Anda di halaman 1dari 25

BAB II

NERACA MASSA SISTIM TANPA REAKSI KIMIA

2.1 Perumusan Masalah Neraca Massa


2.1.1 Variabel-variabel Neraca Massa
Tahap awal dalam mendefinisikan persoalan neraca massa adalah
1. menetapkan batasan-batasan sistim,
2. menetapkan semua aliran masuk dan keluar sistim, dan
3. menetapkan seluruh komponen yang ada pada semua alur-alir.
Untuk memperoleh hasil perhitungan yang tepat dari semua massa yang masuk dan
keluar sistim maka harus diketahui laju alir senyawa/zat kimia yang ada pada setiap
aliran.
Laju alir total pada setiap alur-alir dinyatakan dengan persamaan:

N  N j
j dan F  F
j
j (2.1)

dimana:
N = Laju alir mol total (mol/satuan waktu)
F = Laju air massa total (massa/satuan waktu)
Nj = Laju air mol komponen j (mol/waktu)
Fj = Laju alir massa komponen j (massa/waktu)
Apabila laju alir semua komponen diketahui maka laju alir total merupakan
“dependent variable”. Fraksi massa (fraksi berat), Wj dan fraksi mol, Xj sebanyak S
komponen di dalam setiap alur-alir berjumlah = 1.

W
j 1
j 1 (2.2)

dan
s

X
j 1
j 1 (2.3)

Apabila berat molekul Mj diketahui, maka:

s W F  s  W 
N     F j 
j
    (2.4)
j 1  M j  j 1  M j 
16

W F / M 
j j W / M  j j
Xj  
 W / M 
s
N (2.5)
j j
j 1

Apabila laju alir komponen diketahui, maka komposisi dapat dihitung dengan
persamaan:

W j  Fj / F dan X j  Nj /N (2.6)

Contoh 2.1:
Air asin dengan fraksi massa NaCl 0,05 dan fraksi massa air 0,95 diumpankan ke sebuah unit desalinasi
dengan laju 100 kg/jam. Apabila berat molekul NaCl = 58,5 kg/kmol dan berat molekul air 18 kg/kmol.
Hitung: laju alir mol dan fraksi mol komponen.

Penyelesaian:

Air asin(garam dan air) Produk air murni


Unit
Desalinasi

Garam pekat (garam dan air)

Gambar 2.1 Blok diagram unit desalinasi


Laju alir mol total:
 
N   sj 1 W j F / M j   0,05100  / 58,5   0,95100  / 18

= 5,363 kmol/jam
Fraksi mol komponen:
X NaCl  W NaCl .F / M NaCl  / N
  0,05100 / 58,5 / 5,363
 0,01594

X H 2O  W H 2O .F / M H 2O  / N atau X H 2O  1  0,01594  0,98406

  0,95100  / 18 / 5,363


 0,98406
Laju alir mol komponen:
N NaCl  X NaCl .N  0,0855 kmol/jam

N H 2O  X H 2O .N  5,2778 kmol/jam
atau
NH2O = N – N NaCl = 5,363 – 0,0855 = 5,2778 kmol/jam
17
Untuk sejumlah S komponen, maka apabila komposisi sebanyak S-1 diketahui
atau dihitung, maka komposisi komponen terakhir dapat dihitung dengan persamaan:
s 1 s 1
X s  1  X j atau Ws  1   Ws (2.7)
j 1 j 1

2.1.2 Neraca Massa dan Sifat-sifatnya


Untuk sistim tanpa reaksi dalam keadaan tunak:

 Laju alir massa zat kimia j   Laju alir massa zat kimia j 
 yang masuk melalui semua alur   yang keluar lewat semua alur 
  =   (2.8)
 datang   pergi 

Massa :: banyak molekul :: jumlah mol


Himpunan persamaan-persamaan yang menghubungkan variabel-variabel alur-alir


yang satu dengan variabel-variabel alur-alir lainnya
Masalah perhitungan neraca massa yang paling umum:
 Diketahui nilai-nilai dari sebagian variabel-variabel alur-alir, hitung (tentukan)
nilai-nilai variabel alur-alir yang lainnya.

Contoh 2.2:
Pada proses pemurnian air laut yang mengandung fraksi massa garam 0,035 dilakukan dengan cara
penguapan untuk memperoleh 1000 kg air murni/jam. Hitung jumlah air laut yang diperlukan apabila
berdasarkan pertimbangan korosi, fraksi massa garam yang boleh dibuang adalah sebesar 0,07.

Penyelesaian:

Produk air murni (P)


FP= 1000 kg/jam

Umpan air laut (S) Unit


(garam + air) Desalinasi

FS = ?
WSNaCl = 0,035
Buangan (B)
WBNaCl = 0,07

Gambar 2.2 Blok diagram unit desalinasi


18
Ada sebanyak 5 variabel alur-alir yang terlibat di dalam proses yaitu: 2 (air dan NaCl) pada aliran
umpan (S) + 2 (air dan NaCl) pada aliran buangan (B) + 1 (air) pada aliran produk (P).

