Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ade Septianto Rante

Nim : 031495043

Laporan Auditor Independen

Laporan No KNMT&R-C2-19.05,2017/01

Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi


PT Marga Abninaya Abadi Tbk (d/h PT Lintas Insana Wisesa)

Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Marga Abninaya Abadi Tbk (d/h PT Lintas
Insana Wisesa) (Entitas Induk) dan entitas anaknya (secara kolektif disebut sebagai Grup) terlampir yang
terdiri atas laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2016, serta laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif Iain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan yang Iain.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian
tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan atas pengendalian internal yang
dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung jawab auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh
lnstitut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika
serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan konsolidasian tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas
risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun oleh
kesalahan. Dalam melakukan penilaian fisiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan
dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai
dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas.
Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran
estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi
opini audit kami.

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan, dan arus
kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia.

Penekanan Suatu Hal

Sebagaimana yang diungkapkan dalam Catatan 37 atas laporan keuangan konsolidasian terlampir,
sehubungan dengan penetapan PSAK 25 (Revisi 2013): “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan”, penerapan awal PSAK 24 (Revisi 2015): “Imbalan Kerja”, dan PSAK 46 (Revisi 2014):
“Pajak Penghasilan” oleh Grup, menyebabkan dilakukannya penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terlampir oleh Grup sebagaimana
yang dipersyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan. Opini kami tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal
tersebut.
Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian pada Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian yang mengindikasikan bahwa Grup mengalami rugi bersih sebesar Rp
33.358.171.636 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sehingga menyebabkan akumulasi
deficit sebesar Rp 104,123.855.914 pada tanggal 31 Desember 2016. Kondisi tersebut bersama hal-hal Iain
seba9aimana dijelaskan dalam Catatan 38, mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut juga telah diungkapkan dalam Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian.

Hal Iain

Laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 7
Juni 2016 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya imbalan
kerja atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.

Laporan keuangan Entitas Induk tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 9
Oktober 2015 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya
imbalan kerja atas laporan keuangan tersebut.

Sebagai bagian audit kami atas laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016 dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, kami juga mengaudit penyesuaian yang dijelaskan pada Catatan 35 atas laporan keuangan
konsolidasian terlampir yang diterapkan untuk menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Menurut opini kami, penyesuaian tersebut
sudah tepat dan telah ditetapkan dengan tepat. Kami tidak ditugasi untuk mengaudit, mereviu, atau menerapkan
prosedur apa pun atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak
menyatakan suatu opini maupun bentuk asurans lainnya atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut secara keseluruhan.

Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan, dan arus
kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia.

Penekanan Suatu Hal

Sebagaimana yang diungkapkan dalam Catatan 37 atas laporan keuangan konsolidasian terlampir,
sehubungan dengan penetapan PSAK 25 (Revisi 2013): “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan”, penerapan awal PSAK 24 (Revisi 2015): “Imbalan Kerja”, dan PSAK 46 (Revisi 2014):
“Pajak Penghasilan” oleh Grup, menyebabkan dilakukannya penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terlampir oleh Grup sebagaimana
yang dipersyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan. Opini kami tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal
tersebut.

Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian pada Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian yang mengindikasikan bahwa Grup mengalami rugi bersih sebesar Rp
33.358.171.636 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sehingga menyebabkan akumulasi
deficit sebesar Rp 104,123.855.914 pada tanggal 31 Desember 2016. Kondisi tersebut bersama hal-hal Iain
seba9aimana dijelaskan dalam Catatan 38, mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut juga telah diungkapkan dalam Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian.

Hal Iain

Laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 7
Juni 2016 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya imbalan
kerja atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.
Laporan keuangan Entitas Induk tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 9
Oktober 2015 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya
imbalan kerja atas laporan keuangan tersebut.

Sebagai bagian audit kami atas laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016 dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, kami juga mengaudit penyesuaian yang dijelaskan pada Catatan 35 atas laporan keuangan
konsolidasian terlampir yang diterapkan untuk menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Menurut opini kami, penyesuaian tersebut
sudah tepat dan telah ditetapkan dengan tepat. Kami tidak ditugasi untuk mengaudit, mereviu, atau menerapkan
prosedur apa pun atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak
menyatakan suatu opini maupun bentuk asurans lainnya atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut secara keseluruhan.

