Dengan hormat,
Bersama dengan ini kami ingin menyampaikan beberapa data dan penjelasan tentang peristiwa
SOLID FUEL ASH DEPOSIT & CORROSION yang umum dijumpai di lapangan akibat dari
penggunaan bahan bakar BIOMASS atau BATUBARA yang mengandung UNSUR ALKALI &
BELERANG dengan kadar cukup tinggi sebagai berikut :
SOLID FUEL ASH corrosion merupakan fenomena korosi pada temperatur tinggi dimana
senyawa kimia kompleks melumer membentuk cairan dan menyerang permukaan logam yang
panasnya antara 1050 – 1350 °F (566 – 732 °C).
Solid-fuel ash corrosion terjadi jika bahan bakar padat yang digunakan mengandung mineral
alkali terutama POTASSIUM/KALIUM (K) dan SODIUM/NATRIUM (Na) serta
SULFUR/BELERANG (S) yang cukup tinggi sehingga akan menghasilkan senyawa abu hasil
pembakaran yang sangat agresif.
1. Mineral yang terkandung dalam bahan bakar padat akan terlepas pada temperatur tinggi
menghasilkan senyawa alkali yang bersifat volatile dan juga belerang oksida pada abu
pembakaran.
2. Abu pembakaran akan terbang (fly-ash) dan lengket pada permukaan besi pipa dapur
boiler dengan temperatur 1050 – 1350 °F (566 – 732 °C)
3. Kemudian senyawa alkali dan belerang akan mengalami kondensasi/melumer pada abu yang
melekat pada permukaan pipa boiler dan bereaksi membentuk senyawa kompleks ALKALI
SULFATE seperti K3Fe(SO4)3 dan Na3Fe(SO4)3
4. Akibatnya senyawa berbentuk cairan yang lengket ini akan bereaksi dengan besi pada
permukaan pipa dan menyebabkan korosi pada lapisan besi di bawahnya secara
berkesimambungan.
5. Penipisan dinding pipa akan meningkatkan tegangan (material stress) dan dalam kondisi
panas/temperatur tinggi, dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan pecah pipa
(stress rupture)
Slag berupa lumeran/cairan senyawa alkali yang lengket dan korosif ini akan terbentuk dalam
beberapa kondisi sbb :
- Penggunaan bahan bakar padat dengan kandungan mineral Potassium & Sodium serta
Sulfur yang cukup tinggi seperti jenis-jenis BIOMASS tertentu dan BATUBARA
- Temperatur besi pipa boiler berada dalam batas 1050 – 1350 °F (566 – 732 °C)
I.3. IDENTIFIKASI
Solid fuel ash corrosion biasanya bisa diidentifikasi dengan terbentuknya SLAG DEPOSIT
(kerak pembakaran) yang menempel pada dinding pipa dan diikuti oleh korosi berupa penipisan
ketebalan/metal loss.
Dalam peristiwa ini, laju korosi merupakan fungsi NON-LINIER dari TEMPERATUR dan akan
mencapai maksimum pada rentang suhu 1250 – 1350 °F (677 – 732 °C)
Pada temperatur yang lebih tinggi, maka laju korosi akan turun karena terjadi dekomposisi
thermal dari senyawa kompleks yang terbentuk,
Fireside corrosion jenis ini selalu bisa dikenali dengan terjadinya kerak pembakaran yang
menempel erat dan menyatu dengan besi pada permukaan pipa dapur.
Secara teoritis, disebutkan bahwa kerak pembakaran yang terjadi akan memiliki 3 lapisan
berbeda sbb :
- Lapisan tengah dengan warna putih berupa senyawa alkali sulfate yang sangat korosif dan
berfungsi melarutkan besi pipa
- Lapisan paling dalam adalah berupa senyawa besi oksida dan belerang yang berwarna
hitam sebagai produk korosi yang terjadi
Gambar :
Lapisan deposit & korosi pada permukaan pipa dapur
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek dari Solid-fuel Ash Deposit &
Corrosion adalah sbb :
1. Mencampur bahan bakar yang digunakan untuk mengurangi kandungan mineral alkali
yang korosif seperti K, Na & S
Senyawa kimia yang sudah mengalami modifikasi ini akan tetap berwujud padat
sebagai abu pembakaran dan akan dikeluarkan melalui cyclone atau cerobong
boiler nantinya
Bahan bakar baik minyak bumi, batu bara, gas alam ataupun BIO-MASS adalah terdiri dari :
- CARBON (C)
- HIDROGEN (H)
- OKSIGEN (O)
- BELERANG (S)
- NITROGEN (S)
Komposisi ke-5 jenis unsur ini adalah bisa mencapai > 99 % pada bahan bakar
Komposisi detail dari bahan bakar seperti CANGKANG SAWIT, TEMPURUNG KELAPA,
KAYU, FIBER JANJANG KELAPA SAWIT bisa saja mengandung banyak unsur lain di luar
ke-5 item di atas dan harus dianalisa secara spesifik tentunya
Nilai pembakaran adalah JUMLAH PANAS yang dihasilkan bila suatu jenis bahan bakar
terbakar dengan sempurna.
