Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PEDOMAN PENDIRIAN KLINIK PERUSAHAAN

                                                    

1
1. Latar Belakang
Untuk mencapai Visi Indonesia Sehat 2014, salah satu misi Pembangunan Kesehatan adalah
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
masyarakat. Pelayanan kesehatan tidak hanya diselenggarakan oleh pemerintah melainkan juga
mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat atau swasta.Salah satu bentuk peran swasta di
bidang pelayanan medik dasar adalah pendirian klinik atau balai pengobatan di perusahaan
masing-masing baik yang ditujukan untuk internal perusahaan maupun masyarakat luas.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa


pengelolaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat
diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kemampuan agar upaya kesehatan dapat
dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Di dalam upaya kesehatan, masyarakat dapat berperan baik sebagai perorangan maupun
terorganisasi dalam berbagai bentuk dan tahapan pelayanan kesehatan dalam rangka
membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan
adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service) berfungsi sebagai
pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (Basic Health Services), yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.Umumnya pelayanan kesehatan pada tingkat pertama ini bersifat
pelayanan rawat jalan (out patient services). Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama ini
umumnya lebih banyak menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (promotIf dan
preventif)

Selain itu masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan beserta sumber dayanya. Pihak swasta sangat diharapkan bisa menjadi mitra
pemerintah yang dapat mengambil bagian secara aktif memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Olehnya itu Klinik perusahaan merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan dasar yang potensial untuk dikembangkan. Perusahaan sebagai salah satu unsur
masyarakat yang peduli dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, khususnya kepada
pekerjanya melalui program pendirian klinik di perusahaan masing-masing.

Dengan program ini perusahaan akan memberikan pelayanan kesehatan kepada pekerjanya
yang umumnya usia produktif. Program pelayanan kesehatan saat ini telah berjalan. Namun
masih terdapat banyak kekurangan sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya melalui standarisasi
agar memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para pekerja. Suatu perusahaan perlu
menyusun regulasi standar penyelenggaraan klinik dimana proses standarisasi ini diharapkan
dapat mendekatkan penyelenggaraan klinik oleh Perusahaan antara harapan karyawan dan
konsep ideal klinik yang telah mapan.

2. Tujuan
Meningkatkan pelayanan medik dasar di klinik di perusahaan sehingga lebih bermutu,
efisien dan berorientasi pada kepuasan pekerja dalam rangka ikut mempercepat
tercapainya masyarakat sehat.

3. Dasar Hukum
a. Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
b. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
c. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik kedokteran.
d. Undang-undang No. Tahun tentang Tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR)
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

2
PEDOMAN PERIZINAN KLINIK

A. PERSYARATAN UNTUK MENGAJUKAN IZIN PENYELENGGARAAN KLINIK PERUSAHAAN

Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan nyaman bagi
masyarakat penguna jasa pelayanan kesehatan, maka Perusahaan yang mengajukan izin
penyelenggaraan klinik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan
Yang berhak mengajukan izin penyelenggaaan klinik adalah:
1) Perorangan/kelompok
2) Badan Hukum

b. Ketenagaan
1) Penanggung jawab adalah dokter umum yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
yangmasih berlaku.
2) Tenaga pelaksana adalah dokter dan perawat, yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP)
atau Surat Ijin kerja (SIK) yang masih berlaku
3) Tenaga administrasi dan tenaga lainya.