WHs 2O  1  W NaCl
s

W HB2O  1  W NaCl
B

Pada keadaan tunak (hukum konservasi):


Total massa masuk = total massa keluar

FS  FP FB (1)
Total massa NaCl masuk = total massa NaCl keluar

F s .WNaCl  F B .WNaCl
B
(2)

Neraca massa air:


F S 1  W NaCl
S

 F P  1  W NaCl
B
FB  (3)

Dengan memasukkan semua harga-harga yang diketahui, maka persamaan (1), (2) dan (3) menjadi:

F s  1000  F B (4)

F s  0,035   F B  0,07  (5)

F S  0,965  F B  0,93  1000 (6)


Persamaan (5) disusun ulang diperoleh:

F s  2F B
Kemudian disubstitusikan ke persamaan (4) diperoleh:

2 F B  1000  F B

F B  1000 kg / jam

F S  2 F B  2000 kg / jam

Contoh soal di atas melibatkan 2 komponen (air dan NaCl) dengan 3 buah persamaan neraca massa.

2.1.3 Persamaan Neraca Massa Independen


Apabila sistim melibatkan sebanyak S buah komponen, akan diperoleh
sejumlah (S+1) persamaan neraca massa yaitu:
 S buah persamaan neraca komponen, dan
 1 buah persamaan neraca massa total.
Untuk (S+1) buah persamaan ini, hanya S buah persamaan yang “independent” dan
neraca massa total selalu dapat dihitung dari persamaan yang lain. Untuk sejumlah
alur-alir dan komponen berlaku persamaan:

F W i
j
i
 F Wi
j
i
(2.9)
i = aliran masuk i = aliran keluar
19
Persamaan neraca massa total adalah

F i
 F i
(2.10)
i = aliran masuk i = aliran keluar

Apabila semua persamaan konservasi komponen dijumlahkan, diperoleh:

s s


aliran umpan
F i  W ji 
j 1
 F i  W ji
aliran keluar j 1

(2.11)

Fraksi berat total semua komponen = 1, maka:

s i
 W j  1 untuk semua alur-alir i (2.12)
j 1

2.1.4 Informasi Neraca Massa


Pada penyelesaian persoalan neraca massa, diperlukan beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. tetapkan alur-alir, baik yang masuk maupun yang keluar sistim,
2. tetapkan semua variabel alur-alir yang menggambarkan laju alir dan komposisi
pada setiap alur-alir,
3. buat persamaan neraca massa dengan S buah neraca independen, dan
4. tetapkan dasar perhitungan.
Pada persoalan neraca massa juga terdapat ketentuan-ketentuan yang
dipersyaratkan, yaitu:
1. penentuan harga dari satu atau beberapa variabel alur-alir, dan
2. penetapan hubungan antara beberapa variabel alur-alir.
Ada 3 jenis bentuk hubungan pendukung antar beberapa variabel alur-alir,
yaitu:
1. tingkat perolehan suatu jenis komponen kimiawi alur-alir keluar sistim terhadap
jumlah yang terbawa ke sistim melalui berbagai alur-alir yang masuk ke sistim
(fractional recoveries),
2. hubungan-hubungan komposisi, dan
3. perbandingan- perbandingan laju alir (flow ratios).
20
Ketentuan-ketentuan tambahan yang dipersyaratkan terhadap variabel-variabel sistim
tersebut akan melengkapi persamaan-persamaan neraca yang diperoleh atas dasar
hukum konservasi massa dan dapat digunakan untuk menyelesaikan variabel- variabel
alur-alir yang tidak diketahui.

Contoh 2.3:
Suatu umpan yang akan dipisahkan di dalam sebuah kolom distilasi (proses pemisahan) dialirkan
dengan laju 1000 mol/jam terdiri dari (% mol):
20% propana (C3)
30% iso-butana (i-C4)
20% iso pentana (i-C5)
30% n pentane (C5)
Pada proses ini diharapkan semua propana di dalam umpan dan 80% iso-pentana di dalam umpan dapat
diperoleh pada produk atas (destilat). Selain itu produk atas juga mengandung 40% iso-butana. Produk
bawah diharapkan akan diperoleh semua normal pentana yang ada didalam umpan. Tentukan secara
lengkap semua komposisi distilat dan produk bawah.

Penyelesaian:
Seluruh informasi tentang neraca massa tersebut telah ditunjukkan pada skema dalam gambar. Di
dalam gambar tersebut mol fraksi (i-C5) yang diberi tanda kurung merupakan variabel “dependent”
tidak diperlukan secara eksplisit di dalam perhitungan neraca massa.

Distilat (D)
ND
XDC3
XDi-C4 = 0,4
(XDi-C5 = 1 - 0,4 - XDC3)
= 0,6 - XDC3

Umpan (M) K
o
NM = 1000 mol/jam l
XMC3 = 0,2 o
XMi-C4 = 0,3 m
(XMi-C5 = 0,2)
XMC5 = 0,3 D
i
s
t
i Produk bawah (B)
l NB
a XBi-C4
s (XBi-C5 = 1 – XBi-C4 –XBC5)
i XBC5
Gambar 2.3 Blok diagram kolom distilasi
21
Persamaan neraca yang dapat disusun ada lima tetapi ada 4 diantaranya yang “independent”.
Neraca massa total:

NM  ND  NB (1)

Neraca massa C 3 :

0,2 N M  X D
C3N
D
(2)

Neraca massa i- C 4 :

0,3 N M  0,4 N D  X D i C 4 N B (3)

Neraca massa i  C 5 :

 
0,2 N M  N D 0,6  X D C 3  N B 1  X B i C 4  X B C 5   (4)

Neraca massa C 5 :

