Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT DIRUANG MAWAR RSUD BATANG

Disusun oleh :
VIONA HEPI PRAMESTI
1908097

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016
A. PENGERTIAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamika karena
metabolisme tubuh yang membutuhkan perubahan yang tepat dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarsang berbentuk
kelebihan natau kekurangan. (Lynda, Juall: 2013).
 Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut
 Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion
 Kekurangan cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami penurunan cairan intravaskuler,
interstitial dan atau intraseluler.
 Kelebihan cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami peningkatan cairan intravaskuler,
interstitial dan atau intraseluler.
 Ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana
seorang individu mengalami atau beresiko mengalami peningkatan,
penurunan atau cepatnya pertukaran dari satu ke lainnya dari intravaskuler,
interstitial dan atau intraseluler.

B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit :
1. Usia.
Pada bayi atau anak-anak, keseimbangan cairan dan elektrolit dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah asupan cairan yang besr yang
diimbangi dengan haluaran yang besar pula,metabolisme tubuh yang tinngi,
masalah yang muncul akibat imaturitas fungsi ginjal, paru-paru dan proses
penguapan.

2. Temperatur Lingkungan.
Lingkungan yang panas menstimulus sistem syaraf simpatis dan
menyebabkan seseorang berkeringat. Pada cuaca yang sangat panas,
seseorang akan kehilangan 700-2000 ml air/jam dan 15-30 gram garam/ hari.
3. Kondisi Stress
Kondisi stress mempengaruhi metabolisme sel, konsentrasi glukosa darah
dan glikolisis otot. Kondisi stress mencetuskan hormon anti deuretik sehingga
produksi urine menurun.
4. Keadaan sakit.
Kondisi sakit yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit antara lain luka bakar, gagal ginjal dan payah jantung.
5. Diet
Diet memmpengaruhi asupan cairan dan elektrolit. Asupan nutrisi tidak
dapat berpengaruh terhadap kadar albumin serum. ( Tarwoto, dalam Jhonatan
: 2013)

C. KLASIFIKASI
1. Kekurangan Cairan.
Cairan adalah keadaan dimana seseorang individu yang tidak menjalani
puasa mengalami atau beresiko mengalami dehidrasi vaskuler, intertitial, atau
intra vaskuler.
2. Kelebihan cairan.
Kelebihan cairan adalah keadaan dimana seseorang individu menngalami
atau beresiko mengalami kelebihan cairan intraselular atau intertitial.
(Tarwoto dalam Jhonatan: 2013).
3. Klasifikasi berdasarkan banyak cairan yang hilang :

a. Dehidrasi ringan, bila barat badan turun 3-5 %, dengan volume


cairan yang hilang < 50 ml/kg BB

b. Dehidrasi sedang, jika berat badan turun 6-9 %, dengan volume cairan
yang hilang 50-90 ml/kg BB

c. Dehidrasi berat, jika berat badan turun > 10 %, dengan volumecairan


yang hilang ≥ 100 ml/kg BB
D. PATHOFISIOLOGI
Kekurangan cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karena
cairan dan elektrolit ini mempengaruhi keseimbangan termoregulasi
dihipotalamus anterior. Jika apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan
elektrolit maka keseimbangan termoregulasi dihipotalamus anterior akan
mengalami gangguan pada pasien

E. PATHWAY

Dehidrasi

Tubuh kekurangan volume cairan dan elektrolit

Cairan intrasel dan ekstrasel

Demam

Gangguan rasa nyaman peningkatan evaporasi

Ansietas
Peningkatan evaporasi

Resiko ketidakefektifan termoregulasi

Ditandai dengan :

Turgor kulit menurun

Mukosa bibir kering


Konjungtiva anemis

F. MANIFESTASI KLINIK

1. Mula-mula klien menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh


pada umumnya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada.

2. Sering buang air besar dengan konsistensi feces cair dan


encer

3. Warna feces lama kelamaan berubah menjadi kehijauan


karena bercampur dengan empedu.