c. Sarana, prasarana, dan peralaatan


1. Bangunan Fisik
a) Persyaratan Umum
Klinik Perusahaan mempunyai bangunan fisik yang permanen untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar.Klinik Perusahaan sebaiknya memiliki
ruang khusus dan tidak bergabung dengan ruang kerja karyawan yang terdiri atas
ruangan yang dapat berfungsi sekaligus sebagai :
1) Ruang Konsultasi dan Pemeriksaan
2) Ruang Obat
3) Ruang Administrasi

b) Sarana
Persyaratan khusus sarana, yaitu:
1) Permukaan lantai rata, mudah dibersihkan.
2) Dinding dilapisi dengan bahan yang tidak korosif atau dicat dengan cat tak
luntur.
3) Ventilasi cukup.
4) Pintu dibuat dengan 2 (dua) daun, lebar minimal 120 cm dan membuka
kedalam.
5) Plafon harus rata, dibuat dari bahan yang kuat.
6) Untuk ruang pemeriksaan:
 Tidak berjendela terbuka, tetapi bouevnlicht (ada jendela di atas
untukpenerangan, setinggi kurang lebih 2 m).
 Pertemuan antaradinding vertical dan lantaitidak boleh patah
tegas, harus ada plint.
 Dipasang wastafelminimal1 (satu) buah.

c) Prasarana
Klinik tersebut harus dilengkapi dengan prasarana berupa:
1) Instalasi air bersih
2) Instalasi peneranagan /listrik dan generator.
3) Sarana komunikasi.
4) Sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat.

Persyaratan khusus prasarana, yaitu :

1) Stop kontak dan saklar dipasang minimal 125 cm dari lantai dilengkapi tutup dan
hubung pembumian <5 ohm.
2) Pencahayaan disesuaikan dengan jenis ruangan.

3
3) Tingkat kebisingan rendah.
4) Ventilasi cukup.
5) Dilengkapi APAR (Alat Pemadam Ringan) disesuaikan dengan luas ruangan.
6) Lokasi harus jauh dari saluran udara tegangan tinggi (kabel listrik tegangan
tinggi).

2. Peralatan
Jenis peralatan di Klinik Perusahaan harus memenuhi standar Peralatan Medik & Bahan
(minimal) Balai Pengobatan.
Persyaratan umum peralatan medis harus mempunyai syarat meliputi:
1) Sterilisasi sederhana
2) Penyimapanan
3) Keamanan
4) Pemeliharaan rutin dan kalibrasi

3. Obat dan perbekalan kesehatan


Klinik Perusahaan ini dianjurkan untuk tetap menggunakan obat generik.Obat-obat yang
digunakan dikelompokkan sesuai golongan mengacu pada Daftar Obat Essensial
Nasional 2005 (DOEN 2005) untuk puskesmas non perawatan.

d. Persyaratan Administrasi
Persyaratan administrasi berupa kelengkapan berbagai dokumen sebagai berikut:
1. Dokumen ketenagaan, berupa:
1) Dokter penanggung jawab : surat keterangan penanggung jawab, Surat Ijin Praktek
(SIP), Ijin atasan langsung (bagi PNS)
2) Ijazah dan sertifikat petugas lainnya.
3) Surat Ijin Kerja Perawat

2. Dokumen sarana fisik


1) Bukti kepemilikan (Badan Hukum atau perorangan)
2) Surat kontrak bangunan (bila sarana bukan milik sendiri)
3) Fotocopy IMB/IPB
4) Izin tetangga yang diketahui oleh ketua RT/RW
5) Peta lokasi dan denah ruangan
6) Disesuaikan dengan ketentuan dari masing-masing kabupaten/kota

3. Struktur organisasi Klinik perusahaan


Struktur organisasi bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam upaya
manajemen pelayanan di klinik sehingga nampak jelas koordinasi dan sinkronisasi
langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan baik oleh pimpinan manajemen, pelaksana
maupun tenaga pelayanan medik di klinik.

Bentuk dari struktur organisasi itu sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
beban kerja dari Klinik Perusahaan . Selanjutnya struktur organisasi tersebut dijabarkan
dalam bentuk uraian tugas dan fungsi (TUPOKSI) dari masing-masing struktur yang ada
sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewajiban dan kewenangan dalam pelayanan,
dengan disertai gambar struktur organisasi yang bersangkutan.

