Anda di halaman 1dari 2

DOA MOHON PERDAMAIAN

Tuhan sumber segala pencipta kehidupan. Engkau kami percaya, kami sembah
dalam semangat jiwa Sang Kristus. Engkau adalah alpa dan omega. Kami percaya atas
kehadiran-Mu melalui wujud nyata yang telah kau buktikan yaitu melalui kisah lahir wafat
dan kebangkitan putera-Mu Yesus Kristus. Melalui kebangkitannya, kami memperoleh jalan
keselamat menuju kepada jalan kedamaian yang kau ajarkan kepada kami.
Allah yang maha rahim, bukalah jalan keselamat bagi kami umat-Mu. Yang mana
dari tahun ke tahun, kami mengalami korban fitnaan, penyiksaan, penangkapan,
diskriminasi, marginalisasi, pembunuhan secara tertutup, terbuka, dan sistematis, yang saat
ini semakin nyata di atas surga kecil. Kejahatan kemanusiaan, perampasan hak-hak tanah
adat pribumi Papua dengan alasan demi kesejahteraan rakyat, demi percepatan
pembangunan dan memperpanjang Otonomi Khusus untuk kepentingan ekonomi di seluruh
Tanah Papua tanpa melindungi dan memperhatikan hak-hak orang asli Papua.
Ketidak adilan, Kejahatan kemanusiaan kerap kami rasakan di negeri ini, maka kami
mohon berikan kami perlindungan dan kekuatan untuk menghadapi penderitaan ini. Kami
umat-Mu, Stasi Okpol berdoa kepada Bangsa Papua, Tanah Papua, dan mengutuk kepada
para pelaku penyiksaan, penginjakan kepala dan tangan seorang pemuda bisu di Merauke
beberapa hari yang lalu adalah sebuah bentuk Diskriminasi RASIAL yang kesekian kalinya.
Dari setiap kejadian, kami menaruh belas kasih-Mu, semoga pelaku kedua oknum
penyiksaan pemuda bisu itu, atas campur tangan belas kasih-Mu mereka mendapatkan
hukuman yang lebih berat. Bahwa kami tidak puas dengan rasa permohonan maaf dari
pihak keamanan Lantamal Angkatan Laut Merauke. Bahwa permohonan maaf bukan hanya
terjadi kali ini. Tetapi, hal itu terjadi terus menerus kami rasakan sampai sekarang ini.
Semakin hari di negeri ini terus terjadi kematian, diperlakukan rasisme, kekerasan,
perempasan tanah. Namun sampai saat ini, kami masih menutup mata, pura-pura dan
menutup telinga, menutup perasan kami, menutup mulut untuk mengatakan kebenaran atas
ketidak adilan. Kami lebih memilih berlomba dalam kekuasaan politik jabatan dan
mengabaikan kepentingan kemanusiaan. Kami krisis kemanusiaan, kami krisis HAM, maka
kami mengalami penindasan yang tak pasti kapan kejahatan, ketidak adilan dan pemusnaan
Rumpun Melanesia akan berakhir di negeri ini?
Negeri ini orang bilang bahwa Papua tanah damai, Papua itu kaya. Tetapi nyatanya
negeri ini selalu pertumpahan darah dan air mata bergelimang. Papua kaya akan sumber
daya alam. Namun kami sendiri disingkirkan dan kami hanya berjualan pinang di pingiran
jalan. Apakah kekayaan kami hanyalah buah-buah Pinang? Oh Tuhan….Mengapa Engkau
biarkan negeri ini dirampas dan kami masih menderita di atas tanah sendiri? Sampai-sampai
kami sudah menjadi minoritas di atas negeri kami sendiri.
Allah yang pengasih, di saat ini Engkau mengingatkan kembali atas penderitaan
kami. Pada tanggal 9 Agustus 2021 nanti, orang pribumi di seluruh dunia akan merayakan
HARI PRIBUMI SEDUNIA, maka tunjukanlah jalan bagi ORANG ASLI PAPUA yang sedang
memperjuangkan HAK-HAKnya baik yang ada di dalam Negeri maupun di Luara Negeri.
Para kepentingan penguasa akan membungkam kejahatan, menyangkal atas kejahatan di
depan kami, tetapi Yesus adalah Jalan pembawa terang sumber kebenaran dan hidup.
Maka kami mohon, urapilah dan berilah kebijaksanaan serta keberanian kepada para
pejuang HAM Papua, terlebih khusus Veronika Koman yang setia berada dalam posisi
kami dan bicara di Forum Internasional bagi Orang Papua untuk mengungkap kejahatan
selama 65 tahun di Tanah Papua. Para Gerilyawan dimana pun mereka bergerilya agar
tercipta kedamaian di negeri ini. Lindungi mereka dari kejaran oknum tak bertanggungjawab.
Kami mohon ya Tuhan, kami berdoa kepada para Tokoh Katolik pembela OAP: Mgr. Uskup
Philipus Saklil, Pr, Dr. Neles Tebay, Pr (JDP), Pr. Nato Gobay, Pr. Julius Bidao Mote, Pr. Dr.
Wilhelmus Sinawil, Pr. Bpk. Pr. Chuarzyz OFM, Bpk. Uskup Herman Muningof, OFM, Jhon
Wamu Haluk (Pendidiri Kamar Adat Pengusaha Papua), Bpk. Dr. Alue Agus Alua (Anggota
MRP PAPUA), Bpk Arnol C. Ap (Pendiri Musisi Mambesak dan Bapak Antropolog Papua)
dan Bpk Anthony D.B. Oktemka. Ya Allah, peristirahatkanlah mereka dalam kemuliaan-Mu.
Berikanlah mereka mahkota Surgawi. Agar jiwa mereka mengarahkkan kami terus berdoa
dan terus berjuang secara rasa kemanusiaan agar segala bentuk penindasan, perampasan,
penyingkiran, pemusnaan suku bangsa di Tanah Papua ini mendapatkan keadilan dan
kebebasan secara damai. Agar terciptalah Papua TANAH DAMAI. DAMAI BAGI-MU dan
DAMAI BAGI SELURUH BANGSA DI DUNIA.
SAMPAI KAPANKAH RASA KETIDAK ADILAN INI AKAN BERAKHIR YA TUHAN?
DENGARKANLAH DOA KAMI YA TUHAN. ALLAH YA ALLAH KAMI. AMPUNILAH MEREKA
ATAS KEJAHATAN DEMI KEJAHATAN YANG MEREKA PERLAKUKAN TERHADAP KAMI
BANGSA PAPUA. KARENA MEREKA TIDAK TAHU CINTA KASIH YANG KAU AJARKAN
KEPADA DUNIA. Kami juga memohon pertolongan-Mu, ungkapkanlah penyakit yang
sedang melanda dunia, dan menakut-nakuti umat-Mu. Apakah corona ini benar-benar ada?
Ataukah hanyalah perang kapitalisme dunia? Sebab yang kami rasakan adalah adanya
COVID-19 mempersulit kehidupan bahkan kematian pun tiap hari kami rasakan. Beri kami
perlindungan. Jauhkan kami dari segala godaan, cobaan, mala petaka, agar kami selalu ada
dalam genggam Tangan-Mu melalui Putra-Mu Yesus Kristus sebagai Batu Sandungan
Hidup, mulai dari hari ini, besok dan untuk selama-lamanya, Amin……..

Anda mungkin juga menyukai