Hasil Bedah Laporan Auditor Independen
Hasil Bedah Laporan Auditor Independen
Nim : 031495043
Laporan No KNMT&R-C2-19.05,2017/01
Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Marga Abninaya Abadi Tbk (d/h PT Lintas
Insana Wisesa) (Entitas Induk) dan entitas anaknya (secara kolektif disebut sebagai Grup) terlampir yang
terdiri atas laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2016, serta laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif Iain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan yang Iain.
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian
tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan atas pengendalian internal yang
dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh
lnstitut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika
serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan konsolidasian tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas
risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun oleh
kesalahan. Dalam melakukan penilaian fisiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan
dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai
dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas.
Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran
estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi
opini audit kami.
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan, dan arus
kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia.
Sebagaimana yang diungkapkan dalam Catatan 37 atas laporan keuangan konsolidasian terlampir,
sehubungan dengan penetapan PSAK 25 (Revisi 2013): “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan”, penerapan awal PSAK 24 (Revisi 2015): “Imbalan Kerja”, dan PSAK 46 (Revisi 2014):
“Pajak Penghasilan” oleh Grup, menyebabkan dilakukannya penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terlampir oleh Grup sebagaimana
yang dipersyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan. Opini kami tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal
tersebut.
Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian pada Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian yang mengindikasikan bahwa Grup mengalami rugi bersih sebesar Rp
33.358.171.636 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sehingga menyebabkan akumulasi
deficit sebesar Rp 104,123.855.914 pada tanggal 31 Desember 2016. Kondisi tersebut bersama hal-hal Iain
seba9aimana dijelaskan dalam Catatan 38, mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut juga telah diungkapkan dalam Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian.
Hal Iain
Laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 7
Juni 2016 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya imbalan
kerja atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.
Laporan keuangan Entitas Induk tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 9
Oktober 2015 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya
imbalan kerja atas laporan keuangan tersebut.
Sebagai bagian audit kami atas laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016 dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, kami juga mengaudit penyesuaian yang dijelaskan pada Catatan 35 atas laporan keuangan
konsolidasian terlampir yang diterapkan untuk menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Menurut opini kami, penyesuaian tersebut
sudah tepat dan telah ditetapkan dengan tepat. Kami tidak ditugasi untuk mengaudit, mereviu, atau menerapkan
prosedur apa pun atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak
menyatakan suatu opini maupun bentuk asurans lainnya atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut secara keseluruhan.
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan, dan arus
kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia.
Sebagaimana yang diungkapkan dalam Catatan 37 atas laporan keuangan konsolidasian terlampir,
sehubungan dengan penetapan PSAK 25 (Revisi 2013): “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan”, penerapan awal PSAK 24 (Revisi 2015): “Imbalan Kerja”, dan PSAK 46 (Revisi 2014):
“Pajak Penghasilan” oleh Grup, menyebabkan dilakukannya penyajian kembali laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terlampir oleh Grup sebagaimana
yang dipersyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan. Opini kami tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal
tersebut.
Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian pada Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian yang mengindikasikan bahwa Grup mengalami rugi bersih sebesar Rp
33.358.171.636 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sehingga menyebabkan akumulasi
deficit sebesar Rp 104,123.855.914 pada tanggal 31 Desember 2016. Kondisi tersebut bersama hal-hal Iain
seba9aimana dijelaskan dalam Catatan 38, mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut juga telah diungkapkan dalam Catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian.
Hal Iain
Laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 7
Juni 2016 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya imbalan
kerja atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.
Laporan keuangan Entitas Induk tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sebelum disajikan kembali, diaudit oleh auditor independen Iain yang dalam laporannya bertanggal 9
Oktober 2015 menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak diperhitungkannya
imbalan kerja atas laporan keuangan tersebut.
Sebagai bagian audit kami atas laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016 dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, kami juga mengaudit penyesuaian yang dijelaskan pada Catatan 35 atas laporan keuangan
konsolidasian terlampir yang diterapkan untuk menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Menurut opini kami, penyesuaian tersebut
sudah tepat dan telah ditetapkan dengan tepat. Kami tidak ditugasi untuk mengaudit, mereviu, atau menerapkan
prosedur apa pun atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak
menyatakan suatu opini maupun bentuk asurans lainnya atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut secara keseluruhan.
