Anda di halaman 1dari 18

Makalah Praktek Saluran Transmisi

Pengujian Saluran Transmisi dengan Metode Convensional dan


Metode Aplikasi PC

Oleh:

Anisyah (061830330862)
Kelana Bhramasta (061830330867)
M. Gempar Wahyu Alam (061830330869)
Shelia Putri Utami Gumay (061830330878)
Viola Adelia Zahra (061830330879)
Yona Chika Dara Pelita (061830330880)

Kelas : 4TC

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
DAFTAR ISI

A. Pengertian Saluran

Transmisi ..................................................................3

B. Metode Konveksional ................................................................................3

b.1 Media Transmisi Kabel ....................................................................4

b.2 Saluran Optik (Fiber Optik) .............................................................4

b.2.1 Prinsip Kerja Transmisi pada Serat Optik ......................................7

b.2.2 Teknik Penyambungan Serat Optik ...............................................7

C. Metode Aplikasi

PC .................................................................................10

c.1 Smithchart .......................................................................................11

D. Daftar Pustaka .........................................................................................17


I. Saluran Transmisi

Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima


informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara
keduanya. Jika jarak antara sumber informasi dengan penerima informasi dekat,
maka sistem transmisi yang dipakai cukup melalui udara. Namun bila jarak
keduanya jauh dan sangat jauh, maka dibutuhkan suatu sistem transmisi yang
lebih kompleks. Sistem transmisi itu dapat terdiri atas satu atau lebih media
transmisi. Media yang digunakan dalam sistem ini dapat berupa media fisik
(kabel) maupun non fisik (nirkabel). Media transmisi fisik merupakan media
transmisi yang mempunyai bentuk fisik. Media fisik ini umumnya menggunakan
kabel, bumbung gelombang atau serat optik, sedangkan media non fisik berupa
udara atau ruang bebas (free space). Saluran transmisi merupakan suatu
komponen yang sangat penting dalam sistem transmisi baik sistem kabel maupun
nirkabel. Pada sistem transmisi nirkabel, saluran transmisi digunakan untuk
menghubungkan pemancar dengan antena pemancar dan penerima dengan antena
penerima[1]. Dalam Saluran Transmisi juga terdapat Media Saluran Transmisi,
walaupun secara umum media saluran transmisi yang digunakan pada frekuensi
tinggi maupun gelombang mikro (microwaves) dapat berupa sepasang penghantar
atau sebuah penghantar berongga, namun dalam aplikasinya dapat kita bedakan
dalam 4 kategori, yaitu:
a. Saluran transmisi dua kawat sejajar (two-wire transmission line)
b. Saluran transmisi koaksial (coaxial transmission line)
c. Microstrip dan Stripline
d. Bumbung gelombang (waveguides)

II. Metode Konveksional


Dalam prakteknya bentuk media transmisi sendiri terdapat metode
konveksional dalam pengujian saluran transmisi. Maka dari itu perlu
mengetahui metode tersebut dengan media transmisi agar dapat diuji sesuai
dengan metode konveksional.
 Media Transmisi Kabel

Kabel disini akan dibahas kabel kawat dan optik. Kabel kawat meliputi
1. Kabel seimbang
Penggunaan kabel seimbang dan koaksial sebenarnya terletak pada pola
pengunaanya.Penggunaan kabel seimbang ini membutuhkan beberapa
kriteria.

