PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan memerlukan
pengeluaran energi. Kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko terkemuka keempat kematian
global yang menyebabkan sekitar 3,2 juta kematian (World Health Organization, 2014). Secara
global 6% dari kematian dikaitkan dengan ketidakaktifan fisik diikuti tekanan darah tinggi
(13%), penggunaan tembakau (9%) dan kadar glukosa darah yang tinggi (6%). Ketidakaktifan
fisik merupakan penyebab utama sekitar 21-25% dari kanker payudara dan usus, 27% dari
diabetes dan 30% dari beban penyakit jantung iskemik (WHO, 2014). Di Indonesia, proporsi
aktifitas fisik tergolong kurang aktif secara umum adalah 26,1%. Di Jawa Tengah sebesar 20,5%
tergolong kurang aktif (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan.
Tingkat ketidakaktifan fisik mengalami peningkatan di seluruh dunia. Pada tahun 2008 secara
global 31% dari orang dewasa berusia 15 tahun ke atas tidak cukup aktif (laki-laki 28% dan
perempuan 34%). Di negara-negara berpenghasilan tinggi 41% pria dan 48% wanita kurang aktif
secara fisik dibandingkan dengan 18% pria dan 21% perempuan di negara-negara
berpenghasilan rendah. Tingkat aktivitas fisik yang rendah atau menurun sering sesuai dengan
produk nasional bruto yang tinggi atau meningkat. Penurunan aktivitas fisik karena kelambanan
selama waktu luang dan perilaku menetap pada pekerjaan dan di rumah. Peningkatan
penggunaan moda transportasi berkontribusi untuk ketidakaktifan fisik (WHO, 2014). Pada
tahun 2011-2012 tingkat aktivitas fisik cenderung menurun di usia tua dengan yang terendah di
antara orang- orang berusia 75 tahun ke atas rerata waktu yang dihabiskan dalam aktivitas fisik
adalah 20 menit per hari, dan hanya satu dari empat usia ini digolongkan sebagai cukup aktif
sesuai panduan (Australian Government Departement of Health, 2013). Glukosa darah
tinggi merupakan faktor risiko diabetes, penyakit jantung dan stroke (U.S. Departement of
Health and Human Services, 2008). Kenaikan glukosa darah menyebabkan kematian tertinggi
karena diabetes, sisanya 22% dari penyakit jantung iskemik dan 16% dari kematian akibat
stroke. 83% dari seluruh kematian terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah sampai
menengah (WHO, 2009)
B. Rumusan Masalaah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
Apakah terdapat pengaruh jalan santai terhadap perubahan kadar glukosa darah pada pra lansia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan “mengetahui pengaruh jalan santai terhadap perubahan kadar glukosa
darah pada pra lansia”.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Kepentingan Teoritis Memberikan informasi tentang pengaruh jalan santai terhadap
perubahan kadar glukosa darah.
2 Aspek Kepentingan Terapan Memberikan informasi mengenai pengaruh jalan santai terhadap
perubahan kadar glukosa darah pra lansia kepada pembuat kebijakan kesehatan masyarakat.
BAB 11
TEORI PERMASALAHAN
A .AKTIVITAS FISIK
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk
mengerjakannya. Sedangkan olah raga maktivitas fisik yang terencana dan terstruktur serta
melibatkan gerakan
jasmani .
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi
atau
pembakaran kalori .
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
kencing manis, dan lain-lain, berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional,
1) Ketahanan (endurance)
b) Lari ringan
c) Berenang, senam
d) Bermain tenis
2) Kelenturan (flexibility)
seperti:
d) Mengepel lantai.
3) Kekuatan (strength)
kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang
c) Membawa belanjaan
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
d) Bermain tenis
2) Kelenturan (flexibility)
Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu
seperti:
d) Mengepel lantai.
3) Kekuatan (strength)
kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang
kencing manis, dan lain-lain, berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional,
1) Ketahanan (endurance)
jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan
b) Lari ringan
c) Berenang, senam
d) Bermain tenis
2) Kelenturan (flexibility)
seperti:
a) Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau
d) Mengepel lantai.
