Anda di halaman 1dari 11

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK

MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL


ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

Rifka Gayatri1

ABSTRAK
Permasalahan dalam penulisan ini adalah adakah peranan finger
painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna di
Kelompok B TK Nurul Islam Lambara. Untuk menjawab masalah
tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui adanya peranan
finger painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun subjek
penelitian ini adalah seluruh anak di Kelompok B TK Nurul Islam
Lambara yang berjumlah 15 orang anak. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data di
analisis secara deskriptif kualitatif dan teknik persentase. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan, finger painting memiliki peranan
terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna, hal ini terbukti dari
semakin meningkatnya kemampuan anak mengenal konsep warna yang
masuk dalam kategori berkembang sangat baik. Dalam kegiatan
menyebutkan macam-macam warna meningkat dari 26,67% menjadi
73,33%, mengelompokan macam-macam warna meningkat dari 20%
menjadi 60 %, dan mengenal symbol-simbol warna meningkat dari 20%
menjadi 40%.

Kata Kunci : Finger Painting, Konsep Warna

PENDAHULUAN
Perkembangan anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara
terminology disebut sebagai anak usia pra-sekolah atau Taman Kanak-kanak. Masa ini
disebut juga masa keemasan, karena peluang perkembangan anak yang sangat berharga. Hal
ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak mengalami masa
peka, yaitu masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon
stimulus yang diberikan oleh lingkungan untuk mendasari pengembangan kemampuan fisik,
kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kamandirian, seni, moral, dan
nilai-nilai agama. Aspek-aspek perkembangan tersebut tidak berkembang secara sendiri-
sendiri, melainkan saling terintegrasi dan terjalin satu sama lainnya.

1
Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako. No. Stambuk A 411 08 038.

594
Dari berbagai aspek perkembangan di atas, aspek kognitif merupakan salah satu aspek
yang penting untuk dikembangkan karena mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan
berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan berbagai
alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika
matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan
mengelompokkan serta mempersiapkan kemampuan berpikir teliti bagi anak.
Kurikulum Taman Kanak-kanak dijelaskan bahwa kompetensi dasar yang harus
dikuasai dalam bidang pengembangan kognitif yaitu anak mampu mengenal konsep
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tingkat pencapaian perkembangan anak
yang diharapkan yaitu anak dapat mengenal konsep-konsep sains sederhana yang salah satu
indikatornya adalah anak mampu mengenal konsep warna. Pengenalan warna bagi anak
dapat merangsang indera penglihatan, otak, estetis dan emosi. Retina pada mata merupakan
mediator antara dunia nyata dan otak, dimana terjadi proses yang membentuk suatu model
realita dalam pikiran. Dengan proses kerjasama antara otak dan mata maka akan timbul
emosi bahkan estetis.
Warna merupakan unsur rupa yang amat penting dan salah satu wujud keindahan
yang dapat diserap oleh indera penglihatan manusia, Widia Pekerti dkk (2009:8,36)
mengemukakan menurut ilmu kimia warna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen
(zat warna). Sedang warna ditinjau secara ilmu fisika terbentuk dari pembiasaan cahaya
pada prisma yang menimbulkan spektrum pelangi. Pembelajaran mengenal konsep warna
kepada anak harus menggunakan tekhnik yang sesuai dengan perkembangan anak. Salah
satu tekhnik yang baik untuk pengenalan konsep warna pada anak usia dini yaitu melalui
kagiatan finger painting. Finger painting merupakan kegiatan melukis yang dilakukan
dengan menggunakan jari-jari tangan.
Menurut (Pamadhi, 2009:8:28)“Finger Painting, yaitu teknik melukis secara
langsung tanpa menggunakan bantuan alat, yakni seseorang mengganti kuas dengan jari-jari
tangan secara langsung. Sedangkan teknik ini dimanfaatkan dalam praktek melukis untuk
anak dengan bahan pewarna yang murah dengan campuran lem cair. Caranya adalah
mencampurkan bahan pewarna dengan lem cair ke dalam mangkok sejumlah warna yang
dibutuhkan. Selanjutnya, warna yang sudah bercampur secara sempurna dapat digunakan
untuk melukiskan secara langsung”. Karya lukis jari atau finger painting mengutamakan sel
atau menuangkan gagasan perasaannya bukan sekedar apa yang dilukis anak, unsur visual
yang paling menonjol adalah kualitas goresan atau tarikan garis atau sapuan tangan dan
permainan warna media, merupakan pengalaman sensasi rabaan yang mengasyikkan dan

