Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PENGANTAR MANAGEMEN

NAMA : MADE GENTA DHARMA FUJANA


NPM : 1833121078
KELAS : D2
JURUSAN : AKUNTANSI

Fakultas Ekonomi
Universitas Warmadewa
Tahun Ajaran 2018/2019
BAB 1
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan ada yang mengatakan,
manajemen adalah seni ilmu untuk memanfaatkan sumber daya. Inti dari manajemen adalah
kegiatan atau proses di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
Mengapa manajemen dikatakan sebagai seni, ilmu dan ada orang lain. Manajemen dikatakan
Ilmu, karena ilmu manajemen bisa di pelajari oleh siapapun tidak mesti orang di dalam jurusan
manajemen. Manajemen dikatakan Seni karena terdapat unsur-unsur bakat atau bawaan atau
talenta seseorang. Dan manajemen dikatakan Ada Orang Lain karena bahwa dalam melakukan
kegiatan atau dalam perusahaan tidak bisa dijalankan dengan satu orang.
Sebelum memulai usaha, kita sebagai pemilik perusahaan harus menjalankan dan mengerti
beberapa fungsi dari yang akan di jadikan rumusan masalah.
BAB 2
FUNGSI PERENCANAAN
Pengertian
Perencanaan adalah langkah yang paling awal dalam menjalankan perusahaan dan bahkan bisa
berpengaruh total bagi perusahaan di masa yang akan datang. Fungsi manajemen yang lain akan
mengikuti hasil perencanaan yang dilakukan fungsimanajemen yang lain tidak bisa berjalan
dengan baik tanpa adanya Perencanaan yang matang dari manajemennya.
Tujuan Perencanaan
 Perencanaan adalah cara untuk mengantisipasi adanya perubahan.
 Perencanaan bisa menghindari atau memperkecil pemborosan dan tumpang tindih
kegiatan.
Manfaat fungsi perencanaan
 hasil perencanaan menjadi pedoman dan acuan dasar didalam melaksanakan kegiatan.
 Perencanaan bisa meminimalisir kesalahan yang mungkin akan terjadi.
 Kegiatan setiap unit manajemen lebih terorganisir.
 Pelaksanaan tugas lebih tepat, efektif dan efesien.
 Sebagai alat koordinasi antar bidang dan antar devisi dalam perusaahan.
Kegiatan fungsi manajemen perencaan
 Menentukan arah dan tujuan perusahaan dan target bisnisnya.
 Menyusun strategi untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
 Menentukan apa saja sumber daya yang di butuhkan untuk menjalankan strategi tersebut.
 Menetapkan standar atau benchmark untuk menentukan upaya dalam mencapai tujuan.
Faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan
Perencanaan pada dasarnya memutuskan apa yang diinginkan dan apa yang akan dilakukan.
Atau perencanaan harus bisa menjawab beberapa pertanyaan seperti 5W+1H.
1. What
Apa yang ingin di peroleh perushaan dalam jangka panjang, menengah atau
jangka panjang.
2. Why
Mengapa perusahaan memutuskan tujuan tersebut ? mengapa bukan tujuan lain ?

