Anda di halaman 1dari 99

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,  karena berkat
kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.
Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan
Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................ 1


2. Tujuan.......................................................... 2
3. Ruang Lingkup............................................. 3
4. Landasan Hukum....... ................................. 3

BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI

1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. 5


2. Penilaian Autentik........................................ 22

BAB III ANALISIS KOMPETENSI

1. Prosedur Analisis.. ......................................... 30


2. Hasil Analisis Kompetensi.............................. 36

BAB IV 75
PENUTUP

77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran
merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

1
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada


1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan


pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan


kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus


mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik

2
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian autentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

BAB II

3
PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat


proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada


Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup


pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik
standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)


peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-
satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
4
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah


saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
5
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun


kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)

Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu


dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.

6
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.

Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-
langkah pokok:

a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap


pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta-
fakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan


pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
7
peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran


(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

8
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu
sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:

 Proses terbentuknya negara


 interaksi sosial
 Situs sejarah

Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan


melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh


langkah-langkah seperti berikut ini.

 Menentukan objek apa yang akan diobservasi


 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
 Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat
mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk

9
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan


dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:

 Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik


tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
 Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
 Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
 Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
 Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

10
 Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
 Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
 Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.

Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih


rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan


Kognitif yang lebih  Pengetahuan  Apa...
rendah (knowledge)
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.
 Pemahaman  Terangkahlah...
(comprehension)
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...
 Penerapan  Gunakanlah...
(application
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih  Analisis (analysis)  Analisislah...
11
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
tinggi  Kemukakan bukti-bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…
 Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimana kita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…
 Evaluasi  Berilah pendapat…
(evaluation)
 Alternatif mana yang lebih
baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah…

3) Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan


ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
12
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1 Cara menalar

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu


penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari


pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-
bagiannya yang khusus.

Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,


silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.

Contoh:

 Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa


untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.

 Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa


atau auditor untuk pemerintah atau negara.

 Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau


dosen di perguruan tinggi.

13
 Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja
dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.

 Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,


Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.

3.2 Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali


menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.

Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,


karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.

Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua


fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan

Contoh:

Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme


dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.

Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan


atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi

14
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.

Contoh:

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena


adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan


antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau


beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain. Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.

Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang


disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.

Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal


yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.

Contoh:

 Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati


makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
 Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi). Oleh karena untuk
menentukan nilai suatu barang tidak berasal pada biaya produksi yang

15
pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan sekarang
(mapel Ekonomi).

Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal


yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.

Contoh (Mata pelajaran Sejarah):

 Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai


Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
 Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.

Contoh (Mata pelajaranEkonomi)


 Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
 Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebab-
akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi

16
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang
mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih
menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka
menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta
memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil

17
penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta
mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.

3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari


sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.

Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif


atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama. 

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut


aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,

18
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan


keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:

1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena


baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak
fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum, dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga

Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif

Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.


Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

 JP = Jigsaw Proscedure.

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota


suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

 STAD = Student Team Achievement Divisions.

Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok


kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik

19
 CI = Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang


berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

 TAI = Team Accelerated Instruction.

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran


kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-
soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.

 CLS = Cooperative Learning Stuctures.

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk


dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.

 LT = Learning Together.

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta


didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
20
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.

 TGT = Teams-Games-Tournament.

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para


anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.

 GI = Group Investigation.

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk


merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

 AC = Academic-Constructive Controversy.

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya


untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan
pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan,
hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

 CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode


pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya

Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/


berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai
media.

21
B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana


tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-
aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.  

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific


approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan


kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian


portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

22
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.

1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
 Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
 Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
 Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
 Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
 Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
 menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,  proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu

23
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya,  peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan  Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman
adalah sbb:
• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik
• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda
• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya
• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik
• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.

24
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari  pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi,  jawaban singkat
atau pendek, dan  uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.

3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
 Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
 disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

4. Penilaian Melalui Penugasan.


Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
 Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

25
 Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
 Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
 Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
 Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
 Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
 Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
 Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
 Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
 Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
 Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
 Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
 Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
 Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
 Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
 Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
 Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
 Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

6. Penilaian Proyek

26
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
 Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
 Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
 Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik.  Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi
untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara

27
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
 Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
 Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
 Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
 Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
 Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
 Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
 Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

28
BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang


dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi
dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan
29
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah
sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah
sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi


Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

30
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

31
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok


seperti tabel berikut ini.

Materi Pokok (Dalam


Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Silabus)
3.1 Menganalisis kasus-kasus 4.1 Menyaji kasus–kasus 1. Kasus Pelanggaran
pelanggaran HAM dalam pelanggaran HAM dalam HAM
rangka pelindungan dan rangka perlindungan dan
2. Upaya-Upaya
pemajuan HAM sesuai pemajuan HAM sesuai
Penegakan HAM di
dengan nilai-nilai dengan nilai-nilai
Indonesia
Pancasila dalam Pancasila dalam
kehidupan kehidupan bermasyarakat,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
berbangsa, dan
bernegara.
3.2 Memahami pokok pikiran 4.2 Menyaji hasil telaah 1. Pembukaan UUD NRI
yang terkandung dalam pokok-pokok pikiran Tahun 1945
Pembukaan Undang- Pembukaan Undang-
2. Makna pokok-pokok
Undang Dasar Negara Undang Dasar Negara
pikiran yang
Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun
terkandung dalam
Tahun 1945 1945.
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945
3.3 seterusnya... 3.4 seterusnya... 3. seterusnya...

2. Mengembangkan kompetensi dasar dari kompetensi inti (KI) 3 dan materi pokok
(silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur.

Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Contoh: pemilihan kepala daerah (Gubernur dan wakil
gubernur/pemilihan Walikota/bupati).

Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh: sistem pemerintahan presidensial (dalam sistem
32
pemerintahan presidensial menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh
presiden, menteri-menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen). Konsep
adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.

Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang


berkaiatan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.
Contoh: supremasi hukum, teori kekuasaan negara, azas kewarganegaraan

Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam


menerapkan prinsip. Contoh: mendudukkan hukum sebagai hal utama,
bagaimana kekuasaan diperoleh, dilaksanakan, dan dipertahankan, bagaimana
seseorang mendapatkan kewarganegaraannya, kehilangan kewarganegaraanya,
bipatride/apatride. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada
aspek keterampilan.

3. Mengembangkan kompetensi dasar (KD) dari kompetensi inti (KI) 4 menjadi


indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan
untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan mulai dari menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan
6. Merancang penilaian

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk mengukur pencapai hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah.

a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara


komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
33
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN
merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai
peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
j. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

Materi Pokok Penillaian


(Silabus) (Silabus) 34

Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran: Indikator Lulusan yang :
Pembelajaran Menanya, Pengethuan, Kreatif,
Fakta, Konsep, Mengumpulkan dan Produktif, dan
Prinsip, dan data, Keterampilan
Mengasosiasi, Bertanggung
Prosedur untuk
dan jawab
Penilaian
Mengomunikasik
an

Pembelajaran
(Silabus)

B. Hasil Analisis Kompetensi

1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar

Materi Pokok (Dalam


Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Silabus)
3.1 Menganalisis kasus-kasus 4.1 Menyaji kasus–kasus 3. Kasus Pelanggaran
pelanggaran HAM dalam pelanggaran HAM dalam HAM
rangka pelindungan dan rangka perlindungan dan
4. Upaya-Upaya
pemajuan HAM sesuai pemajuan HAM sesuai
Penegakan HAM di
dengan nilai-nilai dengan nilai-nilai
Indonesia
Pancasila dalam Pancasila dalam
kehidupan kehidupan bermasyarakat,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
berbangsa, dan
bernegara.
3.2 Memahami pokok 4.2 Menyaji hasil telaah 4. Pembukaan UUD NRI
pikiran yang pokok-pokok pikiran Tahun 1945
terkandung dalam Pembukaan Undang-
5. Makna pokok-pokok
Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara
pikiran yang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
terkandung dalam
Republik Indonesia 1945.
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945
Tahun 1945

3.3 Memahami bentuk dan 4.3 Menyaji hasil telaah C. Bentuk Negara dan
kedaulatan negara bentuk dan kedaulatan Pemerintahan
sesuai dengan Undang negara sesuai dengan
35
Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Silabus)
Undang Dasar Negara Undang Undang Dasar D. Sistem Pemerinta-
Republik Indonesia Negara Republik Indonesia han Negara
Tahun 1945. Tahun 1945.
E. Kedaulatan Negara