B. JENIS PERIZINAN KLINIK


Izin operasional diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dengan tahapan :
1. Izin Sementara; pelayanan sudah operasional tetapi tenaga dan sarana/prasarana belum
lengkap.
2. Izin Tetap; pelayanan sudah operasional serta tenaga dan sarana/prasarana sudah lengkap.

C. TATACARA PENGAJUAN PERIJINAN


Klinik Perusahaan harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota dengan melampirkan Rekomendasi dari Kepala Puskesmas setempat dengan
prosedur perijinan sebagai berikut :

4
1. Persyaratan-persyaratan lain dalam rangka permohonan tertulis harus melampirkan
sekurang-kurangnya persyaratan kepemilikan, status, ketenagaan, dan peralatan sesuai
bentuk pelayanan medik dasar yang akan diselenggarakan.
2. Dinas Kesehatan memeriksa kelengkapan administrasi permohonan, apabila gtidak lengkap
dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi.
3. Apabila sudah lengkap dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) minggu Dinas Kesehatan
melakukan study / peninjauan ke lokasi.
4. Dinas Kesehatan sudah harus menetapkan apakah permohonan dikabulkan atau ditolak
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dilakukan study / peninjauan ke lokasi.
5. Jika permohonan ditolak, Dinas Kesehatan harus menjelaskan alasan penolakan serta
berbagai hal yang perlu ditindaklanjuti oleh Pemohon dan disampaikan secara tertulis.
6. Apabila dalam waktu yang disebutkan di atas Dinas kesehatan belum mengeluarkan
keputusan mengabulkan atau menolak, maka permohonan dianggap telah disetujui.
7. Izin sementara dikeluarkan bila izin yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota dan diberikan kepada Klinik Perusahaan untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat, dan setelah berlangsung selama 1 (satu) tahun dilakukan
penilaian untuk dasar pertimbangan menerbitkan izin tetap.
8. Izin tetap dikeluarkan bila izin diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
dan diberikan kepada Kliniik Perusahaan sebagai kelanjutan dari izin sementara dengan
ketentuan bahwa Klinik Perusahaan melengkapi persyaratan yang ditetapkan dan
berdasarkan hasil penilaian, layak untuk diberikan izin tetap.

D. MASA BERLAKU IZIN PENYELENGGARAAN KLINIK PERUSAHAAN


Masa berlaku izin penyelenggaraan Klinik Perusahaan sebagai berikut :
1. Izin berlaku selama 5 (lima) tahun, 3 tahun untuk pengawasan, dan dapat diperpanjang
kembali 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku berakhir.
2. Izin tidak berlaku lagi jika terjadi perubahan kepemilikan dan lokasi, dan Pemilk harus
mengajukan izin baru.

5
STANDAR FASILITAS RUANG PELAYANAN KLINIK PERUSAHAAN

Standar fasilitas ruang pelayanan Klinik Perusahaan secara umum memiliki 10 item fasilitas standar
Kategori ini diharapkan menjadi pedoman bagi perusahaan dalam menyediakan ruang pelayanan Klinik
dengan penyesuaian terhadap kemampuan Perusahaan dalam pengadaannya, akan tetapi tetap
mengacu pada standar ruangan Balai Pengobatan secara umum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Fasilitas, ukuran serta spesifikasi kategori ruang pelayanan Klinik Perusahaan ini adalah sebagai standar
minimal yang harus dipenuhi dalam penyediaan ruangan pelayanan, dan dimungkinkan bagi Perusahaan
yang memilki kemampuan lebih, untuk menyediakan fasilitas, ukuran serta spesifikasi yang lebih baik
dari standar yang sudah ditetapkan.

Berikut penjelasan lebih detail / rinci ukuran dan spesifikasi serta gambaran alternatif penataan ruang
pelayanan.

