Anda di halaman 1dari 2

Pengertian sloof

Sloof adalah istilah untuk salah satu elemen struktur bangunan yang bekerja pada
arah horizontal sama halnya seperti balok. Pada suatu bangunan atau rumah, sloof
dipasang secara memanjang diantara pondasi batu kali dan juga dinding. 

Sloof berfungsi untuk menerima beban dari dinding dan mendistribusikannya secara
merata pada pondasi dan juga kolom (tiang). Selain itu, sloof juga berfungsi sebagai
pengikat antar kolom pada suatu bangunan (rumah).

Contoh perhitungan volume pekerjaan sloof

Pekerjaan pembuatan sloof beton bertulang seringkali dinyatakan dalam satuan


meter kubik. namun dalam perhitungannya terdapat pekerjaan lain yang tidak dapat
terpisahkan dan perlu untuk diperhitungkan juga, apalagi ketika anda ingin membuat
RAB. Pekerjaan lain tersebut ialah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
bekisting, dan pekerjaan pembesian. 

Berikut kumpulengineer bagikan contoh cara menghitung volume pekerjaan sloof

Cara menghitung volume beton untuk sloof:

Dari gambar di atas diketahui, panjang sloof adalah sama dengan panjang pondasi
batu kali yaitu 27 m. Ukuran Lebar  dan tinggi sloof adalah 15 cm dan  20 cm. Maka
volume beton untuk pekerjaan sloof tersebut adalah:

Volume beton = panjang sloof x lebar sloof x tinggi sloof


Volume beton = 27 x 0,15 x 0,2 
Volume beton = 0,81 m3 (meter kubik)

Cara menghitung volume bekisting untuk sloof


Bekisting sloof dipasang memanjang dikedua sisinya. Volume bekisting sloof
dinyatakan dalam satuan m2 (meter persegi). Sehingga untuk menghitung volume
bekistingnya cukup dengan mengkalikan panjang sloof dengan tingginya dan
dikalikan lagi dengan 2.

Volume bekisting = panjang sloof x tinggi sloof x 2


Volume bekisting = 27 x 0,2 x 2
Volume bekisting = 10,8 m2 (meter persegi)

Cara menghitung volume pembesian sloof

Misalkan besi yang digunakan untuk penulangan sloof adalah besi diameter 10 mm
dan besi diameter 8 mm. besi diameter 10 mm digunakan sebagai besi tulangan
utama atau pokok sebanyak 4 buah. Sedangkan besi diameter 8 mm digunakan
untuk tulangan sengkang atau beugel dengan jarak pemasangan 150 mm.
Lihat juga: Metode pelaksanaan pemasangan tulangan pada kolom
Rumus untuk menghitung volume tulangan utama adalah:

Volume tulangan utama (dia. 10) = jumlah tulangan x panjang sloof


Volume tulangan utama (dia. 10) = 4 x 27
Volume tulangan utama (dia. 10) = 108 m

Sedangkan untuk menghitung volume tulangan sengkang, langkah pertama yang


harus kita lakukan adalah menghitung total panjang besi untuk satu buah sengkang.
kemudian dikalikan dengan jumlah sengkang keseluruhan.

Panjang sengkang perbuah = Keliling sengkang + kait


Panjang sengkang perbuah = (12 + 17 + 12 + 17) + (5+5)
Panjang sengkang perbuah = 58 + 10
Panjang sengkang perbuah = 68 cm = 0,68 m

Jumlah sengkang = (Panjang sloof : jarak antar sengkang (Spasi)) + 1


Jumlah sengkang = (27 : 0,15) + 1
Jumlah sengkang = 181 buah

Sehingga total besi diameter 8 untuk sengkang adalah;


Volume besi dia. 8 = Panjang sengkang perbuah x Jumlah sengkang
Volume besi dia. 8 = 0,68 x 181
Volume besi dia. 8 = 123,08 m

jika anda ingin mengetahui jumlah batang atau lonjor besi tersebut, maka anda
cukup membagi total panjang besi tersebut dengan 12 (Panjang standar besi
tulangan per batang/lonjor).

Besi tulangan utama (dia. 10) = 108 / 12 = 9 Batang


Besi tulangan Sengkang (dia. 8) = 123,08 /12 = 10,26 = 11 Batang (Dibulatkan)

Anda mungkin juga menyukai