1. Impedansinya adalah terutama 300 dan 500 ohm

2. Saluran seimbang sebaiknya lurus tidak membelok

3. Kalau terpaksa membelok, sudutnya supaya setumpul mungkin.

4. Peletakkan sisi kawat terhadap logam harus seimbang

5. Secara umum saluran ini terdiri dari unsur induktans (L) dan unsur
kapasitif (C).

2. Kabel koaksial (coaxial)


Kabel koaksial ini mempunyai satu bagian tembaga yang bertindak
sebagai media pengalir elektrik yang terletak di tengah-tengah. Satu lapisan
plastik bertindak sebagai pemisah kepada bagian tembaga yang berada
di tengah-tengah itu dengan satu lapik pintalan besi. Pintalan besi ini
bertindak sebagai penghalang kepada sebarang gangguan dari cahaya
florensen, komputer dan sebagainya. Walaupun pengkabelan koaksial agak
sukar untuk dimasukkan, namun ia amat peka pada kehadiran isyarat.
Selain itu, ia bisa menampung pengkabelan yang lebih panjang di antara
rangkaian dengan peranti-peranti lain berbanding kabel lapik pasangan
berpintal. Kabel koaksial yang tipis juga dikenali sebagai thinnet.10Base2
merujuk kepada spesifikasi untuk keupayaan koaksial tipis yang membawa
isyarat Ethernet. Angka 2 merujuk kepada panjang bagi segmen maksimal
200 meter. Kabel koaksial yang tipis ini adalah popular di dalam rangkaian
yang terdapat di sekolah-sekolah. Kabel koaksial yang tebal turut juga
dikenali sebagai thicknet. 10Base5 merujuk kepada spesifikasi bagi
keupayaan koaksial tebal membawa isyarat Ethernet. Angka 5 mewakili
segmen maksima yaitu 500 meter. Kabel koaksial ini mempunyai
penutup (cover) plastik yang berupaya menghalang kelembaban dari bahan
konduktor yang berada di tengah-tengah. Ini menjadikan ia mampu
menampung gelombang yang lebih besar terutama pada topologi linear bas.
Namun begitu, kekurangan kabel ini ialah ia amat sukar untuk
dibengkokkan dan ini turut menyukarkan proses kemasukan (install).
- Penyambung kabel koaksial
Penyambung yang paling sesuai digunakan dengan kabel koaksial ialah
Bayone- Neil-Councelman (BNC). Adapter yang berlainan disediakan
untuk penyambung BNC dan ini termasuk T-connector, barrel connector
dan pemula dan pemutus litar (terminator). Penyambung bagi kabel
merupakan kondisi paling lemah bagi sesuatu rangkaian. Bagi menghidari
masalah pada suatu rangkaian, lebih baik menggunakan BNC yang mudah
dikacipkan dan bukan diskrukan kepada kabel.

Gambar 1. Kabel Koasial

 Saluran Optik (Fiber Optik)

Perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi dunia yang


berkembang dengan cepat, secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi Indonesia. Beroperasinya
satelit telekomunikasi Palapa dan kemudian pemakaian SKSO (Sistem
Komunikasi Serat Optik) di Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia juga
mengikuti dan mempergunakan teknologi ini di bidang telekomunikasi. Tidak
disangkal lagi bahwa serat optik akan memberikan kemungkinan yang lebih
baik bagi jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu media transmisi
yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan
yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya, maka pada serat optik
gelombang pembawanya tidak merupakan gelombang elektromagnet atau
listrik, akan tetapi merupakan sinar/cahaya laser.

Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama, tetapi


karena banyaknya kesulitan atau hambatan yang timbul terutama di dalam
usaha menghilangkan kotoran dalam pembuatan serat optik. Kotoran di dalam
serat optik dapat mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan dispersi yang tidak
sempurna. Sebagaimana namanya maka serat optik dibuat dari gelas silika
dengan penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk lainnya. Pembuatan
serat optik dilakukan dengan cara menarik bahan gelas kental-cair sehingga
dapat diperoleh serabut/serat gelas dengan penampang tertentu. Proses ini
dikerjakan dalam keadaan bahan gelas yang panas. Sebuah kabel serat optik
dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya
dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap
mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu
sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai
transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat
beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24
core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita
adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri
yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core
akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.

Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak


mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran
wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut
sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan
dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel
yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core,
12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang
terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated),
sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran
mikroskopis, tak terlihat oleh mata. Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu
cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai
indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang
mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Gambar 2. Fiber Optic


 Prinsip kerja transmisi pada serat optik
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang
elektromagnet maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas
membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara
menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa
cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima
(receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya
ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang
cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik
pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi
gelombang suara.

Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya


dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen
optoelectronic pada setiap ujung serat optik. Dalam perjalanannya dari transmitter
menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan
konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan
diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat
gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.
 Teknik penyambungan serat optik
Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut
dibutuhkan penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical
Termination Board (OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel
serat optik tinggal disambung dengan patchcord serat optik ke perangkat
multiplexer, switch atau bridge (converter to ethernet UTP). Penyambungan kabel
serat optik disebut sebagai splicing. Splicing menggunakan alat khusus yang
memadukan dua ujung kabel seukuran rambut secara presisi, dibakar pada suhu
tertentu sehingga kaca meleleh tersambung tanpa bagian coated-nya ikut meleleh.
Setelah tersambung, bagian sambungan ditutup dengan selubung yang dipanaskan.
Alat ini mudah dioperasikan, namun sangat mahal harganya. Inilah sebabnya
meskipun harga kabel fiber optik sudah jauh lebih murah namun alat dan biaya
lainnya masih mahal, terutama pada biaya pemasangan kabel, splicing dan
terminasinya.

Gambar 3. OTB Wallmount Gambar 4. OTB Rackmount

Gambar 5. Konektor Kabel Serat Optic

Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam


konektornya, yang paling umum adalah konektor FC. Dari konektor FC di OTB
ini kita tinggal menggunakan patchcord yang sesuai untuk disambungkan ke
perangkat. Umumnya perangkat optik seperti switch atau bridge menggunakan
konektor SC atau LC. Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor yang
kita kehendaki kepada penjual, FC, SC, ST, atau LC. Setelah kabel optik
terpasang di OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan menggunakan Optical
Time Domain Reflectometer (OTDR). Dengan OTDR akan didapatkan kualitas
kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa panjang kabel totalnya. Harga
perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun pengoperasiannya relatif mudah.
OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel laut atau
terestrial antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus diperbaiki
dan disambung kembali.

Tabel 3.1 Perbedaan Kabel Coaxial dan Kabel Serat Optik

Kabel Coaxial Kabel Serat Optik

Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km

- aman dari penyadapan - aman dari penyadapan


Keamanan
- tidak dapat di jamming - tidak dapat di jamming

Penambahan kanal memasang kabel baru memasang kabel baru


Kapasitas kanal sedang-besar sedang-besar sekali
Transmisi TV baik, tidak ekonomis baik dan ekonomis
Broadcast tidak dapat tidak dapat
Transmisi data baik, tidak praktis baiksekali
Umur sistem lebih dari 25 tahun lebih dari 25 tahun
MTBF ± 10 tahun ± 10 tahun

