Anda di halaman 1dari 12

PT.

TIRTA KIMIA ENGINEERING


Water & Wastewater Treatment
Jl. Royal No. 88 AC – Kompleks Cemara Asri
Medan – 20371
Telp. 061- 6632748 / 6644931 & Fax. 061- 6632751
E-mail : tirtakimia@yahoo.com

Medan, 15 Oktober 2018

Ref. No. 1510/ikd/X/18

PT. INDUSTRI KARET DELI


Medan

Up : Bapak PHILIP TJANGNAKA

Hal : SOLID FUEL ASH DEPOSIT & CORROSION

Dengan hormat,

Bersama dengan ini kami ingin menyampaikan beberapa data dan penjelasan tentang peristiwa
SOLID FUEL ASH DEPOSIT & CORROSION yang umum dijumpai di lapangan akibat dari
penggunaan bahan bakar BIOMASS atau BATUBARA yang mengandung UNSUR ALKALI &
BELERANG dengan kadar cukup tinggi sebagai berikut :

Fireside & Combustion 1


I. SOLID FUEL ASH DEPOSIT & CORROSION

SOLID FUEL ASH corrosion merupakan fenomena korosi pada temperatur tinggi dimana
senyawa kimia kompleks melumer membentuk cairan dan menyerang permukaan logam yang
panasnya antara 1050 – 1350 °F (566 – 732 °C).

I.1. GAMBARAN & PENJELASAN

Solid-fuel ash corrosion terjadi jika bahan bakar padat yang digunakan mengandung mineral
alkali terutama POTASSIUM/KALIUM (K) dan SODIUM/NATRIUM (Na) serta
SULFUR/BELERANG (S) yang cukup tinggi sehingga akan menghasilkan senyawa abu hasil
pembakaran yang sangat agresif.

1. Mineral yang terkandung dalam bahan bakar padat akan terlepas pada temperatur tinggi
menghasilkan senyawa alkali yang bersifat volatile dan juga belerang oksida pada abu
pembakaran.

2. Abu pembakaran akan terbang (fly-ash) dan lengket pada permukaan besi pipa dapur
boiler dengan temperatur 1050 – 1350 °F (566 – 732 °C)

3. Kemudian senyawa alkali dan belerang akan mengalami kondensasi/melumer pada abu yang
melekat pada permukaan pipa boiler dan bereaksi membentuk senyawa kompleks ALKALI
SULFATE seperti K3Fe(SO4)3 dan Na3Fe(SO4)3

4. Akibatnya senyawa berbentuk cairan yang lengket ini akan bereaksi dengan besi pada
permukaan pipa dan menyebabkan korosi pada lapisan besi di bawahnya secara
berkesimambungan.

5. Penipisan dinding pipa akan meningkatkan tegangan (material stress) dan dalam kondisi
panas/temperatur tinggi, dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan pecah pipa
(stress rupture)

Fireside & Combustion 2


I.2. FAKTOR & KONDISI

Slag berupa lumeran/cairan senyawa alkali yang lengket dan korosif ini akan terbentuk dalam
beberapa kondisi sbb :

- Penggunaan bahan bakar padat dengan kandungan mineral Potassium & Sodium serta
Sulfur yang cukup tinggi seperti jenis-jenis BIOMASS tertentu dan BATUBARA

- Temperatur besi pipa boiler berada dalam batas 1050 – 1350 °F (566 – 732 °C)

I.3. IDENTIFIKASI

Solid fuel ash corrosion biasanya bisa diidentifikasi dengan terbentuknya SLAG DEPOSIT
(kerak pembakaran) yang menempel pada dinding pipa dan diikuti oleh korosi berupa penipisan
ketebalan/metal loss.

Dalam peristiwa ini, laju korosi merupakan fungsi NON-LINIER dari TEMPERATUR dan akan
mencapai maksimum pada rentang suhu 1250 – 1350 °F (677 – 732 °C)

Pada temperatur yang lebih tinggi, maka laju korosi akan turun karena terjadi dekomposisi
thermal dari senyawa kompleks yang terbentuk,

Fireside corrosion jenis ini selalu bisa dikenali dengan terjadinya kerak pembakaran yang
menempel erat dan menyatu dengan besi pada permukaan pipa dapur.