3. Where
Dimana proyek dalam menjalankan tujuan akan dilakukan ? dan harus di jelaskan,
kenapa harus disana.
4. When
Kapan tujuan yang akan di tetapkan akan dieksekusi atau dilakukan ? dan harus di
analisa.
5. Who
Siapa yang akan menjalani tugas ? menjelaskan kenapa dia bukan orang lain ?
6. How
Bagaimana cara tujuan itu diupayakan ? bagaimana sebuah kegiatan akan di
jalankan ?
Dari semua pertanyaan diatas harus bisa di jawab dengan melakukan perencanaan.
Proses pembuatan rencana
 Fleksibel.
 Stabilitas rencana.
 Terintegrasi dengan baik.
 Detail.
 Mempertimbangkan sumber daya.
 Sederhana dan tidak sulit dilaksanakan (aplikatif).
Siapa pembuat rencana
 Panitia perencanaan
 Manajemen puncak
Bersifat : - Strategis
- Merumus tujuan jangka panjang.
- Pengambilan keputusan.
- Perencanaannya dijadikan pedoman oleh manajemen yang di bawah.
 Manajemen tingkat menengah
Bersifat : - Cenderung bersifat administrasif.
 Manajemen tingkat bawah
Bersifat : - lebih fokus terhadap perencanaan teknis lapangan, bersifat sangat detail.
 Bagian perencanaan
Tugasnya untuk menyusun rencana, tidak ada unsur yang menjadi wakil dari sebuah
bagian organisasi perusahaan.
 Tenaga staf
Tugas utama adalah melakukan analisa terhadap data-data yang ada dan kemudian
merencanakan sesuatu berdasarkan hasil analisa tersebut.
Bentuk-bentuk perencanaan
 Rencana global, dalam menyusun rencana global perusahaan yang biasa dikenal
dengan analisa SWOT :
a. Strenght (kekuatan).
b. Weakness (kelemahan).
c. Opportunity (peluang).
d. Threat (hambatan).
 Rencana strategi
 Rencana operasional
a. Rencana sekali pakai.
b. Rencana tetap.
BAB III
FUNGSI PENGORGANISASIAN
Pengertian
Fungsi pengorganisasian dalam manajemen berproses mengatur tugas wewenang dan tanggung
jawab setiap individu dalam manajemen menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah
di rencanakan.
Pembagian tugas pekerjaan dilaksanakan oleh para manajer :
 Mengalokasikan sumber daya yang dimiliki
 Memberikan tugas kepada orang-orang untuk mengerjakannya
 Mengkoordinasikan upaya yang akan di tempuh sesudah rencana seleksi disusun.
Manfaat fungsi pengorganisasian
 Mempermudah koordinasi antara pihak dalam kelompok
 Pembagian tugas sesuai dengan kondisi perusahaan
 Setip individu mengetahui apa yang akan dilakukan
 Memepermudah pegawasan
 Memaksimalkan manfaat spesialisasi
 Efesien biaya
 Hubungan antara individu semakin rukun.
Prinsip-prinsip pengorganisasian
- Kekuasaan dan taggung jawab
 Kekuasaan selalu terkait serta diikuti oleh sebuah tanggung jawab
- Disiplin
 Tumbuhnya disiplin memerlukan pimpinan yang baik dalam seluruh tingkatan
- Keterpaduan arah
 Setiap kelompok aktivitasyang mempunyai tujuan yang sama harus mempunyai
seseorang pemimpin dan rencana.
- Kesatuan perintah
 Setiap orang dalam organisasi harus menerima perintah dari satu orang atasan saja.
- Remunerasi
 Cara pembayaran harus adil serta memberikan kepuasan kepada semua pihak yang
terlibat baik karyawan/atasan.