III. Metode Aplikasi PC

Dalam prakteknya bentuk media transmisi sendiri terdapat metode aplikasi PC da


lam pengujian saluran transmisi atau saluran transmisinya menggunakan kompuer
sebagai media nya yakni melalui sebuah aplikasi. Maka dari itu perlu mengetahui met
ode tersebut dengan media transmisi agar dapat diuji sesuai dengan metode apliaksi
PC.
 Smithchart
Penggunaan Smithchart dalam saluran transmisi akan memudahkan penyelesaian
masalah penyesuaian impedansi pada saluran transmisi. Penyelesaian masalah dengan
menggunakan Smithchart ini, sering disebut dengan penyelesaian masalah secara
grafis. Sehingga akurasi hasil yang diperoleh sangat tergantung dari ketepatan
kita pada saat memetakan titik-titik dan mentransformasinya ke titik-titik lain dalam
Smithchart tersebut. Semakin presisi pada saat memetakan dan mentransformasi titik-
titik tersebut, semakin akurat pula hasil yang diperoleh. Dibanding dengan
menggunakan perhitungan, relatif lebih banyak waktu dan tenaga diperlukan untuk
memecahkan persoalan dengan dasar bilangan komplek tersebut, dibanding dengan
perhitungan pada operasi dengan bilangan nyata. Untuk membantu pemecahan
tersebut, dapat digunakan suatu peta (chart), yang dikenal dengan Peta Smith atau
Smithchart.[2] Smithchart menggambarkan grafik dengan jaringan kurva bersifat
linear dari lingkaran resistasi konstan dan
reaktansi konstan yang digambarkan dalam satu kesatuan lingkaran. Sebenarnya,
Smithchart adalah pengambaran grafis kurva bersifat linear dalam histogram garis.[2]
Saluran transmisi didefinisikan sebagai suatu struktur atau susunan yang memandu
perambatan gelombang elektromagnetik dari titik α ke titik β. Pada saluran transmisi
permukaan sepanjang propagasi berada dalam daerah
z dengan frekuensi ω sehingga nilai gelombang sebesar β=ω/c, maka z dalam daerah
waktu tergantung dari
tegangan dan arus.[1]
Penyesuai impedansi adalah hal yang penting dalam rentang frekuensi
gelombang mikro. Suatu saluran
transmisi yang diberi beban yang sama dengan impedansi karakteristik mempunyai
standing wave ratio (SWR)
sama dengan satu, dan mentransmisikan sejumlah daya tanpa adanya pantulan. Juga
efisiensi transmisi menjadi
optimum jika tidak ada daya yang dipantulkan. Penyesuaian dalam saluran transmisi
mempunyai pengertian yang berbeda dengan dalam teori rangkaian. Dalam teori
rangkaian, transfer daya maksimum membutuhkan impedansi beban sama dengan
konjugasi kompleks sumber. Penyesuaian seperti ini disebut dengan penyesuaian
konjugasi.
Dalam saluran transmisi, penyesuaian mempunyai pengertian memberikan beban
yang sama dengan impedansi karakteristik saluran. Tujuan utama dari penyesuaian
impedansi adalah untuk menyesuaikan impedansi satu ke impedansi yang lain agar
terjadi konektifitas antar media. Media disini dapat diartikan sebagai suatu jaringan
atau rangkaian yang berupa suatu sumber, saluran transmisi dan beban atau penerima.
Bila impedansi kedua media tersebut tidak sama, maka akan terdapat daya yang
dipantulkan. Daya pantul ini dapat mengurangi daya yang dikirimkan. Akibatnya
daya yang sampai pada penerima menjadi sangat kecil dan kemungkinan tidak dapat
dideteksi oleh penerima. Oleh sebab itu untuk meng-eliminasi refleksi akibat
perbedaan impedansi beban dengan impedansi gelombang, dipakai teknik
penyamaan/penyesuaian impedansi (impedance matching techniques). Yang prinsip
kerjanya adalah menyisipkan sebuah rangkaian matching di antara beban dan saluran
transmisi yang akan dipasangkan.[1]

Infrared
Komunikasi infra merah dicapai dengan menggunakan transmitter/receiver
(transceiver) yang modulasi cahaya yang koheren. Transceiver harus berada dalam
jalur pandang maupun melalui pantulan dari permukaan berwarna terang misalnya
langit-langit rumah. Satu perbedaan penting antara transmisi infra merah dan
gelombang mikro adalah transmisi infra merah tidak dapat melakukan penetrasi
terhadap dinding, sehingga masalah-masalah pengamanan dan interferensi yang
ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi. Selanjutnya, tidak ada hal-hal yang
berkaitan dengan pengalokasian frekuensi dengan infra merah, karena tidak
diperlukan lisensi untuk itu.

Pada handphone dan PC, media infra merah ini digunakan untuk mentransfer data
tetapi dengan suatu standar atau protocol tersendiri yaitu protocol IrDA. Cahaya infra
merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya
maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spektruk elektromagnetik dengan
panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah.

Gambar 7, The Complete Smithchart

Dalam penggunaan SmithChart dapat menggunakan media saluran transmisi tanpa


kabel atau waireles, seperti :

LOS (Line Of Sight)


Dalam wireless terdapat apa ynag dinamakan Line of Sight, yaitu keadaan dimana
antar point harus saling berhadapan, ini bertujuan agar perangkat wireless dapat
berkomunikasi dengan baik.

