Proposal Pendirian Klinik Perusahaan Revisi
Proposal Pendirian Klinik Perusahaan Revisi
1
1. Latar Belakang
Untuk mencapai Visi Indonesia Sehat 2014, salah satu misi Pembangunan Kesehatan adalah
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
masyarakat. Pelayanan kesehatan tidak hanya diselenggarakan oleh pemerintah melainkan juga
mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat atau swasta.Salah satu bentuk peran swasta di
bidang pelayanan medik dasar adalah pendirian klinik atau balai pengobatan di perusahaan
masing-masing baik yang ditujukan untuk internal perusahaan maupun masyarakat luas.
Di dalam upaya kesehatan, masyarakat dapat berperan baik sebagai perorangan maupun
terorganisasi dalam berbagai bentuk dan tahapan pelayanan kesehatan dalam rangka
membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan
adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service) berfungsi sebagai
pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (Basic Health Services), yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.Umumnya pelayanan kesehatan pada tingkat pertama ini bersifat
pelayanan rawat jalan (out patient services). Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama ini
umumnya lebih banyak menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (promotIf dan
preventif)
Selain itu masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan beserta sumber dayanya. Pihak swasta sangat diharapkan bisa menjadi mitra
pemerintah yang dapat mengambil bagian secara aktif memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Olehnya itu Klinik perusahaan merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan dasar yang potensial untuk dikembangkan. Perusahaan sebagai salah satu unsur
masyarakat yang peduli dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, khususnya kepada
pekerjanya melalui program pendirian klinik di perusahaan masing-masing.
Dengan program ini perusahaan akan memberikan pelayanan kesehatan kepada pekerjanya
yang umumnya usia produktif. Program pelayanan kesehatan saat ini telah berjalan. Namun
masih terdapat banyak kekurangan sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya melalui standarisasi
agar memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para pekerja. Suatu perusahaan perlu
menyusun regulasi standar penyelenggaraan klinik dimana proses standarisasi ini diharapkan
dapat mendekatkan penyelenggaraan klinik oleh Perusahaan antara harapan karyawan dan
konsep ideal klinik yang telah mapan.
2. Tujuan
Meningkatkan pelayanan medik dasar di klinik di perusahaan sehingga lebih bermutu,
efisien dan berorientasi pada kepuasan pekerja dalam rangka ikut mempercepat
tercapainya masyarakat sehat.
3. Dasar Hukum
a. Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
b. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
c. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik kedokteran.
d. Undang-undang No. Tahun tentang Tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR)
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
2
PEDOMAN PERIZINAN KLINIK
Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan nyaman bagi
masyarakat penguna jasa pelayanan kesehatan, maka Perusahaan yang mengajukan izin
penyelenggaraan klinik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan
Yang berhak mengajukan izin penyelenggaaan klinik adalah:
1) Perorangan/kelompok
2) Badan Hukum
b. Ketenagaan
1) Penanggung jawab adalah dokter umum yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
yangmasih berlaku.
2) Tenaga pelaksana adalah dokter dan perawat, yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP)
atau Surat Ijin kerja (SIK) yang masih berlaku
3) Tenaga administrasi dan tenaga lainya.
b) Sarana
Persyaratan khusus sarana, yaitu:
1) Permukaan lantai rata, mudah dibersihkan.
2) Dinding dilapisi dengan bahan yang tidak korosif atau dicat dengan cat tak
luntur.
3) Ventilasi cukup.
4) Pintu dibuat dengan 2 (dua) daun, lebar minimal 120 cm dan membuka
kedalam.
5) Plafon harus rata, dibuat dari bahan yang kuat.
6) Untuk ruang pemeriksaan:
Tidak berjendela terbuka, tetapi bouevnlicht (ada jendela di atas
untukpenerangan, setinggi kurang lebih 2 m).
Pertemuan antaradinding vertical dan lantaitidak boleh patah
tegas, harus ada plint.
Dipasang wastafelminimal1 (satu) buah.
c) Prasarana
Klinik tersebut harus dilengkapi dengan prasarana berupa:
1) Instalasi air bersih
2) Instalasi peneranagan /listrik dan generator.
