Anda di halaman 1dari 5

SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

Zero Crossing

A. Pengertian

Zero crossing adalah titik dimana tidak ada input tegangan atau fasa sama dengan Nol. Pada sebuah
gelombang sinus biasanya terjadi zero crossing sebanyak 2 kali dalam setiap siklusnya.

Gambar 1 Fasa dimana tidak ada tegangan input adalah zero crossing.

B. Prinsip Kerja Rangkaian Zero Crossing Detector

Prinsip kerja Zero Crossing dengan membandingkan tegangan AC terhadap tegangan referensi yang
dihubungkan ke ground (0 volt). Tegangan Input AC berasal dari trafo step down yang sudah diturunkan lagi
dengan resistor pembagi tegangan. Saat fase positif komparator akan menghasilkan output high (Vcc) dan saat fase
negatif komparator akan menghasilkan output low (0 volt). Jadi outputnya adalah gelombang kotak dengan
frekuensi sesuai dengan frekuensi AC-nya yaitu 50 Hz.

Pada saat Positive Going Transition (PGT) atau Negative Going Transition (NGT) inilah saat terjadi zero.
PGT atau NGT inilah yang dibaca oleh mikrokontroler sebagai zero.

1
SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

Gambar diatas merupakan rangkaian zero crossing menggunakan IC 311 dimana transistor sebagai saklar.
Positif input input signal (diatas 0 V) untuk mengubah transistor menjadi keadaan ON (terhubung), Nilai output
pada rangkaian zero crossing menjadi low (- 10 V pada rangkaian ini). Sedangkan negative input (dibawah 0 V)
menjadi input untuk ) untuk mengubah transistor menjadi keadaan OFF (terputus), Nilai Output pada rangkaian
menjadi tinggi (+ 10 V ).

Output ini merupakan indikasi apakah input bernilai lebih/ kurang dari 0 V. Ketika input tegangan positif (diatas 0
V), output adalah tingkat rendah, sementara jika tegangan input negatif akan menghasilkan output akan
menghasilkan tegangan tingkat tinggi.

C. Zero Crossing Detector-Output Waveform

2
SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

TRIAC
A. Pengertian
TRIAC, atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik) adalah sebuah komponen
elektronik yang ekivalen dengan dua SCR yang disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan
bersama. Nama resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor. Ini menunjukkan sakelar dwiarah yang
dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat disulut baik dengan tegangan
positif ataupun negatif pada elektroda gerbang. Sekali disulut, komponen ini akan terus menghantar hingga arus
yang mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misal pada akhir paruh siklus dari arus bolak-balik

B. Prinsip Kerja TRIAC

TRIAC merupakan komponen 3 elektroda: MT1, MT2, dan gate. TRIAC biasanya digunakan pada rangkaian
pengendali, penyakelaran, dan rangkian pemicu/trigger. Oleh karena aplikasi TRIAC yang demikian luas maka
komponen TRIAC biasanya mempunyai dimensi yang besar dan mampu diaplikasikan pada tegangan 100V sampai
800V dengan arus beban dari 0.5A sampai 40A.

Gambar 1 TRIAC

Jika terminal MT1 dan MT2 diberi tegangan jala-jala PLN dan gate dalam kondisi mengambang maka
tidak ada arus yang dilewatkan oleh triac (kondisi idel) sampai pada tegangan ‘break over’ triac tercapai. Kondisi ini
dinamakan kondisi off triac. Apabila gate diberi arus positif atau negatif maka tegangan ‘break over’ ini akan
turun. Semakin besar nilai arus yang masuk ke gate maka semakin rendah pula tegangan ‘break over’nya. Kondisi
ini dinamakan sebagai kondisi on TRIAC. Apabila triac sudah ‘on’ maka TRIAC akan dalam kondisi on selama
tegangan pada MT1 dan MT2 di atas 0 volt. Apabila tegangan pada MT1 dan MT2 sudah mencapai 0 volt maka
kondisi kerja TRIAC akan berubah dari on ke off. Apabila TRIAC sudah menjadi off kembali, TRIAC akan selamanya
off sampai ada arus trigger ke gate dan tegangan MT1 dan MT2 melebihi tegangan ‘break over’nya.

3
SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

Gambar 2 Daerah Kerja TRIAC

C. Karakteristik TRIAC

TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang banyak digunakan pada pensaklaran elektronik.
TRIAC biasa juga disebut thyristor bidirectional. TRIAC merupakan dua buah SCR yang dihubungkan secara paralel,
berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu
dengan tegangan polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-
balik pada Gate.
TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih positif dibandingkan Katodanya dan gate-nya
diberi polaritas positif, begitu juga sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah TRIAC akan tetap bekerja selama arus
yang mengalir pada TRIAC lebih besar dari arus penahan walaupun arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara
untuk membuka (meng-off-kan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus TRIAC di bawah arus penahan .

Passive Infrared (PIR)

A. Pengertian

PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. sensor ini hanya merespon
energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang
bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.

4
SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

B. Diagram Blok

Gambar Blok Diagram Passive Infrared (PIR)

Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya masing-masing, yaitu Fresnel
Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator

C. Cara Kerja

Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah
pasif yangdimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu
tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran
sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensoryang merupakan inti dari sensor PIR ini
sehingga menyebabkan Pyroelectic senso ryang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium
tantalate menghasilkan arus listrik. Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas maka
menghasilkan arus listrik

IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8
sampai 14 mikrometer. Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar
inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga
menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa
oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang
kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output.

Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan dengan benda panas yang
tidak memiliki panjang gelombang inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar
lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas
ketika musim panas.

Anda mungkin juga menyukai