Satelit
Satelit adalah alat elektronik yang mengorbit bumi yang mampu bertahan sendiri.
Bisa diartikan sebagai repeater yang berfungsi untuk menerima signal gelombang
microwave dari stasiun bumi, ditranslasikan frequensinya, kemudian diperkuat untuk
dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai dengan coveragenya yang merupakan
lokasi stasiun bumi tujuan atau penerima.
Bagian penting dalam sistem komunikasi satelit yaitu :
1. Space segment (bagian yang berada di angkasa)
2. Ground segment (biasa disebut stasiun bumi)
- Kelebihan satelit :
Tidak perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak ada masalah dengan jarak dan koneksi
dapat dilakukan dimana saja.Jarak jangkauan yang sangat luas. Komunikasi dapat
dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting
ataupun multicasting.
- Kecepatan bit akses tinggi dan memiliki bandwidth lebar.
VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit,
Unjuk kerja sangat tinggi dan bisa digunakan untuk koneksi suara, video dan data,
karena memiliki bandwidth yang lebar.
Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai
infrastuktur telekomunikasi
- Kekurangan Media Satelite :
Up Front Cost tinggi: Contoh : untuk Satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment &
Launch = US $ 200 jt, Asuransi: $ 50 jt.
Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.
Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan secara intensif.
Delay propagasi besar. Rentan terhadap pengaruh atmosfir. Besarnya throughput akan
terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol
link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut.
Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang menjamin kecilnya
kemungkinan pengiriman ulang. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi
ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond (latency), sementara
leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak
yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit
geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.
Sangat sensitif cuaca dan Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal
yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan.
. Rawan sambaran petir gledek
. Sun Outage, Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari
berada dalam satu garis lurus.. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat
sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga
satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi.

Wireless LAN dan Hotspot


Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada
lokasi-lokasi publik seperti taman, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Pertama
kali digagas tahun 1993 oleh Brett Steward. Dengan pemanfaatan teknologi ini,
individu dapat mengakses jaringan seperti internet melalui komputer atau laptop yang
mereka miliki di lokasi-lokasi dimana hotspot disediakan.
Hotspot merupakan coverage area yang dimiliki access point agar komputer
dengan perangkat wireless disekitar dapat terkoneksi internet. Hotspot menyediakan
layanan wireless LAN dan internet secara gratis maupun dengan biaya. Area Hotspot
biasanya menggunakan tempat area umum (seperti ruang lobby, area parkir, kantin
dll) agar perangkat WLAN yang digunakan user bisa melakukan akses kelayanan
Access Point. Pada umumnya, hotspot menggunakan standarisasi WLAN IEEE
802.11b atau IEEE 802.11g. Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan
akses yang tinggi hingga 11 Mbps (IEEE 802.11 b) dan 54 Mbps (IEEE 802.11 g)
dalam jarak hingga 100 meter.
Ada 3 range frekuensi umum yang dalam tranmisi wireless yaitu :
1. Frekuensi microwave dengan range 2 – 40 GHz, cocok untuk tranmisi point-to
point.
2. Frekuensi dalam range 30 MHz – 1 GHz, cocok untuk aplikasi omnidirectional.
Range ini ditujuan untuk range broadcast radio.
3. Range frekuensi lain yaitu antara 300 – 200000 GHz untuk aplikasi local, adalah
spectrum infra merah. Infra merah sangat berguna untuk aplikasi point-to-point dan
multipoint dalam area terbatas, seperti sebuah ruangan.
Mode Jaringan WLAN
Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan
tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan
dengan jaringan. node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan
SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device. Tidak seperti jaringan kabel,
jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan yaitu infastruktur dan
Ad-Hoc.

Mode Ad-Hoc
Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing
komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini
tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan
jaringan berkabel. Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat
sederhana, karena pada adhoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat
saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan reciever wireless
untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 1.
Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan
komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan
pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Suhardianto, Aldi, Suci Aulia, and Dwi Andi Nurmantris. "Aplikasi E-


smithchart Berbasis Pc Sebagai Media Pembelajaran Saluran
Transmisi." eProceedings of Applied Science 5.1 (2019).

2. YULIANSYAH, H., 2016. APLIKASI PENGHITUNG IMPEDANSI


MENGGUNAKAN SMITHCHART BERBASIS ANDROID (Doctoral
dissertation, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA).

3. Akbar, D. L. (2016). Dynamic Economic Dispatch dengan


Mempertimbangkan Kerugian Transmisi Menggunakan Metode Sequential
Quadratic Program (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember).

4. Akbar, D.L., 2016. Dynamic Economic Dispatch dengan Mempertimbangkan


Kerugian Transmisi Menggunakan Metode Sequential Quadratic
Program (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

Anda mungkin juga menyukai