0,3 N M  N B X B
C5 (5)
Ketentuan-ketentuan lain yang dipersyaratkan adalah:
 80% dari i  C 5 dalam umpan diperoleh pada distilat, sehingga:

 
0,8 0,2 N M  N D 0,6  X  D
C3 
Jika NM = 1000 mol/jam

0,6 1000  N D 0,6  X D C 3  



160  N D 0,6  X D C 3  (a)
Dari persamaan (2):
0,2 1000  X D C 3 N D
D D
200  X C3N

D
X C3  200 / N D (b)
Dari persamaan (a) dan (b):

 200 
160  N D  0,6  
 ND 
D
N  600 mol/jam

Dari persamaan (b):


D
X C3  200 / 600  0,333

Dari persamaan (1):

N B  400 mol/jam
Dari persamaan (3):

X B i C 4  0,15
Dari persamaan (5):

X B C 5  0,75
22
Contoh 2.4:
Salah satu tahap penting dalam memproduksi aluminium dari bauksit adalah pemisahan alumina dari
mineral-mineral pengotor lain pada biji bauksit. Pada proses Bayer, pemisahan dilakukan dengan cara
ekstraksi menggunakan larutan NaOH sebagai pelarut menghasilkan NaAlO 2 yang terikuti dengan
Mud. Alumina diperoleh dengan cara pencucian beberapa kali menggunakan air sebagai pencuci.
Skema prosesnya ditunjukkan pada gambar berikut ini. Umpan (berupa slurry) mengandung 10%
padatan, 11% NaOH, 16% NaAlO2 dan sisanya air. Air pencuci mengandung 2% NaOH. Larutan
terdekantasi mengandung 95% air. Mud sisa pencucian mengandung 20% padatan. Apabila laju alir
umpan sebesar 1000 lb/jam, berapa banyak NaAlO2 yang diperoleh dalam larutan yang terdekantasi?

Air pencuci Batas sistim

Umpan

Tangki Pencuci

Larutan yang
terdekantasi

Tangki Pengendap

Mud sisa pencucian

Gambar 2.4 Diagram alir pencucian bijih bauksit

Penyelesaian:
Skema sistim dalam bentuk diagram alir untuk perhitungan neraca massa diberikan pada gambar
berikut:
F1
W1NaOH = 0,02
W1H2O

F2 = 1000 lb/jam Unit Pencuci F4

W2padatan = 0,10 W4NaOH


W2NaOH = 0,11 W4H2O = 0,95
W2NaAlO2 = 0,16 W4NaAlO2 = ?
W2H2O = 0,63 F3
W3NaOH
W3NaAlO2
W3padatan = 0,2
W3H2O = ?

Gambar 2.5 Blok diagram pencucian bijih bauksit


23
Sistim ini mempunyai 4 komponen yaitu: padatan, NaOH, H2O, dan NaAlO2.
 alur 1 mengandung 2 komponen (NaOH dan H2O)
 alur 2 dan 3 mengandung 4 komponen
 alur 4 mengandung 3 komponen
Karena alur-alir yang ada dalam proses melibatkan 4 komponen, maka jumlah persamaan neraca massa
yang independent ada 4, walaupun atas dasar hukum kekekalan massa dapat dituliskan 5 persamaan,
yaitu:
Neraca massa total:

F1  F 2  F 3  F 4 (1)
Neraca massa padatan:
0,1F 2  0,2 F 3 (2)
Neraca massa air:

1   0,11  0,16  0,1 F 2  1  0,02 F 1  1  0,2  W 3 NaOH  W 3 NaAlO2 F 3  0,95F 4

atau:


0,63F 2  0,98F 1  0,8  W 3 NaOH  W 3 NaAlO 2 F 3  0,95F 4  (3)

Neraca massa NaOH:

0,11F 2  0,02 F 1  W 3 NaOH F 3  W 4 NaOH F 4 (4)

Neraca massa NaAlO2:


0,16F 2  W 3 NaAlO 2 F 3  1  0,95  W 4 NaOH F 4 
0,16 F 2  W 3 NaAlO 2 F 3  0,05  W 4
NaOH F 4 (5)

Apabila dianggap tidak terjadi penyerapan NaOH dan NaAlO 4 pada permukaan padatan, maka
konsentrasi kedua komponen ini pada cairan yang terbawa padatan (aliran 3) sama dengan konsentrasi
di aliran (4), maka dapat dituliskan dua hubungan berikut:

W 3 NaOH  lbNaOH 
 W 4 NaOH    (6)
1  0,2  lb larutan bebas padatan 
atau

W 3 NaOH  0,8W 4 NaOH


dan

W 3 NaAlO2
 W 4 NaAlO2  0,05  W 4 NaOH (7)
1  0,2
Dari penyusunan persamaan-persamaan di atas, baik persamaan neraca (5 persamaan) maupun
persamaan hubungan harga-harga komposisi umpan yang terbagi di antara dua fasa (mud dan larutan
terdekantasi) yang terdiri atas dua persamaan yaitu persamaan (6) dan (7), diperoleh 7 buah persamaan.
Akan tetapi karena dari 5 persamaan neraca, hanya ada 4 yang independen, maka jumlah persamaan
independen = 4 + 2 = 6.
24

Jumlah variabel yang terlibat ada sebanyak 14 buah terdiri dari jumlah semua komponen pada semua
alur-alir (13 komponen) dan sebuah laju alir umpan.
Diketahui F2 = 1000 lb/jam, maka:
Dari persamaan (2): 0,1(1000) = 0,2F3
F3 = 500 lb/jam
Dari persamaan (6) dan (7):