4. Kram abdomen karena peradangan

5. Mual dan muntah akibat gangguan keseimbangan asam


basa.

6. Lemah dan pucat

7. Perubahan TTV, seperti nadi dan pernafasan meningkat

8. Penurunan pengeluaran urine

9. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi seperti turgor kulit


berkurang, BB menurut mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput
lendir, bibir dan mukosa mulut serta kuku tampak kering.

G. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (hipotonia otot, lemah)

4. Cardiac disritmia akibat hipokalemia dan hiperkalemia


5. Hiponatremia

6. Hipoglikemia

7. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik

8. Syok hipovolemik

9. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare)

10. Asidosis

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan


2. Kultur feces untuk menentukan kuman pathogen
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, ureum dan glukosa
4. Uji antigen imunosi enzim untuk memastikan retrovirus
5. Intubasi duodenum untuk mengetahui bakteri/virus/parasit yang
menyebabkan diare.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Penanganan fokus pada penyebab

2. Pemberian cairan dan elektrolit, oral (oralit) atau teraphy cairan

3. Diet (cara pemberian makanan)

4. Obat-obatan

J. FOKUS PENGKAJIAN
a. Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola kesehatan
2. Metabolisme
3. Aktivitas
4. Sensori
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umun
2. Tanda-tanda Vital

K. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN


1. Hipovolemia
Kekurangan volume cairan terjadi saat air dan elektrolit yang
hilang berada di dalam proporsi isotonic.kadar elektrolit dalam serum
tetap tidak berubah, kecuali jika terjadi ketidakseimbangan lain.pasien
yang beresiko kekurangan volume cairan ini adalah pasien yang
mengalami kekurangan cairan dan elektrolit melalui saluran
gastrointestinal,missalnya akibat muntah, pengisap lambung, diare,
atau fustula.penyebab lain dapat meliputi perdarahan, pemberian obat-
obatan diuretic, keringat yang banyak, bemam, dan penurunan asupan
per oral.
2. Hipervolemi
Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan
dalam proporsi isotonic sehingga menyebabkan hipervolemi tanpa
disertai perubahan kadar elektrolit serum.pasien yang berisiko
kelebihan volume cairan ini meliputi pasien yang menderita gagal
jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.

L. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a. Identitas :
Terdiri nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat,
pendidikan, tanggal MRS dan diagnosa medis.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Berdasarkan PQRST, penyebab dari kekurangan
cairan, seberapa parah gangguan kekurangan cairan yang terjadi
seberapa jauh gangguan kekurangan cairan yang terjadi, kapan
gangguan kekurangan cairan mulai di rasakan pasien.
c. riwayat penyakit dahulu
Meliputi riwayat penyakit menular,penyakit keturunan dan alergi
obat-obatan atau makanan.

II. Pola-pola Fungsi Kesehatan


1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
a. Kebiasaan
b. Status Ekonomi
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
a. Pemenuhan Nutrisi
b. cairan
c. Keadaan yang mengganggu nutrisi
d. Status gizi
3. Pola Eliminasi
a. defekasi
Frekuensi, feases konsentrasi, warna, bau.
b. urine / Miksi.
Frekuensi, konsentrasi urine,warna, bau.
4. pola tidur dan istirahat.
a. lamanya tidur.
b. Suasana lingkungan.
5. Pola aktifitas sehari-hari.
6. Pola hubungan dan peran.
a. Interaksi dengan orang lain.
b. Interaksi denagn keluarga.
7. Pola persepsi dan konsep diri.
8. Pola sensoris kognitif.
9. Pola reproduksi seksual .
10. Pola penanggulangan stress.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan.
III. Pemeriksaan Fisik
A. Status kesehatan umum
a. Keadaan penyakit : ringan, sedang, berat, akut, kronik.
b. Kesadaran : Apakah kompesmetis, apatis, soporus, prekoma, koma.

c. Suara bicara : Apakah Jelas, serak, aphasia.