Laporan ini diterbitkan dengan tujuan untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan dengan
rencana Penawaran Umum Perdana Saham Entitas Induk, serta tidak ditujukan, dan tidak
diperkenankan digunakan untuk tujuan Iain.
Sebelum ini, kami telah menerbitkan laporan auditor independen No. KNMT&R-C2-24.02.17/01 tanggal 24
Februari 2017, No. KNMT&R-C2-26.04.2017/01 tanggal 26 April 2017, dan No. KNMT&R-C2- 05.05.2017/01
tanggal 5 Mei 2017 atas laporan keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 2016, serta untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Sehubungan dengan rencana Entitas Induk untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham Entitas Induk, Entitas Induk menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian Grup
tanggal 31 Desember 2016 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut yang disertai perubahan maupun
tambahan peng ungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.
19 Mei 2017
HASIL BEDAH LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Laporan Standar
a. Paragraf Pendahuluan
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT. Maraga Abinaya Abadi Tbk dan entitas anaknya
terlampir yang terdiri atas laporan posisi konsolidasian tanggal 31 Desember 2016, serta laporan
laba rugi, laporan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan suatu ikhtisar
kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan yang lain.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-
angaka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipulih bergantung pada
pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dan laporan
keuangan baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun oleh kesalahan. Dalam melakukan
penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dalam
penyusunan dan penyajian wajar laporan untuk tujuan menyatakan opini atas keevektifitasan
pengendalian internal entitas. Sutu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan
akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi auntansi yang dibuat oleh manajemen serta
pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
c. Paragraf Pendapat
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasi terlampir menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasi Grup pada tanggal 31 Desember 2016,
serta kinerja keuangan, dan arus kas konsolidasinya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Menunjukkan :
Paragraf Pendahuluan :
- Kami telah mengaudit laporan keuangan PT. Maraga Abinaya Abadi Tbk dan entitas
anaknya terlampir yang terdiri atas laporan posisi konsolidasian tanggal 31 Desember
2016, serta laporan laba rugi, laporan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016 dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelasan yang lain.
- Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan
konsilidasian tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan atas
pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian
material, baik yang disebebkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
- Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan opini atas laporan keuangan
konsilidasian tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan standar audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan konsolidasian
tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Menyatakan :
- Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.
Menyatakan :
Paragraf Pendapat :
Paragraf Penjelas :
- Terdapat tandatangan kantor akuntan public
- Tanggal 19 Mei 2017
- Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian pada
Catatan 38 atas laporan keuangan konsolidasian.
- Menyatakan opini wajar dengan pengecualian sehubungan dengan tidak
diperhitungkannya imbalan kerja atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.
MODUL 2
PROFESI AKUNTAN
Perkembangan profesi akuntan
Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi
pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara
sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di
negara tersebut.
Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil
dan masih dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya,
jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-
perusahaan tersebut. Begitu pula, jika sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain
perseroan terbatas (PT) yang bersifat terbuka, jasa audit yang disediakan oleh profesi akuntan
publik belum diperlukan oleh masyarakat pembisnis di negara tersebut (Mulyadi, 2002).
Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi terhadap kinerja perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan.
Pada umumnya, mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang
disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan keputusan mereka berdasarkan informasi
yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.
Profesionalitas CPA
Buku John Carey yang berjudul The Rise of the Accounting Profession: From
Technician to Professional (Bangkitnya Profesi Akuntan: Dari Teknisi Menjadi Profesi),
mengidentifikasi adanya tujuh kriteria yang membedakan profesi dari lainnya yang bukan
profesi. Setiap butir diuraikan di bawah ini dalam konteks persyaratan agar dapat diakui sebagai
Certified Publik Accountant (CPA). Sumber : Boynton, 2006)
JENIS AUDITOR
Kerangka Kerja Pengaturan Untuk Meyakinkan Mutu Jasa
Kerangka kerja pengaturan untuk meyakinkan mutu jasa dilakukan oleh profesi karena
adanya tindakan melanggar hukum (illegal act). Tindakan melanggar hukum meliputi
pembayaran suap, mengambil bagian dalam kegiatan politik yang melanggar hukum,
pelanggaran ketentuan pemerintah dan hukum tertentu lainnya. Sementara itu, profesi harus
memiliki karakteristik profesi yang dalam bentuk-bentuk :
Mutu jasa merupakan hal yang penting untuk meyakinkan bahwa profesi telah memenuhi
tanggung jawabnya kepada klien, masyarakat umum, serta pemerintah.
