Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UAS KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA 2017/2018

Bagian A

1. 4 Jenis kebakaran
a. Kebakaran Kelas A
 Kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh : Kebakaran
kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
 Alat/media pemadam : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air .
b. Kebakaran Kelas B
 Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
 Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.
 Alat pemadam : Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk
spray/kabut yang halus.
c. Kebakaran Kelas C
 Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah
tangga lainnya yang menggunakan listrik.
 Alat Pemadam : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry chemical). Dalam
pemadaman ini dilarang menggunakan media air.
d. Kebakaran Kelas D
 Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium,
kalium, dsb.
 Alat pemadam : pasir halus dan kering, dry powder khusus.
e. Kebakaran Kelas K
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi.
Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul didapur dapat
dikategorikan pada api Kelas B. Alat pemadam adalah cairan kimia dan CO2.
f. Kebakaran Kelas E
Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada peralatan
elektronik. Alat pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini
dapat juga menggunakan tepung kimia kering (dry powder), akan tetapi memiliki resiko
kerusakan peralatan elektronik, karena dry powder mempunyai sifat lengket. Lebih
cocok menggunakan pemadam api berbahan clean agent.
2. Hirarki pengendalian resiko

APD

1. Eliminasi : Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan potensi bahaya. (Contoh :


Saat pekerja harus melewati lokasi yang ada lobang, sehingga ada kemungkinan pekerja
akan masuk lobang, maka perusahaan bisa menghilangkan bahaya itu dengan cara
menutup lobang itu atau pekerja tidak melalui lokasi itu).
2. Substitusi : Penggantian alat atau proses atau material/bahan dari yang tadinya
mempunyai potensi bahaya tertentu menjadi tidak mempunyai potensi bahaya. (Contoh
: Mengganti penggunaan kompor gas dengan kompor listrik)
3. Rekayasa/Pengendalian Teknik : Memisahkan sumber bahaya dengan kita. (Contoh :
Memasang pagar pengaman/pelindung antara sumber bahaya dan stasiun kerja)
4. Pengendalian Administrasi : Bisa dilakukan dengan cara memasang rambu-rambu,
induksi, ijin kerja K3 (work permit), pelatihan dan masih banyak cara lainnya
5. APD : Alat Pelindung Diri
3. HIRADC
HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control) adalah salah
satu bagian dari standar OHSAS 18001, biasa disebut sebagai risk assesment atau
identifikasi bahaya dan aspek K3L. Tahapan HIRADC :
1. Identifikasi bahaya
2. Penilaian Risiko (Risk Assestment)
3. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan risiko.
4. Perubahan dari management.
5. Pencatatan dan dokumentasi dari kegiatan HIRADC.
6. Tinjauan yang berkelanjutan.
Contoh form HIRADC :
TINGKAT TINGKAT REKOMENDASI
AKTIFITAS/ JENIS DAMPAK/ PENGENDALIAN
NO POTENSI BAHAYA SEBAB/SUMBER KEMUNGKI KEPARAHA TINGKAT RESIKO TINDAKAN
KEGIATAN BAHAYA KONSEKUENSI YANG ADA
NAN N PENGENDALIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
0 " Kolom diisi " kolom diisi dengan " Kolom diisi dengan " Kolom diisi "Kolom diisi dengan " Kolom diisi " Kolom diisi " Kolom diisi " Kolom " Kolom diisi dengan
dengan kegiatan bahaya yang mungkin penyebab terjadinya dengan dampak pengendalian yang telah dengan tingkat dengan tingkat dengan diisi rekomendasi yang harus
yang dilakukan " terjadi" bahaya " atau akibat dari dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kemparahan perkalian dengan dilakukan "
terjadinya kejadian dampak" sesuai dengan sesuai dengan anatara tingkat Klasifika
tsb" tabel kriteria tabel kriteria keparahan dan si Nilai
TINGKAT TINGKAT REKOMENDASI
AKTIFITAS/KEG JENIS DAMPAK/ PENGENDALIAN
NO POTENSI BAHAYA SEBAB/SUMBER KEMUNGKI KEPARAHA TINGKAT RESIKO TINDAKAN
IATAN BAHAYA KONSEKUENSI YANG ADA
NAN N PENGENDALIAN
administrasi( cek instalasi
kabel peralatan sebelum
digunakan),Pasang
grounding pada setiap
perlu ditambahkan
kabel travo tidak mesin las,Gunakan sarung Sangat
Tersengat listrik fisik Fatality,terluka Jarang (L1) 4 sedang supervisi, ceklist peralatan,
terpasang dengan baik tangan kulit ,Usahakan berbahaya( S4)
APD
daerah kerja kering