Hal Iain (lanjutan)

Laporan ini diterbitkan dengan tujuan untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan dengan
rencana Penawaran Umum Perdana Saham Entitas Induk, serta tidak ditujukan, dan tidak
diperkenankan digunakan untuk tujuan Iain.

Sebelum ini, kami telah menerbitkan laporan auditor independen No. KNMT&R-C2-24.02.17/01 tanggal 24
Februari 2017, No. KNMT&R-C2-26.04.2017/01 tanggal 26 April 2017, dan No. KNMT&R-C2- 05.05.2017/01
tanggal 5 Mei 2017 atas laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016, serta untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Sehubungan dengan rencana Entitas Induk untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham Entitas Induk, Entitas Induk menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian Grup
tanggal 31 Desember 2016 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut yang disertai perubahan maupun
tambahan peng ungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.

KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

Emanuel H. Pranadiaia CA CPA

Nomor Registrasi Akuntan Publik AP.0929

19 Mei 2017
HASIL BEDAH LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT. Marga Abinaya Abadi Tbk

Laporan Standar

a. Paragraf Pendahuluan

Kami telah mengaudit laporan keuangan PT. Maraga Abinaya Abadi Tbk dan entitas anaknya
terlampir yang terdiri atas laporan posisi konsolidasian tanggal 31 Desember 2016, serta laporan
laba rugi, laporan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan suatu ikhtisar
kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan yang lain.

b. Paragraf Ruang Lingkup

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-
angaka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipulih bergantung pada
pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dan laporan
keuangan baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun oleh kesalahan. Dalam melakukan
penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dalam
penyusunan dan penyajian wajar laporan untuk tujuan menyatakan opini atas keevektifitasan
pengendalian internal entitas. Sutu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan
akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi auntansi yang dibuat oleh manajemen serta
pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

c. Paragraf Pendapat

Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasi terlampir menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasi Grup pada tanggal 31 Desember 2016,
serta kinerja keuangan, dan arus kas konsolidasinya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Elemen-elemen Dasar Laporan Standar Auditor


PT. Marga Abinaya Abadi Tbk

Judul Laporan : Laporan Auditor Independen

Alamat : Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi

PT. Marga Abinaya Abadi Tbk

Menunjukkan :

Paragraf Pendahuluan :

- Kami telah mengaudit laporan keuangan PT. Maraga Abinaya Abadi Tbk dan entitas
anaknya terlampir yang terdiri atas laporan posisi konsolidasian tanggal 31 Desember
2016, serta laporan laba rugi, laporan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016 dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelasan yang lain.
- Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan
konsilidasian tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan atas
pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian
material, baik yang disebebkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
- Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan opini atas laporan keuangan
konsilidasian tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan standar audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan konsolidasian
tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.

Menyatakan :

Paragraf Ruang Lingkup Audit :

- Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Menyatakan :

Paragraf Pendapat :

- Laporan keuangan konsolidasian yang mengindikasikan bahwa group mengalami rugi


bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2016.

Paragraf Penjelas :
- Terdapat tandatangan kantor akuntan public
- Tanggal 19 Mei 2017

Jenis-jenis Pendapat Lain

- Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian pada
Catatan 38 atas laporan keuangan konsolidasian.
- Menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak
diperhitungkannya imbalan kerja atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.

Tugas 2. Meringkas Modul 2 dan Modul 3

MODUL 2

PROFESI AKUNTAN
Perkembangan profesi akuntan
Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi
pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara
sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di
negara tersebut.
Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil
dan masih dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya,
jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-
perusahaan tersebut. Begitu pula, jika sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain
perseroan terbatas (PT) yang bersifat terbuka, jasa audit yang disediakan oleh profesi akuntan
publik belum diperlukan oleh masyarakat pembisnis di negara tersebut (Mulyadi, 2002).
Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi terhadap kinerja perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan.
Pada umumnya, mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang
disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan keputusan mereka berdasarkan informasi
yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.

Peran dan posisi profesi akuntan


Peran dan posisi profesi akuntansi sudah sejak lama menjadi sasaran kritik masyarakat
pada umumnya dan khususnya dunia usaha.
Pada masa yang lalu, yang menjadi sasaran utama adalah profesi akuntan publik
berhubung dengan keterlibatannya dalam mekanisme pengendalian sosial yang sarat dengan
konflik-konflik kepentingan ekonomi dan politik. Organisasi akuntan publik di Indonesia saat
ini dikenal dengan nama IAPI.
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota asosiasi yang
pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Republik Indonesia melalui
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi
profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik,
penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta
menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.

