Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA

MANUSIA

Nama : Astie Kurniati


NIM : 063.15.058
TUGAS SISTTUGAS SISTEM MANAJEMEN
SUMBERDAYA MANUSIA

Nama : Hanna Yashna Rena P.


NIM : 063.15.053
TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDEM
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

Nama : Adila
NIM : 063.15.060
TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA

Nama : Wiki Putri Kinanti


NIM : 063.15.046

TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA


MANUSIA
Nama : Nida Zulnu R.
NIM : 063.15.066
TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA

Nama : Alyandra Flamesya


NIM : 063.15.065
TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA

Nama : Ni Putu Pradipta


NIM : 063.15.050
TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA

Nama : Gebby Aqiilah D.


NIM : 063.15.051
TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA

Nama : Nadhira Amelia E.


NIM : 063.15.056
TUGAS SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA

Nama : Mila Oktaviyani Lussa


NIM : 063.15.044
Jakarta - Dalam sebuah organisasi publik, seperti Departemen Keuangan Republik Indonesia,
dewasa ini semakin tinggi tuntutan-tuntutan masyarakat akan tata kelola pemerintahan yang baik.
Antara lain berupa tuntutan untuk meningkatkan pelayanan publik, seperti pelayanan perpajakan,
bea dan cukai, perbendaharaan, kekayaan negara dan sebagainya. Semakin tinggi pula tuntutan
pelayanan yang prima terhadap internal customer, yaitu para SDM dan manajemen SDM
Departemen Keuangan.

Pada suatu sisi yang lain ternyata pemanfaatan TIK dalam mendukung belum optimal untuk
mendukung Sistem Informasi Manajemen (SIM) SDM walaupun dari sisi jumlah pegawai dan
kompleksitas organisasi sudah sangat membutuhkan bantuan implementasi TIK. Saat ini
Departemen Keuangan memiliki pegawai cukup besar sejumlah 63.000 orang dan memiliki
organisasi birokrasi yang cukup kompleks yang dikategorikan sebagai holding type company
karena memiliki 12 unit eselon I yang core business-nya berbeda dan ribuan unit vertikal yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Kekurang-optimalan SIM SDM dapat ditengarai dengan ketidakakuratan data pegawai. Pada
level Eselon 1 (D-one), dan (D-two) pusat dan daerah, informasi mengenai current status
pegawai seringkali tidak akurat sehingga secara agregat apabila data SIMPEG dikumpulkan ke
level Departemen Keuangan (Biro SDM) banyak sekali terjadi kekuranglengkapan maupun
kekurangakuratan data. Hal ini dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah
misalnya seperti orang yang sudah meninggal dipromosikan, atau orang sudah pensiun
diikutsertakan dalam diklat.

Dampak yang paling terasa adalah kekurangakuratan informasi SDM akan sangat menghambat
proses pengambilan keputusan manajemen SDM yang baik. Urat nadi keputusan-keputusan
strategis dan operasional dalam perencanaan SDM, rekrutmen, staffing/penempatan, mutasi
jabatan, kepangkatan, pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, remunerasi/benefit,
disiplin, dan pensiun bergantung kepada aliran informasi yang akurat.

Untuk memperoleh informasi SDM yang cepat dan akurat diperlukan sebuah sistem informasi
manajemen (SIM) yang handal. Seberapa handal sistem informasi yang dimiliki tergantung pada
kualitas sub sistem input, pemrosesan, dan penyajian data dan informasi. Untuk membangun
system yang handal tidak hanya cukup dengan memperhatikan faktor teknologi, namun juga
factor struktur organisasi, business process manajemen SDM itu sendiri, faktor manusia dan
budaya kerjanya, dan tentu factor biaya.

Sub-sistem input menangani bagaimana data kepegawaian dapat dikumpulkan dan


diorganisasikan. Sub sistem input data kepegawaian harus mampu untuk memastikan setiap unit
kerja di Depkeu dari kantor pusat sampai daerah terpencil mempunyai akses ke dalam system
baik online maupun off-line untuk mengalirkan data terbaru pegawainya ke database SIMPEG
Departemen Keuangan.

Sub-sistem pemrosesan menangani bagaimana data kepegawaian dapat diproses untuk dianalisis.
Di dalam proses ini akan muncul beberapa issue yang critical apakah data akan diproses secara
terdistribusi atau terpusat, proses online atau offline , atau bahkan secara real-time. Issue di atas
perlu untuk dikelola secara tepat agar diperoleh kinerja yang baik dari sistem informasi
manajemen SDM Depkeu.