595
memberi kejutan yang inspiratif. Variasi gerakan yang dilakukannya akan melatih
kemamapuan kognitifnya serta memperkuat dan melenturkan otot-otot motorik halusnya.
Sejalan dengan uraian diatas untuk mengenal konsep warna di Kelompok B TK Nurul
Islam Lambara, dalam penelitian ini ada 3 aspek yang dilakukan untuk mengenalkan konsep
warna pada anak yaitu menyebutkan macam-macam warna, mengelompokan, macam-
macam warna, dan mengenal symbol-simbol warna. Dari ketiga aspek tersebut dilakukan
untuk mengetahui kemampuan anak mengenal konsep warna, kendala-kendala yang
dihadapi oleh guru saat melakukan kegiatan finger painting, dan peranan finger painting
terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kegiatan finger painting erat kaitannya dengan warna, oleh karena itu pengenalan
warna sejak usia dini sangatlah penting untuk membantu mengenal warna dengan baik
terlebih lagi dapat menjadikan anak lebih kreatif dan inovatif dalam berkarya.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya kemudian ditarik kesimpulan. Adapun subjek
penelitian ini adalah seluruh anak di kelompok B TK Nurul Islam Lambara yang berjumlah
15 orang anak, yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Penelitian
dilakukan mulai dari tanggal 02 September sampai dengan 30 September 2013. Dalam
penelitian ini ada dua variable yang diamati, yakni variable bebas (X) dan variable terikat
(Y). Dimana kegiatan finger painting sebagai variabel bebas dan kemampuan mengenal
warna sebagai variable terikat. Penelitian ini bersifat korelasional yang bermaksud melihat
hubungan antara variabel (X) dan variable (Y). Secara sederhana rancangan penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

X Y

Keterangan:
X = Kegiatan finger painting
Y = Kemampuan mengenal warna
= Peranan kegiatan finger painting terhadap kemampuan anak
mengenal warna

596
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisa data yang digunakan adalah dengan analisa deskriptif untuk menggambarkan
bagaimana peran kegiatan finger painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep
warna di kelompok B TK Nurul Islam Lambara. Adapun cara menghitung persentase (%)
menggunakan cara (Anas Sudjiono, 2005:43), sebagai berikut :

F
P= x 100%
N

Keterangan:

P = Persentase
F = Jumlah frekuensi
N = Jumlah sampel

Untuk melihat bagaimana peranan finger painting terhadap kemampuan anak


mengenal konsep warna di kelompok B TK Nurul Islam Lambara, maka penelitian
dilakukan dengan mengamati tiga kemampuan yaitu: menyebutkan macam-macam warna,
mengelompokan macam-macam warna, mengenal symbol-simbol warna. Media yang
digunakan dalam kegiatan finger painting adalah cat berwarna dan kertas gambar.

HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Wawancara
Pada tanggal 02 september 2013 peneliti melakukan kegiatan awal dalam
pelaksanaan penelitian yaitu melakukan wawancara dengan Ibu Andi Mala selaku
Kepala TK Nurul Islam Lambara. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kemampuan anak khususnya mengenal konsep warna, kendala-kendala yang
dihadapi dan peranan kegiatan finger painting terhadap kemampuan anak mengenal
konsep warna. Dari wawancara yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
a. Tingkat kemampuan anak didik khususnya mengenal warna secara konsep di
kelompok B TK Nurul Islam Lambara dari masing-masing anak memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Jika dikategorikan dalam penilaian ada anak yang
memiliki kemampuan belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai
harapan dan sangat berkembang. Sehingga diperlukan kegiatan yang dapat
menunjang kemampuan anak dalam hal ini mengenal warna secara konsep, salah