Tujuan Awal dibentuknya Ikatan Akuntansi Indonesia


1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan
2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

Sumber kemerosotan Citra Akuntan


Terdapat beberapa hal yang dapat menurunkan atau memerosotkan citra profesi, yaitu sebagai
berikut :
1. Kesenjangan harapan (the expectation gap).
2. Kesenjangan ragam jasa (the scope of service gap).
3. Kesenjangan persaingan intraprofesional (the intraprofessional gap).
4. Kesenjangan ambiguitas peran (the role ambiguity gap).

Profesionalitas CPA
Buku John Carey yang berjudul The Rise of the Accounting Profession: From
Technician to Professional (Bangkitnya Profesi Akuntan: Dari Teknisi Menjadi Profesi),
mengidentifikasi adanya tujuh kriteria yang membedakan profesi dari lainnya yang bukan
profesi. Setiap butir diuraikan di bawah ini dalam konteks persyaratan agar dapat diakui sebagai
Certified Publik Accountant (CPA). Sumber : Boynton, 2006)

Tujuan Inti CPA


Tujuan inti CPA adalah untuk menjadikan perubahan dunia yang kompleks menjadi
sesuatu yang masuk akal. Sementara hal ini dapat diterima oleh profesional lainnya, CPA
menempatkan dirinya terpisah dari profesional lain dalam proses ini melalui nilai,
kompetensi, dan jasa inti yang dapat diberikan pada situasi ini.

Nilai Inti CPA


Nilai inti yang terdapat dalam proyek visi CPA mencerminkan penghargaan publik yang
sangat tinggi pada apa yang telah dicapai oleh CPA. Nilai-nilai ini kebanyakan dikembangkan
dari keterkaitan para CPA dengan audit laporan keuangan. Dewasa ini CPA memiliki reputasi
yang kuat tentang prinsip- prinsip etika, dalam hal integritas dan objektivitas. Selain itu, CPA
adalah pihak yang lebih dahulu melihat pentingnya pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran
seumur hidup.

Kompetensi Inti CPA


Auditor memerlukan kemampuan berkomunikasi yang unggul agar dapat meminta
keterangan yang tepat dari manajemen dan menyampaikan temuan-temuan kepada
manajemen, dewan direksi, dan pihak ketiga. Oleh karena teknologi mempengaruhi cara auditor
berkomunikasi maka auditor kurang menekankan penggunaan laporan-laporan standar namun
harus lebih mampu mengomunikasikan dengan jelas lingkup kerja, temuan, dan kesimpulan.
Keterampilan berpikir strategis dan kritis menjadi penting bagi semua auditor.

Visi dibentuknya IAI


Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan
dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggung
jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

Misi dibentuknya IAI

1. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan


manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggung jawab, dan
lingkungan hidup.
2. Mengembangkan pengetahuan dan praktik bisnis, keuangan, atestasi, nonatestasi,
dan akuntansi bagi masyarakat.
3. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan ketatakelolaan perusahaan yang baik (good
governance) melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional dan
internasional.

JENIS AUDITOR
Kerangka Kerja Pengaturan Untuk Meyakinkan Mutu Jasa

Kerangka kerja pengaturan untuk meyakinkan mutu jasa dilakukan oleh profesi karena
adanya tindakan melanggar hukum (illegal act). Tindakan melanggar hukum meliputi
pembayaran suap, mengambil bagian dalam kegiatan politik yang melanggar hukum,
pelanggaran ketentuan pemerintah dan hukum tertentu lainnya. Sementara itu, profesi harus
memiliki karakteristik profesi yang dalam bentuk-bentuk :

1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis


2. Asosiasi profesional
3. Pendidikan yang ekstensif
4. Ujian kompetensi
5. Pelatihan institusional
6. Lisensi
7. Otonomi kerja
8. Kode etik
9. Mengatur diri
10. Layanan publik dan altruisme
11. Status dan imbalan yang tinggi

Mutu jasa merupakan hal yang penting untuk meyakinkan bahwa profesi telah memenuhi
tanggung jawabnya kepada klien, masyarakat umum, serta pemerintah.