Sub-sistem ini menangani bagaimana data dapat disajikan sebagai informasi yang mendukung
proses pengambilan keputusan. Para pengguna (user) dari informasi SDM terbentang secara luas
dan dalam dari unit kerja yang membutuhkan data nominatif Kenaikan Gaji Berkala misalnya
sampai dengan Pimpinan Departemen yang membutuhkan informasi proyeksi jumlah dan
kompetensi SDM untuk semua lini Depkeu. Feedback dari para pengguna data dan informasi
amat penting untuk membuat system berkembang secara sehat dan terus-menerus agar
perbaikan-perbaikan dapat digunakan untuk menyempurnakan sistem.

Critical objective dari disain SIM untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif adalah
bagaimana system dapat mengintegrasikan kemampuan computer dan manusia. Apabila terlalu
banyak faktor komputernya maka sistem akan mengarah pada sebuah sistem yang mekanistis,
tidak fleksibel, dan pengambilan keputusan yang tidak komprehensif. Sebaliknya apabila desain
system dukungan manajemennya terlalu banyak unsur manusianya maka system akan menjadi
terlalu lambat dalam merespons, menggunakan data secara terbatas, dan keterbatasan
kemampuan untuk menganalisis data secara luas.

Wajah cantik dari perkembangan teknologi informasi adalah kemampuannya untuk


mengorganisasi data yang massif dalam sebuah database system secara mudah yang
memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggali berbagai macam informasi secara
dalam dan luas. Data transaksi mutasi kepegawaian sangatlah besar scopenya, dari mulai data
penyaringan, seleksi, CPNS/PNS, jabatan, pangkat, diklat, gaji dan remunerasi, penugasan,
penghargaan, disiplin, pemensiunan, bahkan keluarga, yang terjadi kapan saja.

Seperti diketahui data SDM bersifat sangat sensitif karena kesalahan record pada satu pegawai
dapat menyebabkan rusaknya integritas sistem. Sebagai misal dalam proses Baperjakat diseleksi
beberapa kandidat yang bersaing untuk sebuah jabatan. Apabila data terkini pangkat seorang
pejabat tidak ada bisa jadi akan mengakibatkan pengangkatan pejabat yang salah walaupun dari
segi soft competency calon pejabat yang tidak dipilih tersebut lebih cocok dalam jabatan
tersebut.

Secara ideal system harus mampu memenuhi berbagai kebutuhan informasi yang dibutuhkan
para Pembina kepegawaian secara akurat dan tepat waktu. Kualitas informasi yang prima tentu
akan memudahkan para Pembina kepegawaian untuk membuat penilaian yang mendalam atas
berbagai alternatif pengambilan keputusan kepegawaian. Sekretariat Jenderal Depkeu tentu amat
terbantu dalam penyusunan budgeting Anggaran Belanja Pegawai Depkeu apabila terdapat data
yang akurat mengenai statistik Depkeu.

Pertanyaan-pertanyaan what-if apabila suatu kebijakan kenaikan gaji diimplementasikan dapat


dianalisis secara tepat. Pada gilirannya bantuan SIM SDM tadi dapat meningkatkan ketepatan
pengambilan keputusan Pimpinan yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja organisasi
secara keseluruhan.

Pada akhirnya tidak ada suatu system informasi manajemen yang superior yang secara alami
mampu hidup dan tumbuh sendiri. Even sebuah sistem yang cerdas, SIM SDM sebagai sistem
rekayasa manusia perlu dirancang, dikembangkan, dan dipelihara secara konsisten dan terus
menerus. Mitos bahwa pembelian hardware = pembangunan IT perlu untuk diluruskan agar
tidak terjadi simplifikasi atas sebuah pembangunan system.

Penelitian atas data panel yang luas dari Prof. C.K. Prahalad dari Massachusetts Institute of
Technology menyatakan bahwa kebanyakan kegagalan IT initiative adalah karena terlalu
memfokuskan diri pada akuisisi hardware dan software dan tidak secara proporsional
memperhatikan factor SDMnya.Dengan komitmen pimpinan yang kuat serta support dari seluruh
jajaran Depkeu kita yakin bahwa kita dapat segera mewujudkan SIM SDM atau SIMPEG yang
handal, Yes, we believe we can change!

Komentar:

Menurut saya penerapan Teknologi Ilmu Komputer(TIK) pada Departemen Keuangan Republik
Indonesia masih belum optimal, terutama dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) sumber
daya manusianya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kelengkapan data-data pegawai.

Dampak yang paling dominan ialah sangat menghambat proses pengambilan keputusan
manajemen SDM yang baik. Keputusan-keputusan strategis dan operasional dalam perencanaan
SDM, rekrutmen, staffing/penempatan, mutasi jabatan, kepangkatan, pengembangan SDM,
pendidikan dan pelatihan, remunerasi/benefit, disiplin, dan pensiun bergantung kepada aliran
informasi yang akurat.

Sehingga diperlukan pengembangan teknologi informasi pada Departmen Keuangan agar dapat
mengorganisasi data yang massif dalam sebuah database system secara mudah yang
memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggali berbagai macam informasi secara
dalam dan luas.

Anda mungkin juga menyukai