6
Standar Ruangan dan Fasilitas Tipe

Perlengkapan

Ukuran Ruangan 3200 x 2950 cm

Partisi ruang periksa/Pipa Rel Gordyn 1

Tempat cuci tangan 1

Tempat tidur pemeriksaan + step 1

Lemari obat 1 (Besar)

Lemari file 1 (rak)

Meja & kursi dokter 1 pasang

Meja & kursi perawat 1 pasang

Papan informasi: berisi jadwal layanan, info


2 buah
penyakit, dsb.

Kursi tunggu pasien 1

AC 1

Kulkas Kecil 1

7
STANDAR PERLENGKAPAN DAN LOGISTIK MEDIS KLINIK PERUSAHAAN

Standar perlengkapan dan logistik medis Klinik Perusahaan mengacu pada pedoman persyaratan
perlengkapan dan logistik medis yang dikeluarkan oleh pemerintah.Jenis peralatan yang ada di Klinik
Perusahaan harus memenuhi Peralatan Medik & Bahan (minimal) Balai Pengobatan dengan
penyesuaian terhadap rencana jenis pelayanan yang akan diberikan.

Berikut tabel jenis peralatan medis dan bahan minimal yang terdapat di Klinik Perusahaan .

No. Nama Alat Pengobatan Umum


Stetoskop biasa
Tensimeter
3. Baterai/lampu senter
4. Penekan lidah, metal
5. Timbangan dewasa
6. Pengukur tinggi badan
7. Pita pengukur Antropometri
8. Sikat tangan
9. Poster-poster
10. Alat peraga
11. Complete Diagnostic set
12. Hammer, reflex testing
14. Spuit 1,2,5,5 dan 10 cc
15. Ring-rubber
16. Sterilisator
17. Kotak kapas
18. Pinset
19. Pengobatan umum
20. Vaksin carier
21. Sarung tangan No. 6,5;7;7,5,8
22. Stethoscope
23. Sphygmomanometer
24. Tempat cuci tangan dan standanya
25. Piala ginjal/nierbeken
26. Tempat instrument, metal, urathal, Famals
27. Foceps dressing 6’’
28. Forcep haemostatic
29. Forcep sponge
30. Forcep sterilizer, corentang
31. Gunting perban
32. Gunting operasi
39. Tourniquet
40. Sarung tangan No. 6,5;7;7,5
41. Minor surgery set
45. Gunting perban
46. Kasa steril
47. Lampu spirtus
48. Dropper medicine, pipet
49. Tiang infusa
50. Cairan infuse (NaCl, glucose, RL)
51. Oxygen delivery sebaterai/pocket lamp
52. Penekan lidah, motal.

8
OBAT DAN LOGISTIK MEDIS KLINIK PERUSAHAAN

Obat dan logistikmedis klinik Perusahaan ini dianjurkan untuk menggunakan obat generik. Obat-obat
yang digunakan dikelompokkan sesuai golongan mengacu pada Daftar Obat Essensial Nasional 2005
(DOEN 2005) untuk puskesmas non perawatan.

Obat yang digunakan di Klinik Perusahaan diprioritaskan dan diutamakan pada obat yang diperlukan
untuk keperluan pertolongan pertama , yang bersifat simtomatis dan supportif terapi.

Berikut daftar jenis obat dan logistik medis yang harus disediakan di Klinik Perusahaan yang
dikelompokkan berdasarkan fungsinya.

1) Analgetik, Antipiretik, Antiinflamasi Nonsteroid, Antipirai.


2) Anestetik.
3) Antialergi dan obat untuk anafilaksis
4) Antiepilepsi-antikonvulsi
5) Antiinfeksi
6) Antimigrain
7) Obat yang mempengaruhi darah
8) Antiseptic
9) Diuretic
10) Obat kardiovaskuler
11) Obat topical untuk kulit
12) Larutan elektrolit
13) Obat untuk mata
14) Psikofarmaka
15) Oabt untuk salauran cerna
16) Obat untuk saluran napas
17) Obat yang mempengaruhi sistem imun
18) Obat untuk telinga, hidung, dan tenggorokan
19) Vitamin dan mineral

9
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN DI KLINIK PERUSAHAAN

Klinik Perusahaan lebih ditekankan pada pelayanan kesehatan primer, yaitu lebih pada upaya promotif,
preventif dan kuratif. Pelayanan rehabilitatif tidak dilakukan di Klinik Perusahaan tetapi dilakukan
melalui mekanisme rujukan.

