor kelompok usaha menyimpulkan bahwa pekerjaan auditor komponen tidak dapat
digunakan dan auditor kelompok usaha belum mampu melakukan prosedur-prosedur
tambahan yang memadai, auditor kelompok usaha harus menyatakan opini wajar dengan
pengecualian karena terdapat keterbatasan dalam ruang lingkup audit. Hal ini untuk
menekankan tidak adanya pembagian tanggung jawab dari auditor kelompok usaha.
I. Proposal Audit untuk Melanjutkan Hubungan dengan Klien yang Telah Ada
Proposal untuk klien yang telah ada akan berbeda di antara kantor-kantor akuntan publik,
namun umumnya proposal tersebut akan mendiskusikan hal-hal berikut.
Meninjau tentang bagaimana kantor akuntan public dapat menambah nilai, baik untuk
perusahaan secara umum dan untuk pihak-pihak yang bertanggung jawab secara
langsung atas penugasan auditor, misalnya Komite Audit (Audit Comittee).
Rencana-rencana untuk pengembangan lebih lanjut atas nilai tambah termasuk
pembahasan tentang tren regulasi terkini, ruang lingkup audit, dan setiap perubahan
terbaru dalam perusahaan yang dapat memengaruhi audit.
Deskripsi dari tim audit dan setiap perubahan dalam tim audit dari tahun sebelumnya.
Proposal imbalan jasa secara terinci.