3) Sarana komunikasi.
4) Sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat.
1) Stop kontak dan saklar dipasang minimal 125 cm dari lantai dilengkapi tutup dan
hubung pembumian <5 ohm.
2) Pencahayaan disesuaikan dengan jenis ruangan.
3
3) Tingkat kebisingan rendah.
4) Ventilasi cukup.
5) Dilengkapi APAR (Alat Pemadam Ringan) disesuaikan dengan luas ruangan.
6) Lokasi harus jauh dari saluran udara tegangan tinggi (kabel listrik tegangan
tinggi).
2. Peralatan
Jenis peralatan di Klinik Perusahaan harus memenuhi standar Peralatan Medik & Bahan
(minimal) Balai Pengobatan.
Persyaratan umum peralatan medis harus mempunyai syarat meliputi:
1) Sterilisasi sederhana
2) Penyimapanan
3) Keamanan
4) Pemeliharaan rutin dan kalibrasi
d. Persyaratan Administrasi
Persyaratan administrasi berupa kelengkapan berbagai dokumen sebagai berikut:
1. Dokumen ketenagaan, berupa:
1) Dokter penanggung jawab : surat keterangan penanggung jawab, Surat Ijin Praktek
(SIP), Ijin atasan langsung (bagi PNS)
2) Ijazah dan sertifikat petugas lainnya.
3) Surat Ijin Kerja Perawat
Bentuk dari struktur organisasi itu sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
beban kerja dari Klinik Perusahaan . Selanjutnya struktur organisasi tersebut dijabarkan
dalam bentuk uraian tugas dan fungsi (TUPOKSI) dari masing-masing struktur yang ada
sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewajiban dan kewenangan dalam pelayanan,
dengan disertai gambar struktur organisasi yang bersangkutan.
4
1. Persyaratan-persyaratan lain dalam rangka permohonan tertulis harus melampirkan
sekurang-kurangnya persyaratan kepemilikan, status, ketenagaan, dan peralatan sesuai
bentuk pelayanan medik dasar yang akan diselenggarakan.
2. Dinas Kesehatan memeriksa kelengkapan administrasi permohonan, apabila gtidak lengkap
dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi.
3. Apabila sudah lengkap dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) minggu Dinas Kesehatan
melakukan study / peninjauan ke lokasi.
4. Dinas Kesehatan sudah harus menetapkan apakah permohonan dikabulkan atau ditolak
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dilakukan study / peninjauan ke lokasi.
5. Jika permohonan ditolak, Dinas Kesehatan harus menjelaskan alasan penolakan serta
berbagai hal yang perlu ditindaklanjuti oleh Pemohon dan disampaikan secara tertulis.
6. Apabila dalam waktu yang disebutkan di atas Dinas kesehatan belum mengeluarkan
keputusan mengabulkan atau menolak, maka permohonan dianggap telah disetujui.
7. Izin sementara dikeluarkan bila izin yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota dan diberikan kepada Klinik Perusahaan untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat, dan setelah berlangsung selama 1 (satu) tahun dilakukan
penilaian untuk dasar pertimbangan menerbitkan izin tetap.
8. Izin tetap dikeluarkan bila izin diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
dan diberikan kepada Kliniik Perusahaan sebagai kelanjutan dari izin sementara dengan
ketentuan bahwa Klinik Perusahaan melengkapi persyaratan yang ditetapkan dan
berdasarkan hasil penilaian, layak untuk diberikan izin tetap.
5
STANDAR FASILITAS RUANG PELAYANAN KLINIK PERUSAHAAN
Standar fasilitas ruang pelayanan Klinik Perusahaan secara umum memiliki 10 item fasilitas standar
Kategori ini diharapkan menjadi pedoman bagi perusahaan dalam menyediakan ruang pelayanan Klinik
dengan penyesuaian terhadap kemampuan Perusahaan dalam pengadaannya, akan tetapi tetap
mengacu pada standar ruangan Balai Pengobatan secara umum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Fasilitas, ukuran serta spesifikasi kategori ruang pelayanan Klinik Perusahaan ini adalah sebagai standar
minimal yang harus dipenuhi dalam penyediaan ruangan pelayanan, dan dimungkinkan bagi Perusahaan
yang memilki kemampuan lebih, untuk menyediakan fasilitas, ukuran serta spesifikasi yang lebih baik
dari standar yang sudah ditetapkan.