Konsep Pelayanan kesehatan yang diterapkan di Klinik Perusahaan adalah Konsep PELAYANAN
BERBASIS KONSULTASI DAN KONSELING KESEHATAN TERPADU dimana pelayanan promotif dan
preventif lebih diutamakan dan diprioritaskan dengan lebih menonjolkan pelayanan konsultasi dan
konseling kesehatan bagi karyawan yang datang ke tempat pelayanan Klinik Perusahaan untuk
mendorong dan meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat karyawan
Perusahaan .

Pelayanan kuratif harus tetap dilakukan di klinik yang ditujukan untuk memberikan pertolongan pertama
terhadap keluhan karyawan yang datang ke tempat pelayanan Klinik Perusahaan . Pelayanan kuratif
yang diberikan hanya terbatas pada pelayanan yang bersifat simptomatik dan supportif terapi.

Untuk penanganan keluhan / sakit pasien (karyawan) secara tuntas dan komprehensif, berikan nasehat
(advis) yang lengkap dan jelas kepada pasien (karyawan) agar segera mendapatkan terapi kausatif dan
definitif dari pelayanan kesehatan atau dokter yang selama ini rutin didatangi oleh karyawan.

Pada keadaan gawat darurat (emergency) serta pada keadaan yang memerlukan pelayanan rehabilitatif,
harus segera dilakukan prosedur rujukan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dan
paling dekat.

Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini, pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
tidak hanya terbatas pada kegiatan pemeriksaan umum semata. Pelayanan yang diselenggarakan di
klinik telah berkembang menjadi pelayanan terpadu dan menyeluruh yang berkaitan dengan kesehatan,
yang meliputi :

I. Pelayanan Medik Dasar


A. Pelayanan kesehatan Umum, meliputi :
1) Pelayanan Penyakit Dalam
 Penanganan ISPA
 Penanganan ISK
 Penanganan Diare & Gastroenteritis
 Penanganan Gangguan Lambung
 Penanganan Gangguan Liver Ringan
 Penanganan Hipertensi & Gangguan Jantung Ringan
 Penanganan Angina fase awal
 Penanganan Atritis & Gout

2) Pelayanan Penyakit Saraf& Otot


 Penanganan Polineuritis
 Penanganan Myalgia
 Penanganan Kelemahan Otot Ringan (Letargi)
 Penanganan Post Stroke
 Penanganan Bell Palsy

3) Pelayanan Psikiatrik
 Penanganan Neurosis Ringan
 Penanganan Gangguan Tidur
 Penanganan Dimensia Ringan

4) Pelayanan Penyakit Mata


 Penanganan Conjungtivitis Ringan
 Penanganan Blepharitis Ringan
 Penanganan Hordeulum fase awal
 Penanganan Gangguan Visus Ringan

5) Pelayanan Penyakit THT


 Penanganan Corpus Alienum
 Penanganan Otitis Ringan

10
 Penanganan Renitis Ringan
 Penanganan Faringo-Tonsilitis Ringan

6) Pelayanan Penyakit Kulit & Kelamin


 Penanganan Dermatitis
 Penanganan Infeksi Pada Kulit
 Penanganan Penyakit Menular Seksual

7) Pelayanan Penyakit Bedah


 Penanganan Haemorrhoid Stadium Awal
 Penanganan Abses Kecil
 Penanganan Tumor Jinak Kecil (Bedah Minor)

