Kawasan Hutan Gabungan
Kawasan Hutan Gabungan
B. Jenis-jenis Hutan
1. Jenis hutan menurut asal
a. Hutan perawan (hutan primer) merupakan hutan yang masih asli dan
belum pernah dibuka atau dijamah oleh manusia.
b. Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah
ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di
hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika
dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, akan sulit
membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang
sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah
berusia ratusan tahun.
2. Berdasarkan letak geografisnya
a. Hutan Tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa.
b. Hutan Temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis
lintang 23,5º - 66º).
c. Hutan Boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.
3. Berdasarkan Sifat-Sifat Musimannya
a. Hutan hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan.
b. Hutan selalu hijau (evergreen forest).
c. Hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest).
d. Hutan sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim
kemaraunya panjang.
4. Berdasarkan Ketinggian Tempatnya
a. Hutan pantai (beach forest).
b. Hutan dataran rendah (lowland forest).
c. Hutan pegunungan bawah (submountain forest).
d. Hutan pegunungan atas (mountain forest).
e. Hutan kabut (mist forest).
f. Hutan elfin (alpine forest).
5. Berdasarkan Keadaan Tanahnya
a. Hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp forest).
b. Hutan rawa gambut (peat swamp forest).
c. Hutan rawa bakau, atau Hutan Bakau (mangrove forest).
d. Hutan kerangas (heath forest).
e. Hutan tanah kapur (limestone forest).
6. Berdasarkan Jenis Pohon yang Dominan
a. Hutan jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur.
b. Hutan pinus (pine forest), di Aceh.
c. Hutan dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan.
d. Hutan ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara.
7. Berdasarkan Sifat-Sifat Pembuatannya
a. Hutan alam (natural forest).
b. Hutan buatan (man made forest), misalnya :
- Hutan rakyat (community forest).
- Hutan kota (urban forest).
- Hutan tanaman industri (timber estates atau timber plantation).
8. Berdasarkan Tujuan Pengelolaan Hutan
a. Hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil
hutan bukan kayu (non-timber forest product).
b. Hutan Lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air.
c. Taman Nasional merupakan tanah yang dilindungi, biasanya oleh
pemerintah pusat, dari perkembangan manusia dan polusi. Taman
nasional merupakan kawasan yang dilindungi (protected area).
d. Hutan suaka alam, dikelola untuk melindungi kekayaan keanekaragaman
hayati atau keindahan alam.
e. Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya
berlangsung secara alami.
f. Suaka alam adalah perlindungan suatu kawasan berupa kekayaan alam
dan isinya, meliputi pemeliharaan, penelitian, pendidikan, wisata,
rehabilitasi kawasan, dan pengamanan segala aset yang berada dalam
kawasan perlindungan.
g. Hutan konversi yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain,
dapat dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
b. Pemanfaatan hasil hutan non kayu pada hutan produksi dan hutan
lindung.
c. Menjadi tempat wisata seperti pada Hutan Lindung Wanagama,
Kecamatan Patuk dan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta. Pengelola
Hutan Wanagama menyediakan fasilitas pendukung bagi wisatawan yang
berkunjung, diantaranya terdapat camping ground, sarana out bond, trek
hiking.
2. Indirect Use Value (IUV)
Contohnya penangkaran satwa liar, rehabilitasi satwa dan perlindungan
keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan,
penyerapan dan/atau penyimpanan karbon.
3. Option Value (OV)
Contoh :
a. budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, budidaya jamur,
budidaya lebah, pada hutan lindung;
b. ketersediaan air yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik
desa.
4. Bequest Value (BV)
Contoh : Kawasan hutan desa pada Kawasan Hutan Lindung Bukit Panjang
Rantau Bayur sangat dijaga dan dilindungi oleh masyarakat karena kawasan
ini merupakan bagian hulu yang mempunyai fungsi Sub DAS ini sendiri
merupakan penyangga kehidupan masyarakat dan dapat diwariskan ke pada
anak cucu.