3.4 Memahami hubungan 4.4 Menyaji hasil telaah o Hubungan struktural


struktural dan hubungan struktural dan dan fungsional
fungsional fungsional pemerintahan pemerintahan pusat
pemerintahan pusat dan pusat dan daerah menurut dan daerah menurut
daerah menurut Undang-Undang Dasar UUD Negara
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Republik Indonesia
Negara Republik Tahun 1945 Tahun 1945
Indonesia Tahun 1945.
4.9.1 Berinteraksi dengan o Otonomi Daerah
teman dan orang lain
berdasarkan prinsip
saling menghormati,
dan menghargai dalam
keberagaman suku,
agama, ras, budaya,
dan gender
3.5 Memahami sistem 4.5 Menyaji hasil telaah 1. Sistem hukum
hukum dan peradilan sistem hukum dan dalam NKRI
nasional dalam lingkup peradilan nasional dalam 2. Sistem peradilan
NKRI. lingkup NKRI Indonesia

3.6 Menganalisis kasus 4.6 Menyaji analisis 1. Pelanggaran Hak


pelanggaran hak dan penanganan kasus
2. Pengingkaran
pengingkaran kewajiban pelanggaran hak dan
kewajiban
sebagai warga negara pengingkaran kewajiban
sebagai warga negara

4.7 Menganalisis indikator 5.7 Menyaji hasil analisis Ancaman terhadap


ancaman terhadap tentang indikator negara Indonesia
negara dalam ancaman terhadap negara
36
Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Silabus)
membangun integrasi dalam membangun
nasional dengan bingkai integrasi nasional dengan
BhinnekaTunggal Ika. bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.

4.9.2 Menyaji bentuk


partisipasi
kewarganegaraan yang
mencerminkan
komitmen terhadap
keutuhan nasional
4.8 Memahami pentingnya 5.8 Menyaji analisis tentang Kesadaran berbangsa
kesadaran berbangsa pentingnya kesadaran dan bernegara
dan bernegara dilihat berbangsa dan bernegara
dari konteks sejarah dilihat dari konteks sejarah
dan geopolitik Indonesia dan geopolitik Indonesia

37
2. Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar

Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan


Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Menghayati
1.1 Menghayati dan
nilai-nilai mengamalk
ajaran an ajaran
agama dan agamanya
kepercayaa
n dalam
kehidupan
bermasyara
kat

1.2 Menghayati mengharga Jurnal


isi dan i keyakinan
makna Pemeluk
pasal 28E agama lain
dan 29 ayat
(2) Undang-
Undang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun

38
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

1945.

Menghayati Jurnal
dan
2.1Menghayati
mengamalk
nilai-nilai
an nilai-
Pancasila
nilai
dalam
pancasila
kehidupan
dalam
bermasyara
kehidupan
kat,
bermasyara
berbangsa,
kat,
dan
berbangsa,
bernegara
dan
bernegara

2.2Mengamalka Menghargai
n nilai-nilai Hak dan
yang Kewajiban
terkandung Asasi
dalam
Pembukaan Mengamalk
Undang- an
Undang kewajiban
Dasar dan haknya
Negara sesuai
Republik dengan
Indonesia peraturan
Tahun 1945 yang
dalam berlaku
kehidupan

39
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

berbangsa
dan
bernegara

2.3Menghayati Menghargai
nilai-nilai perbedaan
yang agama
terkandung
dalam Peduli
pasal-pasal
Undang- santun
Undang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945
dalam
berbagai
aspek
kehidupan
ideologi,
politik,
ekonomi,
sosial
budaya,
pertahanan
dan
keamanan
(ipoleksosb

40
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

udhankam)

3.1 Menganali 1. Kas Fakta: Mengamati Kepedulia Pengam menyebutk Tes : Menyusu Tugas
sis kasus- us n terhadap atan an n data
kasus Pela  Kasus  Membaca berbagai sesama sikap beberapak Lisan/Tuli kasus- - Mengu
pelanggar ngg pelangga kasus pelanggaran dalam asus san kasus mpulka
an HAM aran ran HAM HAM di Indonesia Tanggung kegiata pelanggara pelangga n data
dalam HAM di dari berbagai jawab n n HAM ran HAM dari
rangka Indonesi literatur dan media pembel berbag
pelindung a cetak disipli ajaran/ ai
an dan (contoh di luar sumber
pemajuan kasus 12  Mengamati kelas Menjelask tentan
HAM Mei berbagai kasus an sebab g
sesuai 1998) pelanggaran HAM terjadinya berbag
dengan yang terjadi kasus ai
nilai-nilai  Kasus dilingkungan Penilaia pelanggara kasus
Pancasila pelangga masyarakat sekitar n diri n HAM pelang
dalam ran HAM garan
kehidupan di  Mendengar, HAM
bermasyar lingkung melihat dan
akat, an menyimak berbagai
berbangsa setempa kasus pelanggaran
, dan t HAM yang terjadi di Menjelask
bernegara (contoh: Indonesia dari an
. kasus berbagai sumber pengertian
Kedung Toleransi HAM
Ombo,
Tanah Menguraika
4.1Menyaji Merah, Menanya n
kasus– TanjungP penggolong
kasus  Menanyakan

41
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

pelanggar riok) contoh- contoh an HAM


an HAM kasus pelanggaran
dalam HAM yang terjadi
rangka dalam kehidupan
perlindung Konsep: bermasyarakat, menyimpu
an dan berbangsa dan lkan
pemajuan  Pengertian bernegara kasus-
HAM HAM kasus
sesuai pelanggara
dengan  Penggolon n HAM
nilai-nilai gan HAM ditinjau
Pancasila Piagam
dalam  Pelanggar HAM
kehidupan an HAM sedunia,
bermasyar Mengumpulkan data nilai-nilai
akat, Pancasila,
berbangsa  Menentukan UUD NRI
, dan Prinsip: sumber data Tahun
bernegara akurat yang ada di 1945, UU
lingkungannya No. 39
berkaitan dengan Tahun
kasus-kasus 1999
 Piagam
HAM pelanggaran HAM
sedunia  Mengumpulkan
data dari berbagai
sumber termasuk Menghubu
 Nilai-nilai
media cetak dan ngkan
Pancasila
elektronik tentang pelanggara
kasus pelanggaran n HAM
HAM di Indonesia dengan
aspek
 UUD NRI

42
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Tahun sosial
1945 budaya
dalam
 UU No. 39 kehidupan
tahun masyarakat
1999 Indonesia
Mengasosiasikan
Tentang
HAM  Mencari hubungan
pelanggaran HAM
dengan aspek
sosial budaya
dalam kehidupan Mengola Menulisk
masyarakat h data an hasil
Indonesia berkaita pengolah
n dengan an data
kasus (dalam
pelangga bentuk
ran HAM laporan)
tentang
kasus-
kasus
pelangga
ran HAM
Mengomunikasikan dalam
kehidupa
 Mempresentasikan n
berbagai kasus bermasy
pelanggaran HAM arakat,
di wilayahnya berbangs
berdasarkan hasil am dan

43
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

temuannya di bernegar
lapangan a
 Menyampaikan
hasil temuan
tentang kasus Menyaji
pelanggaran HAM kan hasil
dalam bentuk laporan
lisan, tulisan, Rubrik
gambar atau media
lainnya Portofoli
Percaya o
diri

2. Up Fakta Mengamati Pengam menjelask Tes: Menyusu Tugas:


aya- atan an upaya- n data-
Upay  Upaya-  Membaca dari (jurnal) upaya yang Lisan/Tuli data Mengum
a upaya yang berbagai sumber sikap dilakukan san mengena pulkan
Pene dilakukan tentang pemajuan, dalam dalam i upaya- data dari
gakan dalam penghormatan kegiata penegakan upaya berbagai
HAM penegakan penegakan dan n HAM di yang sumber
di HAM di Pengadilan HAM di pembel Indonesia dilakuka tentang
Indon Indonesia Indonesia ajaran/ n dalam upaya
esia (Komnas di luar penegak pemajua
HAM) kelas an HAM n,
Menjelask di penghor
Menanya an Indonesi matan,
a dan
Konsep  Menanyakan Kepedulia Penilaia Proses penegak
proses pemajuan, n terhadap pemajuan, an HAM