8) Pelayanan Kebidanan & Kandungan


 Penanganan Gangguan Haid
 Penanganan Infeksi Alat Reproduksi Ringan
 Penanganan Keputihan (flour Albus)

9) Pelayanan Gigi & Mulut


 Penanganan Stomatitis Ringan
 Penanganan Ginggivitis Ringan

B. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi di Klinik Perusahaan berupa konsultasi dan konseling yang dilakukan oleh
Dokter Pelaksana. Isi konsultasi dan konseling yang diberikan kepada pasien sangat
tergantung pada penyakit yang diderita. Namun secara garis besar Klinik Perusahaan harus
memberikan pelayanan berupa :

1) Promotif
 Menu Seimbang
 Akibat Kelebihan / Kekurangan Gizi

2) Preventif
 Pengawasan Kelebihan / Kekurangan Gizi
 Pengukuran Status Gizi
 Mendeteksi Masalah Gizi

3) Kuratif
 Terapi Gizi Medik sederhana termasuk Bahan Makanan Penukar sesuai penyakit
pasien yang bertujuan agar pasien dapat lebih mandiri dalam penatalaksanaan diit-
nya. Bila tidak dapat melakukan hal tersebut disarankan untuk merujuk.

4) Rehabilitatif
 Pemberian nasehat gizi yang sesuai, agar penyakit pasien tidak jatuh pada keadaan
yang lebih parah. Bila tidak dapat melakukan hal tersebut disarankan untuk
merujuk.

II. Palayanan Penunjang Medik Dasar


A. Laboratorium sederhana
B. Depo obat sederhana

11
III. Jadwal Pelayanan

I. Jadwal Praktek Dokter


- Dalam sebulan terdapat 8 hari kerja yang dibagi menjadi 2 hari pelayanan dalam seminggu
- Dokter bertugas di klinik selama 3 jam sehari mulai pukul 09.00-12.00 Wib.
- Dokter memberikan pelayanan dengan durasi + 7 menit per pasien atau lebih disesuaikan
dengan kebutuhan pasien
- Dokter stand by menjawab konsul perawat jaga bila ada tindakan emergensi yang perlu
dilakukan diluar jam praktek

II. Jadwal Jaga Perawat

- Perawat bertugas jaga di klinik selama 24 jam penuh secara bergantian dengan sistem 3
shift (8 jam/shift)
- Perawat berkonsultasi dengan dokter bila terdapat kasus-kasus emergensi di luar jam
praktek dokter
- Perawat stand by di klinik selama tugas jaga berlangsung

Catatan:

- Jadwal hari kerja dan pengaturan jaga sewaktu-waktu dapat berubah


- Dokter dan perawat dimungkinkan untuk bertukar jadwal atau mencari pengganti bila
berhalangan untuk berpraktek/jaga dengan sepengetahuan manajemen klinik

IV. Alur Tahapan Pelayanan

Tahapan pelayanan kesehatan terhadap karyawan di Klinik Perusahaan terdiri dari 3 tahapan
yaitu: tahap pendaftaran, tahap pemeriksaan dan konsultasi, selesai pemeriksaan.

PENDAFTARAN PEMERIKSAAN SELESAI


DAN PEMERIKSAAN
KONSULTASI

Mempersiapkan diri Memeriksadanmencata Mencatathasildiagnosa


DOKTER

untuk memulai triwayatkesehatandala danpenanganandalamb


pelayanan kepada mbuku/kartupasien uku/karturiwayatkeseh
pasien Melakukandiagnosa&k atan
onsultasi
PERAWAT

Mengambil Mendampingi dokter


Memberikanresepobat Memberi obat kpd
mengumpulkan kartu dan siap memberikan
Jikadiperlukanmemberi pasien & menjelaskan
pasien dan memberi bantuan
suratrujukanke RS aturan pakainya
nomor urut Menyiapkan
setempat obat sambil mengingatkan
Menyiapkan dokumen berdasarkan resep jadwal periksa
medical history dan yang diberikan berikutnya
memberikannya Menyimpan
kepada dokter buku/kartu dalam
lemari file
Memanggil no pasien
berikutnya

Selain 3 tahapan diatas, khusus untuk pelayanan di luar jam praktek dokter juga terdapat
mekanisme pelayanan melalui konsultasi via telepon dari perawat jaga ke dokter untuk hal-hal
yang bersifat emergensi baik terkait pemeriksaan maupun pengobatan dan rujukan pasien.