Untuk membantu meyakinkan mutu kinerja audit serta jasa-jasa profesional lainnya, profesi
telah mengembangkan kerangka kerja. Ada empat kelompok besar kerangka kerja untuk
meyakinkan mutu jasa audit ini, yaitu sebagai berikut ini :
1. Penetapan Standar.
2. Pengaturan oleh Kantor Akuntan Publik.
3. Pengaturan Sendiri atau Sejawat.
4. Pengaturan oleh Pemerintah.
Jenis Auditor
Orang yang melaksanakan tindakan dan kejadian ekonomis pengauditan bagi suatu
perusahaan atau organisasi disebut dengan auditor. Ada beberapa jenis auditor, yaitu berikut ini :
Dalam audit laporan keuangan, auditor memelihara hubungan profesional dengan empat
kelompok penting berikut ini :
1. Manajemen.
2. Dewan Direksi dan Komite Audit.
3. Auditor Internal.
4. Pemegang Saham.
Akuntan publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada
akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan
jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa
dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya
yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.
Selain menyediakan jasa audit dan jasa assurance lainnya, selain itu kantor akuntan publik juga
menyediakan jasa yang meliputi :
1. Jasa Akuntansi dan Bookkeeping
2. Jasa Pajak
3. Jasa Konsultasi Manajemen
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi struktur kantor akuntan publik, yaitu :
Terdapat enam bentuk struktur organisasi Kantor Akuntan Publik, yaitu sebagai berikut :
1. Perusahaan perorangan
2. Partnership
3. Korporasi Umum
4. Korporasi Profesional
5. Partnership dengan Kewajiban Terbatas
6. Perusahaan dengan Kewajiban Terbatas
Hierarki kepemimpinan dalam Kantor Akuntan Publik pada dasarnya hampir sama,
yaitu meliputi:
Standar auditing
Standar kompilasi dan penelaahan laporan keuangan
Standar atestasi lainnya
Kode etik profesional
2. Melaksanakan penelitian dan publikasi
3. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi para akuntan publik
Peluang profesional yang meminta keterampilan auditing dan atestasi dalam beberapa
dekade terakhir ini terus meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh semakin globalnya
lingkungan bisnis saat ini dan juga semakin berkembangnya teknologi informasi yang
mendukung proses bisnis tersebut.
Auditing menawarkan peluang karier yang sangat bagus dalam akuntan publik,
industri, dan pemerintahan. Masyarakat pembisnis juga telah mengakui kelebihan pengetahuan
dan keterampilan auditor yang menjadikan auditor menjadi begitu tanggap terhadap permintaan
baik jasa atestasi maupun nonatestasi.
MODUL 3
STANDAR AUDITING
STANDAR AUDIT
Proses penetapan standar
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dari setiap usulan yang diajukan dewan dalam
pembuatan standar dan prosedur adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi. Tingkat kebutuhan terhadap suatu usulan pernyataan dapat diidentifikasi dari
proses litigasi, tekanan regulasi, atau komentar dari para praktisi.
2. Penelitian. Bentuk pedoman yang dibutuhkan dinilai melalui analisis masalah,
mengumpulkan data tentang praktik yang ada sekarang, menelaah literatur yang
ada dan mengembangkan pendekatan alternatif.
3. Pertimbangan. Pernyataan yang diusulkan disampaikan oleh dewan dan alternatif yang
ada dievaluasi.
4. Penyebarluasan (exposure). Pernyataan yang diusulkan harus disetujui oleh 10 dari 15
anggota dewan untuk disebarluaskan (exposure). Exposure draft ini kemudian
didistribusikan untuk mendapatkan komentar ke seluruh akuntan yang merupakan
anggota IAPI.