44
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

 Upaya- penghormatan dan sesama n diri penghorma di


upaya penegakan HAM di tan dan Indonesi
Proses wilayahnya serta penegakan a
pemajuan, hambatan apa saja HAM
penghormat yang ditemukan
an dan
penegakan menulisk
HAM dan Menjelask an hasil
hambatan Mengumpulkan data mengahar Penilaia an diskusi
yang gai upaya n antar Menjelaska mengena
ditemukan  Mengumpulkan penegaka teman n UU No 26 i proses
data dari berbagai n HAM Tahun pemajua
sumber termasuk 2000 n,
media cetak dan tentang penghor
Prinsip elektronik tentang peradilan matan
upaya pemajuan, HAM dan
UU No. 26 penghormatan dan penegak
Tahun 2000 penegakan HAM di an HAM
tentang Indonesia di
peradilan Menjelask wilayahn
HAM an ya serta
hambata
Mekanisme n apa
penyelikan saja
Komnas yang
HAM ditemuka
Prosedur n

Mekanisme
penyelidikan menyimpu
di Komnas lkan Menulisk

45
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

HAM Mengasosiasikan tentang an hasil


pemajuan, pengolah
 Mencari hubungan penghorma an data
upaya penegakkan tan dan mengena
HAM dan berbagai penegakan Mengola i upaya-
tantangan yang HAM, serta h data upaya
dihadapinya di penangana Mencari yag
Indonesia nnya hubunga dilakuka
n upaya n dalam
Mengomunikasikan penegak pemajua
kan HAM n,
 Membuat dan penghor
kesimpulan berbagai matan,
tentang Menjelaska tantanga dan
pemajuan, n jasa-jasa n yang penegak
penghormatan tokoj dan dihadapi an HAM
dan penegakan lembaga nya di di
HAM . yang Indonesi wilayahn
bergerak a ya serta
 Mempresentasika dalam hambata
n hasil penegakan n apa
pengumpulan HAM saja
data tentang yang
penanganan ditemuka
beberapa kasus n
pelanggaran HAM
di Indonesia Menyaji
Menghubu kan hasil
 Menyampaikan ngkan laporan
jasa-jasa tokoh upaya di depan
dan lembaga penegakan Membuat

46
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

yang bergerak HAM dan kelas laporan


dalam penegakan berbagai mengena
HAM tantangan i
yang hubunga
dihadapiny n upaya
a di penegak
Indonesia kan HAM
dan
berbagai
tantanga
n yang
dihadapi
nya,
beberap
a
penanga
nan
kasus
pelangga
ran HAM
di
Indonesi
a, dan
tokoh-
tokoh
dan
lembaga
yang
bergerak
dalam
penegak

47
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

kan HAM

Portofoli
o

3.2 Memahami 1. Pem Fakta Mengamati Nasionalis Menjelask Tes: Menyus Tugas:
pokok buk me an un data
pikiran aan  Naskah  Membaca dan Pembukaan Lisan/Tuli dari Mengum
yang UUD Pembukaan menganalisis UUD NRI san berbaga pulkan
terkandun NRI UUD NRI Pembukaan UUD Tahun 1945 i data dari
g dalam Tah 1945 NRI Tahun 1945 sumber berbagai
Pembukaa un tentang sumber
n Undang- 194  Naskah Pembuk tentang
Undang 5 Proklamasi Menjelaska aan Pembuka
Dasar kemerdekaa Menanya n UUD NRI an UUD
Negara n 17 Proklamasi Tahun NRI
Republik Agustus  Bertanya jawab kemerdeka 1945 Tahun
Indonesia 1945 tentang an 1945
Tahun Pembukaan UUD
1945 NRI Tahun 1945

mejelaskan Menyusu
proses n data
4.2Menyaji Konsep Mengumpulkan data perumusan (dalam
hasil Pembukaan bentuk
telaah  proses  Mengumpulkan UUD NRI laporan
pokok- perumusan data dari berbagai 1945 tertulis)
pokok Pembukaan sumber tentang mengena
pikiran UUD NRI Pembukaan UUD i

48
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Pembukaa 1945 NRI Tahun 1945 hubunga


n Undang- n alinea
Undang  perumusan menjelaska pertama
Dasar proklamasi n sampai
Negara kemerdekaa Mengasosiasikan perumusan alinea ke
Republik n RI proklamasi empat
Indonesia  Mencari hubungan kemerdeka mengol Pembuka
Tahun  Hubungan alinea pertama an RI ah data an UUD
1945. Pembukaan sampai alinea ke- yang NRI
dengan empat Pembukaan terkump Tahun
Proklamasi UUD NRI Tahun ul 1945
1945 menghubu mengen
ngkan ai
Pembukaan Pembuk
Prinsip UUD NRI aan UUD Rubrik
Mengomunikasikan 1945 dan NRI
 Kedudukan Proklamasi Tahun
pembukaan  Mempresentasikan Kemerdeka 1945
UUD NRI hasil diskusi an
Tahun 1945 tentang
Pembukaan
 Pembukaan Undang-Undang Menyaji
sebagai Dasar Negara kan
staat Republik Indonesia hasil
fundamenta tahun 1945 diskusi
l norm tentang
Pembuk
aan
Undang-
Undang
Dasar

49
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Negara
Republik
Indonesi
a tahun
1945 Portofoli
o

2. Mak Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam Tes: menulis Tugas:


na an atan kanMakn
pok  Naskah  Menyimak makna terhadap (jurnal) Lisan/Tuli a Mengum
ok- Pembukaan pokok-pokok sesama sikap san pokok- pulkan
pok UUD NRI pikiran yang dalam pokok data
ok 1945 terkandung dalam  Kepeduli kegiata pikiran dari
piki Pembukaan dan an n yang berbagai
ran pasal-pasal UUD terhadap pembel terkandu sumber
yan NRI Tahun 1945 bangsa ajaran/ Menjelask ng dalam tentang
g Konsep di luar an Pokok- Pembuka pokok
terk  Kepeduli kelas pokok an dan pikiran
and  Pokok an pikiran pasal- yang
ung pikiran yang terhadap yang pasal terkand
dala terkandung tanah air terkandung UUD NRI ung
m dalam Menanya Penilaia dari alinea Tahun dalam
Pem pembukaan n diri satu 1945 Pembuk
buk UUD NRI  Menanyakan sampai aan UUD
aan Tahun 1945 makna pokok- alinea NRI
UUD pokok pikiran yang keempat Tahun
NRI  Makna terkandung dalam Penilaia dan pasal- 1945
Tah Pembukaan Pembukaan dan n antar pasalnya
un UUD NRI pasal-pasal UUD teman Mengola
194 1945 NRI Tahun 1945 h data
untuk Membua

50
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

5 mencari t tulisan
hubunga mengen
Prinsip Mengumpulkan data n makna ai
pokok makna
 Kedudukan  Mengumpulkan pikiran pokok-
pembukaan data dari berbagai yang pokok
UUD NRI sumber tentang terkandu pikiran
Tahun 1945 makna pokok- ng dari yang
pokok pikiran yang alinea terkand
terkandung dalam satu ung
Pembukaan UUD sampai dalam
NRI Tahun 1945 alinea Pembuk
keempat aan dan
dan pasal-
keterkai pasal
Mengasosiasikan tan UUD NRI
pasal- Tahun
 Mencari hubungan pasal 1945
makna pokok UUD NRI
pikiran yang Tahun
terkandung dari 1945
alinea satu sampai
empat dalam
Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 Menyaji
dan keterkaitan kan
pasal-pasalnya laporan
mengena
i
hubunga
n makna

51
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Mengomunikasikan pokok
pikiran
 Mempresentasikan yang
makna pokok- terkandu
pokok pikiran Percaya ng dari Rubrik
Pembukaan UUD diri alinea
NRI Tahun 1945 satu
dan keterkaitan sampai
dengan pasal- alinea
pasalnya keempat
dan
keterkai
tan
pasal-
pasal
UUD NRI
Tahun Portofol
1945 io