Secara teoritis, disebutkan bahwa kerak pembakaran yang terjadi akan memiliki 3 lapisan
berbeda sbb :

- Lapisan terluar berupa tepung/abu pembakaran yang bersifat porous

- Lapisan tengah dengan warna putih berupa senyawa alkali sulfate yang sangat korosif dan
berfungsi melarutkan besi pipa

Ketebalannya adalah antara 0.8 – 6.4 mm

- Lapisan paling dalam adalah berupa senyawa besi oksida dan belerang yang berwarna
hitam sebagai produk korosi yang terjadi

Umumnya ketebalannya adalah kurang dari 3.2 mm

Fireside & Combustion 3


Gambar :
Hubungan Non-linear antara TEMPERATUR dan LAJU KOROSI

Gambar :
Lapisan deposit & korosi pada permukaan pipa dapur

Fireside & Combustion 4


I.4. PENCEGAHAN & ELIMINASI

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek dari Solid-fuel Ash Deposit &
Corrosion adalah sbb :

1. Mencampur bahan bakar yang digunakan untuk mengurangi kandungan mineral alkali
yang korosif seperti K, Na & S

2. Menurunkan atau meningkatkan temperatur dapur pembakaran

3. Menggunakan SOLID FUEL ADDITIVE berupa senyawa OKSIODA LOGAM untuk


memodifikasi senyawa pembakaran yang terjadi sehingga tidak akan meleleh dan
lengket pada pipa boiler.

Senyawa kimia yang sudah mengalami modifikasi ini akan tetap berwujud padat
sebagai abu pembakaran dan akan dikeluarkan melalui cyclone atau cerobong
boiler nantinya

Fireside & Combustion 5


II. FOTO-FOTO

KERAK PEMBAKARAN PADA DAPUR BOILER

Fireside & Combustion 6


KERAK PEMBAKARAN PADA DAPUR BOILER
(tanpa aplikasi Solid Fuel Additive)

PIPA PADA DAPUR BOILER MENJADI LEBIH BERSIH


(dengan aplikasi Solid Fuel Additive)

Fireside & Combustion 7


III. PEMBAKARAN & BAHAN BAKAR

Bahan bakar baik minyak bumi, batu bara, gas alam ataupun BIO-MASS adalah terdiri dari :
- CARBON (C)
- HIDROGEN (H)
- OKSIGEN (O)
- BELERANG (S)
- NITROGEN (S)
Komposisi ke-5 jenis unsur ini adalah bisa mencapai > 99 % pada bahan bakar

Komposisi detail dari bahan bakar seperti CANGKANG SAWIT, TEMPURUNG KELAPA,
KAYU, FIBER JANJANG KELAPA SAWIT bisa saja mengandung banyak unsur lain di luar
ke-5 item di atas dan harus dianalisa secara spesifik tentunya

III.1. NILAI PEMBAKARAN

Nilai pembakaran adalah JUMLAH PANAS yang dihasilkan bila suatu jenis bahan bakar
terbakar dengan sempurna.

Angka spesifik NILAI PEMBAKARAN dari reaksi kimia pembakaran ke-3 unsur utama
penyusun bahan bakar adalah :

- Pembakaran Carbon menghasilkan 34.000 kJ/kg bahan bakar

- Pembakaran Hidrogen menghasilkan 144.000 kJ/kg bahan bakar

- Pembakaran Belerang menghasilkan 10.500 kJ/kg bahan bakar

III.2. NILAI OPAK

Karana pada proses pembakaran juga dihasilkan AIR (H2O).

Air yang terbentuk ini akan berubah menjadi uap dengan menyerap panas yang dihasilkan dari
prosses pembakaran bahan bakar sehingga jumlah panas penguapan yang diserap ini TIDAK
DAPAT DIGUNAKAN untuk pemamnasan boiler.

Selisih panas pembakaran yang dihasilkan dari bahan bakar dikurangi panas penguapan yang
diserap oleh air yang terbentuk selama proses pembakaran ini kadang disebut sebagai NILAI
OPAK.

Fireside & Combustion 8


III.3. KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN MENURUT TEORI

Jumlah kebutuhan udara pembakaran untuk menghasilkan reaksi pembakaran sempurna


secara teoritis dapat dihitung dengan STOIKIOMETRI menggunakan reaksi kimia antara
unsur-unsur yang terkandung dalam bahan bakar dan oksigen

Biasanya reaksi kimia pembakaran hanya dihitung untuk unsure CARBON dan HIDROGEN
saja.

Perhitungan untuk reaksi pembakaran BELERANG, OKSIGEN dan NITROGEN umumnya


diabaikan karena TIDAK SIGNIFIKAN

Reaksi pembakaran HIDROGEN

2H2 + O2  2H2O

Neraca massanya adalah :

4 kg HIDROGEN + 32 kg OKSIGEN akan menghasilkan 36 kg AIR

Atau

8 kg OKSIGEN untuk membakar 1 kg HIDROGEN

Reaksi pembakaran CARBON

C + O2  CO2

Neraca massanya adalah :