- Keteraturan
 Keteraturan yang diatur dalam aturan main organisasi adalah agar setiap orang
mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab, hak masing-masing yang mendukung
tercapainya tujuan organisasi.
- Inisiatif
 Berkaitan dengan proses untuk memikirkan dan melaksanakan rencana organisasi
harus bisa mendorong semua anggotanya untuk berinisiatif supaya mereka jadi puas.
- Rantai kekuasaan
 Rantai kekuasaan dimulai dari tingkat yang tertinggi sampai terendah harus
disesuaikan dengan kebutuhan serta jika memungkinkan lebih baik di persingkat.
- Stabilitas hubungan kerja
 Manajmen yang baik akan meminimalisirkan terjadinya keluar-masuknya karyawan
pada tingkat yang wajar sehingga tidak terlalu mengganggu kinerja organisasi.
- Keadilan
 Peran pemimpin menjadi sangat penting, dibuat secara adil sehingga membangkitkan
kesetiaan dan pengabdian para anggota/karyawan.
- Team work
 Kerjasama team sangatlah penting bagi organisasi dimana komunikasi sangat perlu
dikembangkan untuk membentuk team work yang baik.
Peran Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian mempunyai peran yang sangat penting di dalam sistem manajeme,
karena proses pengorganisasian adalah mekanisme utama yang digunakan oleh para manajer
untuk menggerakkan rencana yang sudah disusun.
Fungsi Pengorganisasian
- Appropriateness
 Organisasian harus bisa mempermudah proses pencpaian tujuan.
- Efficiency
 Organisasi harus bisa mendukung terjadinya proses-proses untuk memperoleh hasil
yang maksimal dengan pengorbanan yang minimum.
- Adequancy
 Organisasi harus bisa mempermudah pemecahan masalahnya.
- Effectivinesess
 Organisasi harus bisa mewadahi proses usaha serta proses manajemen yang di
butuhkan untuk memncapai suatu hal.
Tahapan Pengorganisasian
 Merefleksikan tujuan dan rencana.
 Menetapkan tugas-tugas utama.
Contoh : merinci semua pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan
visi dan misi.
 Membagi tugas-tugas utama.
 Membagi beban kerja utama ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis serta bisa
memadai untuk dilaksanakan dengan seseorang/dalam satu tim.
 Mengalokasikan sumber daya serta arahan untuk tugas-tugas
BAB IV
FUNGSI PENGISIAN JABATAN (STAFFING)
Pengertian
Kegiatan untuk memperoleh karyawan yang efektif yang akan mengisi jabatan-jabatan yang
kosong di organisasi perusahaan. Fungsi pengisian jabatan ini memiliki beberapa tujuan :
- Agar semua ada penjabatannya yang akan melaksanakan tugas-tugas pada
setiap jabatan tertentu, sehingga sasaran perusahaan dapat tercapai.
- Asas pengisisan jabatan adalah penempatan orang-orang yang tepat pada
tempatnya pada pekerjaan yang tepat. Asas ini perpedoman pada, apa dan
siapa:
 Apa berpedoman pada job description atau uraian tugas-tugas dan
tanggung jawab yang akan dilaksanakan pada jabatan itu.
 Siapa berpedoman pada job specification artinya syarat-syarat
klarifikasi orang yang dapat melakukan pekerjaan jabatan tersebut.
Beberapa Pokok Masalah
 Pengadaan/Recruiting
Proses penarikan,seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk mendapatkan karyawan,
baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk mendapatkannya melalui cara :
a. Analisis jabatan
Menganalisis pekerjaan apa saja yang harus dilakukan pada suatu jabatan, mengapa
pekerjaan itu dilakukan dan bagaiman melakukannya. Manfaatnya akan memberikan
informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks, syarat-syarat
karyawan, perilaku manusia dan alat-alat yang akan digunakan. Dengan analisa ini
dapat diketahui :
- Tugas dan tanggung jawab.
- Syarat tenaga kerja yang dapat mengisi lowongan.
- Jumlah karyawan yang dibutuhkan.
- Dasar dan prosedur seleksi yang dilakukan.
- Sumber-sumber tenaga kerja dan cara penarikannya.
b. Uraian pekerjaan
Uraian mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab seseorang pejabat pada suatu
jabatan atau apa hak dan kewajibannya.
c. Spesifikasi pekerjaan
Uraian syarat-syarat orang yang dapat memangku suatu jabatan tertentu, agar ia
bekerja secara efektif.
 Penarikan (Recruiting)
Recruiting atau merekrut adalah mencari dan memperoleh pelamar-pelamar pekerjaan
untuk mengisi lowongan yang ada pada perusahaan. Dalam merekrut perlu dilakukan hal-
hal berikut:
- Menentukan jumlah karyawan yang akan diterima dan persyaratan-persyaratan
apa yang diperlukan oleh perusahaan untuk pengisian lowongan pekerjaan
- Menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon pegawai/pelamar yang
diperlukan perusahaan, misalnya jenis kelamin, daftar riwayat hidup, pendidikan,
umur dan kesediaan untuk ditempatkan dimana saja.
- Menginformasikan kepada masyarakat/pasar tenaga kerja dengan
memberitahukan melalui media massa (surat kabar, TV, dan lain-lain) tentang
lowongan kerja dan syarat-syarat yang butuhkan untuk mengisi lowongan itu.
- Menentukan batas waktu penerimaan lamaran serta alamat penerimaan lamaran/
- Setelah perusahaan memperoleh pelamar-pelamar melalui surat lamaran, lamaran-
lamaran itu di administrasikan seperlunya.
- Appraisal atau menilai, mengevaluasi adalah menilai surat-surat lamaran dengan
cara membandingkan antara hal-hal yang dimiliki pelamar dengan persyaratan
yang telah ditentukan perusahaan. Pelamar yang memenuhi persyaratan dipanggil
untuk mengikuti seleksi, sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan tidak dapat
mengikuti seleksi.