3.3 Memahami 5. Ben Fakta : Mengamati nasionali Pengam Menjelask Tes: Menyusu Tugas:
bentuk tuk sme atan an tentang n data
dan Neg  NKRI  Membaca dari sikap bentuk Lisan/Tuli tentang Mengum
kedaulata ara berbagai sumber dalam negara san bentuk pulkan
n negara dan  Naskah tentang bentuk kegiata UUD NRI negara data dari
sesuai Pem UUD NRI negara dan n tahun 1945 dan berbagai
dengan erin 1945 pemerintahan yang pembel pemerin sumber
Undang - sesuai dengan UUD ajaran/ tahan tentang
Undang taha NRI tahun 1945 di luar yang bentuk
Dasar n menjelask sesuai negara

52
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Negara kelas am bentuk dengan dan


Republik pemerinta UUD NRI pemerint
Indonesia Menanya han yang tahun ahan
Tahun sesuai 1945 yang
1945.  Menanyakan Penilaia dengan sesuai
tentang bentuk n diri UUD NRI dengan
Konsep: negara dan tahun 1945 UUD NRI
4.3Menyaji pemerintahan yang tahun
hasil  Pengertian sesuai dengan UUD 1945
telaah bentuk NRI tahun 1945 Penilaia
bentuk negara n antar
dan teman
kedaulata  Macam- Pengama
n negara macam tan
sesuai bentuk aktivitas
dengan negara Mengumpulkan data Portofol Mengola dalam
Undang io h data
Undang  Bentuk  Mengumpulkan yang Diskusi
Dasar negara RI data dari berbagai terkump kelompo
Negara menurut sumber tentang ul k
Republik UUD NRI bentuk negara dan mengena (Rubrik)
Indonesia 1945 pemerintah yang i bentuk membah
Tahun sesuai dengan UUD negara as hasil
1945.  Pengertian NRI tahun 1945 dan pengump
kedaulatan pemerin ulan
negara tahan data
yang
 Sifat sesuai
kedaulatan dengan
negara Mengasosiasikan UUD NRI Membuat
tahun laporan

53
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

 Kedaulatan  Mencari hubungan 1945 hasil


NKRI antara bentuk pengump
menurut negara dan ulan
UUD NRI pemerintah data
1945 Republik Indonesia Menyaji
sesuai dengan UUD kan
NRI tahun 1945 lappran
tentang
Prinsip: bentuk
negara
UUD NRI 1945 Mengomunikasikan dan
pemerin
 Menyimpulkan tahan
hasil diskusi yang
tentang bentuk sesuai
negara dan dengan Mempres
pemerintahan UUD NRI entasika
Indonesia sesuai tahun n
dengan UUD NRI 1945 (rubrik)h
Tahun 1945 asil
laporan
 Meyajikan hasil di depan
diskusi tentang kelas
bentuk negara dan
pemerintahan
Indonesia sesuai
dengan UUD NRI Portofoli
Tahun 1945 o

6. Sist Fakta Mengamati Nasionalis Pengam Tes: Menyusu Tugas:


em atan n data

54
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Pem  Sistem  Membaca dari me Rubrik Menjelask Lisan/Tuli mengena Mengum


erin pemerintah berbagai literatur sikap an sistem san i sistem pulkan
ta- an NKRI tentang sistem dalam pemerinta pemerin data dari
han pemerintahan kegiata han negara tahan berbagai
Neg  Sistem Negara Republik n Republik negara sumber
ara pemerintah Indonesia pembel Indonesia Republik tentang
an yang ajaran/ yang Indonesi sistem
pernah di luar dikehendak a yang pemerint
dilaksanaka kelas i UUD NRI dikehen ahan
n di Menanya tahun 1945 daki UUD negara
Indonesia NRI Republik
 Menanyakan tahun Indonesi
tentang sistem Penilaia 1945 a yang
pemerintahan n diri Menjelask dikehend
Konsep Negara Republik an sistem aki UUD
Indonesia pemerinta NRI
 Bentuk han yang tahun
pemerintah pernah 1945
an dilaksanak
Mengumpulkan data an di
 Sistem Indonesia
pemerintah  Mengumpulkan Pengama
an NRI data dari berbagai tan
sumber termasuk aktivitas
internet dan media dalam
cetak serta
elektronik tentang Diskusi
sistem kelompo
Prinsip pemerintahan Menjelask k(rubrik)
Negara Republik an bentuk membah
Mengola as hasil
 UUD NRI

55
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Tahun 1945 Indonesia negara h data pengump


Mencari ulan
 Ciri-ciri hubunga data
sistem n antara
pemerintah sistem
an pemerin
Menjelask tahan Membuat
an bentuk Indonesi laporan
pemerinta a yang hasil
han ada di pengump
Mengasosiasikan Indonesi ulan
a dengan data
 Mencari hubungan sistem sistem
antara sistem pemerin pemerint
pemerintahan tah yang ahan
Indonesia yang ada sesuai negara
di Indonesia dengan Republik
dengan sistem UUD NRI Indonesi
pemerintah yang Tahun a yang
sesuai dengan UUD 1945 dikehend
NRI Tahun 1945 aki UUD
NRI
tahun
1945
Mengomunikasikan
Menyaji
 Mempresentasikan kan
sistem sistem
pemerintahan pemerin
Indonesia yang tahan Rubrik
sesuai dengan UUD negara

56
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

NRI Tahun 1945 Republik


Indonesi
a yang Portofoli
dikehen o
daki UUD
NRI
tahun
1945

7. Ked Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam Menjelask Tes: Menyusu Tugas:


aula an atan an sifat n data
tan  Kedaulatan  Mencari dari terhadap sikap hakikat Lisan/Tuli tentang Mengum
Neg Negara berbagai sumber sesama dalam negara, san sifat pulkan
ara tentang sifat kegiata hakikat data dari
hakikat negara,  Kepeduli n negara, berbagai
pengertian an pembel pengerti sumber
kedaulatan dan terhadap ajaran/ Menjelaska an tentang
macam-macam tanah air di luar n kedaulat sifat
kedaulatan negara kelas pengertian an dan hakikat
 Kepeduli kedaulatan macam- negara,
Konsep an negara macam pengerti
terhadap kedaulat an
 Sifat bangsa Penilaia an kedaulat
hakikat n diri negara an dan
negara Menanya Membedak macam-
an macam- macam
 Kedaulatan  Menanyakan macam kedaulat
negara tentang sifat Porotof kedaulatan an
hakikat negara dan olio negara negara
 Macam- kedaulatan negara
macam

57
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

kedaulatan Mengola
negara h data
Mengumpulkan data untuk Pengama
Mencari tan
 Mengumpulkan hubunga aktivitas
Prinsip data dari berbagai n pasal- dalam
sumber tentang pasal
 Sifat sifat hakikat UUD NRI Diskusi
hakikat negara dan tahun kelompo
negara kedaulatan Negara 1945 k
menurut Republik Indonesia dengan membah
UUD NRI sifat as hasil
Tahun 1945 hakikat pengump
negara ulan
 Kedaulatan Mengasosiasikan dan data
negara kedaulat
menurut  Mencari hubungan an
UUD NRI pasal-pasal UUD negara
Tahun 1945 NRI tahun 1945 Membuat
dengan sifat laporan
hakikat negara dan hasil
kedaulatan negara pengump
ulan
Menyaji data
kan sifat sifat
Mengomunikasikan hakikat hakikat
negara, negara,
 Menyimpulkan dasil pengerti pengerti
diskusi tentang an an
kedaulatan negara kedaulat kedaulat
Indonesia sesuai an dan an dan

58
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

dengan UUD NRI macam- macam-


Tahun 1945 macam macam
 Mempresentasikan kedaulat kedaulat
hasil pengumpulan an an
data tentang negara negara
kedaulatan negara
Indonesia sesuai
dengan Undang-
Undang Dasar Mempres
Negara Republik entasika
Indonesia tahun n hasil
1945 laporan
di depan
kelas

Portofoli
o

3.4 Memahami 1. Hub Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam menjelask Tes: Menyusu Tugas:
hubungan ung an atan an n data
struktural an lembaga  Membaca dari terhadap sikap hubungan Lisan/Tuli mengena Mengum
dan stru negara berbagai sumber sesama dalam struktural san i pulkan
fungsional ktur tentang hubungan kegiata dan hubunga data dari
pemerinta al Gubernur struktural dan  Kepeduli n fungsional n berbagai
han pusat dan fungsional an pembel pemerinta struktur sumber
dan fung Wali pemerintahan pusat terhadap ajaran/ han pusat al dan tentang
daerah sion kota/Bupati dan daerah tanah air di luar dan daerah fungsion hubunga
menurut al menurut UUD kelas menurut al n
Undang- pem Negara Republik  Kepeduli UUD pemerin struktura