W 3 NaAlO 2 W 3 NaOH
 0,05 
1  0,2 1  0,2
W 3 NaAlO 2  W 3 NaOH
 0,05
0,8
atau

W 3 NaAlO 2  W 3 NaOH  0,04


Substitusikan ke persamaan (3) diperoleh:
630 + 0,98 F1 = (0,8 + 0,04) 500 + 0,95 F1 (8)
Dari persamaan (1):
F1 = 500 – 1000 + F4
F1 = F4 – 500 (9)
Substitusi persamaan (9) ke persamaan (8):
630 + 0,98 (F4 – 500) = 380 +0,95 F4
0,03 F4 = 240
F4 = 8000 lb/jam
F1 = 8000 – 500 = 7500 lb/jam
Penggabungan persamaan (6) dan (4):
(0,11) (1000) + (0,02) (7500) = 0,8 W4NaOH (500) + W4NaOH 8000
W4NaOH = 0,03062
Dari hubungan komposisi di alur 4:

W 4 NaAlO 2  1  W 4 H 2O  W 4 NaOH  1  0,95  0,03062


= 0,01938

F 4 NaAlO 2  W 4 NaAlO 2 F 4
= 0,01938 (8000) = 155,04 lb/jam
Dari persamaan (4):

W 3 NaOH  0,02476
Dari persamaan (5):

W 3 NaAlO 2  0,01524
25

F 4 NaAlO2 155,04
% perolehan  X 100%  X 100%  96,9%
F 2 NaAlO2  0,161000

2.2 Analisis Masalah Neraca Massa


2.2.1 Analisis Derajat Kebebasan
Untuk menentukan apakah persamaan matematika (aljabar) yang telah
tersusun sebagai model proses dalam hubungannya dengan perhitungan neraca massa
yang menghasilkan jawaban nyata dan benar bukanlah hal yang mudah.
Untuk suatu himpunan persamaan aljabar bila dikehendaki untuk menentukan
N besaran yang tidak diketahui, diperlukan N buah persamaan dari yang tersedia.
Apabila jumlah persamaan independen > jumlah variabel yang tidak diketahui, N
persamaan mana yang dipilih dari jumlah yang tersedia dapat mempengaruhi jawaban
yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi apabila dalam menyusun persamaan-persamaan
tersebut telah terjadi kesalahan. Oleh karena itu langkah terbaik adalah terlebih dahulu
memastikan apakah jumlah persamaan independen dan jumlah variabel yang tidak
diketahui telah berimbang (sama).
Pertimbangan indeks atau angka penunjuk tentang kesetimbangan antara
jumlah variabel dan jumlah persamaan adalah suatu besaran yang disebut derajat
kebebasan. Analisis untuk menentukan besarnya derajat kebebasan tersebut perlu
dilakukan untuk mendapatkan kepastian apakah himpunan persamaan aljabar yang
telah tersusun akan menghasilkan jawaban atau tidak.
Analisis tersebut pada dasarnya merupakan suatu tertib mekanisme untuk
menghitung semua variabel, persamaan neraca, dan hubungan-hubungan lain yang
berkaitan dengan persoalan yang dikaji. Derajat kebebasan dari suatu sistim neraca
massa didefinisikan sebagai berikut:

Derajat kebebasan (DK) = (jumlah variabel-variabel independen semua alur-


alir proses) – (total neraca massa independen) –
(jumlah variabel independen yang ditetapkan
harganya) – (jumlah hubungan-hubungan lain
yang dipersyaratkan untuk dipenuhi oleh
variabel-variabel proses) (2.13)
26
Apabila DK positif, dikatakan bahwa rumusan permsalahannya kurang
terdefinisi. Apabila derajat kebebasan negatif, memiliki arti bahwa rumusan
persoalannya terlalu terspesifikasikan. Untuk derajat kebebasan nol, dikatakan bahwa
rumusan persoalan telah tepat terspesifikasikan, artinya jumlah persamaan tepat sama
dengan jumlah variabel yang tidak diketahui.

Contoh 2.5:
Tentukan derajat kebebasan untuk Contoh 2.3.

Penyelesaian :
Jumlah total variabel alur-alir adalah 12 diperoleh dari jumlah komponen tiap alur-alir. Jumlah total
neraca independent = jumlah komponen dalam sistim yaitu 4 komponen (jumlah komposisi yang
ditentukan 6).
Distilat (D)

ND
XDC3
XDi-C4 = 0,4
(XDi-C5 = 1 - 0,4 - XDC3)
= 0,6 - XDC3

K
Umpan (M) o
l
NM = 1000 mol/jam o
XMC3 = 0,2 m
XMi-C4 = 0,3
(XMi-C5 = 0,2) D
XMC5 = 0,3 i
s
t
i Produk bawah (B)
l
a NB
s XBi-C4
i (XBi-C5 = 1 – XBi-C4 –XBC5)
XBC5