12
V. Prosedur Rujukan

VI. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Pelaksana

1) Penanggung Jawab Klinik Perusahaan


a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis klinik
b. Memimpin pelaksanaan kegiatan klinik
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan klinik
d. Menjaga mutu pelayanan

2) Dokter
a. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh tanggung
jawab sesuai keahlian dan kewenangannya
b. Melaksanakan pelayanan medik sesuai standar prosedur operasional, standar
pelayanan minimal, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pimpinan/penanggung jawab teknis klinik perusahaan
c. Membuatkan rekam medik yang baik dan lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan
d. Melaksanakan upaya pelayanan medik sesuai standar profesi dan mematuhi peraturan
perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan klinik
f. Mematuhi jadwal praktek yang telah dibuat oleh manajemen klinik perusahaan
g. Menjawab konsultasi via telpon dari perawat jaga bila dibutuhkan untuk hal-hal
emergensi di luar jam praktek dokter

3) Perawat
a. Membantu dokter dengan melaksanakan dan memberikan pelayanan keperawatan
dengan penuh tanggungjawab sesuai keahlian dan kewenangannya.
b. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan kemarfasian minimal
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan serta kegiatan administrasi lainnya
yang diperlukan dalam memenuhi standar administrasi Klinik Perusahaan .

13
d. Melaksanakan tugas jaga selama 24 jam penuh secara bergantian sesuai shift jaga dan
melakukan konsultasi via telpon dengan dokter bila ada hal emergensi yang perlu
dilakukan

PEDOMAN ADMINISTRASI KLINIK PERUSAHAAN

Pedoman administrasi di Klinik Perusahaan adalah pedoman dalam melakukan segala bentuk kegiatan
keadministrasian yang meliputipencatatan, pelaporan dan pengadaan kelengkapan administrasi lainnya
yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pencatatan
a. Buku registrasi pasien
Buku registrasi pasien berisi nomor urut pasien, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin,
pekerjaan pasien, alamat pasien, keluhan pasien, diagnosis pasien dan terapi pasien.
b. Rekam Medik
Rekam Medik menjelaskan keterangan/informasi yang cukup, akurat, dan lengkap tentang:
- Identitas
- Anamnesa
- Perjalanan penyakit
- Hasil pemeriksaan klinis yang ditemukan
- Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan
- Dokumentasi hasil pemeriksaan
- Diagnosis penyakit dan rencana terapi
- Terapi dan tindakan medik yang diberikan serta proses pengobatan
- Rujukan

c. Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan tertulis atau lisan untuk tindakan medik yang akan
dilakukan tenaga medik terhadap pasien. Persetujuan diberikan oleh pasien setelah yang
bersangkutan mendapat penjelasan secara lengkap dari tenaga medik yang sekurang-kurangnya
mencakup :
- Diagnosis dan tata cara tindakan medikl
- Tujuan tindakan medik yang dilakukan
- Alternatif tindakan lain dan risikonya
- Riisiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan terdiri atas 3 (tiga) macam pelaporan
yaitu :
- laporan kegiatan bulanan
- laporan kegiatan semester
- laporan kegiatan tahunan

Laporan kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan bersumber dari buku registrasi pasien
dengan format pelaporan sebagai berikut:
1. Laporan jumlah pasien
2. Laporan sepuluh penyakit terbanyak
3. Laporan pemakaian jumlah dan jenis obat
4. Laporan sepuluh karyawan tersering berobat
5. Laporan kejadian wabah dan emergensi
6. Laporan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan dengan menggunakan
daftar tilik terhadap standar penyelenggaraan pelayanan

Pelaporan ini disampaikan kepada Manajemen Perusahaan dan Dinas Kesehatan setempat sesuai
kebutuhan.

