Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

DINAMIKA PANTAI

OLEH:

ASMA
R1A117004

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
1. TIPE – TIPE PANTAI

Secara sederhana, pantai dapat diklasifikasikan berdasarkan material


penyusunnya, yaitu menjadi:

a. Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk
yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras.

b. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat
dibedakan menjadi:

c. Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir.

d. Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai tersusun
oleh gravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.

e. Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di


daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis
pantai adalah mangrove, sehingga dapat disebut Pantai Mangrove.

Bila tipe-tipe pantai di atas kita lihat dari sudut pandang proses yang bekerja
membentuknya, maka pantai dapat dibedakan menjadi:

a. Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama melalui
proses erosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori ini adalah
pantai batu (rocky shore).

b. Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk terutama


kerena prose sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk kategori ini
adalah beach. Baik sandy beach maupun gravely beach.

c. Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena


aktifitas organisme tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk kategori
ini adalah pantai mangrove.

Kemudian, bila dilihat dari sudut morfologinya, pantai dapat dibedakan menjadi:
a. Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki tebing vertikal.
Keberadaan tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam kondisi
erosional. Tebing yang terbentuk dapat berupa tebing pada batuan induk,
maupun endapan pasir.

b. Pantai berlereng (non-cliffed coast), yaitu pantai dengan lereng pantai.


Pantai berlereng ini biasanya merupakan pantai pasir.

c. Sedimen pantai adalah material sedimen yang diendapkan di pantai.


Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen pantai dapat berkisar dari sedimen
berukuran butir lempung sampai gravel. Kemudian, berdasarkan pada tipe
sedimennya, pantai dapat diklasifikasikan menjadi:

d. Pantai gravel, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran gravel
(diameter butir > 2 mm).

e. Pantai pasir, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran pasir
(0,5 – 2 mm).

f. Pantai lumpur, bila pantai tersusun oleh endapan lumpur (material


berukuran lempung sampai lanau, diameter < 0,5 mm).

Klasifikasi tipe-tipe pantai berdasarkan pada sedimen penyusunnya itu juga


mencerminkan tingkat energi (gelombang dan atau arus) yang ada di lingkungan
pantai tersebut. Pantai gravel mencerminkan pantai dengan energi tinggi, sedang
pantai lumpur mencerminkan lingkungan berenergi rendah atau sangat rendah.
Pantai pasir menggambarkan kondisi energi menengah. Di Pulau Jawa, pantai
berenergi tinggi umumnya diojumpai di kawasan pantai selatan yang menghadap
ke Samudera Hindia, sedang pantai bernergi rendah umumnya di kawasan pantai
utara yang menghadap ke Laut Jawa.Daerah pantai yang masih mendapat
pengaruh air laut dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Beach (daerah pantai)

Yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat
dicapai oleh pasang naik dan pasang turun.

b. Shore line (garis pantai)

Jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara
daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.

c. Coast (pantai)

Daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh air
laut.

2. ANALISA SEDIMEN PANTAI

Sedimentasi merupakan salah satu proses yang terjadi disebabkan oleh


alam dan aktivitas manusia yang berujung pada pengendapan. Ilmu yang
mempelajari tentang sedimentasi ini dapat dibedakan menjadi sedimentologi
lingkungan, yaitu ilmu yang mempelajari lingkungan alam dihasilkan dari proses
alamiah serta sedimentologi sosial, yaitu ilmu yang mempelajari lingkungan alam
dihasilkan dari aktivitas manusia

Sedimentasi terjadi biasanya di kawasan pantai atau laut. Sebaran sedimen


pantai atau transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang
disebabkan oleh gelombang dan arus. Arus dan gelombang merupakan faktor
kekuatan utama transpor sedimen yang menentukan arah dan sebaran sedimen.
Kekuatan ini juga yang menyebabkan karakteristik sedimen berbeda sehingga
komponen dasar perairan tersusun oleh bermacam-macam sedimen. Morfologi
atau bentuk partikel sedimen mempengaruhi sebaran sedimen pada dasar perairan.
Hal ini disebabkan bentuk yang berbeda akan diendapkan pada jarak yang berbeda
dari sumbernya oleh kekuatan energi transportasi yang sama