Gambar 2.6 Blok diagram kolom distilasi

Tabel DK
Variabel alur-alir [3 x 4] 12
Neraca independen [4 komponen] 4
Variabel independen yang ditetapkan
- Komposisi (3 + 2 + 1) 6
- Laju alir 1
Hubungan pembantu 1 -12
+
DK 0
27
Persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik karena derajat kebebasannya = 0.
Dapat juga diselesaikan dengan mengambil ketentuan lain, karena:
XDC5 = 0, hanya ada 3 variabel pada distilat
XBC3 = 0, hanya ada 3 variabel pada produk bawah
Sehingga banyak variabel = 4 + 3 + 3 = 10
Dengan mengambil ketentuan ini, maka:
Banyaknya komposisi = 4 = 3 + 1 + 0 (XDC5 dan XBC3 tidak perlu dihitung)
DK = 10 variabel – 4 neraca massa– 4 komposisi – 1 laju alir – 1 hubungan pembantu = 0

2.2.2 Strategi Penyelesaian Neraca Massa


Untuk menyelesaikan persoalan neraca massa harus ditempuh dengan:
1. memilih S persamaan dari (S+1) buah persamaan neraca yang dapat dituliskan,
2. memilih variabel yang akan dijadikan basis perhitungan, dan
3. mengurutkan perhitungan.
Sehingga penyelesaian himpunan S persamaan neraca dapat berlangsung secara
beruntun (tidak perlu serempak).

Contoh 2.6:
Distilasi azeotropik larutan alkohol – air dilakukan untuk memproduksi 95% volume alkohol. Distilasi
sederhana tidak bisa mengeliminasi azeotrop. Maka perlu ditambah benzene sebagai pengganggu
membentuk azeotrop dengan air. Diharapkan 1000 lb/jam etil alkohol murni dapat diproduksi dari
distilasi campuran umpan yang mengandung 60% berat H 2O dan 40% alkohol. Jika komposisi distilat
75% benzene dan 24% H2O dan sisanya alkohol. Berapa benzen yang mesti diumpankan dalam kolom?

Penyelesaian:

Distilat FD
WDH2O = 0,24
WDC6H6 = 0,75
Umpan FM
WDC2H5OH = 0,01
WMH2O = 0,6
WMC2H5OH = 0,4

“Entrener” FB = ?
Benzen murni
Produk FA = 1000 kg/jam
Alkohol murni

Gambar 2.7 Blok diagram kolom distilasi

Tabel DK
varibel alur-alir [3+3+1] 7
28
Neraca independen (3 komp) 3
Komposisi tertentu independen [1+2] 3
Laju alir 1 -7
+
DK 0
Permasalahan terspesikasi dengan benar dan dapat diselesaikan dengan baik.
Empat (= 3+1) persamaan neraca yang mungkin dibangun:
Neraca total: FM + FB = FD + FA
Neraca alkohol :(1- 0,6) FM = (1-0,75-0,24)FD + FA
Neraca air : (1 – 0,4) FM = 0,24 FD dipilih 3 persamaan yang terakhir
B D
Neraca benzena : F = (1 - 0,01 – 0,24) F
Sekalipun FA diketahui (= 1000 lb/jam), diperlukan penyelesaian serempak (simultan) untuk
mendapatkan nilai FM (terutama) dan FB. Karena itu, abaikan FB dan pilih FM atau FD sebagai basis.
Basis: FD = 2000 lb/jam
Neraca benzena:
FB = 0,75(2000) = 1500 lb/jam
Neraca air:
FM = 0,24(2000)/0,6 = 800 lb/jam
Neraca alkohol:
FA = 0,4(800) – 0,01(2000) = 300 lb/jam
Dengan basis FD = 2000 lb/jam:
[FA, FB, FD, FM] = [ 300, 1500, 2000, 800]
1000 10
maka untuk FA = 1000 lb/jam  
300 3
Jelas terlihat bahwa faktor 10/3 dapat digunakan untuk menskala F A ke 1000 lb/jam:
10
[FA, FB, FD, FM] = [ 300, 1500, 2000, 800]
3
= [1000, 5000, 6667, 2667] lb/jam

2.3 Sistim Multi Unit


Kebanyakan sistim teknik kimia terdiri atas rentetan langkah-langkah
pengolahan, masing-masing berlangsung dalam unit yang dirancang khusus. Agar
dapat merancang sistim multi unit secara terintegrasi, insinyur teknik kimia harus tahu
dan trampil menentukan:
a. semua alur-alir input dan output dari pabrik/kilang yang sedang
didesain atau dikaji,
b. laju alir dan komposisi semua alur-alir dari luar yang menghubungkan
unit-unit penyusun rangkaian suatu sistim pemroses.
Dalam pembahasan ini berlaku ketentuan:
29
 tiap unit (tetap) dipandang sebagai kotak hitam (mekanisme
peristiwa yang terjadi di dalamnya tidak diperhatikan).

2.3.1 Himpunan Persamaan–persamaan Neraca


Jika Unit I dan Unit II dipandang secara terpisah, maka:
2 4  Ada S persamaan neraca massa
independen untuk Unit I.
 Ada S persamaan neraca massa
Unit I Unit II
1
independen untuk Unit II.

3 5

Gambar 2.8 Proses dengan dua unit alat pemisah

Sistim proses berunit dua dan dipandang sebagai satu kesatuan (tiap alur
terdiri atas S komponen), maka:
2 4
 Jika suatu sistim proses terdiri
atas M unit dan melibatkan S buah

1 Unit I Unit II komponen, maka akan terdapat M set


persamaan neraca massa yang
independen; masing-masing set
3 5
terdiri atas S persamaan.