5. Penerbitan. Seluruh komentar kemudian ditelaah oleh dewan. Setiap persoalan yang
muncul dalam komentar yang tidak dipertimbangkan sebelumnya oleh dewan dapat
dievaluasi. Akan tetapi, biasanya dewan tidak dapat mengubah posisi persoalan yang
telah dipertimbangkan sebelum exposure. Tujuan dari exposure adalah untuk
mengidentifikasi persoalan yang sebelumnya terabaikan atau tidak dipelajari secara
mendalam.
Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan
oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu
entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam
laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar Atestasi
1. Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi (1) pemeriksaan (examination),
(2) review, dan (3) prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
2. Tiga tipe perikatan atestasi yang telah disepakati di dalam standar auditing international
adalah :
Standar Jasa Akuntansi dan Review
Standar Jasa Konsultansi
Standar Pengendalian Mutu
AUDIT INTERNAL
Audit atas Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan kepada manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan
dan sasarannya
Manajemen memiliki tiga tujuan umum untuk merancang sistem pengendalian internal
yang efektif, yaitu :
1. Reliabilitas pelaporan keuangan
2. Efisiensi dan efektivitas operasi
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan
Independensi Auditor
Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Hal itu berarti bahwa auditor dapat
bersikap netral terhadap entitas. Oleh karena itu, auditor dapat bersikap objektif. Publik dapat
mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap tidak memihak serta mengakui adanya
kewajiban untuk bersikap adil.
Meskipun entitas adalah klien auditor, namun CPA tetap memiliki tanggung jawab yang
lebih besar kepada para pengguna laporan auditor yang jelas telah diketahui. Auditor tidak boleh
memosisikan diri atau pertimbangannya di bawah kelompok apapun dan siapa pun.
Independensi, integritas, dan objektivitas auditor mendorong pihak ketiga untuk menggunakan
laporan keuangan yang tercakup dalam laporan auditor dengan rasa yakin dan percaya
sepenuhnya.
FRAUD AUDIT
Kecurangan Audit Laporan Keuangan
Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material,
baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan.
Kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan
berikut:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
2. Representasi yang salah terhadap atau penghilangan laporan keuangan peristiwa,
transaksi, atau informasi signifikan.
3. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Deteksi Kecurangan
Ada beberapa jenis salah saji yang berkaitan dengan kecurangan, yaitu:
1. Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent Financial Reporting) terdiri dari
tindakan-tindakan, seperti:
Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan;
Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa-
peristiwa, transaksi-transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam
laporan keuangan;
Salah penerapan yang disengaja atas prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
2. Penyalahgunaan aset (misappropriation of assets) meliputi penggelapan atau
pencurian aset entitas di mana penggelapan tersebut dapat menyebabkan
laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang
berlaku umum. antara lain:
o menggelapkan penerimaan;
o mencuri aset;
o menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak diterima.
Deteksi Kecurangan
1. Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan ataupun
kesalahankesalahan yang tidak disengaja, diwujudkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang apakah laporan
keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan ataupun
kecurangan.
2. Auditor juga bertanggung jawab untuk mengomunikasikan temuan kecurangan
kepada manajemen dan mungkin juga kepada pihak lainnya.
3. Apabila auditor menyimpulkan bahwa ternyata laporan keuangan
mengandung unsur salah saji yang material dan bahwa laporan keuangan tidak disajikan
sesuai dengan PABU maka auditor harus mendesak agar manajemen melakukan revisi
atas laporan keuangan tersebut. Apabila manajemen menyetujuinya, auditor dapat
menerbitkan suatu laporan audit standar yang menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
Pelaporan Kecurangan
1. Apabila auditor menentukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan, maka hal itu
harus menjadi perhatian manajemen, yang pada umumnya satu tingkat lebih tinggi di
mana kecurangan itu terjadi.
2. Setiap kecurangan yang melibatkan manajemen senior, dan kecurangan yang terjadi
pada tingkat manapun yang menyebabkan salah saji yang material pada laporan
keuangan, harus dilaporkan langsung oleh auditor kepada komite audit atau dewan
direksi.
3. Secara etis dan legal, pada umumnya auditor tidak dapat mengungkapkan kecurangan
yang terjadi di luar entitas.