14
3. Kelengkapan Administrasi Lainnya
Kelengkapan administrasi lainnya yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan Klinik Perusahaan
antara lain :
a. Kartu pasien
b. Kertas resep dokter
c. Surat keterangan sakit/istirahat
d. Surat keterangan sehat
e. Surat pengantar rujukan
f. Surat pengantar pemeriksaan laboratorium
g. Surat pengantar pemeriksaan Radiologi, dll

MONITORING DAN BIMBINGAN TEKNIS

Monitoring dan Bimbingan Teknis merupakan kegiatan untuk melihat kinerja klinik di lingkungan
Perusahaan dalam melaksanakan pelayanan, program atau semua atifitas yang dilaksanakan
demi pencapaian suatu standar/target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemahaman yang
keliru mengenai Monitoring dan Bimbingan Teknis akan mengakibatkan Monitoring dan
Bimbingan Teknis dipandang sebagai proses untuk menemukan kesalahan.

Untuk menghindari hal tersebut, perlu dilaksanakan Monitoring dan Bimbingan Teknis yang
bersifat fasilitatif dan akomodatif, yaitu monitoring yang lebih mengutamakan kajian tentang
system dalam menemukan masalah atau penyebab rendahnya kinerja. Selain itu dalam
menyusun rencana perbaikan system (bukan individu) dengan melibatkan pihak-pihak yang
terkait.

1. Bentuk Monitoring dan Bimbingan Teknis


a. Internal
Kegiatan monitoring dilakukan sendiri secara internal oleh klinik PERUSAHAAN sekaligus
sebagai penyelenggara klinik baik secara perorangan maupun secara bersama-sama
dalam tim yang ditugaskan.

b. Eksternal
Kegiatan monitoring eksternal dilakukan oleh pihak ketiga/pihak diluar manajemen
klinik penyelenggara klinik yang dipercaya dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan aktifitas monitoring dan bimbingan teknis terhadap penyelenggaraan Klinik
Perusahaan

2. Langkah-langkah Monitoring dan Bimbingan Teknis


a. Persiapan
i. Menetapkan tim yang bertanggung jawab melaksanakan monitoring
ii. Menjabarkan batas-batas tanggung jawab tim monitoring
iii. Menjabarkan ruang lingkup kegiatan tim monitoring
iv. Menetapkan aspek pelayanan klinik Perusahaan
v. Menetapkan indikator, target dan standar keberhasilan pelayanan Klinik
Perusahaan

b. Pelaksanaan
i. Mengidentifikasi masalah pelayanan yang diselenggarakan di Klinik Perusahaan
ii. Menetapkan prioritas masalah pelayanan di Klinik Perusahaan
iii. Melakukan analisis penyebab masalah pelayanan di Klinik Perusahaan
iv. Menetapkan dan menyusun upaya penyelesaian masalah di Klinik Perusahaan
v. Melaksanakan upaya pemecah masalah di Klinik Perusahaan
vi. Memberikan bimbingan teknis di Klinik Perusahaan

PENUTUP

15
Pedoman penyelenggaraan Klinik Perusahaan diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh pihak
terkait dalam hal tata cara perizinan, tata laksana pelayanan serta pembinaan Klinik Perusahaan .
Dalam implementasinya diperusahaan, pedoman penyelenggaraan ini dapat disesuaikan dengan
mempertimbangakan kondisi dan situasi wilayah setempat melalui penetapan petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis yang dikeluarkan Perusahaan

16

Anda mungkin juga menyukai