1 welding
Gunakan Masker dan Cup
Pelindung, sarung tangan
Terkena percikan api, kulit, & pelapis dada , perlu ditambahkan
Gangguan Sangat
asap & cahaya Kimia Pembungkus elektroda Jauhkan bahan-bahan yang Jarang (L1) 4 sedang supervisi, ceklist peralatan,
Pernafasan berbahaya( S4)
pengelasan mudah terbakar, Sediakan APD
Apar disetiap Skid Mesin
las

TINGKAT TINGKAT REKOMENDASI


AKTIFITAS/KEG JENIS DAMPAK/ PENGENDALIAN
NO POTENSI BAHAYA SEBAB/SUMBER KEMUNGKI KEPARAHA TINGKAT RESIKO TINDAKAN
IATAN BAHAYA KONSEKUENSI YANG ADA
NAN N PENGENDALIAN

Pastikan setiap Mesin


Gerinda & brush
menggunakan Cup perlu ditambahkan
Terkena percikan gangguan Sangat
Fisik batu gerinda Pelindung dan Jarang (L1) 4 sedang supervisi, ceklist peralatan,
gerinda & brush penglihatan,terluka berbahaya( S4)
gagang,Gunakan masker APD
dan Cup Pelindung,sarung
tangan kulit,pelapis dada
1 welding

Sebelum melakukan
pekerjaan deteksi gas
terlebih dahulu dengan gas
perlu ditambahkan
detector,Pasang Wind Sangat
kebakaran fisik Travo listrik kematian Jarang (L1) 5 sedang supervisi, ceklist peralatan,
Shock untuk menentukan berbahaya( S4)
APD
arah angin,Sediakan APAR
secukupnya, Lakukan
pengawasan dengan baik

4. HAZOP
Hazard and Operability Study, atau dikenal sebagai analisis HAZOP adalah teknik
standar yang digunakan dalam penyusunan pembentukan keamanan di sistem baru atau
modifikasi terhadap potensi bahaya atau masalah. Contoh HAZOP :
5. APD
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja
saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-
alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya. APD terdiri dari
Alat pelindung kepala, alat pelindung badan, dan alat pelindung tangan.

Bagian B

1. Risk Assessment Matrix

Negligible Minor Moderate Major Extreme


Rare Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang
Unlikely Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Possible Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Likely Rendah Sedang Tinggi Tinggi Extreme
Almost
Sedang Tinggi Tinggi Extreme Extreme
Certain

2. Studi Kasus
a. Kecelakaan tersebut memang murni disebabkan oleh kesalahan pekerja. Pekerja
tersebut tidak mengikuti SOP yang ada dan juga tidak menggunakan APD yang
seharusnya. Selain itu kurangnya pengawasan dari instansi terkait sehingga surat izin
pengujian alat besar tidak dapat diperlihatkan, meskipun terdapat pekerja yang memiliki
surat izin operasi namun tidak jelas apakah itu ada training-nya atau tidak. Dan juga
tidak adanya respon dari lembaga yang bertugas untuk melakukan identifikasi bahaya
dan pengendalian risiko (IBPR).
b. Tindakan pencegahan dan perbaikan yang harus dilakukan diantaranya adalah instansi
yang bersangkutan harus lebih aware terhadap pekerjanya dengan melakukan
penyuluhan keselamatan kerja secara sering dan juga menekankan SOP dan APD.
Selain itu juga harus memeriksa kondisi alat crane secara rutin serta memberikan
training kepada pekerja yang masih kurang mahir.

Anda mungkin juga menyukai