Disusun oleh:
INKA RESKA DIANA FRESNKY
1810206057
Akut
Komplikasi :
Kardiovaskuler
Emboli paru Patofisiologi Dipsnea
Penyakit paru interstisial atau
alveolar
Gangguan dinding dada
Penyakit obstruksi paru
( emfisema, bronkitis, asma )
kecemasan
DYSPNEA
1. Pengertian
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan
napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan
pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar,
gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma),
kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
Sesak nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan
karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen
kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih
besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)
a. Dyspnea akut
b. Dyspnea kronis
2. Etiologi
a. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla)
sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
b. Kelainan neurologis primer
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke
saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti
gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuskular
yang terjadi pada pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
c. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit
pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
d. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan
dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi
pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan
mungkin menyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah
pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang
mendasar
e. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi lambung yang
bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah
beberapa kondisi lain yang menyebabkan gagal nafas.
3. Manifestasi Klinik
a. Batuk dan produksi skutum
Batuk adalah engeluaran udara secara paksa yang tiba – tiba dan biasanya tidak
disadari dengan suara yang mudah dikenali.
b. Dada berat
Dada berat umumnya disamakan dengan nyeri pada dada. Biasanya dada berat
diasosiasikan dengan serangan jantung. Akan tetapi, terdapat berbagai alasan lain
untuk dada berat. Dada berat diartikan sevagai perasaan yang bera dibagian dada.
Rata – rata orang juga mendeskripsikannya seperti ada seseorang yang memegang
jantungnya.
c. Mengi
Mengi merupakan sunyi pich yang tinggi saat bernapas. Bunyi ini muncul ktika
udara mengalir melewati saluran yang sempit. Mengi adalah tanda seseorang
mengalami kesulitan bernapas. Bunyi mengi jelas terdengar sat ekspirasi, namun
bisa juga terdengar saat inspirasi. Mengi umumnya muncul ketika saluran napas
menyempit atau adanya hambatan pada saluran napas yang besar atau pada
seseorag yang mengalami gangguan pita suara.
d. napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik
dimana masing masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah
gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun
fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah
terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema
dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara). Pasien mengalami toleransi
terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal
nafas akut biasanya paru-paru kembali ke asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur
paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan
memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul
kelelahan. Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi
obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak
di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera
kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia
mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi
lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan
tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan dengan efek yang dikeluarkan
atau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiod. Penemonia atau dengan
penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut (Brunner & Sudarth, 2001).
6. Komplikasi
Ketidakefektifan
bersihan jalan Edema, spasme bronkus, peningkatan sekret bronkus
nafas
Kompensasi
kardiovaskular Metabolisme
aerob
Hipertensi
pulmonal Produksi ATP
Lelah, lemah
Intoleransi Gangguan
aktivitas pola tidur
ASUHAN KEPERAWATAN RESUME II GERONTIK
PADA Tn. S DENGAN MASALAH SESAK NAFAS
DI WISMA D BPSTW KASONGAN BANTUL
YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR
Disusun oleh:
INKA RESKA DIANA FRENSKY
1810206057
Tujuan
status pernapasan: kepatenan Tujuan
jalan napas kebutuhan tidur Tujuan
perilaku patuh aktivitas yang
disarankan
Intervensi Intervensi
Manajemen Jalan Nafas Peningkatan tidur
Intervensi
Bantuan modifikasi diri
Implementasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
PENGKAJIAN INDIVIDU
FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK
1. Identitas Klien
Setelah dikaji Tn. S didapatkan skor 125 yang termasuk dalam kategori mandiri
Interpretasi hasil:
a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Kesimpulan: skor yang didapatkan dari hasil pengkajian Tn. S dari hasil skor salah 4-
5 termasuk dalam kategori “kerusakan intelektual ringan”.
b. Identifikasi Aspek Kognitif Dari Fungsi Mental dengan Menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
Tabel 1.2 Pengkajian MMSE (Mini Mental Status Exam)
Klien Ny. M
No Pertanyaan Jawaban Skor
Ya/Tidak
1. Apakah Pada dasarnya anda puas dengan kehidupan Ya 1
anda?
2. Apakah anda banyak meninggalkan banyak kegiatan atau Ya 0
minat dan kesenangan anda?
3. Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka? Tidak 1
4. Apakah anda merasa sering bosan? Tidak 1
5. Apakah anda memiliki semangat baik setiap saat? Ya 1
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Tidak 1
anda?
7. Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup Ya 1
anda?
8. Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Tidak 1
9. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah daripada pergi Tidak 1
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10. Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan Tidak 1
daya ingat anda dibandingan dengan kebanyakan orang?
11. Apakah anda fikir bahwa hidup anda sekarang ini Ya 1
menyenangkan?
12. Apakah anda merasa berharga? Ya 0
13. Apakah anda merasa penuh semangat? Ya 1
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Ya 1
harapan?
15. Apakah anda fikir orang lain lebih baik keadaanya dari Tidak 1
pada anda ?
Jumlah 13
Penilaian: Nilai 13 jika menjawab sesuai kunci berikut:
1. Tidak 9. Ya
2. Ya 10. Ya
3. Ya 11. Tidak
4. Ya 12. Ya
5. Tidak 13. Tidak
6. Ya 14. Ya
7. Tidak 15. Ya
8. Ya
Tn. S
1 2 3 4
Presespsi Terbatas penuh Sangat terbatas Agak terbatas Tidak
sensori terbatas
Kelembaban Lembab konstan Sangat lembab Kadang Jarang
lembab lembab
Aktifitas Di tempat tidur Di kursi Kadang jalan Jalan keluar
Mobilisasi Imobil penuh Sangat Kadang Tidak
Terbatas terbatas terbatas
Nutrisi Sangat jelek Tidak adekuat Adekuat Sempurna
Gerakan Masalah Masalah resiko Tidak ada Sempurna
/cubitan masalah
Total skor : 21 Kesimpulan: Dari hasil skoring total = 20, dapat dikatakan bahwa
Tn. S tidak memiliki resiko terkena dekubitus.
Keterangan:
Pasien dengan total nilai:
DO:
- RR= 25
3. DS: Kurang Ketidakefetifan
Tn. S mengatakan merasa batuk pengetahuan manajemen
dan terdapat dahak yang sulit tentang program kesehatan
keluar. terapeutik
Tn. S mengatakan tahu cara batuk
efektif tetapi tidak dilakukan oleh
Tn.S
Do:
Tn.S tampak batuk-batuk
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1 x 7 jam Manajemen Jalan Nafas (3140)
bersihan jalan klien mencapai status pernapasan: kepatenan jalan napas klien
nafas dengan kriteria hasil: a. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
berhubungan a. Frekuensi pernapasan (4-5) b. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan
dengan obstruksi b. Kemampuan untuk mengeluarkan sekret (2-3) batuk
jalan nafas; sekret c. Dipsnea saat istirahat (3-4) c. Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
yang tertahan d. Dipsnea dengan aktivitas ringan (3-4) d. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun
e. Batuk (3-4) atau tidak ada dan adanya suara tambahan
e. Kelola pengobatan aeroso, sebagaiman mestinya
f. Posisikan untuk meringankan sesak nafas
2. Ketifakefektifan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x7 Bantuan modifikasi diri ( 4470 )
manajemen jam klien mencapai perilaku patuh aktivitas yang disarankan a. Dorong pasien untuk mengkaji nilai-nilai dan
kesehatan klien dengan kriteria hasil: keyakinan pribadi serta kepuasan pasien terhadap hal
berhubungan tersebut
1. Membahas aktivitas rekomendasi dengan profesional
dengan kurang b. Bantu pasien untuk mengidentifikasi tujuan spesifik
kesehatan (3-4) untuk berubah
pengetahuan
2. Mengidentifikasi hambatan untuk melaksanakan c. Eksplorasi bersama pasienmengenai rintangan –
tentang program
teraupetik aktivitas fisik yang ditentukan (3-4) rintangan yang pontesial menghambatterhadap
3. Memantau tingkat pernapasan dilakukanya peerubahan perilaku
4. Menggunakan buku harian untuk memantau kemajuan d. Dorong pasien untuk terus melanjutkan pemasangan
dalam aktivitas fisik yang ditentukan (3-4) perilaku yang diinginkan dengan stimulasi yang ada,
sampai hal ini menjai kebbiasaan
5. Memodifikasi aktivitas fisik yang seperti diarahkan
oleh kesehatan profesional (3-4)
O:
- KU: composmentis
- Klien tampak lebih rileks setelah dilakukan relaksasi
nafas dalam
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 19 x/menit
A:
Masalah nyeri akut teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji nyeri klien
2. Berikan terapi tertawa
3. Monitor vital sign
Perawat
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. III. Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Doengoes, E. Marylinn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.III. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Beare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.
8. Vol. 3. Jakarta : EGC
LAMPIRAN melakukan
fungsi dengan
APAKAH BATUK baik
EFEKTIF? 2. Mengeluarkan
dahak atau
merupakan suatu sputum yang
ada disaluran
metode batuk dengan
pernafasan CARA
benar, dimana klien 3. Melatih klien
dapat menghemat agar terbiasa MELAKUKAN
melakukan cara BATUK EFEKTIF
energi sehingga tidak pernafasan
mudah lelah dan dengan baik
1. Anjurkan
dapat mengeluarkan klien untuk
dahak secara minum air
maksimal. hangat(agar
mudah
dalam
APA MANFAAT pengeluara
BATUK EFEKTIF? n sekresi)
1. Untuk 2. Tarik nafas
mengeluarkan dalam 4-5
sekret yang kali
menyumbat 3. Pada
jalan nafas tarikan
selanjutnya
nafas
2. Untuk ditahan
APA TUJUAN BATUK memperingan selama 1-2
EFEKTIF? keluhan saat
detik
terjadi sesak
1. Melatih otot- 4. Angkat
nafas pada
otot pernafasan penderita bahu dan
agar dapat jantung dada
dilonggarka
n serta
CARA
MENGURANGI
K
batukan GEJALA BATUK EFEK
dengan kuat
5. Lakukan 1. 1/2 buah TIF
jeruk nipis
empat kali diperas
setiap batuk kemudian
efektif, campurkan
dengan 1
frekuensi sendok makan
disesuaikan madu aduk
dengan sampai rata
kemudian
kebutuhan diminum
2. 1 buah jeruk
Disusun oleh:
nipis Inka Reska Diana
dipanggang Frensky
sebentar,kem
udian diperas
dan dicampur PROGRAM PROFESI
sedikit NERS
garam.kemudi FAKULTAS ILMU
an diminum KESEHATAN
UNIVERSITAS
‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
PERALATAN YANG 2019
DIPERLUKAN ?
1.Bantal
2.Sputum Port
3.air minum
hangat(air
putih)
TEKN
4.Tissue
IK
BATU