Berikut penjelasan lebih detail / rinci ukuran dan spesifikasi serta gambaran alternatif penataan ruang
pelayanan.
6
Standar Ruangan dan Fasilitas Tipe
Perlengkapan
AC 1
Kulkas Kecil 1
7
STANDAR PERLENGKAPAN DAN LOGISTIK MEDIS KLINIK PERUSAHAAN
Standar perlengkapan dan logistik medis Klinik Perusahaan mengacu pada pedoman persyaratan
perlengkapan dan logistik medis yang dikeluarkan oleh pemerintah.Jenis peralatan yang ada di Klinik
Perusahaan harus memenuhi Peralatan Medik & Bahan (minimal) Balai Pengobatan dengan
penyesuaian terhadap rencana jenis pelayanan yang akan diberikan.
Berikut tabel jenis peralatan medis dan bahan minimal yang terdapat di Klinik Perusahaan .
8
OBAT DAN LOGISTIK MEDIS KLINIK PERUSAHAAN
Obat dan logistikmedis klinik Perusahaan ini dianjurkan untuk menggunakan obat generik. Obat-obat
yang digunakan dikelompokkan sesuai golongan mengacu pada Daftar Obat Essensial Nasional 2005
(DOEN 2005) untuk puskesmas non perawatan.
Obat yang digunakan di Klinik Perusahaan diprioritaskan dan diutamakan pada obat yang diperlukan
untuk keperluan pertolongan pertama , yang bersifat simtomatis dan supportif terapi.
Berikut daftar jenis obat dan logistik medis yang harus disediakan di Klinik Perusahaan yang
dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
9
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN DI KLINIK PERUSAHAAN
Klinik Perusahaan lebih ditekankan pada pelayanan kesehatan primer, yaitu lebih pada upaya promotif,
preventif dan kuratif. Pelayanan rehabilitatif tidak dilakukan di Klinik Perusahaan tetapi dilakukan
melalui mekanisme rujukan.
Konsep Pelayanan kesehatan yang diterapkan di Klinik Perusahaan adalah Konsep PELAYANAN
BERBASIS KONSULTASI DAN KONSELING KESEHATAN TERPADU dimana pelayanan promotif dan
preventif lebih diutamakan dan diprioritaskan dengan lebih menonjolkan pelayanan konsultasi dan
konseling kesehatan bagi karyawan yang datang ke tempat pelayanan Klinik Perusahaan untuk
mendorong dan meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat karyawan
Perusahaan .
Pelayanan kuratif harus tetap dilakukan di klinik yang ditujukan untuk memberikan pertolongan pertama
terhadap keluhan karyawan yang datang ke tempat pelayanan Klinik Perusahaan . Pelayanan kuratif
yang diberikan hanya terbatas pada pelayanan yang bersifat simptomatik dan supportif terapi.
Untuk penanganan keluhan / sakit pasien (karyawan) secara tuntas dan komprehensif, berikan nasehat
(advis) yang lengkap dan jelas kepada pasien (karyawan) agar segera mendapatkan terapi kausatif dan
definitif dari pelayanan kesehatan atau dokter yang selama ini rutin didatangi oleh karyawan.
Pada keadaan gawat darurat (emergency) serta pada keadaan yang memerlukan pelayanan rehabilitatif,
harus segera dilakukan prosedur rujukan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dan
paling dekat.
Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini, pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
tidak hanya terbatas pada kegiatan pemeriksaan umum semata. Pelayanan yang diselenggarakan di
klinik telah berkembang menjadi pelayanan terpadu dan menyeluruh yang berkaitan dengan kesehatan,
yang meliputi :
3) Pelayanan Psikiatrik
Penanganan Neurosis Ringan
Penanganan Gangguan Tidur
Penanganan Dimensia Ringan
10
Penanganan Renitis Ringan
Penanganan Faringo-Tonsilitis Ringan
B. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi di Klinik Perusahaan berupa konsultasi dan konseling yang dilakukan oleh
Dokter Pelaksana. Isi konsultasi dan konseling yang diberikan kepada pasien sangat
tergantung pada penyakit yang diderita. Namun secara garis besar Klinik Perusahaan harus
memberikan pelayanan berupa :
1) Promotif
Menu Seimbang
Akibat Kelebihan / Kekurangan Gizi
2) Preventif
Pengawasan Kelebihan / Kekurangan Gizi
Pengukuran Status Gizi
Mendeteksi Masalah Gizi
3) Kuratif
Terapi Gizi Medik sederhana termasuk Bahan Makanan Penukar sesuai penyakit
pasien yang bertujuan agar pasien dapat lebih mandiri dalam penatalaksanaan diit-
nya. Bila tidak dapat melakukan hal tersebut disarankan untuk merujuk.
4) Rehabilitatif
Pemberian nasehat gizi yang sesuai, agar penyakit pasien tidak jatuh pada keadaan
yang lebih parah. Bila tidak dapat melakukan hal tersebut disarankan untuk
merujuk.
11
III. Jadwal Pelayanan
- Perawat bertugas jaga di klinik selama 24 jam penuh secara bergantian dengan sistem 3
shift (8 jam/shift)
- Perawat berkonsultasi dengan dokter bila terdapat kasus-kasus emergensi di luar jam
praktek dokter
- Perawat stand by di klinik selama tugas jaga berlangsung
Catatan:
Tahapan pelayanan kesehatan terhadap karyawan di Klinik Perusahaan terdiri dari 3 tahapan
yaitu: tahap pendaftaran, tahap pemeriksaan dan konsultasi, selesai pemeriksaan.
Selain 3 tahapan diatas, khusus untuk pelayanan di luar jam praktek dokter juga terdapat
mekanisme pelayanan melalui konsultasi via telepon dari perawat jaga ke dokter untuk hal-hal
yang bersifat emergensi baik terkait pemeriksaan maupun pengobatan dan rujukan pasien.
12
V. Prosedur Rujukan
2) Dokter
a. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh tanggung
jawab sesuai keahlian dan kewenangannya
b. Melaksanakan pelayanan medik sesuai standar prosedur operasional, standar
pelayanan minimal, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pimpinan/penanggung jawab teknis klinik perusahaan
c. Membuatkan rekam medik yang baik dan lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan
d. Melaksanakan upaya pelayanan medik sesuai standar profesi dan mematuhi peraturan
perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan klinik
f. Mematuhi jadwal praktek yang telah dibuat oleh manajemen klinik perusahaan
g. Menjawab konsultasi via telpon dari perawat jaga bila dibutuhkan untuk hal-hal
emergensi di luar jam praktek dokter
3) Perawat
a. Membantu dokter dengan melaksanakan dan memberikan pelayanan keperawatan
dengan penuh tanggungjawab sesuai keahlian dan kewenangannya.
b. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan kemarfasian minimal
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan serta kegiatan administrasi lainnya
yang diperlukan dalam memenuhi standar administrasi Klinik Perusahaan .
13
d. Melaksanakan tugas jaga selama 24 jam penuh secara bergantian sesuai shift jaga dan
melakukan konsultasi via telpon dengan dokter bila ada hal emergensi yang perlu
dilakukan
Pedoman administrasi di Klinik Perusahaan adalah pedoman dalam melakukan segala bentuk kegiatan
keadministrasian yang meliputipencatatan, pelaporan dan pengadaan kelengkapan administrasi lainnya
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pencatatan
a. Buku registrasi pasien
Buku registrasi pasien berisi nomor urut pasien, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin,
pekerjaan pasien, alamat pasien, keluhan pasien, diagnosis pasien dan terapi pasien.