d. Pernapasan : Apakah Meningkat/Menurun.
e. Suhu tubuh : Apakah Meningkat/Menurun.
f. Nadi : Apakah Meningkat/Menurun, kuat, lemah.
g. Tekanan darah : Apakah Meningkat/Menurun.
B. Sistem Intergumen
a. Kulit : Apakah pucat,oedem.
b. Turgor : Apakah Baik atau Jelek.
c. Rambut : Apakah kusam,kusut,rontok.
d. Kuku : Apakah Cyianosis, pucat.
C. Kepala
Ada tidaknya ubun-ubun terlihat cekung, sakit kepala, kepala pusing/pening.
D. Muka
Apakah simetris,raut muka terlihat layu dan lemas.
E. Mata
Apakah konjungtifa pucat,simestris.
F. Telinga
Apakah simestris.
G. Hidung
Apakah simestris, polip.
H. Mulut + Gigi
Apakah simestris, mukosa binir kering atau basah,apakah ada caries gigi.
I. Leher
Apakah ada pembesaran limfe,vena jugluralis.
J.Thoraks
Apakah simestris.
K. Paru
Apakah ada nyeri, whizzing,rhongki,timpani.
L.Abdomen
Apakah abdomen terlihat membucit, datar atau menonjol. Adakah nyeri
tekan,bisung usus atau menunjukkkan obstruksi.

IV. Pemeriksaan Penunjang


A.Laboratorium
C. Darah lengkap
B. Terapi

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan intake dan
out put tidak seimbang.
Ditandai dengan :
- Urine ( 0,5 – 1 cc / kg BB/ jam)
- Urime pekat atau encer
- Ada edema / diare
- Demam
- Nadi lemah
2. Resiko Devisit Volume Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan output
berlebihan.
Ditandai dengan :
- Demam
- Berkerinat banyak
- Mual muntah
- Hiperventilasi
3. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan devisit caiaran
Ditandai dengan :
- Mukosa mult kering
- Turgor kuli menurun
- Mata cowong
- Suhu tubuh meningkat
- Demam tinggi
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Tujuan dan NOC NIC Tanda
DP Tangan

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC 1 Vio


selama 3 x 24 jam maka masalah defisien a. Perawatan demam
volume cairan akan teratasi dengan b. Manajemen elektrolit/
Kreteria Hasil : cairan
NOC : c. Terapi intravena
1. Tugor kulit :3 d. Monitor TTv
2. Kelembapan membran mukosa: 3 e. Manajemen mual muntah
3. Pusing :2 f. Manajemen nutrisi
4. Tekanan darah g. Manajemen suhu

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC:


selama 3 x 24 jam maka masalah
termoregulasi akan teratasi dengan 1. Perawatan demam
Kreteria Hasil : 2. Manajemen cairan
3. Monitor cairan
 Peningkatan suhu kuit 2
4. Monitor TTV
 Sakit kepala 3
5. Pemberian obat
 Dehidrasi 2
6. Perawatan hipertermia
 Penururnan suhu kulit : 3

3 Tujuan: Setelah di lakukan perawatan 3x24 NIC : Anxiety reduction


jam di harapkan ansietas/kecemasan klien - Gunakan pendekatan yang
berkurang atau hilang dengan kriteria: menenangkan
- Klien mampu mengidentifikasi dan - Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan gejala cemas harapan terhadap pelaku
- Vital sign dalam batas normal pasien
- Mengidentifikasi dan mengungkapkan - Jelaskan semua prosedur dan
serta menunjukkan teknik mengontrol apa yang dirasakan selama
cemas prosedur
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa - Temani pasien untuk
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan memberikan keamanan dan
berkurangnya kecemasan mengurangi takut
- Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
- Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
- Instruksikan pada pasien
untuk menggunakan tehnik
relaksasi
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Identifikasi tingkat
kecemasan
- Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan

Dorong pasien untuk


mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall.2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Doengoes, Marilynn E.2013.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Gleadle, Jonathan.2013.Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.Jakarta: Air langga

Nanda. 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.

Jakarta:Prima Medika.

Ngastiyah. 2013. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.

Potter, Patricia A.Perry,Anne griffin.2014.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta

: EGC

Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2014. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai