HALAMAN 11 – 20
http://jurnal.unpad.ac.id/justin
Proses
ABSTRAK
Jagung (Zea mays) merupakan komoditas serealia yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Komponen utama jagung adalah
pati sekitar 70% dari bobot biji. Salah satu varietas jagung yang dapat digunakan dalam pembuatan sirup glukosa adalah
jagung hibrida Unpad. Sirup glukosa diproduksi menggunakan proses hidrolisis enzimatik, yang terdiri dari dua tahap yaitu
likuifikasi menggunakan enzim α-amilase dan sakarifikasi menggunakan campuran enzim glukoamilase dan pullunase. Tujuan
dari penelitian ini adalah menentukan karateristik sirup glukosa yang dihasilkan dari pati jagung dan menentukan besarnya
nilai KM dan V maks α-amilase dengan variasi konsentrasi substrat pada proses pembuatan sirup glukosa. Metode penelitian
yang digunakan pada penelitian utama adalah metode eksperimental yang dianalisis secara deskriptif, analisis dilanjutkan
dengan analisis regresi dan korelasi. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan konsentrasi pati jagung, yaitu 15%, 20%, 25%, 30%,
dan 35% (b/v) dengan 2 kali ulangan. Sirup glukosa dengan karakteristik terpilih dihasilkan pada konsentrasi substrat 35%
(b/v) yang memiliki karakteristik: kadar abu 0,2095%; kadar gula pereduksi 78,478%; kadar padatan terlarut 55,70ºBrix; dan
yield hidrolisis 96,7129%. Pada pemodelan enzimatik, nilai KM dan Vmaks enzim α-amilase yang dihasilkan berdasarkan model
Lineweaver-Burk pada proses hidrolisis pati jagung berturut-turut adalah 0,8574 g/g dan 1,331x10-3 g/g/menit.
11
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
amilase akan memotong ikatan α-1,4-glikosidik Alat-alat yang digunakan antara lain waterbath,
di bagian dalam pati (rantai amilosa dan oven blower, oven, centrifuge, rotary
amilopektin), sedangkan enzim glukoamilase evaporator, vacuum filter, magnetic stirrer, hot
dan pullunase akan memutus ikatan glikosidik plate, neraca analitik, termometer, pH meter,
α-1,6 pada polimer amilopektin yang tidak micropipet, kertas saring, incubator shaker,
mampu dilakukan oleh enzim α-amilase pada spektrofotometer, spatula, grinder, ayakan 100
tahap likuifikasi. mesh, desikator, krustang, ball pipet, pipet ukur,
labu ukur, beaker glass, gelas ukur,
Parameter dalam reaksi enzimatik salah erlenmeyer, corong kaca, buret, klem, baskom,
satunya adalah kecepatan reaksi hidrolisis, loyang alumunium, dan botol kaca.
yaitu penguraian atau reaksi katalisasi lain yang
disebut velocity (V). Kecepatan reaksi (V) yang 2.2. PEMBUATAN PATI JAGUNG
dikatalisis enzim meningkat dengan Pati jagung dibuat dengan metode penggilingan
bertambahnya konsentrasi substrat [S], hingga basah (BeMiller dan Whistler, 2009). Biji jagung
dicapai keadaan dimana penambahan dibersihkan kotoran dan kontaminan asing,
konsentrasi substrat [S] tidak lagi meningkatkan kemudian direndam dalam larutan Na2SO3
laju awal reaksi dan bila semua enzim dalam konsentrasi 0,20%(b/v) dengan perbandingan
keadaan jenuh oleh substrat [ES] maka laju 1:2. Perendaman dilakukan selama 48 jam
reaksi akan mencapai keadaan maksimum pada temperatur 50ºC. Biji jagung hasil
(Vmaks). Kondisi dimana V tidak dapat perendaman digiling kasar dengan
bertambah lagi dengan bertambahnya [S] penambahan air (1:1) menggunakan blender
disebut kecepatan maksimum (Vmaks). Vmaks kecepatan rendah selama 15 detik.
merupakan salah satu parameter kinetika
enzim. Hubungan antara konsentrasi substrat Lembaga dipisahkan dari pecahan kernel
dan kecepatan reaksi enzimatik dinyatakan jagung dengan cara pencucian (air : jagung;
sebagai KM (tetapan Michaelis-Menten). Nilai 4:1) dan pengapungan. Pecahan endosperm
KM merupakan konsentrasi substrat yang jagung digiling halus dalam blender kecepatan
dibutuhkan oleh suatu enzim agar tinggi selama 2 menit dengan penambahan air
menghasilkan kecepatan reaksi setengah dari (1 : 0,3). Bubur jagung disaring dengan kain
kecepatan maksimumnya (V0 = 1/2 Vmaks) saring untuk memisahkan ampas dan filtrat.
(Shuler dan Kargi, 2002). Pemisahan dilakukan dengan penambahan air
: jagung (6:1).
2. METODOLOGI
Filtrat didekantasi selama 12 jam, kemudian
2.1. BAHAN DAN ALAT bagian airnya dibuang sedangkan endapan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain biji (pati) dibilas kembali menggunakan NaOH 0,1
jagung hibrida Unpad, enzim α-amilase N dengan perbandingan NaOH : biji jagung
(Liquozyme Supra produksi Novozyme AS), (0,25:1). Setelah itu dilakukan pengadukan dan
dan campuran enzim glukoamilase dan sentrifugasi untuk memisahkan NaOH 0,1N.
pullunase (Dextrozyme DX 1.5X produksi Endapan dicuci dengan cara menambahkan air
Novozyme AS). Bahan-bahan yang digunakan (2:1). Proses pencucian diulang sebanyak 3
untuk analisis adalah aquades, Na2SO3 0,2%, kali. Pati dikeringkan menggunakan oven
NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N, larutan Luff Schoorl, dengan temperatur 50ºC ± 2ºC selama 6 jam
larutan Na2S2O3, HCl 2,5%, NaOH 4 N, hingga kadar air kurang dari 15%.
indikator amilum 1%, KI 30%, H2SO4 6 N,
indikator PP 1%, pereaksi DNS, dan larutan 2.3. LIKUIFIKASI PATI
glukosa. Suspensi pati jagung 15%, 20%, 25%, 30%,
dan 35% (b/v) dikondisikan pada pH 5,4 dengan
melakukan penambahan HCl 0,1 N. Hidrolisis
12
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
13
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
jumlah sedikit. Kandungan zat anorganik yang dicapai keadaan dimana penambahan
terdapat pada pati komersial umumnya terdiri konsentrasi substrat [S] tidak lagi meningkatkan
dari natrium, potassium, kalsium, dan laju awal reaksi dan bila semua enzim dalam
magnesium. keadaan jenuh oleh substrat [ES] maka laju
reaksi akan mencapai keadaan maksimum
0.35 (Shuler dan Kargi, 2002).
0.30
Kadar Abu (%)
0.25
90
14
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
15
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
0.12
akan semakin meningkat hingga konsentrasi 0.11
substrat 30% (b/v). Nilai DE yang dihasilkan 0.10
0.09
pada konsentrasi substrat 35% (b/v) sudah 0.08
tidak mengalami peningkatan. 0.07
0.06
0 20 40 60
Menurut Poedjiadi (1994), pada suatu batas
Waktu Hidrolisis (menit)
konsentrasi substrat tertentu, semua bagian
15% 20% 25%
aktif enzim telah dipenuhi oleh substrat atau
30% 35%
telah jenuh dengan substrat. Enzim α-amilase
16
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
Enzimatik (g/g/menit)
penyesuaian pH menggunakan larutan HCl 0,1 0.0004
Kecepatan Reaksi
N dan terjadi proses pemanasan hingga
0.0003
mencapai suhu 90ºC. HCl akan merusak ikatan
polisakarida dalam bahan dengan memotong 0.0002
secara acak molekul polisakarida menjadi
0.0001
bagian yang lebih kecil. Akibatnya, jumlah
polisakarida yang terhidrolisis lebih banyak dan 0
jumlah gula pereduksi dalam hidrolisat lebih 0 0.2 0.4
tinggi (Setiawan dan Sunarti, 2006). Konsentrasi Pati Jagung (g/mL)
Gambar 7. Hubungan antara Kecepatan
Gambar 6. menunjukkan bahwa semakin lama
Reaksi Enzimatik terhadap Konsentrasi Pati
waktu hidrolisis maka nilai DE yang dihasilkan
Jagung pada Proses Hidrolisis Pati Jagung
semakin besar dan pada waktu hidrolisis 40
menit, peningkatan nilai DE sangat kecil. Hal ini Gambar 7. menunjukkan bahwa kecepatan
disebabkan semakin lama waktu hidrolisis, reaksi hidrolisis meningkat tajam hingga
maka semakin banyak pati yang dipecah mencapai konsentrasi substrat 25% (b/v) (0,25
menjadi glukosa. Namun, semakin lama waktu g/mL), kemudian meningkat hingga konsentrasi
dan bertambahnya konsentrasi substrat substrat 35% (b/v) (0,35 g/mL) tetapi
menyebabkan yield glukosa yang dihasilkan peningkatannya sudah mengecil. Hal ini
menurun disebabkan kemampuan enzim untuk disebabkan enzim sudah dalam keadaan jenuh
mengubah pati menjadi glukosa semakin oleh substrat, sesuai dengan model Michaelis-
menurun (Jamilatun et al., 2004). Menten. Model ini menjelaskan pada
konsentrasi enzim tertentu, meningkatnya
Laju reaksi (v) yang didapatkan merupakan
konsentrasi substrat akan meningkatkan
kecepatan awal yang didapat pada konsentrasi
kecepatan reaksi sampai akhirnya terjadi
substrat dan enzim tertentu, kemudian produk
kejenuhan dimana kecepatan reaksi tidak naik
yang terbentuk dihubungkan dengan waktu
lagi (sudah jenuh). Sehingga Model Michelis-
hidrolisis. Slope awal dari hubungan antara
Menten sering disebut sebagai model kinetika
produk yang dihasilkan dengan waktu hidrolisis
jenuh (saturation kinetic).