Untuk membantu meyakinkan mutu kinerja audit serta jasa-jasa profesional lainnya, profesi
telah mengembangkan kerangka kerja. Ada empat kelompok besar kerangka kerja untuk
meyakinkan mutu jasa audit ini, yaitu sebagai berikut ini :

1. Penetapan Standar.
2. Pengaturan oleh Kantor Akuntan Publik.
3. Pengaturan Sendiri atau Sejawat.
4. Pengaturan oleh Pemerintah.
Jenis Auditor

Orang yang melaksanakan tindakan dan kejadian ekonomis pengauditan bagi suatu
perusahaan atau organisasi disebut dengan auditor. Ada beberapa jenis auditor, yaitu berikut ini :

1. Auditor Eksternal sering disebut sebagai auditor independen atau


besertifikat akuntan publik (BAP).
2. Auditor Internal. Auditor internal adalah auditor yang dipekerjakan oleh suatu
perusahaan, persekutuan, badan pemerintah, individu dan entitas lainnya.
3. Auditor Pemerintah (government auditor). Auditor pemerintah diperlukan untuk
menentukan ketaatan dengan hukum, peraturan perundangan, kebijakan dan
prosedur. Di Indonesia aktivitas pemeriksaan lembaga- lembaga pemerintah
dilakukan oleh BPK dan pengawasan dilakukan oleh BPKP.

Hubungan Auditor Inedependen

Dalam audit laporan keuangan, auditor memelihara hubungan profesional dengan empat
kelompok penting berikut ini :

1. Manajemen.
2. Dewan Direksi dan Komite Audit.
3. Auditor Internal.
4. Pemegang Saham.

Profesi Akuntan Publik

Akuntan publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada
akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan
jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa
dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya
yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.

Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik berdasarkan SK. Menkeu No.470/KMK.017/1999 tertanggal 4


Oktober 1999 didefinisikan sebagai lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi akuntan publik dalam melakukan pekerjaannya. Ada empat kategori kantor
akuntan publik :

1. Perusahaan Internasional KAP Big Four


2. Perusahaan Nasional
3. Perusahaan Wilayah dan Perusahaan Lokal Besar
4. Perusahaan Lokal Kecil

Struktur Kantor Akuntan Publik

Selain menyediakan jasa audit dan jasa assurance lainnya, selain itu kantor akuntan publik juga
menyediakan jasa yang meliputi :
1. Jasa Akuntansi dan Bookkeeping
2. Jasa Pajak
3. Jasa Konsultasi Manajemen

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi struktur kantor akuntan publik, yaitu :

1. Meningkatnya risiko litigasi yang dihadapi auditor.


2. Pentingnya suatu struktur untuk mendorong kompetensi.
3. Kebutuhan terhadap independensi oleh klien.

Terdapat enam bentuk struktur organisasi Kantor Akuntan Publik, yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan perorangan
2. Partnership
3. Korporasi Umum
4. Korporasi Profesional
5. Partnership dengan Kewajiban Terbatas
6. Perusahaan dengan Kewajiban Terbatas

Hierarki kepemimpinan dalam Kantor Akuntan Publik pada dasarnya hampir sama,
yaitu meliputi:

1. Partner atau pemegang saham;


2. Para manajer;
3. Supervisor;
4. Auditor senior;
5. Asisten/auditor yunior.

AICPA dan IAI

Di Amerika Serikat terdapat organisasi profesional yang mempengaruhi dan


menaungi para akuntan publik yang ada di Negara tersebut, yaitu American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA).

Di Indonesia, organisasi profesional yang menaungi para akuntan publiknya adalah


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terutama Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP).

Organisasi profesional inilah yang biasanya menetapkan persyaratan profesional bagi


seorang akuntan publik, menyelenggarakan penelitian, dan menerbitkan bahan bacaan dalam
pelbagai bidang yang berkaitan dengan akuntansi, audit, konsultasi manajemen, dan perpajakan.
Anggota IAI-KAP terbatas pada anggota-anggota IAI yang bekerja pada kantor akuntan publik.