3) Kekuatan (strength) Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu
kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang
c) Membawa belanjaan
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional,
1) Ketahanan (endurance)
jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan
b) Lari ringan
c) Berenang, senam
d) Bermain tenis
2) Kelenturan (flexibility)
seperti:
d) Mengepel lantai.
3) Kekuatan (strength)
kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang
c) Membawa belanjaan
d) Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness)
olahraga sedang untuk kesehatan jantung, 60 menit untuk mencegah kenaikan berat badan dan 90
menit untuk menurunkan berat badan ( Nurmalina, 2011)
tersebut:
a. Umur
bJenis kelamin
maka tubuh akan merasa mudah lelah, dan tidak ingin melakukan
aktivitas fisik.
dilakukan oleh remaja dengan berat badan yang normal. Hanya saja yang
membedakan ialah durasi dan frekuensi saat beraktivitas, remaja yang
TV lebih dari 1 jam, belajar sambil ngemil, maen komputer, tidur dalam
waktu yang lama. Kegiatan di luar ruangan tidak begitu disukai karena
cuaca di luar yang panas atau dingin sehingga terlalu banyak keluar
keringat dan mudah lelah. Aktivitas remaja tidak harus berupa program
bergerak aktif dapat menjadi cara yang tepat untuk membakar kalori dan
remaja yang aktif, maka orang tua harus menjadi contoh sebagai individu
yang aktif. Salah satu contoh mudah yang dapat dilakukan adalah dengan
remaja secara bergantian memilih aktivitas apa yang akan mereka lakukan
paru.
c.meningkatkan energi
f.menyenangkan
Akibat aktivas otot rangka yang di lakukan secara teratur dan terukur,maka memberi
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap fungsi organ tubuh lain ,selanjutnya
akan meningkatkan taraf kesehatan dan kebugaran.
a. Stroke
Adalah penyakit yang diderita seumur hidup,yang menyebabkan adanya kelainan di otak.
b.Diabetes
Adalah penyakit yang disebabkan gemar memakan makanan yang manis.penyakit ini
memicu tejadinya penyakit jantung dan ginjal.
c. Darah tinggi
Adalah penyakit yang dapat memicu penyakit jantung,store,hingga kerusakan pada ginjal.
Adalah tubuh yang berukuran kurang ideal akibat terlalu banyak nya lemak yang
bertumpukan pada tubuh.
e.osteoporosis
Adalah pengeroposan tulang yang lebih cepat akibat tubuh yang kurang gerak maupun
berolahraga.
g.mengurangi stress
i.meningkatkan energi
k.panjang umur
m.meningkatkan kinerja
n.menurunkan kolestrol
3.Manfaat olahraga
2.mengendalikan diabetes
4.menangkal obesitas
3.mengatasi stress
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan tentang peran guru dalam melaksanakan penjas
akdiktif .maka penulis dapat menyimpul kan hal sebagai berikut:
1.kemampuan motoric anak tunanetra pada dasarnya sama dengan anak-anak awas,tapi karena
keterbatasan visualnya mereka menjadi malas untuk bergerak dan pengalam ekplorasinya sangat
sedikit,sehingga kemampuan motoriknya tidak memperoleh rangsangan yang
maksimal.berdasarkan kondisi tersebut anak tunanetra membutuhkan penjas adiktif.
2.Pembelajaran penjas bagi siswa SLB tunanetra tidak sama dengan pembelajaran di sekolah
umum ,karena materi ,tujuan,lingkungan,evaluasi,dimodivikasi sehingga proses pembelajaran
yang dipersiapkan serta dilaksanakan sesuai dengan kondisi anak.
3.Peran guru menjadi factor yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran penjas
adiptif.para guru dalam pembelajaran penjas adiktif adalah sebagai n demonstraktor,pengelola
kelas ,fasilitator dan mediator,serta sebagai evaluator.
2.SARAN
Sesuai dengan tujuan dan manfaat yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini,penulis
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
A.Bagi Sekolah
1.menyiapkan perlengkapanuntuk pembelajaran olahraga
C.Bagi guru
1.Guru harus mempunyai keinginan untuk menambah wawasan sebagai upaya preendalaman
materi pendidikan jasmani