Angka spesifik NILAI PEMBAKARAN dari reaksi kimia pembakaran ke-3 unsur utama
penyusun bahan bakar adalah :
Air yang terbentuk ini akan berubah menjadi uap dengan menyerap panas yang dihasilkan dari
prosses pembakaran bahan bakar sehingga jumlah panas penguapan yang diserap ini TIDAK
DAPAT DIGUNAKAN untuk pemamnasan boiler.
Selisih panas pembakaran yang dihasilkan dari bahan bakar dikurangi panas penguapan yang
diserap oleh air yang terbentuk selama proses pembakaran ini kadang disebut sebagai NILAI
OPAK.
Biasanya reaksi kimia pembakaran hanya dihitung untuk unsure CARBON dan HIDROGEN
saja.
2H2 + O2 2H2O
Atau
C + O2 CO2
Atau
Pembakaran bahan bakar minyak bumi dengan komposisi Hidrokarbon C 86% dan H 12%
Maka kebutuhan udara adalah 100/21 x 3.25 = 15.5 kg udara per kg bahan bakar
Dengan density udara adalah 1.28 kg/m3, maka volume udara yang dibutuhkan adalah
= 15.5 / 1.28
= 12.1 m3 udara per kg bahan bakar
Ketika terjadi pembakaran TIDAK SEMPURNA terhadap unsur Carbon, maka produk yang
dihasilkan adalah berupa CARBON MONOKSIDA
Panas yang terjadi hanya sebesar 10.500 kJ/kg bahan bakar berbanding 34.000 kJ/kg bahan
bakar jika terjadi PEMBAKARAN SEMPURNA membantuk CARBONDIOKSIDA
Jika hal ini terjadi, maka akan berarti KERUGIAN ENERGI sebesar (34.000 – 1.500) =
23.500 kJ per kg bahan bakar
Pembakaran TIDAK SEMPURNA bisa terjadi jika UDARA YANG MASUK TIDAK CUKUP
Karenanya, dalam aplikasi di lapangan harus dimasukkan jumah udara yang lebih banyak dari
perhitungan teoritis.
- Kecepatan pemasukan udara yang lebih besar sehingga terjadi proses pencampuran
yang lebih baik antara oksigen dengan bahan bakar
(bisa dilakukan dengan bantuan tarikan paksa/Forced Draft Fan)
- Ukuran bahan bakar yang lebih halus serta pembagian udara yang lebih merata
sehingga bisa diperolah luas permukaan kontak yang lebih besar antara bahan bakar
dan udara
- Temperatur udara pembakaran yang lebih tinggi sehingga reaksi pembakaran dapat
terjadi lebih cepat
Dalam aplikasi di lapangan, untuk mengetahui berapa panas aktual yang digunakan pada proses
pembangkitan uap di dalam boiler – maka perlu diperhitungkan hal-hal sbb :
- HITUNG BERAPA BANYAK (kg) AIR YANG AKAN TERBENTUK DARI REAKSI
PEMBAKARAN ANTARA HIDROGEN PADA BAHAN BAKAR DENGAN OKSIGEN
DARI UDARA
Demikianlah kami sampaikan beberapa data dan penjelasan tentang peristiwa SOLID FUEL
ASH DEPOSIT & CORROSION serta BAHAN BAKAR & PEMBAKARAN yang berkaitan
dengan operasional boiler di lapangan.
Hormat Kami,
PT. TIRTA KIMIA ENGINEERING
ARIFIN