597
satunya dengan kegiatan finger painting. Sebelumnya kegiatan finger painting,
pernah dilaksanakan sebelum penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan tetapi
kegiatan tersebut hanya sebatas untuk mengetahui anak dapat melakukan kegiatan
tersebut.
b. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan finger painting ini yaitu anak belum
mampu mempertahankan konsentrasinya dalam intensitas waktu yang lama. Selain
itu ada beberapa kendala lain yaitu pada saat kegiatan finger painting dilakukan
guru hanya menggunakan media yang seadanya misalnya cat berwarna hanya
menggunakan pewarna makanan dan kertas gambar hanya menggunakan kertas
HVS sehingga ketertarikan anak pada kegiatan ini berkurang.
c. Peranan kegiatan finger painting yaitu anak dapat mengenal warna serta dapat
mengeksplor bakat anak dalam hal melukis lebih khusus lagi melukis
menggunakan jari-jari tangan serta melatih motorik halus anak.

2. Data Hasil Pengamatan


Tabel 1 Hasil Pengamatan Menyebutkan Macam-Macam Warna

Kategori Penilaian dan Frekuensi


Periode Jumlah
No. BB MB BSH BSB
Pengamatan
F % F % F % F % F %
1 Pertama 8 53,33 1 6,67 2 13,33 4 26,67 15 100
2 Kedua 6 40 3 20 2 13,33 4 26,67 15 100
3 Ketiga 5 33,33 4 26,67 2 13,33 4 26,67 15 100
4 Keempat 4 26,67 5 33,33 2 13,33 4 26,67 15 100
5 Kelima 3 20 5 33,33 2 13,33 5 33,33 15 100
6 Keenam 2 13,33 3 20 4 26,67 6 40 15 100
7 Ketujuh 1 6,67 2 13,33 6 40 6 40 15 100
8 Kedelapan - - 2 13,33 2 13,33 11 73,33 15 100
Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subyek penelitian
yang memiliki kemampuan menyebutkan macam-macam warna, pada minggu pertama
yang masuk kategori belum berkembang terdapat 8 anak (53,33%), kategori mulai
berkembang 1 anak (6,67%), kategori berkembang sesuai harapan dari minggu pertama
sampai minggu kelima terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), dan
kategori berkembang sangat baik dari minggu pertama sampai minggu keempat terdapat
jumlah frekuensi yang sama yaitu 4 anak (26,67%). Minggu kedua yang masuk kategori

598
belum berkembang terdapat 6 anak (40%), sedangkan kategori mulai berkembang 3 anak
(20%). Minggu ketiga yang masuk kategori belum berkembang terdapat 5 anak
(33,33%), dan kategori mulai berkembang 4 anak (26,67%). Minggu keempat yang
masuk kategori belum berkembang 4 anak (26,67%), sedangkan kategori mulai
berkembang untuk minggu keempat dan kelima terdapat jumlah frekuensi yang sama
yaitu 5 anak (33,33%).
Minggu kelima yang masuk kategori belum berkembang terdapat 3 anak (20%),
dan kategori berkembang sangat baik 5 anak (33,33%). Minggu keenam yang masuk
kategori belum berkembang terdapat 2 anak (13,33%), kategori mulai berkembang 3
anak (20%), kategori bekembang sesuai harapan 4 anak (26,67%), kategori berkembang
sangat baik pada minggu keenam dan ketujuh terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu
6 anak (40%). Minggu ketujuh yang masuk kategori belum berkembang terdapat 1 anak
(6,67%), kategori mulai berkembang untuk minggu ketujuh dan kedelapan terdapat
jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), dan kategori berkembang sesuai
harapan 6 anak (40%). Minggu kedelapan tidak terdapat anak pada kategori belum
berkembang, kategori berkembang sesuai harapan 2 anak (13,33%), dan kategtori
berkembang sangat baik 11 anak (73,33%).

Tabel 2 Hasil Pengamatan Mengelompokan Macam-Macam Warna

Kategori Penilaian dan Frekuensi


Periode Jumlah
BB MB BSH BSB
No. Pengamatan
F % F % F % F % f %
1 Pertama 5 33,33 2 13,33 5 33,33 3 20 15 100
2 Kedua 5 33,33 2 13,33 5 33,33 3 20 15 100
3 Ketiga 4 26,67 3 20 5 33,33 3 20 15 100
4 Keempat 3 20 4 26,67 5 33,33 3 20 15 100
5 Kelima 3 20 3 20 5 33,33 4 26,67 15 100
6 Keenam 1 6,67 4 26,67 5 33,33 5 33,33 15 100
7 Ketujuh 1 6,67 3 20 6 40 5 33,33 15 100
8 Kedelapan 1 6,67 2 13,33 3 20 9 60 15 100
Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 15 anak yang menjadi subyek
penelitian yang memiliki kemampuan mengelompokan macam-macam warna, pada
minggu pertama yang masuk kategori mulai berkembang dan minngu kedua terdapat
jumlah frekuensi yang sama yaitu 5 anak (33,33%), kategori mulai berkembang dan