59
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Undang erin Konsep Indonesia Tahun an Negara tahan l dan


Dasar taha 1945 terhadap Republik pusat fungsion
Negara n  Pemerintah bangsa Penilaia Indonesia dan al
Republik pus an pusat n diri Tahun 1945 daerah pemerint
Indonesia at menurut ahan
Tahun dan  Pemerintah Menanya UUD pusat
1945. dae an daerah Negara dan
rah  Menanyakan Republik daerah
men  Otonomi tentang hubungan Indonesi menurut
urut daerah struktural dan a Tahun UUD
4.4Menyaji UUD fungsional 1945 Negara
hasil Neg pemerintahan pusat Republik
telaah ara dan daerah Indonesi
hubungan Rep menurut UUD NRI a Tahun
struktural ubli Tahun 1945 Mengola 1945
dan k h data
fungsional Indo untuk
pemerinta nesi mencari
han pusat a Mengumpulkan data hubunga Pengama
dan Tah n tan
daerah un  Mengumpulkan data struktur aktivitas
menurut 194 dari berbagai al dan dalam
Prinsip
Undang- 5 sumber tentang fungsion
Undang hubungan al Diskusi
 UUD NRI
Dasar struktural dan pemerin kelompo
1945
Negara fungsional tahan k
Republik pemerintahan pusat pusat membah
 Pembagian dan
Indonesia dan daerah as hasil
kewenangan daerah
Tahun menurut UUD pengump
Pusat dan menurut
1945 Negara Republik ulan
Daerah UUD
Indonesia Tahun

60
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

1945 Negara data


Republik
4.9.1 Berint Indonesi
eraksi a Tahun
dengan Mengasosiasikan 1945 Membuat
teman dan laporan
orang lain  Mencari hubungan hasil
berdasark struktural dan pengump
an prinsip fungsional ulan
saling pemerintahan pusat data
menghorm dan daerah Menyaji hubunga
ati, dan menurut UUD kan n
mengharg Negara Republik hubunga struktura
ai dalam Indonesia Tahun n l dan
keberaga 1945 struktur fungsion
man suku, al dan al
agama, fungsion pemerint
ras, al ahan
budaya, Mengomunikasikan pemerin pusat
dan tahan dan
gender  Menyimpulkan hasil pusat daerah
pengumpulan data dan menurut
tentang Menyimpul daerah UUD
pelaksanaan kan menurut Negara
hubungan pelaksanaa UUD Republik
struktural dan n Negara Indonesi
fungsional hubungan Republik a Tahun
pemerintahan pusat struktural Indonesi 1945
dan daerah dan a Tahun
menurut UUD fungsional 1945
Negara Republik pemerinta

61
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Indonesia Tahun han pusat Mempres


1945 dan entasika
 Mempresentasikan daerah n hasil
tentang menurut laporan
pelaksanaan UUD di depan
hubungan Negara kelas
struktural dan Republik
fungsional Indonesia
pemerintahan pusat Tahun
dan daerah 1945 Portofoli
menurut UUD o
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945

2. Oto Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam Tes: Menyusu Tugas:


nom an atan n data
i  Otonomi  Membaca dari terhadap sikap Menjelask Lisan/Tuli tentang Mengum
Dae Daerah berbagai sumber sesama dalam an san pelaksan pulkan
rah (media cetak dan kegiata pelaksanaa aan data dari
elektronik) tentang  Kepeduli n n otonomi otonomi berbagai
pelaksanaan an pembel daerah di daerah sumber
Konsep otonomi daerah di terhadap ajaran/ wilayahnya di tentang
wilayahnya tanah air di luar wilayahn pelaksan
 Pengertian kelas ya aan
otonomi  Kepeduli otonomi
an daerah
 Sentralisasi Menanya terhadap di
dan Penilaia wilayahn

62
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

desentralisa  Menanyakan bangsa n diri ya


si tentang
pelaksanaan
otonomi daerah di
Indonesia

Prinsip
Mengumpulkan data Pengama
 UUD NRI tan
1945  Mengumpulkan data Mengola aktivitas
dari berbagai h data dalam
 UU No. 32 sumber tentang tentang
Tahun pelaksanaan pelaksan Diskusi
2004 otonomi daerah di aan kelompo
Indonesia otonomi k
Prosedur daerah membah
di as hasil
 Tata cara wilayahn pengump
pelaksanaa Mengasosiasikan ya ulan
n tugas dan data
wewenang  Mencari hubungan
pemerintah antara pelaksanaan
daerah otonomi daerah Menyaji
dengan realisasi Menjelask kan Membuat
pembangunan yang an pelaksan laporan
dilakukan oleh hubungan aan hasil
pemerintah daerah antara otonomi pengump
di wilayahnya pelaksanaa daerah ulan
masing-masing n otonomi di data
daerah wilayahn pelaksan

63
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

dengan ya aan
realisasi otonomi
Mengomunikasikan pembangu daerah
nan yang di
 Mempresentasikan dilakukan wilayahn
hasil kajian oleh ya
pelaksanaan pemerinta
otonomi daerah di h daerah
wilayahnya di
wilayahny Mempres
a masing- entasika
masing n hasil
laporan
di depan
kelas

Portofoli
o

3.5 Memahami 3. Sist Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam menjelask Tes: Menyusu Tugas:
sistem em an atan an tentang n data
hukum huk  lembaga-  Membaca tentang terhadap sikap pengertian Lisan/Tuli tentang Mengum
dan um lembaga pengertian, sesama dalam , hukum san pengerti pulkan
peradilan dala peradilan tujuan, macam- kegiata an, data dari
nasional m macam  Kepeduli n menjelask tujuan, berbagai
dalam NKR penggolongan, dan an pembel an tujuan macam- sumber
lingkup I sumber hukum terhadap ajaran/ hukum macam tentang
NKRI. Konsep serta tata urutan tanah air di luar penggolo tentang
peraturan hukum ngan, pengerti

64
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

 Pengertian di Indonesia  Kepeduli kelas dan an,


hukum an sumber tujuan,
4.5Menyaji terhadap membedak hukum macam-
hasil  Tujuan bangsa an macam- serta macam
telaah hukum Menanya Penilaia macam tata penggolo
sistem n diri penggolon urutan ngan,
hukum  Macam-  Menanyakan gan hukum peratura dan
dan macam tentang n hukum sumber
peradilan penggolong pengertian, di hukum
nasional an hukum tujuan, macam- Indonesi serta
dalam macam menjelask a tata
lingkup  Sumber penggolongan, dan an sumber urutan
NKRI hukum sumber hukum hukum peratura
serta tata urutan n hukum
peraturan hukum di
di Indonesia Indonesi
menguraik a
an tentang
Prinsip tata urutan
Mengumpulkan data peraturan
UU No. 12 hukum di
Tahun 2011  Mengumpulkan Indonesia
data dari berbagai
sumber tentang
pengertian,
Prosedur tujuan, macam-
macam Pengama
penggolongan, dan tan
 Tata
sumber hukum aktivitas
peraturan
serta urutan tata dalam
hukum di
Indonesia peraturan hukum Mengola

65
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

di Indonesia h data Diskusi


tentang kelompo
pengerti k
an, membah
tujuan, as hasil
macam- pengump
Mengasosiasikan macam ulan
penggolo data
 Mencari hubungan ngan,
rasa keadilan dan
masyarakat dengan sumber
sistem hukum di hukum Membuat
Indonesia serta laporan
tata hasil
urutan pengump
peratura ulan
Mengomunikasikan n hukum data
di tentang
 Mempresentasikan Indonesi pengerti
hasil diskusi a an,
tentang tujuan,
pengertian, macam-
tujuan, macam- macam
macam penggolo
penggolongan ngan,
hukum, dan Menyaji dan
sumber serta tata kan sumber
urutan peraturan tentang hukum
hukum di pengerti serta
Indonesia an, tata
tujuan, urutan

