Anda di halaman 1dari 2

“ Sang Zamrud Katulistiwa ”

Teruntukmu.

Birunya laut, hijaunya sawah terbentang luas di tanah subur alam khatulistiwa
Aku terlahir di tanah ini. Benar, Indonesia.
Padi terhampar rapi dengan eloknya
Nyiur melambai seakan tak memikul beban berarti. Mengikuti arus dunia yang fana
Harta karun terkubur rapih di dalam tanah subur nan kaya
Menunggu tangan-tangan penambang tak mengenal dosa.

Teruntuk mu Sang Zamrud Katulistiwa


Negeri elok nan asri, Fatamorgana mu bisa menyilaukan siapa saja
Air berlimpah ruah selalu hadir tanpa di minta, ia bersedia..
Pemberi nikmat kehidupan, Nyawa bagi malaikatnya musibah bagi perusaknya.

Namun apakah kita merasakan hal yang sama?


Apakah keadilan, kesejahteraan, hak tanpa penindasan benar adanya?
Dimana semua itu? Aku mencarinya, Aku merindukannya, Aku menunggunya. Adakah
kau lihat? kita semua butuh akan hal itu.
Negara tanpa kesejahteraan bukanlah negara, melainkan penjara.
Penjara berlapis kain emas.

Nikmat hasil alam yang begitu melimpah tak sepenuhnya terasa


Sepah alam lah yang di dapat
Bumiku terkeruk terinjak dalam rintihannya
Tanpa mengeluh, tanpa berkata namun nampak adanya
Mengarungi proses alam nan keras,
di tengah kehidupan manusia yang kejam di era yang ganas
Ingatkah kalian..
Garuda masih tetaplah garuda. Walau tak pernah menampak jua
Namun tetap menjadi simbol kejantanan bangsa, bertengger tegak di dada kita

Sadarkah kita betapa besar potensi alam, permadani bangsa Indonesia


Sadarlah kita sebagai pemuda, pembangun, penerus bangsa
Penyambung tongkat estafet roda kehidupan bangsa Indonesia
Garismu tak hanya sebatas garis dalam peta
Bentangkan, lebarkan, tegakan.
Pemuda berhak atas pembelaannya
Teruntukmu, Sang Zambrud Khatulistiwa kami bersedia!

A .S

Anda mungkin juga menyukai