b. Rekam Medik
Rekam Medik menjelaskan keterangan/informasi yang cukup, akurat, dan lengkap tentang:
- Identitas
- Anamnesa
- Perjalanan penyakit
- Hasil pemeriksaan klinis yang ditemukan
- Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan
- Dokumentasi hasil pemeriksaan
- Diagnosis penyakit dan rencana terapi
- Terapi dan tindakan medik yang diberikan serta proses pengobatan
- Rujukan
c. Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan tertulis atau lisan untuk tindakan medik yang akan
dilakukan tenaga medik terhadap pasien. Persetujuan diberikan oleh pasien setelah yang
bersangkutan mendapat penjelasan secara lengkap dari tenaga medik yang sekurang-kurangnya
mencakup :
- Diagnosis dan tata cara tindakan medikl
- Tujuan tindakan medik yang dilakukan
- Alternatif tindakan lain dan risikonya
- Riisiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan terdiri atas 3 (tiga) macam pelaporan
yaitu :
- laporan kegiatan bulanan
- laporan kegiatan semester
- laporan kegiatan tahunan
Laporan kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan bersumber dari buku registrasi pasien
dengan format pelaporan sebagai berikut:
1. Laporan jumlah pasien
2. Laporan sepuluh penyakit terbanyak
3. Laporan pemakaian jumlah dan jenis obat
4. Laporan sepuluh karyawan tersering berobat
5. Laporan kejadian wabah dan emergensi
6. Laporan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan dengan menggunakan
daftar tilik terhadap standar penyelenggaraan pelayanan
Pelaporan ini disampaikan kepada Manajemen Perusahaan dan Dinas Kesehatan setempat sesuai
kebutuhan.
14
3. Kelengkapan Administrasi Lainnya
Kelengkapan administrasi lainnya yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan
antara lain :
a. Kartu pasien
b. Kertas resep dokter
c. Surat keterangan sakit/istirahat
d. Surat keterangan sehat
e. Surat pengantar rujukan
f. Surat pengantar pemeriksaan laboratorium
g. Surat pengantar pemeriksaan Radiologi, dll
Monitoring dan Bimbingan Teknis merupakan kegiatan untuk melihat kinerja klinik di lingkungan
Perusahaan dalam melaksanakan pelayanan, program atau semua atifitas yang dilaksanakan
demi pencapaian suatu standar/target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemahaman yang
keliru mengenai Monitoring dan Bimbingan Teknis akan mengakibatkan Monitoring dan
Bimbingan Teknis dipandang sebagai proses untuk menemukan kesalahan.
Untuk menghindari hal tersebut, perlu dilaksanakan Monitoring dan Bimbingan Teknis yang
bersifat fasilitatif dan akomodatif, yaitu monitoring yang lebih mengutamakan kajian tentang
system dalam menemukan masalah atau penyebab rendahnya kinerja. Selain itu dalam
menyusun rencana perbaikan system (bukan individu) dengan melibatkan pihak-pihak yang
terkait.
b. Eksternal
Kegiatan monitoring eksternal dilakukan oleh pihak ketiga/pihak diluar manajemen
klinik penyelenggara klinik yang dipercaya dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan aktifitas monitoring dan bimbingan teknis terhadap penyelenggaraan Klinik
Perusahaan
b. Pelaksanaan
i. Mengidentifikasi masalah pelayanan yang diselenggarakan di Klinik Perusahaan
ii. Menetapkan prioritas masalah pelayanan di Klinik Perusahaan
iii. Melakukan analisis penyebab masalah pelayanan di Klinik Perusahaan
iv. Menetapkan dan menyusun upaya penyelesaian masalah di Klinik Perusahaan
v. Melaksanakan upaya pemecah masalah di Klinik Perusahaan
vi. Memberikan bimbingan teknis di Klinik Perusahaan
PENUTUP
15
Pedoman penyelenggaraan Klinik Perusahaan diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh pihak
terkait dalam hal tata cara perizinan, tata laksana pelayanan serta pembinaan Klinik Perusahaan .
Dalam implementasinya diperusahaan, pedoman penyelenggaraan ini dapat disesuaikan dengan
mempertimbangakan kondisi dan situasi wilayah setempat melalui penetapan petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis yang dikeluarkan Perusahaan
16