66
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

macam- peratura
macam n hukum
penggolo di
ngan, Indonesi
dan a
sumber
hukum
serta
tata Mempres
urutan entasika
peratura n hasil
n hukum laporan
di di depan
Indonesi kelas
a

Portofoli
o

4. Sist Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam menjelask Tes: Menyusu Tugas:


em an atan an n data
per  peradilan di  Mencari informasi terhadap sikap pengertian Lisan/Tuli tentang Mengum
adil Indonesia tentang sesama dalam , peradilan san pengerti pulkan
an pengertian, kegiata di an, data dari
Indo  Macam- tujuan, macam-  Kepeduli n Indonesia tujuan, berbagai
nesi macam macam peradilan an pembel macam- sumber
a lembaga di Indonesia serta terhadap ajaran/ macam tentang
peradilan di tugas dan tanah air di luar peradila pengerti
Indonesia fungsinya kelas Menjelask n di an,
 Kepeduli an tujuan, Indonesi tujuan,

67
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

an peradilan a serta macam-


terhadap di tugas macam
Konsep Menanya bangsa Penilaia Indonesia dan peradila
n diri fungsiny n di
 Pengertian  Menanyakan a Indonesi
peradilan tentang sistem a serta
peradilan di membedak tugas
 Tujuan Indonesia, an macam- dan
peradilan perangkat lembaga macam fungsiny
peradilan, macam- peradilan a
 Macam- macam lembaga di
macam peradilan, dan Indonesia
peradilan peran lembaga
peradilan Pengama
 Tugas dan tan
fungsi menguraik aktivitas
peradilan an tugas dalam
Mengumpulkan data dan fungsi
peradilan Diskusi
 Mengumpulkan data di kelompo
dari berbagai Indonesia k
sumber tentang membah
Prinsip sistem peradilan di as hasil
Indonesia pengump
Mengola ulan
 UUD NRI
h data data
Tahun 1945
tentang
 UU No. 48 untuk
Tahun 2009 mencara
Mengasosiasikan i Membuat
Tentang
hubunga laporan
kekuasaan

68
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

kehakiman  Mencari hubungan n proses hasil


proses peradilan peradila pengump
dengan putusan n dengan ulan
pengadilan yang putusan data
Prosedur berbeda-beda pada pengadil pengerti
kasus yang sama an yang an,
 Proses berbeda- tujuan,
peradilan beda macam-
dan pada macam
kasus peradila
 Putusan yang n di
pengadilan Mengomunikasikan sama Indonesi
a serta
 Mempresentasikan tugas
hasil diskusi tentang dan
sistem peradilan fungsiny
nasional dalam a
lingkup NKRI

Menyaji
kan
pengerti
an, Mempres
tujuan, entasika
macam- n hasil
macam laporan
peradila di depan
n di kelas
Indonesi
a serta
tugas

69
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

dan Portofoli
fungsiny o
a

3.6 Menganali 1. Pela Mengamati  Kepeduli Pengam Menjelask Tes: Menyusu Tugas:
sis kasus ngg an atan an tentang n data
pelanggar aran Fakta  Membaca dari terhadap sikap kasus Lisan/Tuli tentang Mengum
an hak Hak berbagai media sesama dalam pelanggara san contoh pulkan
dan  Kasus (cetak dan kegiata n hak kasus data dari
pengingka pelanggaran elektronik)  Kepeduli n pelangga berbagai
ran Hak (Hak tentang contoh an pembel ran hak sumber
kewajiban untuk kasus pelanggaran terhadap ajaran/ tentang
sebagai memperole hak tanah air di luar menjelask kasus
warga h kelas an hak pelangga
negara pendidikan  Kepeduli warga ran hak
dan an negara
pelayanan Menanya terhadap
kesehatan) bangsa Penilaia
4.6Menyaji  Menanyakan n diri Mengola
analisis Konsep tentang berbagai menunjuk h data
penangana bentuk contoh kan sumber Pengama
n kasus  Hak warga kasus pelanggaran contoh tentang tan
pelanggar negara hak penangana berbagai aktivitas
an hak n kasus contoh dalam
dan  Penanganan pelanggara kasus
pengingka kasus n hak pelangga Diskusi
ran pelanggaran kelompo

70
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

kewajiban hak Mengumpulkan data ran hak k


sebagai membah
warga  Mengumpulkan as hasil
negara data dari berbagai pengump
Prinsip sumber tentang ulan
berbagai contoh data
UUD NRI kasus pelanggaran Menyaji
Tahun 1945 hak kan
kasus
UU No. 48 pelangga Membuat
Tahun 2009 ran hak laporan
Tentang Mengasosiasikan hasil
Kekuasaan pengump
Kehakiman  Mencari hubungan ulan
antara pelanggaran data
hak dengan kasus
penanganan pelangga
Prosedur pelanggaran hak ran hak
yang berbeda-beda
 Penataan pada kasus yang
sistem sama
peradilan

Mempres
. entasika
n hasil
Mengomunikasikan laporan
di depan
 Mempresentasikan kelas
hasil diskusi
tentang berbagai

71
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

contoh kasus
pelanggaran hak
Portofoli
o

2. Pen Mengamati  Kepeduli Pengam Tes: Menyusu Tugas:


ging an atan n data
kara Fakta  Membaca dari terhadap sikap Menjelask Lisan/Tuli tentang Mengum
n berbagai media sesama dalam an tentang san kasus pulkan
kew  Pengingkara (cetak dan kegiata kasus pengingk data dari
ajib n terhadap elektronik)  Kepeduli n pengingkar aran berbagai
an kewajiban tentang contoh an pembel an kewajiba sumber
sebagai kasus pengingkaran terhadap ajaran/ kewajiban n tentang
warga kewajiban tanah air di luar kasus
negara kelas pengingk
(tidak  Kepeduli aran
membayar an menunjuk kewajiba
pajak) Menanya terhadap kan n
bangsa Penilaia contoh
 Menanya tentang n diri kasus
berbagai kasus penangana Mengola
pengingkaran n h data Pengama
kewajiban pengingkar dari tan
Konsep an berbagai aktivitas
Mengumpulkan data kewajiban sumber dalam
 Pengingkara tentang
n kewajiban  Mengumpulkan berbagai Diskusi
data dari berbagai kasus kelompo
 Tanggung sumber tentang pengingk k

72
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

jawab berbagai kasus aran membah


pribadi pengingkaran kewajiba as hasil
kewajiban n pengump
ulan
data

Mengasosiasikan
Prinsip
 Mencari hubungan Membuat
UUD NRI antara kasus laporan
Tahun 1945 pengingkaran Menyaji hasil
kewajiban dengan kan pengump
UU No. 28 rasa tanggung kasus ulan
Tahun 2007 jawab pribadi pengingk data
tentang aran kasus
ketentuan . kewajiba pengingk
umun dan n aran
tata cara Mengomunikasikan kewajiba
perpajakan n
 Mempresentasikan
UU No. 14 hasil diskusi
Tahun 2002 tentang berbagai
tentang bentuk kasus Mempres
pengadilan pengingkaran entasika
pajak kewajiban n hasil
laporan
Prosedur di depan
kelas
 Tata cara
Peradilan
Pajak

73
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Portofoli
o

3.7 Menganali Anca Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam Tes: Menyusu Tugas:
sis man an atan n data
indikator terha  Hilangnya  Membaca dan terhadap sikap Lisan/Tuli tentang Mengum
ancaman dap Timor menyimak dari sesama dalam san kasus pulkan
terhadap negar timur, berbagai media kegiata berbagai data dari
negara a sipadan dan (cetak dan  Kepeduli n bentuk berbagai
dalam Indon ligitan elektronik) an pembel ancaman sumber
membang esia tentang contoh terhadap ajaran/ terhadap tentang
un  diklaimnya kasus ancaman tanah air di luar negara kasus
integrasi seni reog terhadap negara kelas Indonesi ancaman
nasional batik Indonesia  Kepeduli a dalam terhadap
dengan an bingkai negara
bingkai Konsep terhadap Bhinneka Indonesi
BhinnekaT bangsa Penilaia Tunggal a
unggal  Ancaman, n diri Menjelask Ika
Ika. hambatan an
dan Menanya ancaman,
tantangan hambatan,
 Menanyakan dan
4.7Menyaji  Bentuk- tentang berbagai tantangan Pengama
hasil bentukParti bentuk ancaman terhadap tan
analisis sipasi terhadap negara negara aktivitas
tentang sebagai Indonesia dalam Indonesia dalam
indikator warga bingkai Bhinneka
ancaman negara Tunggal Ika Diskusi
terhadap dalam kelompo
negara keutuhan Menjelask k
dalam wilayah an bentuk- membah