Ikatan Akuntansi Indonesia

IAI mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:

1. Menetapkan standar dan aturan


Ada empat bidang utama yang IAI berwenang menetapkan standar dan membuat aturan,
yaitu:

 Standar auditing
 Standar kompilasi dan penelaahan laporan keuangan
 Standar atestasi lainnya
 Kode etik profesional
2. Melaksanakan penelitian dan publikasi
3. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi para akuntan publik

Peluang Profesi Akuntan Publik

Peluang profesional yang meminta keterampilan auditing dan atestasi dalam beberapa
dekade terakhir ini terus meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh semakin globalnya
lingkungan bisnis saat ini dan juga semakin berkembangnya teknologi informasi yang
mendukung proses bisnis tersebut.
Auditing menawarkan peluang karier yang sangat bagus dalam akuntan publik,
industri, dan pemerintahan. Masyarakat pembisnis juga telah mengakui kelebihan pengetahuan
dan keterampilan auditor yang menjadikan auditor menjadi begitu tanggap terhadap permintaan
baik jasa atestasi maupun nonatestasi.

MODUL 3
STANDAR AUDITING

STANDAR AUDIT
Proses penetapan standar
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dari setiap usulan yang diajukan dewan dalam
pembuatan standar dan prosedur adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi. Tingkat kebutuhan terhadap suatu usulan pernyataan dapat diidentifikasi dari
proses litigasi, tekanan regulasi, atau komentar dari para praktisi.
2. Penelitian. Bentuk pedoman yang dibutuhkan dinilai melalui analisis masalah,
mengumpulkan data tentang praktik yang ada sekarang, menelaah literatur yang
ada dan mengembangkan pendekatan alternatif.
3. Pertimbangan. Pernyataan yang diusulkan disampaikan oleh dewan dan alternatif yang
ada dievaluasi.
4. Penyebarluasan (exposure). Pernyataan yang diusulkan harus disetujui oleh 10 dari 15
anggota dewan untuk disebarluaskan (exposure). Exposure draft ini kemudian
didistribusikan untuk mendapatkan komentar ke seluruh akuntan yang merupakan
anggota IAPI.
5. Penerbitan. Seluruh komentar kemudian ditelaah oleh dewan. Setiap persoalan yang
muncul dalam komentar yang tidak dipertimbangkan sebelumnya oleh dewan dapat
dievaluasi. Akan tetapi, biasanya dewan tidak dapat mengubah posisi persoalan yang
telah dipertimbangkan sebelum exposure. Tujuan dari exposure adalah untuk
mengidentifikasi persoalan yang sebelumnya terabaikan atau tidak dipelajari secara
mendalam.

Implementasi dan Aplikasi


Standar umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan


1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang hendak dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Implementasi dan Aplikasi


Standar umum
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
5. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas terhadap sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada,
dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Penerapan Standar Audit


Standar auditing dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang
auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi bisnis, jenis
industri, atau apakah tujuan entitas adalah mencari laba atau nirlaba.
Konsep materialitas dan risiko mempengaruhi aplikasi seluruh standar, khususnya
pada standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Materialitas berkaitan dengan arti
penting relatif sesuatu hal (benda, jasa, atau nilai).
Hubungan Standar Auditing dengan Prosedur Auditing
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang digunakan serta
tindakan yang dilakukan oleh auditor selama audit berlangsung. Diantaranya langkah-langkah
seperti, menghitung kas kecil, memeriksa rekonsiliasi bank yang disusun oleh klien,
mengamati penghitungan persediaan serta menginspeksi keabsahan kendaraan bermotor yang
dibeli perusahaan.
Standar auditing yang dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan, maka
prosedur auditing dapat berbeda antara satu klien dengan klien yang lainnya, karena adanya
perbedaan dalam skala kegiatan suatu entitas dengan entitas lainnya, perbedaan karakteristik,
serta sifat dan kompleksitas operasi dan sebagainya.

Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan
oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu
entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam
laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Standar Atestasi
1. Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi (1) pemeriksaan (examination),
(2) review, dan (3) prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
2. Tiga tipe perikatan atestasi yang telah disepakati di dalam standar auditing international
adalah :
 Standar Jasa Akuntansi dan Review
 Standar Jasa Konsultansi
 Standar Pengendalian Mutu

Keyakinan Hasil Audit


Pengguna laporan keuangan auditan mengharapkan auditor untuk:
1. Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan
objektivitas;
2. Mencari dan mendeteksi salah saji yang material,baik yang disengaja maupun
yang tidak;
3. Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.