12 kg CARBON + 32 kg OKSIGEN akan menghasilkan 44 kg CARBONDIOKSDA

Atau

8/3 kg OKSIGEN untuk membakar 1 kg CARBON

Fireside & Combustion 9


III.4. CONTOH PERHIUNGAN

Pembakaran bahan bakar minyak bumi dengan komposisi Hidrokarbon C 86% dan H 12%

Pembakaran Carbon memerlukan


= 86% x 8/3
= 2.29 kg Oksigen per kg bahan bakar

Pembakaran Hidrogen memerlukan


= 12% x 8
= 0.96 kg Oksigen per kg bahan bakar

Jumlah kebutuhan Oksigen = 2.29 + 0.96 = 3.25 kg per kg bahan bakar

Persen Oksigen di udara adalah sekitar 21%,

Maka kebutuhan udara adalah 100/21 x 3.25 = 15.5 kg udara per kg bahan bakar

Dengan density udara adalah 1.28 kg/m3, maka volume udara yang dibutuhkan adalah
= 15.5 / 1.28
= 12.1 m3 udara per kg bahan bakar

III.5. KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN MENURUT PRAKTEK

Ketika terjadi pembakaran TIDAK SEMPURNA terhadap unsur Carbon, maka produk yang
dihasilkan adalah berupa CARBON MONOKSIDA

Panas yang terjadi hanya sebesar 10.500 kJ/kg bahan bakar berbanding 34.000 kJ/kg bahan
bakar jika terjadi PEMBAKARAN SEMPURNA membantuk CARBONDIOKSIDA

Jika hal ini terjadi, maka akan berarti KERUGIAN ENERGI sebesar (34.000 – 1.500) =
23.500 kJ per kg bahan bakar

Hal ini perlu dihindari dalam aplikasi di lapangan tentunya

Pembakaran TIDAK SEMPURNA bisa terjadi jika UDARA YANG MASUK TIDAK CUKUP

Karenanya, dalam aplikasi di lapangan harus dimasukkan jumah udara yang lebih banyak dari
perhitungan teoritis.

Fireside & Combustion 10


Faktor udara harus dikalikan terhadap kebutuhan teoritis untuk mendapatkan jumlah udara
menurut praktek yang sebenarnya.

Angka faktor udara biasanya adalah sekitar 1.3 - 1.4

Beberapa perlakuan yang bisa memperkecil angka faktor udara adalah :

- Kecepatan pemasukan udara yang lebih besar sehingga terjadi proses pencampuran
yang lebih baik antara oksigen dengan bahan bakar
(bisa dilakukan dengan bantuan tarikan paksa/Forced Draft Fan)

- Ukuran bahan bakar yang lebih halus serta pembagian udara yang lebih merata
sehingga bisa diperolah luas permukaan kontak yang lebih besar antara bahan bakar
dan udara

- Temperatur udara pembakaran yang lebih tinggi sehingga reaksi pembakaran dapat
terjadi lebih cepat

III.6. PANAS YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUAPKAN AIR PADA BOILER

Dalam aplikasi di lapangan, untuk mengetahui berapa panas aktual yang digunakan pada proses
pembangkitan uap di dalam boiler – maka perlu diperhitungkan hal-hal sbb :

- HITUNG BERAPA BANYAK (kg) AIR YANG AKAN TERBENTUK DARI REAKSI
PEMBAKARAN ANTARA HIDROGEN PADA BAHAN BAKAR DENGAN OKSIGEN
DARI UDARA

DALAM HAL INI PERLU DIKETAHUI BERAPA BESAR KOMPOSISI UNSUR


HIDROGEN DI DALAM BAHAN BAKAR

- HITUNG JUMLAH PANAS PENGUAPAN AIR (ENTHALPY) YANG DIPERLUKAN


UNTUK PROSES PENGUAPAN AIR YANG TERBENTUK

ENTHALPY UNTUK MENGUAPKAN 1 kg AIR ADALAH SEBESAR 2250 kJ/kg PADA


TEKANAN ATMOSFERIK

PANAS INI TIDAK BISA DIPERGUNAKAN UNTUK PEMANASAN BOILER

- SELISIH PANAS YANG DIPEROLEH SETELAH DIPOTONG ENTHALPY


PENGUAPAN AIR INILAH YANG AKAN MEMANASKAN PIPA DAPUR DAN AIR DI
DALAM BOILER NANTINYA (NILAI OPAK)

Fireside & Combustion 11


- FAKTOR EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS MELALUI PIPA KE AIR DAPAT
DIPELAJARI LEBIH LANJUT PADA TOPIK PERPINDAHAN PANAS DALAM
MENGHITUNG BERAPA BANYAK JUMLAH BAHAN BAKAR & UDARA YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENGHASILKAN KAPASITAS UAP PADA BOILER

Demikianlah kami sampaikan beberapa data dan penjelasan tentang peristiwa SOLID FUEL
ASH DEPOSIT & CORROSION serta BAHAN BAKAR & PEMBAKARAN yang berkaitan
dengan operasional boiler di lapangan.

Terima kasih atas perhatiannya.

Hormat Kami,
PT. TIRTA KIMIA ENGINEERING

ARIFIN

Fireside & Combustion 12

Anda mungkin juga menyukai