74
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

membang negara bentuk Mengola as hasil


un partisipasi h data pengump
integrasi Mengumpulkan data sebagai untuk ulan
nasional warga mencari data
dengan Prinsip  Mengumpulkan data negara hubunga
bingkai dari berbagai n antara
Bhinneka  Mempertah sumber tentang ancaman
Tunggal ankan berbagai bentuk yang Membuat
Ika. empat pilar ancaman terhadap dilakuka laporan
yang terdiri negara Indonesia n hasil
4.9.2 Menyaji dari: dalam bingkai menghubu terhadap pengump
bentuk Pancaila, Bhinneka Tunggal ngkan Indonesi ulan
partisipasi UUD NRI Ika antara a dengan data
kewargane 1945, ancaman lemahny kasus
garaan Bhineka yang a rasa ancaman
yang Tunggal Ika, dilakukan ke- terhadap
mencermi dan NKRI Mengasosiasikan terhadap Bhinneka negara
nkan Indonesia Tunggal Indonesi
komitmen  Mencari hubungan dengan Ika-an a
terhadap antara ancaman lemahnya sebagai
keutuhan yang dilakukan rasa ke- wargane
nasional terhadap Indonesia Bhineka gara
dengan lemahnya Tunggal Mempres
rasa ke-Bhinneka Ika-an entasika
Tunggal Ika-an n hasil
sebagai laporan
warganegara di depan
Menyaji kelas
. kan
kasus
ancaman

75
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

Mengomunikasikan terhadap Portofoli


negara o
 Mempresentasika Indonesi
n hasil diskusi a
tentang berbagai
bentuk ancaman
terhadap Negara
Kesatuan Republik
Indonesia

3.8 Memahami Kesad Fakta Mengamati  Kepeduli Pengam menjelaska Tes: Menyusu Tugas:
pentingnya aran an atan n n data
kesadaran berba  Pengalaman  Membaca dari terhadap sikap pengalama Lisan/Tuli tentang Mengum
berbangsa ngsa sejarah berbagai literatur sesama dalam n sejarah san bentuk- pulkan
dan dan Indonesia tentang bentuk- kegiata Indonesia bentuk data dari
bernegara berne bentuk kesadaran  Kepeduli n kesadara berbagai
dilihat dari gara  Letak berbangsa dan an pembel n sumber
konteks Indonesia bernegara dalam terhadap ajaran/ berbangs tentang
sejarah dan pada posisi konteks sejarah tanah air di luar menunjuka a dan tentang
geopolitik strategis dan geopolitik kelas n letak bernegar bentuk-
Indonesia. Indonesia  Kepeduli geopolitik a dalam bentuk
an Indonesia konteks kesadara
terhadap sejarah n
bangsa Penilaia dan berbangs
4.8Menyaji Menanya n diri geopoliti a dan
analisis Menjelask k bernegar
tentang  Menanyakan an tentang Indonesi a dalam
pentingnya Konsep tentang bentuk- a konteks
kesadaran kesadaran bentuk sejarah

76
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

berbangsa  Kesadaran berbangsa dan kesadaran dan


dan berbangsa bernegara dalam berbangsa geopoliti
bernegara dan konteks sejarah dan Mengola k
dilihat dari bernegara dan geopolitik bernegara h data Indonesi
konteks (Nasionalis Indonesia (nasionalis tentang a
sejarah dan me dan me, bentuk-
geopolitik Patriotisme) patriotisme bentuk
Indonesia ) kesadara
 Tahap n
pembinaan berbangs
persatuan Mengumpulkan data a dan
Menjelaska bernegar
 geopolitik  Mengumpulkan data n tahap a dalam
dari berbagai pembinaan konteks
sumber tentang persatuan sejarah Pengama
kesadaran dan tan
Prinsip berbangsa dan geopoliti aktivitas
bernegara dalam k dalam
 wawasan konteks sejarah dan mejelaskan Indonesi
Nusantara geopolitik Indonesia geopolitik a Diskusi
kelompo
 Ketahanan k
Nasional membah
menjelaska Menyaji as hasil
n wawasan kan pengump
Mengasosiasikan nusantara tentang ulan
bentuk- data
 Mencari bentuk
hubungan antara kesadara
kesadaran menjelask n
berbangsa dan an berbangs Membuat

77
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

bernegara dalam ketahanan a dan laporan


konteks sejarah nasional bernegar hasil
dan geopolitik a dalam pengump
Indonesia konteks ulan
sejarah data
Mengomunikasikan dan tentang
geopoliti bentuk-
 Melaporkan hasil k bentuk
pengumpulan Indonesi kesadara
data berkaitan a n
dengan berbangs
kesadaran a dan
berbangsa dan bernegar
bernegara dalam a dalam
konteks sejarah konteks
dan geopolitik sejarah
Indonesia dan
geopoliti
k
Indonesi
a

Mempres
entasika
n hasil
laporan
di depan

78
Kompetensi Materi Materi Alternatif Sikap Pengetahuan Keterampilan
Dasar Pokok Pembelajara Pembelajaran
n Penilaia Indikator Penilaian Indikato Penilaia
n r n

kelas

Portofoli
o

79
BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa


semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak
hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses


pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi
guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD
yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan
dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada
KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.

80
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran


saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

81
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New
York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003
No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


82
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Satu
Kelompok Mapel : Wajib Kelompok A
MateriPokok : Pelanggaran HAM
AlokasiWaktu : 3 x 2 JP

KompetensiInti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
Bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KompetensiDasar
1.3 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan
bermasyarakat.
1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan idiologi,
politik, ekonomi, sosial budaya.

3.9 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan


pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
4.9 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan
pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Indikator
 Menyebutkan beberapa kasus pelanggaran HAM
 Menjelaskan pengertian HAM
 Menguraikan penggolongan HAM
 menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-
nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999
 Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia
 Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM
 Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM
 Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM
83
 Menyajikan hasil laporan

TujuanPembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi Peserta didik dapat:
 Menjelaskan pengertian HAM
 Menguraikan penggolongan HAM
 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-nilai
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999
 Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia
 Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM
 Menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya
 Menghargai keyakinan Pemeluk agama lain
 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara

Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan Peserta didik


dapat:
 Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM
 Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM
 Menyajikan hasil laporan

MateriPembelajaran

Fakta

 Kasus pelanggaran HAM di Indonesia (contoh kasus 12 Mei 1998


 Kasus pelanggaran HAM di lingkungan setempat (contoh: kasus Kedung Ombo, Tanah
Merah, Tanjung Priok, Lapas Cebongan Yogyakarta)

Konsep
 Pengertian HAM
 Penggolongan HAM
 Pelanggaran HAM

Prinsip
 Piagam HAM sedunia(The Universal Declaration of Human Rights)
 Nilai-nilai Pancasila
 UUD NRI Tahun 1945
 UU No. 39/1999 tentang HAM ()

MetodePembelajaran
1. Strategi : PBL
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode :
 Pengamatan
84
 Dikusi kelompok
 Presentasi
 Penugasan/Analisis dan Penyusunan Laporan
Alat/Media/Bahan
 Alat : LCD proyektor, Jaringan Internet, dan computer.
 Media : Video Pembelajaran tentang kasus pelanggaran HAM
 Bahan ajar : Buku PPKn kelas X, UUD NRI tahun 1945, UU no 39/1999, dan
The Universal Declaration of Human Rights

85
Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
 Bertanya pada Peserta didik contoh kasus pelanggaran HAM yang
diketahui
 Menjelaskan pelanggaran HAM juga bertentangan dengan ketentuan 15 menit
berbagai agama
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Melaksanakan pretes tentang Pelanggaran HAM

Kegiatan Inti:

Mengamati
 Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berbagai
literatur dan media cetak
 Menyaksikan penayangan Video awal reformasi tahun 1998 (12 Mei
1998)

Menanya
 Menanyakan sebab-sebab kasus pelanggaran HAM di Indonesia
 Menanyakan intisari dari tayangan video

Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
 Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya terkait
dengan kasus pelanggaran HAM di Indonesia
 Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan
elektronik tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia 60 menit
 Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan
elektronik tentang sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di
Indonesia

Mengasosiasikan
 Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan aspek social budaya ,
politik, ekonomi dan Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia
 Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan nilai-nilai Pancasila dan
pasal-pasal UUD NRI 1945, dan UU No. 39/1999
 Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan Piagam HAM
Internasional ( The Universal Declaration of Human Rights)

Mengkomunikasikan
 Mempresentasikan hasil analisis tentang berbagai kasus pelanggaran
HAM di Indonesia
 Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam
bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya

Penutup 15 menit
 Bersama Peserta didik menyimpulkan Kasus pelanggaran HAM di

86
Rincian Kegiatan Waktu
Indonesia
 Memberikan tugas mengamati kasus pelanggaran HAM di lingkungan
sekolah dan masyarakat sekitarnya
 Melaksanakan pos tes lisan

87
Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
 Merefleksi pembahasan pengertian HAM dan Pelanggaran HAM di
Indonesia
 Menagih dan mengingatkan tugas minggu sebelumnya untuk
mengamati berbagai kasus pelanggran HAM di lingkungan sekolah dan
15 menit
masyarakat sekitarnya
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Melaksanakan pretes lisan tentang pelanggaran HAM yang terjadi di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

KegiatanInti

Mengamati
 Mengamati/ menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM yang
terjadi dilingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

Menanya
 Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
 Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya berkaitan
60 menit
dengan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan
sekolah dan masyarakat sekitarnya

Mengasosiasikan
 Mencari hubungan pelanggaran HAM yang terjadi di sekolah dan
masyarakat sekitarnya dengan pelaksananaan nilai-nilai Pancasila dan
pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 serta UU No.39/1999

Mengkomunikasikan
 Membuat laporan berbagai kasus pelanggaran HAM di lingkungan
sekolah dan masyarakat sekitarnya
 Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam
bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya

Penutup
 Bersama Peserta didik menyimpulkan macam pelangagaran HAM di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
15 menit
 Memberikan tugas menyususn laporan dan presentasi tentang
pelanggran HAM di lingkungannya
 Melaksanakan pos tes lisan

Pertemuan Ketiga
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan 15 menit

88
Rincian Kegiatan Waktu
 Merefleksi hasil tugas yang sudah terkumpul
 Menagih dan mengingatkan tugas menyusun laporan tentang kasus
pelanggaran HAM di lingkungan sekitar
 Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui presentasi

KegiatanInti:

Mengamati
 Mengamati presentasi siswa dari kelompok lain tentang kasus
pelanggaran HAM di lingkungan sekitarnya

Menanya
 Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM yang
terjadi lingkungan sekitarnya

Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
 Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya berkaitan
dengan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan 45 menit
sekitarnya.

Mengasosiasikan
 Mencari hubungan pelanggaran HAM yang yang terjadi di lingkungan
sekitarnya dengan peraturan-peraturan tentang HAM yang berlaku

Mengkomunikasikan
 Mempresentasikan berbagai kasus pelanggaran HAM di terjadi di
lingkungan sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan
bernegara
 Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam
bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya

Penutup
 Peserta didik melaksanakan tes tertulis ulangan harian
30 menit
 Memberikan tugas membaca untuk pertemuan berikutnya tentang
upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

Penilaian

1. Tugas
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelanggaran HAM
di Indonesia, di lingkungan sekolah dan sekitarnya, dan di dunia Internasional dalam
rangka kehidupan berbangsa dan bernegara
- Diskusi kelompok membahas hasil pengamatan dan penugasan
- Membuat laporan hasil pengamatan dan penugasan
- Mempresentasikan hasil penugasan dan pengamatan di depan kelas
(format presentasi terlampir)

89
2. Observasi
Menilai kegiatan pengamatan dan tanya-jawab dan penyusunan laporan dalam
kelompok berkaitan contoh kasus pelanggaran HAM dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

3. Portofolio,
Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok
tentang kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, dalam kehidupan lingkungan
sekolah dan masyarakat sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan
bernegara(format portofolio terlampir)

4. Tes
Digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang Kasus pelanggaran HAM

Sumber/Referensi;

Buku Pegangan Kurikulum 2013


Buku PPKn kelas X
UUD NRI Tahun 1945
The Universal Declaration of Human Rights

http://psb-psma.go.org.id

Bandung, ..... September


2013
Mengetahui
KepalaSMA .... Guru Mata PPKn

.................................. ..................................
NIP. NIP.

CatatanKepalaSekolah
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............

90
Lampiran:
a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

DAN KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : PPKn

Kelas/Program : X/Wajib kelompok A

Kompetensi : KD 3.1dan 4.1

Jml
Observasi Kinerja Presentasi NilaI
Skor
No NamaSiswa tgjw
Akt Kerjsm Prnsrt Visual Isi
b

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Excely Faza Janeeta 4 4 3 4 3 3 21

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

91
17.

18.

19.

20.

21.

dst

Keterangan pengisian skor


4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang

92
Pretes/postes

Pretes/Postes Pertama

A. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah

No Pernyataan Benar Salah

1. Seorang majikan dapat menyuruh pramu wismanya untuk


khusus melayaninya selama 24 jam, karena dia sudah
membayar mahal untuk itu.

2. Mahasiswa dapat menuntut pemerintah untuk


membangun kembali kampus yang dirusak oleh
mahasiswa saat melakukan demo kenaikan BBM

3. Seorang gubernur dapat menggusur pedagang kaki lima


sesuai dengan kebijakan pemerintah

4. Seorang anak dapat menuntut orang tuanya yang


penghasilannya pas-pasan untuk membelikan motor baru
karena memang kewajiban orang tua untuk memenuhi
hak anaknya

5. Seorang siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran jika


belum melunasi kewajiban administratif

6. Anggota masyarakat tidak berhak untuk menikmati


fasilitas PLN maupum Telkom jika tidak memenuhi
kewajiban membayar tepat pada waktunya

B. Jawablah petanyaan berikut ini


1. Jelaskan pengertian HAM!
Jawab:......................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
............

2. Uraikan penggolongan HAM ditinjau dari objeknya !


Jawab:......................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
.........
3. Berikan contoh pelanggaran HAM di berbagai lingkungan kehidupan dan seba-
sebabnya! ( 5 kasus pelanggaran HAM)
Jawab:......................................................................................
...............................................................................................

93
...............................................................................................
.........

4. Berikan analisis faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM !


Jawab:......................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
........

5. Berikan analisis hubungan antara pelanggaran HAM tertentu dengan


peraturan peraturan yang berlaku !
Jawab:......................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
.........

b. Lembar Kerja Penyusunan Laporan ( dibagikan sebelum ke Perpustakaan )

1. Buatlah laporan pengamatan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus
pelanggaran HAM di Indonesia, di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Laporan tersebut diketik dalam kertas HVS ukuran A 4, dengan huruf Time New
Roman 12, line spacing double, Batas kanan 4 cm, kiri 3 cm, atas 4 cm, bawah 3
cm

3. Kirim laporan sebelum pertemuan berikutnya ke alamat e-mail saya (...)

4. Struktur laporan adalah sebagai berikut:


A. Judul Kasus Pelanggaran HAM
94
B. Tujuan Penulisan Laporan
C. Landasan teori
D. Analisis faktor–faktor penyebab timbulnya kasus pelanggaran HAM
(Analisis hubungan pelanggaran HAM dengan aspek Politik, Ekonomi,
Sosbud dan Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia)

E. Analisis hubungan antara Kasus pelanggaran HAM dengan Peraturan


tentang HAM
F. Kesimpulan
G. Referensi

95
FORMAT PENILAIAN LAPORAN HASIL PENUGASAN
(PORTOFOLIO)

Mata Pelajaran : PPKn


Kelas/Peminatan : X/MIA dan IIS
MateriPokok : Pelanggaran HAM

Skor
AspekPenilaian rata- Nilai
rata

yaanJawabanPertan
Penyajian Data
No NamaSiswa

Kejujuran
Ketelitian
Visual
1. Arsita Safitri 3 4 4 3 3 3,3 83
3
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

96
23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

97

Anda mungkin juga menyukai