599
minggu kedua terdapt jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), kategori
berkembang sesuai harapan sampai minggu keenam terdapat jumlah frekuensi yang sama
yaitu 5 anak (33,33%), sedangkan kategori berkembang sangat baik sampai minggu
keempat terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 3 anak (20%). Minggu ketiga yang
masuk kategori belum berkembang terdapat 4 anak (26,67%), dan kategori mulai
berkembang 3 anak (20%). Minggu keempat yang masuk kategori belum berkembang
dan minggu kelima terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 3 anak (20%), kategori
mulai berkembang 4 anak (26,67%).
Minggu kelima yang masuk kategori mulai berkembang terdapt 3 anak (20%), dan
kategori berkembang sangat baik 4 anak (26,67%). Minggu keenam yang masuk kategori
belum berkembang sampai minggu kedelapan terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu
1 anak (6,67%), kategori mulai berkembang 4 anak (26,67%), dan kategori berkembang
sangat baik sampai minggu ketujuh terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 5 anak
(33,33%). Minngu ketujuh yang masuk kategori mulai berkembang terdapat 3 anak
(20%), kategori berkembang sesuai harapan 6 anak (40%). Minggu kedelapan yang
masuk kategori mulai berkembang terdapat 2 anak (13,33%), kategori berkembang
sesuai harapan 3 anak (20%), sedangkan untuk kategori berkembang sangat baik 9 anak
(60%).

Tabel 3 Hasil Pengamatan Mengenal Simbol-Simbol Warna

Kategori Penilaian dan Frekuensi


Periode Jumlah
No. BB MB BSH BSB
Pengamatan
F % F % f % f % F %
1 Pertama 9 60 1 6,67 2 13,33 3 20 15 100
2 Kedua 8 53,33 2 13,33 2 13,33 3 20 15 100
3 Ketiga 7 46,66 3 20 2 13,33 3 20 15 100
4 Keempat 6 40 4 26,67 2 13,33 3 20 15 100
5 Kelima 5 33,33 4 26,67 3 20 3 20 15 100
6 Keenam 4 26,67 4 26,67 4 26,67 3 20 15 100
7 Ketujuh 3 20 3 20 5 33,33 4 26,67 15 100
8 Kedelapan 2 13,33 2 13,33 5 33,33 6 40 15 100
Sumber : Hasil Penelitian
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
SB : Sangat Berkembang

600
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 15 anak yang menjadi subyek
penelitian kemampuan anak mengenal symbol-simbol warna, pada minggu pertama yang
masuk kategori belum berkembang terdapat 9 anak (60%), kategori mulai berkembang 1
anak (6,67%), kategori berkembang sesuai harapan sampai minggu keempat terdapat
jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), kategori berkembang sangat baik
sampai minggu keenam terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 3 anak (20%).
Minggu kedua yang masuk kategori belum berkembang terdapat 8 anak (53,33%),
kategori mulai berkembang 2 anak (13,33%). Minggu ketiga yang masuk kategori belum
berkembang terdapat 7 anak (46,66%), kategori mulai berkembang 3 anak (20%).
Minggu keempat yang masuk kategori belum berkembang terdapat 6 anak (40%), dan
kategori mulai berkembang sampai minggu keenam terdapt jumlah frekuensi yang sama
yaitu 4 anak (26,67%).
Minggu kelima yang masuk kategori belum berkembang terdapat 5 anak (33,33%),
dan kategori berkembang sesuai harapan 3 anak (20%). Minggu keenam yang masuk
kategori belum berkembang terdapat 6 anak (40%), kategori berkembang sesuai harapan
4 anak (26,67%). Minggu ketujuh yang masuk kategori belum berkembang terdapat 3
anak (20%), kategori mulai berkembang terdapat 3 anak (20%), kategori berkembang
sesuai harapan sampai minggu kedelapan terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 5
anak (33,33%), dan kategori berkembang sangat baik 4 anak (26,67%). Minggu
kedelapan yang masuk kategori belum berkembang terdapat 2 anak (13,33%), kategori
mulai berkembang 2 anak (13,33%), sedangkan kategori berkembang sangat baik 6 anak
(40%).
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat terlihat bahwa untuk kategori belum
berkembang (BB) dan mulai berkembang (MB) terjadi penurunan persentase
perkembangan kemampuan anak dari pengamatan pertama hingga pengamatan
kedelapan. Sedangkan untuk kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dan sangat
berkembang (SB) terjadi peningkatan persentase perkembangan kemampuan anak
mengenal warna dari pengamatan pertama hingga pengamatan kedelapan. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi perkembangan kemampuan anak mengenal warna, sehingga
dapat membuktikan bahwa kegiatan finger painting berperan dalam mengembangkan
kemampuan anak mengenal warna secara konsep di Kelompok B TK Nurul Islam
Lambara.