 Seleksi (Selection)
Yaitu memilih dari antara para pelamar dari hasil penilaian. Seleksi ini bermacam-macam
atau bertingkat tingkat yaitu seleksi tertulis, wawancara, tes psikologi, kesehatan, dan
sebagainya. Pelamar yang lulus seleksi di terima menjadi pegawai resmi, calon pegawai
itu harus melalui masa percobaan atau harus mengikuti pendidikan dan training atau
latihan.
- Dasar seleksi
dasar seleksi adalah job spesification dari perusahaan bersangkutan
- Metode seleksi :
- Metode nonilmiah
Seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada criteria/standar atau
spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya didasarkan
kepada perkiraan dan pengalaman saja.
- Metode Ilmiah
Seleksi yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata jabatan
yang akan diisi serta berpedoman kepada criteria spesifikasi dan standar-standar
tertentu.
- Sistem seleksi :
- Succesive Hurdles
Sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing yakni jika peserta
tidak lulus pada suatu testing maka ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya
dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.
- Compensatory Approach
Sistem selesi yang dilakukan dimana peserta mengikuti seluruh testing, kemudian
dihitung nilai rata-rata hasil tesnya apakah mencapai standar atau tidak.
- Tingkat-tingkat seleksi :
- Seleksi tingkat pertama
Seleksi tingkat pertama adalah seleksi yang dilakukan menurut prosedur yang
telah ditetapkan perusahaan bersangkutan dan jika lulus maka pelamar dinyatakan
diterima dengan status karyawan percobaan atau calon pegawai (capeg).
- Seleksi tingkat kedua
Seleksi tingkat kedua adalah seleksi yang dilakukan selama masa percobaan
(capeg) dengan cara mengamati dan menilai mental, perilaku, kedisiplinan, dan
kemampuan nyata calon karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
- Seleksi tingkat ketiga
Seleksi tingkat ketiga adalah seleksi dengan mengikuti prajabatan atau pelatihan,
jika lulus maka calon karyawan diangkat menjadi karyawan tetap.
- Prosedur seleksi
- Seleksi surat surat lamaran
- Pemeriksaan referensi
- Wawancara pendahuluan
- Seleksi ilmu pengetahuan
- Tes psikologi
- Tes kesehatan
- Wawancara akhir dengan atasan langsung dan Memutuskan diterima atau tidak
- Tujuan seleksi.
Seleksi ini bertujuan agar dapat memproleh karyawan yang :
- Qualified dan potensial
- Jujur dan disiplin
- Trampil dan semangat bekerja
- Dapat bekerjasama
- Dinamis dan kreatif
- Inovatif dan bertanggungjawab
- Loyal
- Penyeleksi
- Bagian urusan sumber daya manusia
- Pihak ketiga yang professional
- Kombinasi USDM dan pihak ketiga.
 Penempatan
Kegiatan untuk menempatkan oramg-orang yang telah lulus seleksi pada jabatan-jabatan
tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan dan klasifikasi-klasifikasi pekerjaan. Penempatan
ini sangat penting, karena aktivitas-aktivitas perusahaan baru dapat dilakukan, jika semua
jabatan ada pejabatnya. Dalam penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi
dan induksi. Orientasi, artinya memberitahukan kepada karyawan baru tentang hak dan
kewajibannya, tugas dan tanggung jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah
dan struktur organisasi perusahaan serta memperkenalkannya kepada karyawan lama.
Induksi, adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang telah
ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

 Sumber pegawai
Sebelum dilakukan penarikan pegawai harus terlebih dahulu ditetapkan sumber pegawai
yang akan mengisi lowongan kerja yang ada. Sumber pegawai dapat dari perusahaan itu
sendiri (internal) dan dari luar perusahaan (eksternal).
 Internal : pegawai yang akan mengisi lowongan jabatan itu, di tarik dari pegawai
yang telah ada dalam perusahaan. Mengisi jabatan pimpinan yang lowong lewat
promosi ini mempunyai keuntungan sebagai berikut :
- Meningkatkan modal.
- Kegairahan kerja.
- Prestasi kerja.
 Eksternal : untuk mengisi lowongan jabatan, ditarik orang-orang dari luar
perusahaan. Sumber eksternal itu adalah :
- Lembaga-lembaga pendidikan.
- Kantor penempatan tenaga kerja.
- Pasar tenaga kerja.
- Referensi dari karyawan yang ada.
- Referensi dari kawan manajer.

 Pengembangan pegawai
Pengembangan pegawai dimaksudkan untuk meningkatkan kelihaian dan keterampilan
pegawai, melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis,
moral pegawai, sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan teknis pelaksanaan
pekerjaan para pegawai. Tujuan pengembangan pegawai adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pegawai. Tanggung jawab pengembangan khususnya pada
manajer personalia. Pelatihan (training) adalah proses peningkatan kemampuan teknis
dan moral kerja karyawan operasional sesuai dengan kebutuhan tugas-tugasnya. Pelatihan
(training) karyawan perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerjanya. Pelatihan ini memerlukan biaya, tetapi biaya-biaya ini menjadi investasi jangka
panjang di bidang sumber daya manusia bagi perusahaan bersangkutan.
Metode-metode pelatihan :
 On the job
- 1. Coaching (bimbingan dan pengarahan).
- 2. Rotasi jabatan.
- 3. Penugasan sementara.
 Off the job
- Pengembangan melalui lembaga-lembaga pendidikan.
 Tujuan pengembangan :
- Meningkatkan produktivitas pegawai.
- Mengurangi tingkat kecelakaan.
- Meningkatkan gairah kerja.
- Meningkatkan pengetahuan serba guna
 Pengembangan ini perlu dilakukan karena :
- Karyawan yang baru belum tentu ahli atau cocok dengan pekerjaan yang
ditugaskan.
- Keusangan atau ketinggalan pengetahuan karyawan lama.
- Menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

 Pemeliharaan pegawai
Pemeliharaan pegawai perlu mendapat perhatian yang serius dari pimpinan perusahaan,
seperti contohnya : Pemberian balas jasa dan penghargaan. Kompensasi diberikan
sebagai balas jasa dan penghargaan kepada karyawan. Kompensasi yang diberikan
perusahaan bisa
sebagai alat untuk memotivasi pegawai agar bekerja dengan lebih baik. Kompensasi
merupakan komponen biaya yang besar bagi perusahaan. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian agar biaya yang dikeluarkan tidak sia-sia. Pemberian balas jasa disini meliputi
pembayaran insentif/gaji harus adil, layak, tepat waktu sesuai dengan peraturan yang
berlaku, dan memberikan kepuasan kepada semua pihak baik karyawan maupun atasan
atau pimpinan.

 Penilaian pegawai
Penilaian ini harus dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Penilaian kecakapan
adalah penilaian secara sistematis terhadap seorang pegawai oleh atasannya atau oleh
beberapa orang yang cakap, yang benar-benar menguasai tugas pegawai yang akan
dinilai. Hal-hal yang dinilai bagi manajer adalah :
- Knowledge (pengetahuan umum).
- Cooperation (kerja sama).
- Dependability (dapat dipercaya).
- Quality (kualitas hasil pekerjaan).
- Judgment (pemecahan masalah).
- Initiatives (inisiatif).
- Quantity of work (kualitas hasil pekerjaan).
- Leadership (kepemimpinan).
- Planning and organizing (perencanaan dan perorganisasian).
- Health (kesehatan).

 Pemberhentian pegawai
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dengan
suatu perusahaan. Pemberhentian karyawan disebabkan oleh keinginan perusahaan,
keinginan karyawan, kontrak kerja habis, peraturan perburuhan, pensiun, dan atau
meninggal dunia. Setiap karyawan yang berhenti selalu membawa biaya-biaya, seperti
biaya penarikan, seleksi, dan pelatihan yang merugikan perusahaan.
Labour turn-over (perputaran karyawan) adalah perbandingan antara masuk dan
berhentinya karyawan suatu perusahaan.
BAB V
PENGGERAKAN
 Pengertian
Actuating (penggerakan) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk
menggerakan, membimbing, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha organisasi.

 Tujuan penggerakan
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efsien.
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf.
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf.
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

 Fungsi penggerakan
1. Mengembangkan rasa tanggung jawab.
2. Pemberian komando.
3. Mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung.
4. Pemeliharaan moral dan disiplin.
5. Komunikasi.
6. Human Relation.
7. Leadership.
8. Pengembangan eksekutif.

 Faktor-Faktor Pendukung Fungsi Penggerakan


1. Manajer harus bekerja lebih produktif.
2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi,komunikasi,kepemimpinan dan
sosiologi.
3. Manajer harus mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungan.
4. Manajer harus bersikap obyektif.

 Teknik-Teknik Penggerakan yang Efektif


1. Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi
mengenai tujuan yang harus dicapai.
2. Commanding adalah menggerakkan orang lain dengan unsur paksaan.
3. Motivating adalah menggerakkan orang lain dengan terlebih dahulu
memberikan alasan-alasan mengapa hal itu harus dikerjakan.
4. Setiap orang harus menyadari, memahami serta menerima dengan baik
tujuan tersebut.
5. Pemimpin menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh
organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
6. Setiap orang harus mengerti struktur organisasi.
7. Menekankan pentingnya kerjasama tim dalam melaksanakan kegiatan.
8. Memperlakukan bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
9. Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap dan
teguran serta bimbingan kepada pegawai yang kurang mampu.

 Bentuk-bentuk motivasi
1. Kompensasi berbentuk uang.
2. Kompensasi berbentuk tunjangan/jaminan.
3. Penghargaan atau pengakuan atas suatu kinerja kerja.
4. Tantangan demi tantangan.
5. Tanggug jawab.
6. Pengembangan kemampuan (pendidikan/pelatihan).
7. Keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan.
8. Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari
tingkat bawah sampai tingkat atas.

 Dasar-dasar Penggerakkan
1. Sumbangan individu terhadap tujuan organisasi tergantung pada
komunikasi antara yang diarahkan dan yang mengarahkan.
2. Harmonisasi antara tujuan individu dengan tujuan organisasi.
3. Pengarahan harus efesien untuk mencapai tujuan.
4. Kesatuan perintah.
5. Teknik pengarahan yang tepat.
6. Komunikasi yang baik.
7. Memberikan informasi secara langsung.
BAB VI
PENGAWASAN
 Pengertian
Secara umum pengertian pengawasan adalah proses untuk menjamin segala kegiatan yang
dilaksanakan telah sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Lebih lengkapnya definisi
pengawasan adalah usaha yang disusun secara sistematis untuk menentukan acuan kerja pada
proses perencanaan sistem feedback informasi, mengkomarasi hasil kerja dengan acuan kerja,
menganalisis terjadinya penyimpangan, dan segera mengambil langkah perbaikan yang
dibutuhkan untuk keterjaminan penggunaan sumber daya organisasi/perusahaan secara efektif
dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
 Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas
rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
a. mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan.
b. menyarankan agar ditekan adanya pemborosan.
c. mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

 Dalam proses pengawasan harus ada :


a. Ada objek yang diawasi.
b. Ada aturan sebagai landasan dilakukan pengawasan.
c. Pihak atau personil pengawas.
d. Tindakan pengamatan.
 Fungsi Pengawasan dalam Manajemen
Aktivitas pengawasan memiliki fungsi dalam kegiatan manajemen. Pengertian fungsi
pengawasan pada dasarnya adalah untuk menilai, menganalisis, dan memberi rekomendasi serta
menyampaikan mengenai laporan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan dari sebuah
departemen atau organisasi/perusahaan yang sudah diteliti. Aktivitas ini juga termasuk ke dalam
fungsi kepemimpinan dalam organisasi. Secara lebih terperinci berikut fungsi pengawasan dalam
manajemen yang dapat diketahui:
1. Pengawasan menilai apakah setiap elemen/unit dalam organisasi menjalankan kebijakan
dan aturan yang sesuai dengan tugas masing-masing.
2. Untuk menilai surat maupun laporan apakah telah mendeskripsikan aktivitas yang aktual
dengan tepat dan teliti.
3. Sebagai penilai terkait pengontrolan aktivitas manajemen apa sudah memadai dan
dilaksanakan dengan efektif.
4. Menganalisis apakah aktivitas yang telah dikerjakan secara efektif meraih sasaran yang
ditentukan sebelumnya.
5. Meneliti apakah aktivitas dijalankan seefisien mungkin.
 Tujuan Pengawasan
Aktivitas pengawasan memiliki berbagai macam tujuan dalam manajemen organisasi,
diantaranya :
1. Menjamin keberjalanan pekerjaan sesuai dengan perencanaan, kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan.
2. Melakukan koordinasi antar aktivitas yang dilaksanakan.
3. Menghindari terjadinya penyalahgunaan dan pemborosan anggaran.
4. Melakukan penjaminan akan terwujudnya kepuasan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan (apabila perusahaan nirlaba).
5. Membangun kepercayaan konsumen/publik pada kepemimpinan
organisasi/perusahaan/pemerintahan.

 Jenis-Jenis Pengawasan
Pengawasan dibagi menjadi dua yaitu pengawasan internal dan eksternal. Pengertian
pengawasan internal yaitu kegiatan pengawasan yang dijalankan oleh badan pengawasan yang
ada di dalam organisasi yang bersangkutan. Kemudian pengawasan ekternal ialah pengawasan
yang dilaksanakan oleh unit pengawasan yang berada di lingkukan luar organisasi yang diawasi.
Berdasarkan dua tipe tersebut terdapat jenis jenis pengawasan yang perlu diketahui sebagai
berikut :
1. Preventif dan Represif
 Pengawasan preventif dilaksanakan sebelum suatu aktivitas maupun program dijalankan.
Pengawasan ini memiliki tujuan agar mencegah penyimpangan dalam suatu kegiatan.
Sebagai contoh pengawasan dalam perusahaan pada bidang keuangan terkait penyusunan
usulan anggaran, laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Pengawasan ini
dilaksanakan sebagai usaha menghindari adanya penyelewengan anggaran dalam
keberjalanan program yang akan merugikan perusahaan.
 Adapun pengawasan represif yaitu pengawasan yang dilaksanakan pada aktivitas setelah
aktvitas tersebut telah selesai dijalankan. Contohnya pengawasan yang dilakukan pada
akhir tahun anggaran baik pengawasan dana desa hingga anggaran nasional dimana dana
telah ditetapkan saat perencanaan kemudian telah dilaksanakan kegiatan hingga laporan
pertanggungjawabannya.
2. Aktif dan Pasif
 Pengawasan aktif disebut juga pengawasan dekat. Pengawasan ini dijalankan langsung di
lokasi kegiatan yang akan diawasi.
 Sedangkan pengawasan pasif dilakukan dari jarak jauh seperti pengawasan dengan
penelitian dan pengujian pada surat ataupun laporan hasil kegiatan yang disertai bukti-
bukti terkait dengan pelaksanakan kegiatan.
3. Pengawasan Kebenaran Formil
 Jenis pengawasan ini merupakan pengawasan menurut menurut hak (rechtimatigheid)
dan memeriksa kebenaran materiil terkait tujuan dilakukannya pengeluaran
(doelmatigheid).

Anda mungkin juga menyukai