Ada tiga kelompok populasi sedimen yaitu gravel (kerikil) terdiri dari
partikel tunggal seperti boulder, cobble dan pebble; sand (pasir) terdiri dari pasir
sangat kasar, kasar, medium, halus dan sangat halus; serta mud (lumpur) terdiri
dari clay dan slit (lihat Gambar 1). Ukuran butir partikel sedimen adalah salah
satu faktor yang mengontrol proses pengendapan sedimen di perairan, semakin
kecil ukuran butir semakin lama partikel tersebut dalam kolom air dan semakin
jauh diendapkan dari sumbernya, begitu juga sebaliknya

Gambar 1. Tipe sedimen pantai: A.Gravel(kerikil) B.Sand(pasir) C.Clay(lumpur)

Proses transpor populasi sedimen terbagi atas dua jenis muatan. Pertama,
muatan tersuspensi yang didalamnya mengandung kekuatan arus dari air atau
udara menyebarkan partikel-partikel sedimen halus seperti lanau, lempung dan
pasir, kemudian memindahkannya dalam aliran atau dengan kata lain partikel
tersebut berada dalam kolom air. Kedua, muatan pada lapisan dasar perairan
dalam bentuk suspensi kolom air seperti boulder, pebbles dan gravel ditranspor
sepanjang dasar perairan.

TRANSPOR SEDIMEN PANTAI


Transport sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang
disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen
dibedakan menjadi duamacam yaitu : Transpor menuju dan meninggalkan pantai
(Onshore ofshoretransport) yang mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis
pantai sedangkan transport sepanjang pantai (Longshore transport) mempunyai
arah rata-rata sejajar pantai. Di daerah lepas pantai biasanya hanya terjadi
transport menuju dan meninggalkan pantai, sedangkan didaerah dekat pantai
terjadi kedua jenis transport sedimen. Rumus angkutan sedimen sepanjang panati
menurut CERC (Coastal Engineering Research Center):

Dengan :

Qs : Angkutan sedimen sepanjang pantai (m3/hari)

P1 : Komponen fluks energy gelombang pada saat pecah (Nm/s/m)


Ρ : Rapat massa air laut (kg/m3)
Hb : Tinggi gelombang pecah (m)
Cb : Cepat rambat gelombang pecah (m/s)

ab : Sudut dating gelombang pecah

K, n : Konstanta
g : Percepatan gravitasi(m/s2)

CERC(1984) memberikan hubungan sebagai berikut:


Qs=1.290 P1
Dengan Qs mempunyai satuan m3/tahun. Apabila dikehendaki Qs dalam
m3/hari maka persamaan tersebut menjadi
Qs= 3,534 P1
Rumus CERC (dan rumus yang lain) memberikan transport sedimen total.
Distribusi transport sedimen pada lebar surf zone, dimana transport sedimen
terjadi, tidak dapat diketahui. Hal ini menyebabkan terbatasnya pemakaian rumus
tersebut pada pantai yang mempunyai groin yang pendek. Selain itu, rumus CERC
tidak memperhitungkan sifat-sifat sedimen dasr. Rumus tersebut diturunkan
untuk pantai yang terdiri dari pasir agak seragamdengan diameter rerata bervariasi
0.175 mm sampai 1 mm

Sumber :
Katib Anwar dkk, 2013, Analisis Sedimentasi Dan Alternatif Penanganannya Di
Pelabuhan Selat Baru Bekalis(061A), Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
https://pgsp.big.go.id/populasi-sedimen/ (Diakses tanggal 24 April 2020).

https://www.google.com/amp/s/younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/0
1/tipe-%25E2%2580%2593-tipe-pantai/amp/ (Di akses tanggal 24 April 2020).

Anda mungkin juga menyukai