merupakan kecepatan awal dari reaksi yang
dikatalisis oleh enzim dan konsentrasi substrat Beberapa pakar berusaha memperoleh
𝑑[𝑃] −𝑑[𝑆]
tertentu, sehingga 𝑣 = = . Selanjutnya hubungan kinetik tersebut dalam bentuk garis
𝑑𝑡 𝑑𝑡
konsentrasi substrat divariasikan dengan lurus. Tiga cara linearisasi klasik dari model
menggunakan konsentrasi enzim yang sama, Michaelis-Menten didasarkan pada hubungan
sehingga dihasilkan satu set data yang y=ax+b. Metode linearisasi yang digunakan
menghubungkan kecepatan reaksi (kecepatan adalah Double Reciprocal plot (Lineweaver-
awal, v) dengan konsentrasi substrat. Burk plot). Persamaan Lineweaver-Burk
merupakan kebalikan dari persamaan
Hubungan antara konsentrasi substrat pati Michaelis-Menten sehingga hubungan antara
jagung dengan kecepatan awal enzim (slope) laju reaksi enzim dan konsentrasi substrat akan
17
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
1 1
berubah menjadi dan . Persamaan ini maksimumnya (Vmaks). Sedangkan nilai KM
𝑉 [𝑆]
1 1 1 𝐾𝑀 1 1 yang besar menunjukkan bahwa enzim
menghubungkan 𝑉 dan [𝑆]: 𝑉 = 𝑉 . +𝑉 .
𝑚𝑎𝑘𝑠 [𝑆] 𝑚𝑎𝑘𝑠 tersebut memiliki afinitas yang rendah terhadap
1
Grafik hubungan antara 𝑉 sebagai sumbu y dan substrat (Hamilton et al., 1999).
1
[𝑆]
sebagai sumbu x dapat dilihat pada Gambar 3.8. VALIDASI NILAI KONSTANTA MICHAELIS-
8. MENTEN
Validasi nilai konstanta pada persamaan
Berdasarkan Gambar 8. terlihat bahwa kinetika Michaelis-Menten dilakukan untuk mengetahui
reaksi enzimatik dapat dimodelkan dengan baik nilai Vmaks dan KM yang didapatkan dapat
mengikuti model Michaelis-Menten, hal diaplikasikan pada proses hidrolisis pati jagung
tersebut dibuktikan dengan nilai R2 sebesar menjadi dekstrin menggunakan enzim α-
0,929. Persamaan regresi linier y = 644,02x + amilase.
751,11 dimasukkan ke dalam persamaan
Lineweaver-Burk
1
=𝑉
𝐾𝑀
.
1
+𝑉
1
, maka Validasi nilai Vmaks dan KM dilakukan terhadap
𝑉 𝑚𝑎𝑘𝑠 [𝑆] 𝑚𝑎𝑘𝑠
proses likuifikasi pati jagung dengan
diperoleh nilai KM = 0,8574 g/g and Vmaks =
konsentrasi suspensi pati jagung di luar
1,331x10-3 g/g/menit, sehingga persamaan
konsentrasi substrat yang menjadi perlakuan
1,331x10−3 [𝑆]
Michaelis-Menten menjadi 𝑉 = . namun masih berada dalam rentang 15%-35%
0,8574+[𝑆]
(b/v) dan dipilih secara acak, yaitu sebesar 22%
6000 dan 33% (b/v). Konsentrasi pati jagung yang
5000 digunakan dimasukkan ke dalam persamaan
1,331x10−3 [𝑆]
4000 Michaelis-Menten 𝑉= sehingga
0,8574+[𝑆]
1/V
18
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
19
EFRI MARDAWATI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 01. T AHUN 2019.
6. NOMENKLATUR
V Kecepatan reaksi enzimatis (g/g/menit)
20