601
PEMBAHASAN
1. Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah diuraikan sebelumnya, dijelaskan bahwa di
Kelompok B TK Nurul Islam Lambara dari masing-masing anak memiliki kemampuan
berbeda-beda, ada yang masuk kategori sangat berkembang (SB), berkembang sesuai
harapan (BSH), mulai berkembang (MB), dan belum berkembang (BB). Hal itu
disebabkan karena adanya proses dalam pengembangan yaitu melalui pembiasaan atau
pengulangan-pengulangan. Sehingga perlakuan tindakan penelitian mengenal warna
melalui kegiatan finger painting perlu dilakukan pengulangan-pengulangan sehingga
pada aspek penilaian yang dijadikan acuan untuk mengetahui kemampuan anak
mengenal warna yaitu menyebutkan macam-macam warna, mengelompokan macam-
macam warna serta mengenal symbol-simbol warna dapat berkembang dengan baik.
Namun saat kegiatan finger painting dilakukan masih terdapat kendala-kendala
yang belum teratasi dengan baik. Kendalanya adalah anak belum mampu berkonsentrasi
dalam waktu yang cukup lama. Berdasarkan hasil wawancara, hanya untuk memenuhi
tuntutan kurikulum dan terlaksananya pembelajaran terkadang guru melakukan hal-hal
yang praktis. Misalnya saja pada media yang digunakan saat melakukan kegiatan finger
painting guru hanya menggunakan media seadanya (pewarna makanan sebagai cat
berwarna dan kertas HVS sebagai kertas gambar) padahal kegiatan ini, selain mengenal
kan warna pada anak juga melatih kemampuan motorik halus anak.
Dimana pada saat anak melakukan kegiatan finger painting jari-jari tangannya
melakukan gerakan-gerakan kecil (yang menggerakan otot-otot kecil pada jari-jari
tangannya) ketika mengoleskan cat pada bidang datar yang disediakan. Oleh karena itu,
media yang digunakan dapat mempengaruhi minat dan kemampuan anak dalam
berkarya. Walaupun demikian para guru di TK Nurul Islam Lambara sangat menyadari
bahwa kegiatan finger painting juga memiliki peranan untuk mengenalkan warna kepada
anak didiknya, karena kegiatan finger painting memberikan banyak manfaat terhadap
pengembangan kemampuan anak.

2. Hasil Pengamatan
Dalam kegiatan menyebutkan macam-macam warna untuk kemampuan mengenal
konsep warna pada pengamatan pertama terdapat 8 anak (53,33%) belum berkembang, 1
anak (6,67%) mulai berkembang, 2 anak (13,33%) berkembang sesuai harapan, dan 4
anak (26,67%) berkembang sangat baik. Melihat hasil observasi belum memuaskan,

602
maka perlu dilakukannya pengulangan dalam kegiatan tersebut sehingga anak dapat
mengenal warna dengan baik. Setelah dilakukannya pengulangan pada pengamatan
kedelapan diperoleh hasil, tidak terdapat anak kategori belum berkembang, sedangkan
terdapat 2 anak (13,33%) mulai berkembang, 2 anak (13,33%) berkembang sesuai
harapan, dan 11 anak (73,33%) berkembang sangat baik.
Sementara itu, pada kegiatan mengelompokan macam-macam warna untuk
kemampuan mengenal konsep warna pada pengamatan pertama terdapat 5 anak
(33,33%) belum berkembang, 2 anak (13,33%) mulai berkembang, 5 anak (33,33%)
berkembang sesuai harapan, dan 3 anak (20%) berkembang sangat baik. Sama halnya
pada kegiatan menyebutkan macam-macam warna, mengelompokan macam-macam
warna pada pengamatan pertama diperoleh hasil yang belum baik, sehingga perlu
dilakukannya pengulangan untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Pada pengamatan
kedelapan diperoleh hasil yang cukup baik yaitu terdapat 1 anak (6,67%) belum
berkembang, 2 anak (13,33%) mulai berkembang, 3 anak (20%) berkembang sesuai
harapan, dan 9 anak (60%) berkembang sangat baik.
Mengenal simbol-simbol warna, kegiatan ini tak jauh beda dengan menyebutkan
dan mengelompokan macam-macam warna akan tetapi sedikit memiliki kesulitan sebab
anak harus mengingat makna symbol dari warna yang ditunjukan kepada anak. Misalnya
warna merah pada kran air minum tandanya air panas, dan hijau tandanya air dingin, dan
masih banyak lagi. Mengenal symbol-simbol warna untuk kemampuan mengenal konsep
warna pada pengamatan pertama terdapat 9 anak (60%) kategori belum berkembang, 1
anak (6,67%) kategori mulai berkembang, 2 anak (13,33%) kategori berkembang sesuai
harapan, dan 3 anak (20%) kategori berkembang sangat baik. Pada pengamatan
kedelapan terdapat 2 anak (13,33%) kategori belum berkembang, 2 anak (13,33%)
kategori mulai berkembang, 5 anak (13,33%) kategori berkembang sesuai harapan, dan 6
anak kategori berkembang sangat baik.
Hal ini menunjukan bahwa terjadi perkembangan kemampuan mengenal konsep
warna, sehingga dapat membuktikan bahwa kegiatan finger painting berperan dalam
mengembangkan kemampuan anak mengenal konsep warna di kelompok B TK Nurul
Islam Lambara. Melihat dari hasil penelitian yang menunjukan adanya peranan finger
painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna, maka diharapkan kegiatan
finger painting tidak hanya dilakukan untuk memenuhi tuntutan kurikulum semata, tetapi
bisa dilakukan untuk mengembangkan bakat anak sehingga dapat mengeksplor
kemampuan anak khusunya dalam bidang seni.

603
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini maka disimpulkan bahwa finger
painting berperan terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna di Kelompok B TK
Nurul Islam Lambara, karena melalui kegiatan finger painting kemampuan anak mengenal
warna secara konsep dapat berkembang dengan baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya
jumlah persentase anak yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik. Kemampuan
menyebutkan macam-macam warna meningkat dari 26,67% menjadi 73,33%,
mengelompokan macam-macam warna meningkat dari 20% menjadi 60 %, dan mengenal
symbol-simbol warna meningkat dari 20% menjadi 40%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1) Bagi peneliti lain, dapat dijadikan acuan sebagai referensi untuk melakukan penelitian
lebih lanjut
2) Bagi Guru PAUD khususnya kelompok B TK Nurul Islam Lambara Kecamatan Tawaeli,
disarankan agar berupaya semaksimal mungkin untuk memotivasi dan mengajak anak
dalam keikutsertaannya pada kegiatan finger painting.
3) Bagi Kepala TK, dapat dijadikan bahan referensi bagi sekolah dalam rangka
mengefektifkan pembinaan dan peningkatan kemampuan anak dalam mengenal warna.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A., Dkk. (2004). Bidang Warna (Seri Contoh Pembelajaran PAUD untuk Anak
Usia 2-6 Tahun). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia
(PADU).
Pamadhi, H. dan S.S., Evan. (2010). Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
T., Caecili, dan P., Widia. (1999). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Sastra, R. (2007). Mengenal Warna. Klaten: PT. Intan Pariwara.


Sudjiono, A. (1997). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

604

Anda mungkin juga menyukai