Gambar 2.9 Proses keseluruhan

Contoh 2.7:
Suatu rangkaian alat pemisah yang terdiri atas dua unit kolom distilasi didesain untuk pemisahan
campuran benzena, toluena dan xilena menjadi tiga produk yang maing-masing kaya salah satu
senyawa tersebut.
N2 N4
X2B X4B = 0,08
X2T = 1- X2B X4T = 0,72
X4X = 0,20
N1= 1000 mol/jam Unit I Unit II
X1B = 0,2

N3
X3B = 0,025 N5
X5T
X3T = 0,350
X5X = 1-X5T
X3X = 0,625
30
X1T = 0,3
X1X = 0,5

Gambar 2.10 Unit pemisah dengan dua kolom distalasi


Penyelesaian:
Unit I

Neraca benzena : 200 = X B2 N 2  0,025 N 3


2
Neraca toluena : 300 = (1  X B ) N 2  0,35 N 3

Neraca xilena : 500 = 0,625 N 3


Unit II
Neraca benzena : 0,025 N 3 = 0,08 N 4

Neraca toluena : 0,35 N 3 = 0,72 N 4  X T5 ) N 5

Neraca xilena : 0,625 N 3 = 0,20 N 4  (1  X T5 ) N 5

Keseluruhan
Neraca benzena : 200 = X2BN2 + 0,08N4
Neraca toluena : 300 = (1 – X2B)N2 + 0,72N4 + (1 – X5X)N5
Neraca xilena : 500 = 0,20N4 + X5XN5
Perhatikan bahwa:
Neraca benzena Unit I + Neraca benzena Unit II = Neraca benzena keseluruhan
Neraca toluena Unit I + Neraca toluena Unit II = Neraca toluena keseluruhan
Neraca xilena Unit I + Neraca xilena Unit II = Neraca xilena keseluruhan
Jadi hanya dua set dari tiga set persamaan bersifat independen. Neraca mana yang akan dipilih
bergantung pada kemudahan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Perhatikan satuan pemroses dengan tiga unit kolom distilasi berikut ini:

Makin banyak unit penyusun


rangkaian sistim proses, makin
I II III
banyak pula himpunan persamaan.
neraca yang dapat dituliskan!

Gambar 2.11 Proses dengan tiga unit alat pemisah

Himpunan persamaan neraca yang mungkin:


1. Unit I 4. Unit I + II Himpunan persamaan yang independen
hanya dapat beranggotakan maksimum 3
set.
31
2. Unit II 5. Unit II + III
3. Unit III 6. Keseluruahan

Mana yang akan dipilih? Secara umum, jangan pilih neraca gabungan unit–unit, tetapi
pilih neraca masing–masing unit + (jika perlu) neraca keseluruhan (semua sistim).
Jika sistim berupa rangkaian sejumlah M unit satuan pemroses dan tiap unit i
memproses Si komponen (Si Є S, i = 1, 2, ..........., M) maka:
M 
Banyak persamaan neraca yang independen (maksimum) =   S i  buah.
 i 1 

2.3.2 Analisis Derajat Kebebasan


Aturan penentuan derajat kebebasan sistim multi unit persis sama dengan
aturan penentuan derajat kebebasan sistim unit tunggal.

Contoh 2.8:
Untuk Contoh 2.7, lakukan analisis derajat kebebasan.

N2 N4
X2B X4B = 0,08
X2T = 1- X2B X4T = 0,72
X4X = 0,20
N1= 1000 mol/jam Unit I Unit II
X1B = 0,2
X1T = 0,3
X1X = 0,5
N3
X3B = 0,025 N5
X5T
X3T = 0,350
X5X = 1-X5T
X3X = 0,625
Gambar 2.10 Unit pemisah dengan dua kolom distalasi

Penyelesaian:
Tabel DK
Varibel alur-alir [3 + 2 + 3 + 3 + 2] 13
Neraca independen
- Unit I 3
- Unit II 3
Variabel independen yang ditetapkan
- Komposisi 6
- Laju alir 1
Hubungan pendukung - -13 +
DK 0
Persoalan terspesifikasi dengan baik.
32

Varibel yang belum diketahui dalam persamaan-persamaan neraca Unit I: [ X B2 , N 2 , N 3 ]

Varibel yang belum diketahui dalam persamaan-persamaan neraca Unit II: [ X T5 , N 3 , N 4 , N 5 ]

Varibel yang belum diketahui dalam persamaan-persamaan neraca Keseluruhan:

[ X B2 , X T5 , N 2 , N 4 , N 5 ]

Karena Unit I mempunyai 3 varibel yang belum diketahui dengan 3 persamaan neraca, maka:
Unit I harus diselesaikan pertama-tama (didapat N3, N2, X2B), sehingga:
 Variabel dalam neraca Unit II tinggal 3, sudah dapat diselesaikan (didapat
5 4 5
N , N , X T) atau
 Variabel dalam neraca Keseluruhan juga tinggal 3, dapat diselesaikan.
Unit I
Neraca xilena:
500
N3 = = 800 mol/jam
0,625
Neraca benzena + neraca toluena:
N2 + 0,375 (800) = 500
N2 = 200 mol/jam
Neraca benzena:
200 = X2B (200) + 0,025 (800)
200  20
X2B = = 0,9
200
Unit II
Neraca benzena:
0,025  (800)
N4 = = 250 mol/jam
0,08
Neraca toluena + neraca xilena:
0,975 (800) = 0,92 (250) + N5
N5 = 780 – 230 = 550 mol/jam
Neraca xilena:
0,625 (800) = 0,20 (250) + X5B (550)
500  50
X5B = = 9/11
550
Kesimpulan : untuk dapat memutuskan dari mana perhitungan akan dimulai, derajat kebebasan unit-
unit penyusun sistim perlu diketahui.

Contoh 2.9:
Susunlah tabel derajat kebebasan sistim multi unit pada Contoh 2.8 untuk masing-masing unit.

Penyelesaian:
Tabel DK
33
Unit I Unit II Proses
Varibel alur-alir 8 8 13
Neraca independen 3 3 6
Variabel independen yang ditetapkan
- Komposisi 4 4 6
- Laju alir 1 0 1
Hubungan pendukung - -8 - -7 - -13
+ + +
DK 0 1 0
Jelas terlihat bahwa penyelesaian persoalan harus dimulai dari Unit I karena DK-nya = 0.
Contoh 2.10:
Dalam sistim evaporasi 4 tahap, larutan gula dengan konsentrasi 50% (berat) dipekatkan menjadi 65%
(berat) dengan menguapkan air dalam jumlah yang sama di setiap unit. Dengan total input 50.000
kg/jam, sejumlah 35.000 kg/jam produk dihasilkan. Hitung komposisi semua alur-alir antara.

2 4 6 8

9
produk
I II III IV 35.000 kg/jam
3 5 7 65% gula

1 Air gula Air gula Air gula

50.000 kg/jam
50% gula
Gambar 2.11 Evaporasi multi tahap

Penyelesaian:
F2 = F4 , F4 = F6 , dan F6 = F8
Tabel DK
Unit I Unit II Unit III Unit IV Proses
Varibel alur-alir 5 5 5 5 14
Neraca independen 2 2 2 2 8
Variabel independen
yang dispesifikasi
- Komposisi 1 - - 1 2
- Laju alir 1 - - 1 2
Hubungan pendukung - -4 - -2 + - -2 + - -4 + 3 -15 +
+
DK 1 3 3 1 -1
Terlihat bahwa proses overspecified (kelebihan spesifikasi).
 Kekurangan spesifikasi/pertelaan pada
suatu unit berarti bahwa persamaan-persamaan neraca unit tersebut tidak dapat diselesaikan
tersendiri.
 Terlepas dari DK Proses, DK tiap unit
penyusunnya harus selalu  0, karena kelebihan pertelaan pada salah satu unit penyusun
menunjukkan bahwa masalah dipertelakan secara tidak baik.
34

2.3.3 Konfigurasi-konfigurasi Khusus Sistim Multi Unit


Ada dua konfigurasi proses multi unit yang sering muncul dalam sistim-sistim
Teknik Kimia:
 sistim dengan daur-ulang, dan
 sistim dengan alur-pintas.

Sistim dengan aliran daur-ulang


Aliran balik (recycle stream) adalah aliran yang disisihkan dari sebuah aliran
keluar suatu unit yang kemudian dikirim balik sebagai input ke unit yang terletak di
hulu. Sistim dengan daur-ulang dapat dipandang sebagai rangkaian multi unit proses
yang terdiri dari pencampur (mixer), inner unit dan pembagi (splitter).

4 Daur ulang

1 2 3 5
Unit
Pencampur Pembagi

Gambar 2.12 Sistim dengan aliran daur-ulang

Neraca-neraca independen yang mungkin dikembangkan untuk sistim dengan


aliran daur-ulang di atas adalah
a. unit pencampur aliran:

F1 + F4 = F2 (2.14)
X 1j F 1  X 4j F 4  X 2j F 2 j = 1, ...., S-1 (2.15)

b. unit pembagi aliran:

F3 = F4 + F5 (2.16)
X 3j F 3  X 4j F 4  X 5j F 5 j = 1, ...., S-1 (2.17)
35
Sebagaimana sudah didiskusikan dalam sub Bab 2.1.3, kondisi dalam Gambar
2.12 di atas dapat diterjemahkan dalam satu set hubungan pendukung berikut:

X 3j  X 4j  X 5j atau W j3  W j4  W j5 j  1, ...., S  1

(2.18)

Batasan-batasan pembagi aliran


Jika sebuah alur-alir mengandung S komponen dan dibagi dalam N cabang
alur-alir, maka akan terdapat (N-1)(S-1) hubungan komposisi. Hubungan ini, yang
dikenal dengan batasan-batasan pembagi aliran (splitter restrictions), harus dilibatkan
baik dalam analisis derajat kebebasan dan penyelesaian persoalan yang melibatkan
unit pembagi aliran.

Contoh 2.11:
Sebuah splitter membagi aliran yang mengandung malt, hops dan air menjadi tiga aliran seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 2.12 di bawah ini. Komposisi aliran masuknya 20% malt, 10% hops dan
sisanya air. Pembagian aliran ini diatur agar F2 = 2F3 dan F3 = 1/3F4. Jika F1 = 1000 kg/jam, berapakah
laju alir pada setiap cabang?

F2 = 2F3
1 2
20% Malt
3 1 4
1000 kg/jam 10% Hop F3 = F
3
4
70% Air

Gambar 2.13 Splitter aliran

Penyelesaian:
Tabel DK
Varibel alur-alir 12
Neraca independen 3
Variabel independen yang ditetapkan
- Komposisi 2
- Laju alir 1
Hubungan pendukung
- Nisbah aliran 2
- Batasan-batasan pembagi 4 -12
+
DK 0
Persoalan terspesifikasi dengan baik.
Neraca total:
1000 = F2 + F3 + F4
Nisbah aliran (flow ratio):
F2 = 2 F3 1000 = 2F3 + F3 + 3F3, maka:
36
1 4 1000
F3 = F F3 = kg/jam
3 6
Sehingga:
1000
F2 = kg/jam
3
1000
F4 = kg/jam
2

Sistim dengan aliran pintas


Aliran pintas (bypass) adalah aliran yang disisihkan dari suatu aliran induk
agar tidak melalui satu atau lebih unit pemroses yang dilalui oleh aliran induk. Aliran
pintas ini kemudian digabungkan kembali dengan aliran induk yang sudah mengalami
suatu pemrosesan. Sistim dengan aliran pintas juga dapat dipandang sebagai
rangkaian multi unit proses yang terdiri dari pembagi, inner unit dan pencampur.

3 Bypass

1 2 4 5
Unit
Pembagi Pencampur

Gambar 2.14 Sistim dengan aliran pintas

Neraca-neraca independen yang mungkin dikembangkan untuk sistim dengan aliran


pintas di atas adalah
a. unit pembagi aliran:

F1 = F2 + F3 (2.19)
X 1j F 1  X 2j F 2  X 3j F 3 j = 1, ...., S-1 (2.20)

b. unit pencampur aliran:

F3 + F4 = F5 (2.21)
X 3j F 3  X 4j F 4  X 5j F 5 j = 1, ...., S-1 (2.22)
37

Analog dengan aliran daur-ulang, kondisi dalam Gambar 2.14 di atas dapat
diterjemahkan dalam satu set hubungan pendukung berikut:

X 1j  X 2j  X 3j atau W j1  W j2  W j3 j  1, ...., S  1 (2.23)

Contoh 2.12:
Jus jeruk segar terdiri atas 12% gula dan padatan terlarut lainnya dalam air. Untuk mengurangi biaya
pengangkutan, jus biasanya dipekatkan terlebih dahulu dan kemudian diencerkan kembali sesampainya
di tempat tujuan. Pemekatan dilakukan dengan evaporator pada tekanan di bawah tekanan atmosfir
untuk menghindari kerusakan pada jus akibat panas. Meskipun demikian, kehilangan massa zat-zat
pemberi aroma dan rasa pada jus tidak dapat dihindari. Untuk menjaga aroma dan rasa dari jus tersebut,
sebagian kecil jus segar umpan ditambahkan setelah proses evaporasi (dikenal dengan cutback).
Anggap bahwa 10% umpan segar dipakai sebagai cutback. Konsentrasi gula dan padatan terlarut
keluaran evaporator adalah 80%. Jika laju umpan jus segar 10000 kg/jam, hitung laju penguapan air
dan komposisi produk akhir.

4 Air
Gula 80%
Air

Jus segar 1 2 5 6 Produk


10000 kg/jam Gula
Gula 12% Air
Air 3

Bypass
Gula
Air

Gambar 2.15 Proses pemekatan jus

Penyelesaian:
Tabel DK
Splitter Evaporator Mixer Proses
Varibel alur-alir 6 5 6 11
Neraca independen 2 2 2 6
Variabel independen yang ditetapkan
- Komposisi 1 1 1 2
- Laju alir 1 - - 1
Hubungan pendukung
- Nisbah split 1 - - 1
38
- Batasan-batasan 1 -6 + - -3 + - -3 + 1 -11 +
pembagi aliran
DK 0 2 3 0
Terlihat bahwa Splitter dan proses terspesifikasi dengan baik.
Oleh karena DK Splitter nol, maka penyelesaian dimulai dari unit ini.
Neraca total dan gula pada Splitter:
10000 = F2 + F3

0,12(10000)  WG2 F 2  WG3 F 3

Batasan pembagi aliran adalah

WG2  WG3

Kondisi fraksi cutback adalah


0,1F1 = F3
F3 = 1000 kg/jam
sehingga dari neraca total:
F2 = 9000 kg/jam
Dari neraca gula, jika diselesaikan maka akan didapatkan bahwa

WG2  WG3  0,12

Yang sekaligus membuktikan WG1  WG2  WG3

Dilanjutkan ke neraca massa Evaporator:


Neraca gula: 0,12(9000)  0,8 F 5

Neraca air: 0,88(9000)  F 4  0,2 F 5

Diselesaikan:
F5 = 1350 kg/jam
F4 = 7650 kg/jam
Selanjutnya kita tuntaskan perhitungan dengan menggunakan neraca Mixer:
Neraca total: F5 F3  F6

Neraca gula: 0,8(1350)  0,12(1000)  WG6 F 6

F5 dan F3 sudah didapatkan di atas, maka:


F6 = 2350 kg/jam
dan

WG6  0,51

2.3.4 Strategi Penyelesaian Neraca Massa Sistim Multi Unit


Sama halnya dengan sistim unit tunggal, untuk menyelesaikan persoalan
neraca massa multi unit, tahap I yang harus dilakukan adalah menentukan himpunan
39
persamaan yang mana yang akan diselesaikan. Selanjutnya adalah menerapkan
langkah-langkah strategi penyelesaian yang sudah dijelaskan pada sub Bab 2.2.2.

Anda mungkin juga menyukai