AUDIT INTERNAL
Audit atas Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan kepada manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan
dan sasarannya
Manajemen memiliki tiga tujuan umum untuk merancang sistem pengendalian internal
yang efektif, yaitu :
1. Reliabilitas pelaporan keuangan
2. Efisiensi dan efektivitas operasi
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan

Independensi Auditor
Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Hal itu berarti bahwa auditor dapat
bersikap netral terhadap entitas. Oleh karena itu, auditor dapat bersikap objektif. Publik dapat
mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap tidak memihak serta mengakui adanya
kewajiban untuk bersikap adil.
Meskipun entitas adalah klien auditor, namun CPA tetap memiliki tanggung jawab yang
lebih besar kepada para pengguna laporan auditor yang jelas telah diketahui. Auditor tidak boleh
memosisikan diri atau pertimbangannya di bawah kelompok apapun dan siapa pun.
Independensi, integritas, dan objektivitas auditor mendorong pihak ketiga untuk menggunakan
laporan keuangan yang tercakup dalam laporan auditor dengan rasa yakin dan percaya
sepenuhnya.

Keyakinan yang Memadai


Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material. Akan tetapi, konsep keyakinan yang memadai tidak dapat memastikan atau menjamin
akurasi laporan keuangan.
Konsep keyakinan yang memadai menunjukkan bahwa dalam audit telah dilakukan
sejumlah pengujian. Hal yang lazim dilakukan auditor adalah memilih beberapa butir dan
menetapkan sejumlah prosedur atas butir-butir terpilih tersebut guna membentuk suatu pendapat
atas laporan keuangan.
Auditor menggunakan seluruh keahlian dan pertimbangannya untuk memutuskan bukti-
bukti apa saja yang perlu diperiksa, waktu pemeriksaan, seberapa banyak bukti yang diperiksa,
siapa yang ditugaskan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti tertentu, termasuk
juga siapa yang memberikan interpretasi dan mengevaluasi hasilnya.
Apabila tidak ditemukan bukti adanya salah saji yang material dalam pengujian, auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai PABU.

FRAUD AUDIT
Kecurangan Audit Laporan Keuangan
Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material,
baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan.
Kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan
berikut:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
2. Representasi yang salah terhadap atau penghilangan laporan keuangan peristiwa,
transaksi, atau informasi signifikan.
3. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Deteksi Kecurangan
Ada beberapa jenis salah saji yang berkaitan dengan kecurangan, yaitu:
1. Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent Financial Reporting) terdiri dari
tindakan-tindakan, seperti:
 Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan;
 Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa-
peristiwa, transaksi-transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam
laporan keuangan;
 Salah penerapan yang disengaja atas prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
2. Penyalahgunaan aset (misappropriation of assets) meliputi penggelapan atau
pencurian aset entitas di mana penggelapan tersebut dapat menyebabkan
laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang
berlaku umum. antara lain:
o menggelapkan penerimaan;
o mencuri aset;
o menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak diterima.

Deteksi Kecurangan
1. Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan ataupun
kesalahankesalahan yang tidak disengaja, diwujudkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang apakah laporan
keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan ataupun
kecurangan.
2. Auditor juga bertanggung jawab untuk mengomunikasikan temuan kecurangan
kepada manajemen dan mungkin juga kepada pihak lainnya.
3. Apabila auditor menyimpulkan bahwa ternyata laporan keuangan
mengandung unsur salah saji yang material dan bahwa laporan keuangan tidak disajikan
sesuai dengan PABU maka auditor harus mendesak agar manajemen melakukan revisi
atas laporan keuangan tersebut. Apabila manajemen menyetujuinya, auditor dapat
menerbitkan suatu laporan audit standar yang menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian.

Pelaporan Kecurangan
1. Apabila auditor menentukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan, maka hal itu
harus menjadi perhatian manajemen, yang pada umumnya satu tingkat lebih tinggi di
mana kecurangan itu terjadi.
2. Setiap kecurangan yang melibatkan manajemen senior, dan kecurangan yang terjadi
pada tingkat manapun yang menyebabkan salah saji yang material pada laporan
keuangan, harus dilaporkan langsung oleh auditor kepada komite audit atau dewan
direksi.
3. Secara etis dan legal, pada umumnya auditor tidak dapat mengungkapkan kecurangan
yang terjadi di luar entitas.

Anda mungkin juga menyukai